Anda di halaman 1dari 13

536 Jurnal Pendidikan Sejarah Volume 5 Edisi 5 Tahun 2018

PERSATUAN PEMUDA TAMAN SISWA (PPTS) SEBAGAI KADER


PERJUANGAN TAMAN SISWA (1933-1962)
THE TAMAN SISWA YOUTH ASSOCIATION (TSYA) AS THE CADRE OF TAMAN
SISWA’S STRUGGLE (1933-1962)
Oleh: Siska Ristiana dan Dr. Dyah Kumalasari, M.Pd, FIS, UNY
ristianasiska@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui latar belakang berdirinya Persatuan Pemuda Taman
Siswa, (2) menjelaskan perbedaan PPTS masa kolonial dan setelah kemerdekaan, (3) menganalisis peranan
Persatuan Pemuda Taman Siswa dalam mendukung perjuangan Taman Siswa tahun 1933-1962. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian historis menurut Kuntowijoyo yang terdiri dari 5 tahap, yaitu: (1)
pemilihan topik, (2) heuristik, (3) verifikasi, (4) interpretasi, (5) historiografi. Latar belakang berdirinya
Persatuan Pemuda Taman Siswa (PPTS) berawal dari munculnya organisasi pemuda pelajar pasca Sumpah
Pemuda 28 Oktober 1928. PPTS dibutuhkan sebagai kader penerus perjuangan orang tua Taman Siswa.
PPTS mengalami dua periode berbeda dalam sejarah bangsa Indonesia, yaitu sebelum dan setelah
kemerdekaan. PPTS mempunyai peranan mewujudkan Tri Pusat Pendidikan Taman Siswa, serta sebagai
wadah penanaman jiwa merdeka pada murid Taman Siswa.

Kata Kunci: PPTS, Kader Perjuangan, Taman Siswa

ABSTRACT
The objectives of this study were: (1) to investigate the background of the establishment of Taman
Siswa Youth Association (TSYA), (2) to explain the differences between TSYA in colonial and post-
independence eras, (3) to analyze the role of TSYA supporting Taman Siswa’s struggle in 1933-2962. The
study used Kutowijoyo’s historical research method consisting of 5 stages, i.e.: (1) topic selection, (2)
source collection (heuristic), (3) source criticism (verification), (4) interpretation in the form of analyze and
synthesis, and (5) history writing (historiography). The background of establishment of TSYA originated
from the emergence of student youth organizations after the Youth Pledge on 28 October 1928. TSYA was
needed as the cadre for the successor of Taman Siswa parent’s struggle. TSYA experienced two different
periods of the history of the Indonesian nation, namely before and after the independence. TSYA had the
role of realizing Taman Siswa’s Three Education Centers and as forum for the inculcation of independent
spirit for Taman Siswa students.

Keywords: TSYA, Struggle Cadre, Taman Siswa


Persatuan Pemuda Taman…. (Siska Ristiana) 537

I. PENDAHULUAN Belanda. Hal tersebut pada akhirnya


Politik dualisme1 yang ditunjukkan menyadarkan Suwardi Soeryanigrat atau Ki
dalam pelaksanaan pendidikan Belanda Hajar Dewantara untuk segera mengambil
menimbulkan ketidakadilan antara anak-anak sikap guna memperjuangkan kemerdekaan,
Belanda dengan anak-anak pribumi. serta meningkatkan taraf pendidikan bangsa
Pendidikan di Indonesia sempat mengalami Indonesia. Ki Hajar Dewantara kemudian
perubahan ketika munculnya Politik Etis2 mendirikan National Onderwijs Institut
yang memberikan pengaruh di berbagai Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman
bidang. Sekolah-sekolah yang mulanya Siswa) pada tanggal 3 Juli 1922 di
diperuntukkan bagi orang Barat menjadi Yogyakarta.4
sekolah berorientasi Barat, sehingga anak- Taman Siswa mendapat sambutan yang
anak pribumi bisa masuk ke sekolah tersebut. luar biasa dari rakyat Indonesia, sehingga
Bahasa Belanda menjadi bahasa pengantar pada tahun 1923 dibentuk organisasi
menimbulkan tidak sedikit anak-anak Persatuan Taman Siswa.5 Selain organisasi
pribumi golongan menengah keatas untuk persatuan Taman Siswa, adapula organisasi-
menyekolahkan anaknya di Europe Lagere organisasi lain yang berada di lingkungan
School (E.L.S)3. Taman Siswa, yaitu Persatuan Pemuda
Anak-anak yang dididik di H.I.S Taman Siswa, Wanita Taman Siswa, Badan
kehilangan jiwa nasionalisme karena setiap Pembina Taman Siswa, dan Organisasi
hari membaca jenis-jenis tulisan berbahasa Bekas Murid Taman Siswa.6 Persatuan

