Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN SUMUR SP 16

Sumur SP 16 dianalisa dan dihitung untuk menentukan posisi zona prospek, parameter
– parameter petrofisik, dan kuantitas kandungan hidrokarbon pada sumur tersebut. Analisa
dan perhitungan dilakukan berdasarkan data parameter, nilai cut off, dan intepretasi log yang
telah tersedia.
Perhitungan dilakukan pada semua kedalaman dari setiap sumur dengan interval
kedalaman adalah 5 ft. Dari setiap interval 5 ft tersebut diperoleh semua data – data
parameter yang diperlukan untuk dimasukkan dalam perhitungan selanjutnya. Data – data
parameter tersebut adalah nilai – nilai dari semua log yang ada, yaitu resistivity tools berupa
LLD, LLS, dan MSFL, porosity tools berupad RHOB, NPHI, dan DT, dan untuk lithology
tools berupa CLI, SP, dan GR.
Untuk perhitungan parameter petrofisik dilakukan prosedur perhitungan sesuai dengan
perhitungan pada praktikum di bab 7. Perhitungan dilakukan menggunakan program excel.
Perhitungan dilakukan secara otomatis menggunakan input rumus yang telah sesuai untuk
dikumpulkan seluruh data dari setiap kedalaman. Data tersebut akan menghasilkan
kedalaman zona prospek, parameter – parameter petrofisik (berupa porositas, Vclay, Saturasi,
dan permeabilitas), dan nilai OOIP serta OGIP. Semua data tersebut diperlukan untuk
memperoleh penilaian formasi pada semua sumur. Sehingga sumur dapat dikatakan prospek
untuk diproduksi atau tidak berdasarkan perhitungan tersebut.
Parameter awal disesuaikan dengan data yang ada. Pada sumur SP 16 memiliki
kedalaman yaitu 5490 ft sampai 6120 ft dengan kedalaman 6541 ft hingga 5889 ft merupakan
shale breaker. Parameter SBL, Ts, BHT, densitas clay, densitas lumpur, Rm@Ts, Depth
BHT, GR min, GR max, SSP, Rclay diperoleh dengan cara menghitung data pada intepretasi
log dan case yang telah tersedia.
Parameter per kedalaman yang di masukkan pertama adalah kedalaman setiap formasi
dengan interval 5 ft. Dengan begitu akan diperoleh nilai Tf, Rm@Tf, SSP, dan Rw.
Selanjutnya dimasukkan nilai GR log sehingga diperoleh nilai Vclay GR. Selanjutnya
dimasukkan nilai SP log sehingga diperoleh nilai Vclay SP. Selanjutanya dimasukkan nilai
RHOB untuk memperoleh ΦD dan ΦDC. Selain itu diperlukan nilai ΦDClay yang diperoleh
dari nilai RHOB pada GRmax. Setelah itu dimasukkan nilai Nlog yang akan digunakan untuk
memperoleh ΦN, ΦNC, dan Φ*. Selain itu diperlukan nilai ΦNClay yang diperoleh dari nilai
NPHI pada GRmax. Selanjutnya dimasukkan nilai Rxo untuk memperoleh nilai Sxo, Shr, dan
Φ*c. Selanjutnya dimasukkan nilai Rt untuk memperoleh nilai Sw. Berdasarkan nilai Sw,
Vclay, dan Φ*c kami melakukan cut off untuk memilah zona – zona yang sekiranya prospek
mengandung hidrokarbon sesuai kriteria cut off yang telah ditetapkan. Selain itu juga
dilakukan perhitungan permeabilitas dari setiap interval menggunakan metode Willey Rose.
Berdasarkan prosedur perhitungan tersebut diperoleh posisi zona yang mengandung
hidrokarbon dan lolos dari cut off. Hidrokarbon yang dimaksud berupa minyak atau gas yang
telah ditentukan berdasarkan nilai resistivity nya. Jika resistivity besar maka zona tersebut
mengandung gas, sebaliknya jika resistivity rendah maka zona tersebut mengandung minyak.
Setelah dilakukan perhitungan, pada sumur SP 16 diperoleh :
 Porositas rata – rata minyak = 0.150
 Porositas rata – rata gas = 0.146
 Saturasi air rata – rata minyak = 0.51
 Saturasi air rata – rata gas = 0.502
 OOIP = 11332.53148 STB
 OGIP = 1411525927 SCF

Anda mungkin juga menyukai