“LUMUT KERAK”
Disusun Oleh :
Gilang A.J.S
XI-TITL 1
1. Pengantar
Pada tahun 1883, Gunung Krakatau yang terletak di
Pulau Krakatau meletus. Setelah itu, bagian pulau
yang tersisa tertutup oleh batu apung dan abu sampai
kedalaman mencapai rata-rata 30 meter.
Setahun setelah letusan, pulau itu hanya merupakan
'gurun' tanpa kehidupan tumbuhan. Kini, bila kita
melintasi Pulau Krakatau akan kita lihat sebuah
pulau dengan hutan yang sangat rindang. Terdapat
lebih dari 270 macam tumbuhan yang hidup subur di
dalamnya.
Bagaimana sebuah lahan yang semula gundul tanpa
kehidupan dapat berubah menjadi hutan yang sarat
dengan berbagai jenis mahluk hidup? Tentunya ada
mekanisme tertentu yang mampu merubah keadaan
tersebut. Perubahan tersebut pasti memakan waktu
yang cukup lama dan terjadi secara bertahap.
Permasalahannya, jenis tumbuhan apa yang pertama
kali mampu hidup pada lahan tandus tersebut?
Untuk tumbuh dengan baik pada umumnya tanaman
membutuhkan tanah yang subur yang mengandung
cukup unsur organik. Pada kasus gunung meletus,
hampir seluruh organisme yang ada mengalami
kepunahan. Setelah letusan, hanya tertinggal
bebatuan tanpa tanah. Awal pembentukan tanah
merupakan akibat adanya tumbuhan perintis.
Tumbuhan perintis adalah species yang tangguh,
mampu hidup pada lahan yang ekstrim atau kritis
seperti gurun, bebatuan dan daerah kutub. Contoh
tumbuhan perintis adalah "Lumut Kerak". Bila
melekat pada bebatuan, lumut kerak akan
mengeluarkan zat asam yang mengubah permukaan
batu menjadi lapisan lumpur. Jika keadaan
lingkungan tidak menguntungkan lumut kerak akan
mengurangi kegiatan hidupnya dengan membentuk
penebalan berupa selaput humus yang mengandung
zat organik.
Sisa dari species tersebut sesudah mati akan diurai,
memberi manfaat pada kesuburan tanah yang lambat
laun sampai pada titik yang mampu menopang
pertumbuhan species yang lebih tinggi, seperti perdu
dan pohon menahun.
Apabila daerah tersebut dibiarkan tidak terganggu, maka lambat laun
tempat tersebut akan membentuk ekosistem tertentu yang meliputi
berbagai macam komunitas. Proses pembentukan ekosistem seperti
di atas disebut "SUKSESI" dan tumbuhan yang pertama
mampu/dapat hidup dinamakan "Tumbuhan Perintis".
2. Pengertian
Lumut kerak adalah makhluk hidup yang tahan terhadap kekeringan dalam waktu yang lama.
Pada saat kekeringan dan tersengat matahari secara terus-menerus, lumut ini akan kering,
tetapi tidak mati. Pada saat turun hujan, lumut kerak tumbuh kembali. Ciri lain lumut ini
adalah pertumbuhan talusnya yang lambat. Dalam satu tahun, pertumbuhan talusnya kurang
dari 1 cm.
Lumut kerak tersusun atas lumut dan ganggang. Ganggang yang bersimbiosis mutualisme
dengan lumut disebut dengan gonidium. Ada yang bersel satu dan ada yang berkoloni.
Umumnya, gonidium ini adalah
ganggang biru (Cyanophyta), seperti Chroococcus dan Nostoc, tetapi ada juga yang
bersimbiosis dengan ganggang hijau (Chlorophyta), seperti Cystococcus dan Trentepohlia.
Dari simbiosis ini, jamur memperoleh makanan hasil fotosintesis ganggang karena ganggang
bersifat autotrof. Sementara itu, jamur yang heterotrof dapat menyediakan air, mineral, dan
melakukan pertukaran
gas serta melindungi ganggang. Selain itu, lumut kerak ini juga dapat mengikat nitrogen
udara.
2. Crustose
Bentuknya datar seperti kerak. Tumbuh pada
kulit batang pohon. Berbentuk seperti coret-coret
kecil dan pada batang kayu yang sudah mati.
3. Squamulose
Campuran bentuk kerak dan daun.
4. Fruticose
Thallus tegak mirip perdu. Tumbuh menempel
pada substrat oleh satu atau lebih akar. Beberapa
jenis dari lumut ini mempunyai kandungan
antibiotik dan anti kanker. Hidup bergelantungan
di udara, menempel pada pohon-pohon di
pegunungan.
2. Lapisan Gonidium
Merupakan lapisan yang mengandung ganggang
yang menghasilkan makanan dengan dengan
berfotosintesis.
3. Lapisan Empulur
Tersusun atas sel-sel jamur yang tidak rapat,
berfungsi untuk menyimpan persediaan air dan
tempat terjadinya perkembangbiakan. Pada
kelompok lumut kerak berdaun (feliose) dan perdu
(fruticose) memiliki korteks bawah yang
susunannya sama dengan korteks atas, tetapi
menghasilkan sel-sel tertentu untuk menempel
pada substirat atau dikenal sebagai rizoid.
Reproduksi Lumut Kerak Perkembangbiakan lumut kerak dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu vegetatif dan generatif.
1. Reproduksi Vegetatif
Dilakukan dengan cara fragmentasi soredium. Jika Soredium terlepas, kemudian terbawa
angin atau air dan tumbuh di tempat lain.
2. Reproduksi Genetatif
Reproduksi Generatif spora yang dihasilkan oleh askokarp atau basidiokarp, sesuai dengan
jenis jamurnya. Spora dapat tumbuh menjadi lumut kerak baru jika bertemu dengan jenis alga
yang sesuai. Sel-sel alga tidak dapat melakukan perkembangbiakan dengan meninggalkan
induknya, melainkan hanya dapat berbiak dengan membelah diri dalam tubuh lumut kerak.
Soredium adalah Sekelompok jalinan hifa yang menyelubungi sel- sel alga.
Jenis ustenea dasypoga dan usnea miseminensis dapat dijadikan obat karena
mengandung antikanker.
Jenis Roccella tinctoria digunakan sebagai bahan dasar lakmus.
Selain peran menguntungkan, ternyata lumut kerak juga dapat meruginan karena
mampu merusak batuan pada peninggalan sejarah seperti candi Borobudur dan candi-
candi lainnya.
Walaupun lumut kerak mampu hidup pada lingkungan ekstrim, tetapi lumut kerak sangat
peka terhadap polusi. Oleh sebab itu lumut kerak dapat dijadikan indikator pencemaran
udara, darat, hujan asam, logam berat, kebocoran radioaktif dan radiasi sinar. Ultra violet
sebagai akibat penurunan ozon. Lumut kerak sangat peka terhadap pencemaranpaling rendah
sekalipun. Jika pada suatu daerah tidak terdapat lumut kerak, memberikan petunjuk bahwa
daerah itu telah terkena pencemaran.
Sumber :
1. http://www.smanepus.sch.id/kumpulan%20materi/KUMPULAN%20MATERI/biologi/kls
%20x/mp_429/materi06.htm
2. http://www.hikmat.web.id/biologi-klas-x/pengertian-lumut-kerak-lichenes/
l