1 3
Dualisme adalah ciri dominan dalam Europe Lagere School (ELS)
pendidikan di Hindia Belanda. Sekolah dibagi merupakan sekolah rendah bagi anak-anak
menjadi dua kategori, yaitu sekolah Belanda dan bangsa Eropa. Lihat, Ki Suwarjono, Ki Sakijan &
sekolah pribumi. Lihat, S. Nasution, Sejarah Ki Mujiono, Pendidikan Ketamansiswaan I,
Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT. Bumi (Yogyakarta: Total Media, 2009), hlm. 2.
Aksara, 2008), hlm. 24.
4
Ki Suwarjono, Ki Sakijan & Ki
2
Politik Etis merupakan gerakan Mujiono, Pendidikan Ketamansiswaan I, op.cit.,
perbaikan yang dilancarkan oleh kaum etis hlm. 17.
dengan slogannya yaitu irigasi, edukasi, dan
5
emigrasi. Salah satu tokohnya yang terkenal yaitu Ibid., hlm. 18.
van Deventer, penulis artikel berjudul “Hutang
6
Budi”. Lihat, Sartono Kartodirdjo, Pengatar Ki S. Mangoensarkoro, Rentjana
Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Oendang-Oendang Persatoean Taman Siswa.
Nasional (jilid 2), (Yogyakarta: Ombak, 2015), (Yogyakarta: Majelis Peroesahaan Kitab Taman
hlm. 38. Siswa, 1938), hlm. 42.
538 Jurnal Pendidikan Sejarah Volume 5 Edisi 5 Tahun 2018

Pemuda Taman Siswa atau sekarang disebut tahun 1933-1945 merupakan periode pemuda
dengan Persatuan Pelajar Tamansiswa Taman Siswa memiliki semangat berjuang
(PPTS) merupakan organisasi siswa yang mencapai kemerdekaan, tahun 1945-1962
berada di tingkat Taman Dewasa, Taman merupakan masa dimana PPTS berusaha
Madya, dan Taman Karya Madya. berhimpun kembali, namun mulai dimasuki
PPTS merupakan bagian dari oleh pengaruh partai politik yang berakhir
lingkungan Persatuan Taman Siswa yang dengan dibekukannya Pengurus Besar PPTS
turut memiliki peran penting dalam akibat Dekrit Pemimpin Umum.
menciptakan kader-kader penerus perjuangan
Taman Siswa. Anak-anak yang bersekolah di II. METODOLOGI PENELITIAN
perguruan Taman Siswa, dididik agar Metode penelitian sejarah yang
memiliki jiwa merdeka. Bangsa Indonesia digunakan peneliti yaitu metode penelitian
untuk mencapai kemerdekaan Indonesia sejarah menurut Kuntowijoyo. Menurut
harus dimulai dengan kemerdekaan diri Kuntowijoyo dalam penelitian sejarah terdiri
sendiri. PPTS mengalami dua periode yang dari 5 tahap penelitian, yaitu pemilihan topik,
berbeda dalam sejarah Indonesia, yaitu pengumpulan sumber (heuristik), verifikasi
sebelum dan setelah kemerdekaan. (kritik sejarah, keabsahan sumber),
Berdasarkan latar belakang yang telah interpretasi: analisis dan sintesis, dan
diuraikan, peneliti tertarik mengambil judul penulisan sejarah (historiografi).7
Persatuan Pemuda Taman Siswa (P.P.T.S) a. Pemilihan topik
Sebagai Kader Perjuangan Taman Siswa Tahap yang pertama yaitu pemilihan
(1933-1962). Pemilihan tahun 1933-1962 topik. Peneliti menggunakan batasan ruang
sebagai batasan periode penelitian karena dan waktu dalam pemilihan topik. Batasan
yang pertama, pada tahun 1933 menurut ruang yang digunakan yaitu di Yogyakarta.
AD/ART yang ditetapkan oleh Majelis Luhur Batasan waktu yang dipilih yaitu tahun 1933-
tahun 1968, PPTS didirikan pada tanggal 29 1962. Pemilihan topik dapat dilakukan
Juni 1933. Alasan yang kedua karena dalam berdasarkan kedekatan emosional.
periode tersebut PPTS mengalami dua Kedekatan emosional yang dimaksud pada
periode dalam sejarah perjuangannya yaitu penelitian ini, yaitu peneliti tertarik dengan

