Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk yang mempunyai kemampuan
dalam beradaptasi dengan lingkungan, mempunyai tugas yang
urgent dalam melakukan proses perubahan dalam kehidupan.
1
Dosen Pengampu Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam Program Studi PGMI Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya Angkatan 2022.
2
Mahasiswa Program Studi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya
Angkatan 2022
1
Manusia sebagai khalifah Allah mempunyai tugas
menyeimbangkan kehidupan dunia dalam dinamika persoalan
hidup. Sebagai mahkluk sosial manusia tidak lepas hubungan
simbiosis mutualisme dengan mahkluk lain. Potensi yang
dimiliki oleh manusia sebagai fitrah, haus diberdayakan dan
dikembangkan melalui proses pendidikan dan
pengejawantahan dari potensi – potensi manusia. Potensi
manusia sangat penting bagi kebutuhannya dalam melakukan
aktifitas, jika potensi manusia secara fitrahnya tidak
dikembangkan, maka manusia akan kesulitan dalam menjalani
kehidupannya.
Metode Penelitian
2
sumber yang berupa buku, ensklopedi, kamus, jurnal, dokumen, majalah dan lain
sebagainya.3
3
Lihat: https://penelitianilmiah.com/penelitian-kepustakaan/ (diakses pada 9 September 2022)
3
Quran dan Hadits. Al Quran dan Hadits berfungsi sebagai petunjuk bagi umat
manusia termasuk petunjuk tentang ilmu pengetahuan.
Pengembangan Ilmu Pengetahuan Islam bergantung pada sistem
pendidikan yang lapang, termasuk pendidikaan formal dan informal yang
memungkinkan peningkatan dan transmisi pengetahuan dalam segala
bentuknya. Tentu saja, sistem pendidikan berdasar pada konsep pengetahuan
dan pendidikan islam tradisional. Ditekankan bahwa studi agama mencakup
semua bentuk pengetahuan lainnya.
Orang – orang islam melihat ada dua jalan yang terbuka bagi manusia
untuk memperoleh pengetahuan formal : yaitu melalui kebenaran yang
diwahyukan yang sesudah diwahyukan dipindahkan dari generasi kegenerasi
berikutnya dalam bentuk yang disebut “ilmu – ilmu pindahan” dan yang kedua
adalah pengetahuan yang diperoleh melalui kecerdasan atau akal yang diberi oleh
Tuhan kepada manusia.4
4
Hasan Langgulung, Asas – Asas Pendidikan Islam . (Jakarta: Pustaka Al-Husna,1988) h.106
4
Artinya :“Maha Suci Engkau. Kami tak ada ilmu kecuali Engkau telah
ajarkan kepada kami. Engkaulah Maha Tahu dan Maha Bijaksana” (Q.S Al
Baqarah :32)
Kata ilmu dalam ayat diatas ialah ilmu sebagai proses yaitu
bagaimana memperoleh pengetahuan. Perbincangan tentang ilmu sebagai
proses ini membuka perbincangan tentang sumber-sumber ilmu disamping
perbincangan tentang klasifikasi ilmu itu dalam filsafah Islam. Tetapi
perbincangan tentang klasifikasi ilmu itu di kalangan filosof-filosof
pendidikan adalah berkenaan dengan ilmu sebgai proses.
5
Mengikuti pemahaman Ibnu Khaldun, ia membagi ilmu menjadi dua
jenis yaitu Ilmu Naqliyah dan Ilmu 'Aqliyah.
6
Ilmu-ilmu yang termasuk fardu kifayah kemudian dibagi menjadi
ilmu-ilmu agama (syar'iyyah) yang diambil dari dan berkisar seputar sunnah
Allah dan Nabi Muhammad, seperti tafsir, hadits, fiqh, ushul fiqh, dll. Kedua,
ilmu non-agama (ghairu syar'iyyah) yang bersumber dari hasil nalar,
pengalaman dan eksperimen manusia, seperti kedokteran, matematika,
ekonomi, astronomi, dan lain-lain. Meski tampak seperti kategori, keduanya
memiliki hubungan dan hubungan.
Hubungan antara dua kategori, yaitu fardu 'ain dan fardu kifayah,
sangat jelas. Yang pertama mengungkapkan rahasianya. Being and Existence,
menjelaskan hubungan yang benar antara manusia dan Tuhan, dan
menjelaskan arti dari setiap pengetahuan dan tujuan hidup yang sebenarnya.
Kategorisasi pengetahuan ini mencerminkan adanya cara-cara yang diketahui.
7
2. Fardu Kifayah (The Rational, Intellectual and Philoshopical
Sciences):
Ilmu kemanusiaan, ilmu alam, ilmu terapan, ilmu teknologi,
perbandingan agama, kebudayaan barat, ilmu linguistic, dan sejarah.
1. Dimensi intelektual
2. Dimensi kultural
3. Dimensi nilai-nilai transendental
4. Dimensi keterampilan fisik
5. Dimensi pembinaan kepribadian manusia sendiri
5
Muslih Usa, Pendidikan Islam di Indonesia, (Yogyakarta: PT TIARA WACANA YOGYA
:1991), hal 100-106
9
immanen). Dalam masalah ini pendidikan islam akan terjerat pada
6
determinisme historik dan realisme praktis .
Perhatian besar Islam pada ilmu teknik dan praktis, serta keterampilan
merupakan salah satu dari tujuan pendidikan Islam. Penguasaan keterampilan
yang serba material ini merupakan tuntutan yang harus dilakukan dalam
rangka pelaksanaan amanah Allah SWT. Hal ini diindikasikan dengan
terdapatnya banyak nas yang mengisyaratkan setiap muslim untuk
mempelajari ilmu pengetahuan umum dan keterampilan. Hal ini dihukumi
sebagai fardhu kifayah.
1) Pelajaran yang tidak berkaitan dengan pandangan hidup tertentu (sains dan
teknologi)
2) Pemikiran–pemikiran yang berkaitan secara langsung dengan pandangan
hidup tertentu (tsaqofah)7
6
S.S. Husein and S.A. Ashraf, Crisis in Muslim Education (Hodder and Stoughton, King Abdul
Aziz University, Jeddah, 1979).
7
Prasetiadi S. Yan dan Ichsan Wahyu, Studi Islam paradigm Komprehensif
,(Bogor : Al-Azhar Press , 2014),hlm.263
10
Simpulan
Daftar Pustaka
11