7
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah,
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013), hlm 89.
Persatuan Pemuda Taman…. (Siska Ristiana) 539

peranan Persatuan Pemuda Taman Siswa, Perpustakaan Pusat (UPT) Universitas


karena dibalik sosok Ki Hajar Dewantara Negeri Yogyakarta, Perpustakaan Fakultas
yang menjadi ikon perjuangan Taman Siswa Ilmu Sosial UNY, Laboratorium Sejarah
terdapat peranan para pelajar/pemuda yang UNY, Perpustakaan Umum Kota Magelang,
menjadi kader penerus perjuangan Taman dan Perpustakaan Daerah Grhatama Pustaka
Siswa. Yogyakarta.
Kedekatan intelektual didasarkan pada 1) Sumber Primer
kemampuan dan keahlian peneliti. Topik Sumber primer merupakan sumber
yang diambil disesuaikan dengan aspek yang menjadi acuan utama dalam penelitian.
pendidikan ditarik dari sisi sejarahnya. Selain Sumber primer dapat berupa pelaku sejarah,
itu peneliti juga telah banyak membaca buku-buku, arsip, koran, dokumen dan
referensi buku dan penelitian tentang Taman sebagainya tergantung cara memperolehnya
Siswa. Kebanyakan penelitian fokus pada langsung dari pihak yang terkait dengan
ajaran Taman Siswa, konsep pemikiran Ki penelitian. Sumber primer yang digunakan
Hajar Dewantara dan peneliti belum dalam penelitian ini yaitu.
menemukan penelitian tentang pelajar Wawancara:
Taman Siswa. Nama : Nyi Endang
Sunarsih, S.Pd
b. Pengumpulan sumber
Tempat, tanggal lahir : Ponorogo, 21 Juli
Berdasarkan urutan penyampaiannya, 1944
Umur : 74 tahun
sumber dibedakan menjadi sumber primer
Alamat : Tuntungan, UH. 3,
dan sekunder. Sumber primer disampaikan Umbulharjo, 1036,
Yogyakarta
langsung oleh pelaku sejarah atau sumber
Pekerjaan : - Pengurus PPTS
yang sezaman dengan peristiwa yang terjadi, tahun 1961-1964
- Staff Bidang Organisasi di Majelis Luhur
sedangkan sekunder tidak.
- Pembina pramuka di Taman Dewasa Ibu
Sumber yang digunakan dalam skripsi Pawiyatan (IP)
- Pamong Budi Pekerti di Taman Madya IP
berjudul “Persatuan Pemuda Taman Siswa
tahun 1998
(PPTS) Sebagai Kader Perjuangan Taman - Pamong Bimbingan Konseling dan Budi
Pekerti di Taman Karya Madya tahun 2011-
Siswa (1933-1962)” diperoleh dari berbagai
sekarang.
perpustakaan. Perpustakaan tersebut antara
Buku:
lain Perpustakaan Dewantara Kirti Griya,
Ki Nayono. TT. Damar Himpunan Catatan
Perpustakaan Taman Dewasa Jetis,
Kecil Ki Nayono Menyikapi Tabir
540 Jurnal Pendidikan Sejarah Volume 5 Edisi 5 Tahun 2018

Memori Lebih Setangan Abad Wawancara:


Sebagai Wong Tamansiswa
Nama : Murni Rahwinarto
Mengabdi Pada Perguruan,
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 25 Maret
Masyarakat, dan Pemerintah.
1959
Yogyakarta: N.D. Nugraha dan
Umur : 59 tahun
Keluarga.
Alamat : Nyutran, MG. 2,
1486, Yogyakarta
Artikel dari buku:
Pekerjaan : - Bergabung dengan
Taman Siswa tahun 1983
Sajoga. (1952). “Riwayat Perjuangan
- Pamong matematika di Taman Madya IP
Tamansiswa 1922-1952”. Dalam
- Panitera Majelis Ibu Pawiyatan Taman
Panitia Buku Peringatan Taman
Siswa
Siswa 30 tahun (Ed.). Taman Siswa
30 Tahun. Yogyakarta: Panitia Buku
Buku:
Peringatan Taman Siswa 30 Tahun,
Junaeri. (1978). Kedudukan dan Bimbingan
hlm. 211-215.
Persatuan Pemuda Taman Siswa
(PPTS). Yogyakarta: Majelis
Artikel dalam majalah:
Luhur Persatuan Taman Siswa.
Gadjah Mada. (September 1933).
Ki Bagyo Boentarsono, Ki Suhardjo & Ki
“Menjamboet P.P.T.S”. Poesara,
Sutopo. (2005). Pendidikan
III, No. 12, hlm. 180-182.
KeTamansiswaan Untuk Siswa
Taman Dewasa 1. Yogyakarta:
Ki Hajar Dewantara. (Mei 1950). “Pesanan
Majelis Luhur Persatuan Taman
K.H.D Kepada Kongres P.P.T.S”.
Siswa.
Poesara, XIII, No.1, hlm. 5-7.
_______. (2005). Pendidikan KeTaman
Arsip surat:
Siswaan Untuk Siswa Taman
Dewasa 2. Yogyakarta: Majelis
Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.
Luhur Persatuan Taman Siswa.
(1962). Selebaran Pernyataan
Pemimpin Umum dan Pengumuman
_______. (2005). Pendidikan KeTaman
Majelis Luhur No. 81/82 hal PPTS.
Siswaan Untuk Siswa Taman Dewasa
Yogyakarta.
3. Yogyakarta: Majelis Luhur
Persatuan Taman Siswa.
2) Sumber Sekunder
Sumber sekunder dalam bentuk lisan Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.
(1976). Pendidikan dan
tidak disampaikan langsung oleh pelaku
Pembangunan: 50 Tahun Taman Siswa.
sejarah, sedangkan dalam bentuk tulisan Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan
Taman Siswa.
tidak ditulis atau diterbitkan dalam kurun
waktu ketika peristiwa sejarah yang diteliti Panitia Buku Peringatan Taman Siswa 30
Tahun. (1980). Taman Siswa 30
terjadi. Sumber sekunder yang digunakan
Tahun. Yogyakarta: Panitia Buku
dalam skripsi ini yaitu. Peringatan Taman Siswa 30 Tahun.
Persatuan Pemuda Taman…. (Siska Ristiana) 541

Menurut peneliti buku ini merupakan


Artikel dari jurnal:
sumber yang otentik karena buku ini
Dyah Kumalasari, (September 2010). diterbitkan pada tahun yang sama dengan
“Konsep Pemikiran Ki Hajar
peristiwa sejarah yang terjadi, buku ini juga
Dewantara dalam Pendidikan Taman
Siswa (Tinjauan Humanis-Religius)”. ditulis dan diterbitkan langsung oleh bagian
Istoria, Vol. VIII, No.1, hlm. 47-59.
dari Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.
Tersedia dalam
https://scholar.google.co.id, diakses Fisik buku ini pun sesuai dengan tahun
pada 23 Juli 2018 pukul 13.15 WIB.
terbitnya. Sehingga buku ini dapat dijadikan
c. Verifikasi sebagai sumber primer.
Verifikasi ada dua macam yaitu 2) Kritik Intern
otentisitas atau keaslian sumber atau kritik Sedangkan kritik intern yang
ekstern dan kredibilitas atau kebiasaan dilakukan dengan membandingkan isi buku
dipercayai atau kritik intern8. yang digunakan dengan sumber lain untuk
1) Kritik Ekstern memastikan sumber yang digunakan dapat
Kritik eksternal ingin menguji otentitas dipercaya/relevan atau tidak. Kritik intern
suatu sumber agar diperoleh sumber yang yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini
sungguh-sungguh asli dan bukan tiruan atau adalah sebagai berikut:
palsu.9 Kritik eksternal yang dilakukan Buku berjudul Rentjana Oendang-
peneliti adalah sebagai berikut: Oendang Persatoean Taman Siswa yang
Buku berjudul Rentjana Oendang- ditulis oleh Ki S. Mangoensarkoro. Ki S.
Oendang Persatoean Taman Siswa yang Mangoensarkoro merupakan anggota Majelis
ditulis oleh Ki S. Mangoensarkoro, Luhur Persatuan Taman Siswa yang
merupakan buku yang diterbitkan pada tahun membuat rancangan konsep “Panca Dharma”
1938, oleh Majelis Peroesahaan Kitab Taman pada Konggres Taman Siswa tahun 1930.
Siswa. Buku ini berisi peraturan-peraturan Buku ini ditulis Ki S. Mangoensarkoro
Taman Siswa yang disajikan dalam bentuk sebagai dasar peraturan Taman Siswa yang
pasal-pasal. Dari segi fisik buku ini tergolong akan disempurnakan di kemudian hari. Dari
buku yang tipis, dan penulisannya masih segi isi buku ini sesuai dengan buku-buku
menggunakan ejaan lama. Taman Siswa lainnya. Berdasarkan latar

8 9
Kuntowijoyo, op.cit., hlm. 99. A. Daliman, Metode Penelitian
Sejarah, (Yogyakarta: Ombak, 2012), hlm. 67.
542 Jurnal Pendidikan Sejarah Volume 5 Edisi 5 Tahun 2018

belakang penulis dan isi, buku ini kredibel mengetahui perkembangan dan peranan
untuk digunakan sebagai sumber penelitian. Persatuan Pemuda Taman Siswa (PPTS)
sebagai kader perjuangan Taman Siswa
d. Interpretasi
(1933-1962).
Tahap selanjutnya yaitu interpretasi
data. Interpretasi merupakan tahap yang
III. PEMBAHASAN
dapat mengakibatkan subjektivitas penulis.
Pemuda Indonesia bangkit sekitar
Interpretasi data dapat dilakukan dengan
tujuh tahun setelah Budi Utomo didirikan
analisis yaitu menguraikan fakta-fakta yang
tahun 1908. Satiman bersama Kadarman dan
diperoleh, dan sintesis yaitu dengan
Sunardi membentuk perkumpulan pelajar
mengelompokkan data-data untuk menyusun
yang diberi nama Tri Koro Dharmo pada 7
sebuah konsep. Setelah melalui tahap
Maret 1915. TKD kemudian berubah nama
verifikasi, didapat data-data yang dianggap
menjadi Jong Java10. Dari Jong Java
otentik dan kredibel sebagai sumber
kemudian bermunculan perkumpulan
penulisan sejarah. Peneliti harus mampu
pemuda kedaerahan sepeti Jong Batak, Jong
menafsirkan fakta-fakta tersebut kedalam
Minahasa, Jong Celebes dan sebagainya.
sebuah tulisan sejarah dengan jujur sesuai
Perkumpulan pemuda tersebut
data yang diperoleh.
kemudian mengadakan Konggres Pemuda I
(30 April-2 Mei 1926) dan Konggres Pemuda
e. Penulisan
II (27-28 Oktober 1928). Pasca konggres
Penulisan sejarah harus kronologis.
dibentuk fusi perkumpulan pemuda yang
Peneliti membagi penulisan sejarah yang
diberi nama Indonesia Muda (IM). Meskipun
terdiri dari bagian pendahuluan, hasil
Indonesia Muda menjadi wadah fusi
penelitian yang berisi uraian dari data-data
organisasi-organisasi pemuda, namun masih
yang telah diinterpretasi. Hasil penelitian
banyak organisasi pemuda di luar Indonesia
disajikan dalam bentuk bab dan subbab yang
Muda. Hal tersebut dikarenakan Indonesia
saling berkaitan. Bagian terakhir yaitu
Muda tidak menjalankan politik dan hanya
kesimpulan dari bab-bab sebelumnya. Tujuan
penulisan penelitian ini yaitu untuk

10
Yayasan Gedung-gedung Bersejarah
Jakarta, 45 Tahun Sumpah Pemuda. (Jakarta: PT.
Gunung Agung, 1974), hlm. 34.
Persatuan Pemuda Taman…. (Siska Ristiana) 543

pemuda pelajar saja yang diperbolehkan (MKVTS).13 MKVTS berganti nama menjadi
menjadi anggota Indonesia Muda. Pemuda Taman Siswa (PTS) pada 7 Agustus
Organisasi di lingkungan sekolah yang 1931.
tidak bergabung dalam Indonesia Muda saat Kehadiran PPTS mendapat sambutan
itu yaitu Persatuan Pemuda Taman Siswa baik dari para orang tua14 Taman Siswa.
(PPTS).11 Keinginan membentuk organisasi Mereka merasa terbantu dalam
sudah nampak sejak tahun 1927, namun mengembangkan dan mewujudkan cita-cita
nama PPTS sendiri baru muncul pada 29 Juni Taman Siswa. Taman Siswa membutuhkan
193312. Beberapa anggota maupun tokoh seorang kader dalam memperjuangkan
Taman Siswa yang turut andil dalam Sumpah kemerdekaan untuk rakyat. “…para moedha
Pemuda menginspirasi dibentuknya PPTS. poenika ingkang badhe dados gegentosipoen
PPTS berasal dari Mulo Kweekschool kita para pinisepoeh….”15 PPTS merupakan
yang tergabung dalam kelompok Klaverblad kader Taman Siswa “…hakekat Taman
van Vieren yang dipimpin oleh Ki Soegondo Siswa sebagai lembaga perjuangan dimana
Kartoprojo dan kelompok Doodskop yang anggota-anggota PPTS ditempatkan sebagai
dipimpin oleh Ki Soendhoro Notodipoetro. keder-kadernya”16 untuk mempertahankan
Kedua kelompok pemuda tersebut kemudian Taman Siswa agar tetap berdiri di kemudian
dipersatukan oleh Sedya Kang Utama (SKU) hari.
yang diketuai oleh Soeroso dalam Mulo Pada tahun 1933 PPTS dimungkinkan
Kweekschool Vereniging Taman Siswa belum terbentuk secara organisatoris, karena

11
Ahmaddani G-Martha, Pemuda penulisan berikutnya karena menyesuaikan
Indonesia Dalam Dimensi Sejarah Perjuangan dengan asas kekeluargaan yang diterapkan dalam
Bangsa, (Jakarta: Indo-Media Communication, Taman Siswa.
1992), hlm. 133.
15
Para pemuda tersebut akan menjadi
12
Ahmaddani G-Martha, loc.cit. pengganti kita selaku orang tua. Disampaikan
oleh Ki Hajar Dewantara dalam rapat keluarga
13
Ki Nayono, “PPTS Sebagai tanggal 18/19 November 1936. Lihat dalam
Persemaian Kader Bangsa”, dalam Majelis Luhur Taman Siswa Kalijan P.P.T.S, (20
Persatuan Taman Siswa, Pendidikan dan November1936), Sedya Tama, hlm. 2.
Pembangunan: 50 Tahun Taman Siswa,
16
(Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Junaeri, Kedudukan dan Bimbingan
Siswa), hlm. 279. Persatuan Pemuda Taman Siswa (PPTS), dalam
sarasehan Setu Pahing: Pinisepuh, Anggota/Staf
14
Orang tua yang dimaksud yaitu para Majelis Luhur, pamong/Staf Ibu Pawiyatan TS
pamong dan pinisepuh Taman Siswa. Penulis dan pamong/Staf Sarjana Wiyata/Taman Guru
memilih menggunakan kata “orang tua” dalam Dewasa, tanggal 14 Oktober 1978, hlm. 7.
544 Jurnal Pendidikan Sejarah Volume 5 Edisi 5 Tahun 2018

tahun tersebut merupakan masa transisi.17 (Barisan Pemuda).20 Para pelajar sekolah
Keanggotaan PPTS saat itu hanya murid dari menengah diharuskan menggundul
Taman Guru dan Taman Dewasa. Semua kepalanya dan ditutup boshi (topi model
murid Taman Siswa secara otomatis menjadi tentara Jepang dengan huruf kanji). Pelajar
anggota PPTS, “Manawi saking pamanggih Taman Siswa dianjurkan untuk berkopyah
koela saben moerid Taman Siswa kedah hitam dengan lencana Taman Siswa dan
dados warga PPTS.”18 PPTS dalam rambut disisir rapi, aba-aba berbaris
perkembangannya ternyata bukan hanya menggunakan bahasa sendiri, adapula
berperan sebagai kader Taman Siswa Pencak Taiso (senam bergaya pencak silat)
kedalam melainkan sebagai kader pergerakan untuk mengimbangi olahraga ala Jepang.21
rakyat yang turut menentukan sejarah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan
perjuangan bangsa yang dilandasi asas-asas Indonesia 17 Agustus 1945 menjadi
Taman Siswa.19 kesempatan bagi PPTS untuk turut terjun ke
PPTS pada masa kolonial Belanda lapangan mewujudkan cita-cita Taman Siswa
lebih difokuskan dengan kegiatan khususnya dan Indonesia umumnya. PPTS
pengkaderan di dalam lingkungan sekolah. menyambut bahagia kemerdekaan Indonesia
Pada masa pendudukan Jepang, Taman dengan menyebarkan berita secara beranting.
Siswa menerapkan taktik “ngenthung”. Salah Mereka bergabung dengan pemuda rakyat
satu contohnya yaitu PPTS Taman Tani di lainnya memasang plakat-plakat dan
Kediri yang dipertahankan untuk hidup, membuat coretan slogan perjuangan. Tokoh-
walaupun terdapat larangan dari Jepang tidak tokoh pejuang Republik melucuti senjata
boleh ada organisasi pemuda selain keibodan Jepang di markas Kenpeitai (polisi militer
(Barisan Pembantu Polisi) dan seinendan Jepang) dibantu para pemuda dengan senjata

17 20
Sugeng Subagya, wawancara 18 April Ki Nayono, Damar Himpunan Catatan
2018. Kecil Ki Nayono Menyikapi Tabir Memori Lebih
Setangan Abad Sebagai Wong Tamansiswa
18
Menurut saya setiap murid Taman Mengabdi Pada Perguruan, Masyarakat, dan
Siswa harus menjadi anggota PPTS. Pemerintah, op.cit., hlm. 43.
Disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara dalam
rapat keluarga tanggal 18/19 November 1936. 21
Ki Nayono, “PPTS Sebagai
Lihat dalam Taman Siswa kalijan P.P.T.S, loc.cit. Persemaian Kader Bangsa”, op.cit., hlm. 280-
281.
19
Ki Nayono, loc.cit.
Persatuan Pemuda Taman…. (Siska Ristiana) 545

seadanya untuk menutup jalan menuju perdebatan yaitu mengenai perubahan


maskas Jepang tersebut.22 kepanjangan PPTS kembali menjadi
PPTS berusaha kembali mengatur Persatuan Pemuda Taman Siswa dan
organisasinya. Pada tahun 1947 disepakati pengangkatan kembali Sudarso K.A sebagai
nama PPTS kepanjangannya diubah menjadi Ketua PB PPTS. Konggres PPTS ini menjadi
Pemuda Pelajar Taman Siswa untuk konggres terakhir bagi PPTS dengan
menegaskan bahwa organisasi ini merupakan Pengurus Besarnya. PPTS kemudian
organisasi pelajar Taman Siswa dan bukan dibekukan oleh Nyi Hajar Dewantara melalui
onderbouw partai politik. PPTS baru “Dekrit Pemimpin Umum” tahun 1962.
mendapat kesempatan untuk berhimpun Taman Siswa menganggap bahwa
ketika situasi mulai stabil pada tahun 1950. pendidikan yang diperoleh anak bukan hanya
Pada acara penyusunan Majelis Luhur berasal dari sekolah, namun juga dari
periode 1956-1960 muncul tokoh-tokoh baru keluarga dan masyarakat. Ketiga pusat
yang berhaluan komunis, antara lain Suharjo, pendidikan tersebut atau dalam istilah Taman
Harun Alrasyid, Bisma Wignyaawijaya, Siswa disebut sistem “Tri Pusat Pendidikan”.
Abuwijaya, Hardjosutjipto dan Hersat Sistem Tri Pusat Pendidikan diwujudkan
Sudyana. Mereka menciptakan kader-kader dalam bentuk organisasi pemuda Taman
di cabang maupun pusat terutama murid- Siswa yaitu PPTS (Persatuan Pemuda Taman
murid Taman Guru. RBU tahun 1960 Siswa). Sistem Tri Pusat Pendidikan dalam
berjalan tidak tertib akibat kekacauan yang kegiatan PPTS disesuaikan dalam lingkup
dilakukan oleh golongan komunis dalam kecil organisasi ini.
Taman Siswa. Pusat pendidikan yang pertama yaitu
Kerusuhan yang terjadi pada RBU alam keluarga, penerapan konsep alam
Taman Siswa tahun 1960 ternyata masih keluarga dalam PPTS diwujudkan dengan
berlanjut hingga Konggres PPTS tahun menjunjung nama baik keluarga, berlaku
1961.23 Permasalahan yang menjadi bahan sopan, menaati peraturan, menghormati adat

22 23
Ki Nayono, Damar Himpunan Catatan Ki Bagyo Boentarsono, Ki Suhardjo &
Kecil Ki Nayono Menyikapi Tabir Memori Lebih Ki Sutopo, Pendidikan Ketamansiswaan Untuk
Setangan Abad Sebagai Wong Tamansiswa Siswa Taman Dewasa 3, (Yogyakarta: Majelis
Mengabdi Pada Perguruan, Masyarakat, dan Luhur Persatuan Taman Siswa, 2005), hlm. 40.
Pemerintah, op.cit., hlm. 46-47.
546 Jurnal Pendidikan Sejarah Volume 5 Edisi 5 Tahun 2018

istiadat, menjalankan perintah agama, organisasi melalui koperasi dan usaha dana
toleransi, rendah hati, tidak mudah lainnya, seperti halnya Taman Siswa yang
tersinggung dan suka bekerja keras.24 Pusat tidak mau menerima segala bantuan yang
pendidikan yang kedua yaitu alam perguruan bersifat mengikat. Hal tersebut menunjukkan
yang diwujudkan dengan kedudukan PPTS bahwa mereka memiliki jiwa merdeka,
sebagai murid dalam perguruan Taman hingga sempat beberapa kali PPTS
Siswa. PPTS bertugas membantu kegiatan mengalami masalah kesulitan dana, namun
akademik di sekolah. Pusat pendidikan yang segera mendapat bantuan dari Majelis Luhur
ketiga yaitu alam masyarakat diwujudkan Persatuan Taman Siswa.
dengan kedudukan PPTS sebagai sebuah
masyarakat kecil dalam lingkungan Taman IV. KESIMPULAN
Siswa. PPTS menjauhi pergaulan yang tidak Setelah Konggres Pemuda tahun
sehat di masyarakat dengan melakukan 1928 para pemuda sepakat untuk membentuk
kegiatan positif sebagai latihan fusi organisasi-organisasi pemuda bernama
mempersiapkan diri menjadi kader Indonesia Muda (IM), namun tak sedikit
pembangunan.25 agar mereka bukan hanya organisasi yang tidak bergabung dalam fusi.
mendapatkan pengetahuan tentang Persatuan Pemuda Taman Siswa (PPTS)
kehidupan rakyat namun turut terlibat merupakan salah satu organisasi pelajar
didalamnya.26 Taman Siswa yang tidak bergabung dalam
PPTS merupakan wadah penanaman IM. Keterlibatan beberapa tokoh Taman
jiwa merdeka bagi murid Taman Siswa. Siswa dalam pelaksanaan Konggres Pemuda
Mereka dibebaskan untuk mengadakan menjadi inspirasi para pemuda Taman Siswa
berbagai kegiatan untuk mengasah sikap untuk membentuk organisasi PPTS ini. PPTS
kepemimpinan, kebangsaan dan budi pekerti. menjadi kader perjuangan Taman Siswa
PPTS berusaha mendanai segala kegiatan untuk mewujudkan cita-cita Taman Siswa

24
H. Moesman Wiryosentono, Dyah Kumalasari, (September 2010),
26

Pembinaan PPTS dan Generasi Penerus dalam “Konsep Pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam
Berorganisasi, disampaikan dalam penataran Pendidikan Taman Siswa (Tinjauan Humanis-
pamong Taman Siswa Cabang Batuphat tanggal Religius)”, dalam Istoria, Vol. VIII, no.1, hlm.
12-15 Desember 1984, hlm. 11. 52. Tersedia dalam https://scholar.google.co.id,
diakses pada 23 Juli 2018 pukul 13.15 WIB.
25
H. Moesman Wiryosentono, op.cit.,
hlm. 12.
Persatuan Pemuda Taman…. (Siska Ristiana) 547

serta melestarikan nilai-nilai ajaran Taman Siswa sehingga memiliki keinginan untuk
Siswa. membentuk organisasi PPTS. Murid-murid
PPTS mengalami dua periode dalam Taman Siswa secara otomatis tergabung
sejarah perjuangan Indonesia, yaitu periode dalam PPTS, sehingga PPTS berperan dalam
sebelum dan setelah kemerdekaan Indonesia. mewadahi penanaman jiwa merdeka murid-
PPTS berada dalam masa kaderisasi. Setelah murid Taman Siswa.
kemerdekaan, PPTS mulai terjun ke medan
juang untuk mempertahankan kemerdekaan. V. DAFTAR PUSTAKA
Partai politik turut mempengaruhi Ahmaddani G-Martha. (1992). Pemuda
Indonesia Dalam Dimensi Sejarah
perkembangan PPTS. PKI berusaha
Perjuangan Bangsa. Jakarta: Indo-
menanamkan pahamnya dalam tubuh Taman Media Communication.
Siswa yang mengakibatkan Taman Siswa
Daliman, A. (2012). Metode Penelitian
terbagi menjadi dua kubu, kubu Taman Siswa Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
asli dan kubu komunis, sehingga PB PPTS
Dyah Kumalasari, (September 2010), “Konsep
dibekukan oleh Nyi Hajar Dewantara pada Pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam
Pendidikan Taman Siswa (Tinjauan
tahun 1962. Humanis-Religius)”, dalam Istoria, Vol.
VIII, no.1, hlm. 52. Tersedia dalam
PPTS menunjukkan perwujudan Tri
https://scholar.google.co.id, diakses pada
Pusat Pendidikan dengan nilai-nilai alam 23 Juli 2018 pukul 13.15 WIB.
keluarga yaitu kasih sayang, sikap toleransi, Ki Bagyo Boentarsono, Ki Suhardjo & Ki
menjaga nama baik keluarga dalam hal ini Sutopo. (2005). Pendidikan
KeTaman Siswaan Untuk Siswa
keluarga Taman Siswa dan sebagainya. Taman Dewasa 3. Yogyakarta:
Perwujudan alam perguruan ditunjukkan Majelis Luhur Persatuan Taman
Siswa.
dengan kedudukan PPTS dalam lingkungan
akademi Taman Siswa dan bertugas Ki Nayono. (1972). “PPTS Sebagai
Persemaian Kader Bangsa”.
membantu kegiatan akademik di sekolah. Dalam Majelis Luhur Persatuan
Alam ketiga atau alam masyarakat Taman Siswa (Ed.). Pendidikan
dan Pembangunan: 50 Tahun
ditunjukkan dengan kegiatan bermasyarakat. Taman Siswa. Yogyakarta:
PPTS juga memiliki peranan sebagai Majelis Luhur Persatuan Taman
Siswa, hlm. 280-287.
wadah penanaman jiwa merdeka. Jiwa
merdeka yang menjadi landasan. Jiwa
merdeka menjadi dasar para pelajar Taman
548 Jurnal Pendidikan Sejarah Volume 5 Edisi 5 Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai