Anda di halaman 1dari 8

LK. 2.

1 Eksplorasi Alternatif Solusi


Nama : Suci Khairida Putri
NIM : 22122299191

Masalah terpilih yang akan


No. Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
diselesaikan
1 Jenis Ketunaan: Tunadaksa Strategi pembelajaran yang 1. Kajian literatur (buku): 1. Strategi Project Based Learning
Kelas : III SD digunakan masih kurang tepat Misbach D (2012) hal 27-31. dengan seni papercraft
Mata Pelajaran: Seni Budaya dan belum berdampak pada Seluk-Beluk Tunadaksa dan Strategi Kekurangan:
kemajuan perkembangan Pembelajarannya: a. Perlu konsentrasi lebih
Pembelajaran yang motorik halus siswa. Siswa a. Pelayanan pendidikan yang diberikan pada anak b. Melibatkan banyak gerakan,
dilaksanakan belum mampu masih terlibat secara pasif tunadaksa sebaiknya melalui bermain sambil seperti menggunting, melipat,
meningkatkan kemampuan selama proses pembelajaran. belajar, metode yang seperti itu sebaiknya dan menempel sehingga anak
Selain itu, guru belum menggunakan strategi dan metode yang dinamis tidak fokus latihan pada salah
motorik halus siswa.
menerapkan pembelajaran dan bervariasi serta mendidik dalam mewujudkan satunya
Kemampuan motorik halus secara bertahap dengan etos yang baik dan benar. c. Perlunya kreatifitas yang
pada tangan siswa masih belum berbasis pada kemampuan b. Program pembelajaran yang berpusat pada tinggi
optimal, sehingga siswa masih awal siswa. kebutuhan anak, inklusif, holistik, meliputi d. Perlunya koordinasi antara
kesulitan dalam menempelkan seluruh aspek, dan kerjasama seluruh pihak yang tangan dan mata
kain atau kertas pada media terkait dengan anak (orangtua, pendidik, terapis)
datar seperti karton atau papan. sehingga penanganan bisa berlangsung secara Kelebihan:
integratif. a. Melatih konsentrasi anak
b. Melatih koordinasi mata
2. Kajian artikel: dengan tangan
Hengky Triwijaya, Wiwik Dwi Hastuti (2018) c. Melibatkan banyak gerakan,
Pengaruh Pembelajaran Seni Papercraft Terhadap seperti menggunting, melipat,
Kemampuan Motorik Halus Anak Tunadaksa: dan menempel
d. Menarik minat belajar siswa
a. Stimulasi pada anak dapat diberikan melalui
dengan kertas dan hiasan yang
bidang kemampuan seni melalui pembelajaran
warna warni
seni papercraft.
b. Pembelajaran seni papercraft menjadi salah satu
strategi untuk memanfaatkan kegiatan 2. Strategi Project Based Learning
menggunting, melipat dan menempel serta dengan seni kolase
Kekurangan:
memberikan pengalaman baru kepada anak dalam
a. Anak hanya melakukan satu
membuat sebuah hasil karya tiga dimensi.
aktivitas, yaitu menempel
c. Setiap rangkaian kegiatan saat membuat karya
b. Perlunya koordinasi antara
seni papercraft, anak menggerakkan setiap
tangan dan mata
komponen anggota gerak atas secara aktif mulai Kelebihan:
dari memfungsikan tulang, otot, dan sendi dari a. Meningkatkan kemampuan
ujung lengan sampai ujung jari serta pada aspek ketepatan
memanfaatkan potensi visual untuk menghasilkan b. Anak bisa fokus dengan hanya
pola gerakan yang lebih baik saat menggunting, melakukan satu aktivitas atau
melipat, dan menempel desain papercraft. gerakan, yaitu menempel
d. Pembelajaran bagi anak tunadaksa memerlukan c. Melatih koordinasi tangan dan
pengembangan untuk melatih kemampuan gerak mata
anak, sehingga anak dapat berkembang sesuai d. Menarik minat belajar siswa
dengan usia dan karakteristiknya. Pengembangan karna menggunakan hiasan
gerak motorik halus anak tunadaksa warna-warni
dikembangkan melalui pembelajaran seni
papercraft.

Mawaddah Warahmah Taufiq, Mustafa, Andi


Budiman (2022)
Pengaruh Aktivitas Kolase Terhadap Peningkatan
Kemampuan Motorik Halus Pada Siswa Cerebral
Palsy Type Spastik Hemiplegia Kelas VI Di SLB
Negeri 2 Jeneponto:
a. Kolase merupakan salah satu latihan yang dapat
menunjang pembelajaran bagi anak berkebutuhan
khusus.
b. Kolase dapat menjadi latihan kemampuan motorik
halus anak karena dalam melakukan aktivitas
kolase, anak dituntut untuk menggunakan bagian
tangan, jari-jari tangan, serta mengandalkan
koordinasi mata dan tangan.
c. Aktivitas kolase sebagai rangsangan untuk melatih
motorik halus pada siswa.
d. Kolase berkaitan dengan kegiatan menempel
potongan-potongan kertas atau material lain yang
membentuk sebuah desain atau rancangan yang
indah.
e. Kegiatan menempel atau kolase adalah
penyusunan berbagai bahan pada sehelai kertas
yang datar, dengan bahan berbagai bentuk kertas,
kain, bahan-bahanbertekstur dan benda-benda
menarik lainnya, bias dua dimensi atau tiga
dimensi. Kegiatan menempel ini menarik minat
anak-anak karena berkaitan dengan meletakkan
dan merekatkan sesuatu sesuka mereka.

3. Kajian wawancara:
Happy Ika Kurniawati, S.Pd
Wakasek Kurikulum di SLBN Negeri Marabahan:
a. Hendaknya guru menyusun perangkat
pembelajaran dengan teliti dan berfokus pada
kebutuhan siswa
b. Perlunya mengkaji ulang strategi pembelajaran
yang sudah digunakan
c. Teliti dalam memilih strategi pembelajaran yang
mampu mengakomodasi kebutuhan siswa

2 Jenis Ketunaan: Tunagrahita Belum adanya optimalisai 1. Kajian literatur (buku): 1. Media belajar multimedia
Ringan penggunaan media Ardhi Wijaya (2013) hal 133 - 145 interaktif
Kelas : IV SD pembelajaran yang benar- Teknik Mengajar Siswa Tunagrahita: Kekurangan:
Mata Pelajaran: IPA benar memfasilitasi kebutuhan a. Penggunaan multimedia interaktif pada anak a. Perlunya sarana dan prasarana
siswa dalam proses belajar. tunagrahita yang memadai
Tujuan pembelajaran sulit Guru menggunakan model b. Multimedia interaktif adalah berbagai jenis sarana b. Ada kemungkinan terjadinya
dicapai karena guru masih pembelajaran kontekstual yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan error seperti saat pemadaman
kesulitan memberikan dengan media cerita dari pengirim ke penerima sehingga dapat listrik atau kehilangan
pembelajaran pada peserta didik bergambar. Namun siswa merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan jaringan
yang masih memiliki masih kesulitan dalam minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
keterbatasan dalam mengolah mengolah informasi yang sehingga proses belajar terjadi dan bersifat saling Kelebihan:
informasi tentang bagian-bagian diperoleh. berkaitan dalam melakukan suatu aksi/aktivitas a. Memperjelas penyajian pesan
tumbuhan dan fungsinya melalui belajar. agar tidak terlalu verbalistis
media melalui cerita bergambar. c. Menggunakan media multimedia interaktif dalam b. Mengatasi keterbatasan ruang,
proses belajar mengajar agar dapat memperjelas waktu, dan daya indera
penyajian pesan, seperti konsep yang terlalu luas c. Objek yang terlalu besar bisa
dapat divisualisasikan delam bentuk film, film diganti dengan realoita
bingkai, gambar, dan lain-lain. gambar, film bingkai, film,
atau model.
2. Kajian artikel: d. Objek yang kecil dapat
Farah Nayla Maulidiyah (2020) dibantu dengan proyektor
Media Pembelajaran Multimedia Interaktif untuk mikro
Anak Tunagrahita Ringan: e. Gerak yang terlalu lambat atau
terlalau cepat, dapat dibantu
a. Multimedia merujuk pada berbagai kombinasi dari dengan timelapse atau high-
dua atau lebih format media yang terintegrasi speed photography
kedalam bentuk informasi atau program instruksi. f. Kejadian atau peristiwa yang
b. Karakteristik belajar anak tunagrahita salah terjadi pada masa lalu bisa
satunya adalah sukar berfikir dan cenderung ditampilkan lagi lewat
belajar melalui pengalaman secara kongkret, rekaman film, video, film
darisitu penggunaan media pembelajaran bingkai, foto maupun secara
multimedia interaktif sangat membantu mereka verbal
dalam menerima materri pembelajaran, juga untuk g. Objek yang terlalu kompleks
memudahkan guru dalam pengajarannya. dapat disajikan dengan model,
c. Menurut hasil penelitian beberapa jurnal, siswa diagram, dan lain-lain
yang menderita tunagrahita ringan dapat terbantu h. Konsep yang terlalu luas dapat
dengan adanya media pembelajaran interaktif, divisualkan
keberhasilan media interaktifnya dapat dilihat dari
segi designnya, dan penggunaan multimedia 2. Media belajar tiga dimensi
interaktifnya dapat meningkatkan keaktifan Kekurangan:
pemahaman siswanya. a. Pembuatannya membutuhkan
waktu cukup lama
Linda Sari (2019) b. Tidak bisa menjangkau
Model Pembelajaran Langsung Bermedia Tiga sasaran dalam jumlah yang
Dimensi Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Anak besar
Tunagrahita: c. Penyimpanannya memerlukan
a. Pemilihan media tiga dimensi selain dengan ruang yang besar
potensi visual anak , media ini juga membantu d. Perawatannya lumayan rumit
anak lebih cepat memahami pembelajaran.
b. Media pembelajaran tiga dimensi, yaitu media Kelebihan:
yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang a. Memberikan pengalaman
mana saja dan mempunyai dimensi panjang, secara langsung
lebar,dan tinggi/tebal. Media tiga dimensi juga b. Penyajian secara konkrit
dapat diartikan sekelompok media tanpa proyeksi c. Dapat menunjukkan obyek
yang penyajiannya secara visual tiga dimensi. secara utuh baik konstruksinya
Kelompok media ini dapat berwujud sebagai maupun cara kerjanya
benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat d. Dapat memperlihatkan
berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. struktur organisasi secara jelas
e. Dapat menunjukkan akar
3. Kajian wawancara: suatu proses secara jelas.
Happy Ika Kurniawati, S.Pd f. Meningkatkan rasa ingin tahu
Wakasek Kurikulum di SLBN Negeri Marabahan: siswa
Perlu adanya inovasi atau pergantian media ajar g. Menimbulkan pertanyaan
dengan media lain. Selain itu juga perlunya kajian yang akan membuat interaksi
ulang terhadap kebutuhan dan karakteristik siswa antara guru dan siswa
dalam pembelajaran. Ketika guru memahami pola
belajar anak tunagrahita yang dalam pembelajarannya
harus memaksimalkan visual dan auditorinya secara
imbang dengan bentuk media konkrit ataupun nyata,
maka seharusnya tujuan pembelajaran dapat dicapai
dengan baik.

3 Jenis Ketunaan: Tunagrahita Proses penyampaian materi 1. Kajian literatur (buku): 1. Media pembelajaran animasi
Ringan belum menggunakan media Nunung Apriyanto (2012) 93-95 Kekurangan:
Kelas : IV SD pembelajaran yang lebih Seluk-Beluk Tunagrahita & Strategi Pembelajarannya a. Proses pembuatan animasi
Mata Pelajaran: Progsus konkrit yang mampu (Media Pembelajaran Animasi Untuk Tunagrhaita): adalah sesuatu yang tidak
mengakomodasi kebutuhan a. Animasi adalah film yang merupakan hasil dari mudah
Guru masih kesulitan untuk belajar siswa. pengolahan gambar tangan sehingga menjadi b. Perlunya pengalaman dan
meningkatkan pemahaman Guru sudah menggunakan gambar yang bergerak. keahlian dalam membuat
kepada siswa tentang bahaya media gambar yang dicetak, b. Animasi digunakan untuk memberi gambaran animasi
listrik pada kehidupan sehari- namun siswa belum pergerakan bagi suatu objek. Membuat suatu c. Perlunya alat yang
hari. menunjukkan peningkatan objek yang tetap atau statis dapat bergerak dan mendukung dalam
pemahaman. kelihatan seolah-olah hidup. pembuatannya
c. Memungkinkan suatu visual yang lebih dinamik
serta menarik kepada penonton. Kelebihan:
a. Animasi mampu memaparkan
2. Kajian artikel: sesuatu yang rumit atau sulit
Abdul Aziz (2018) untuk dijelaskan dengan hanya
Pengaruh Video Animasi Terhadap Kemampuan Bina gambar atau kata-kata saja
Diri Anak Tunagrahita Ringan Pada Pembelajaran b. Bisa digunakan untuk
menjelaskan materi yang tidak
Bina Diri di SLB Tunas Kasih Surabaya:
bisa dilihat secara nyata
a. Sesuai dengan anak tunagarahita yang c. Dapat memvisualisasikan
kemampuan belajarnya menggunakan media materi yang ingin disampaikan
pembelajaran yang konkrit atau nyata dan untuk d. Dapat digunakan kapan saya
memanfaatkan teknologi modern dalam upaya
pengembangan pendidikan tentu saja sangat 2. Media edukatif busy board
dibutuhkan. Kekurangan:
b. Memanfaatkan teknologi perlu inovasi baru dalam a. Pembuatannya memerlukan
proses pembelajaran. Salah satunya menggunakan alat dan bahan yang lumayan
video pembelajaran yang menarik untuk anak. banyak
c. Video merupakan media pembelajaran yang b. Tampilannya bisa jadi kurang
menyajikan gambar dan suara sehingga nuansa menarik jika kurang bisa
dan sensi seperti keadaan nyata. membuatnya
d. Penggunaan video yang telah sesuaikan dengan
karaktristik anak sebagai media pembelajaran Kelebihan:
sangat tepat dalam pembelajaran. a. Meningkatkan konsentrasi
siswa
Firdaus, Samintang, Andi Khaerun Nisa, Muhammad b. Bahan yang digunakan
Fadlurrahman Imran, Muh. Ikhsan Rahmat, Shinta merupakan alat peraga konkrit
Dewi Sugiharti Tikson (2022) c. Mampu mendorong siswa
Permainan Edukatif Busy Board: Upaya Peningkatan lebih konsentrasi dan fokus
Kemampuan Motorik Halus Siswa Tunagrahita di dengan tools yang
SLB Negeri 1 Bone: menyenangkan dan edukatif
a. Busy Board merupakan papan stimulator motorik d. Digunakan sebagai stimulator
halus siswa tunagrahita yang terbagi dalam tiga dari materi yang disampaikan
kategori yaitu level easy, medium, dan hard. e. Selain meningkatkan
b. Busy Board hadir sebagai papan ajaib stimulator pemahaman busy board juga
untuk mengasah dan melatih kemampuan otot-otot mampu meningkatkan
kecil anak agar berkembang dengan baik. kemampuan motorik siswa
c. Penggunaan alat permainan edukatif Busy Board
untuk motorik halus anak telah teruji kevalidan
dan kepraktisannya serta layak digunakan sebagai
kegiatan pembelajaran kemampuan motorik halus
anak-anak .
d. Siswa tunagrahita masih dapat ditingkatkan
kemampuannya menggunakan alat peraga yang
tepat.
e. Permainan edukatif Busy Board menjadi sebuah
metode pembelajaran yang edukatif untuk siswa
berkebutuhan khusus yaitu tunagrahita.

3. Kajian wawancara:
Happy Ika Kurniawati, S.Pd
Wakasek Kurikulum di SLBN Negeri Marabahan:
Guru masih perlu berinovasi dan melakukan uji coba
metode dan media bagi peningkatan pemahaman
anak. Dalam hal ini terhadap kasus bahaya listrik
sehari-hari sebaiknya melalui media yang dapat
memvisualisasikan akibat atau bahaya dari listrik.
4 Jenis Ketunaan: Autis Guru belum menemukan 1. Kajian literatur (buku): 1. Metode multisensori
Kelas : III metode dan media Abiyu Mifzal (2012) hal 15-20 Kekurangan:
Mata Pelajaran: Matematika pembelajaran yang mampu Anak Autis Berprestasi Panduan Tepat Mendidik a. Perlu konsentrasi yang tinggi
menarik minat belajar dan Anak Autis: b. Perlu media yang mampu
Guru masih kesulitan untuk meningkatkan kemampuan a. Memahami memfasilitasi sensori semua
meningkatkan kemampuan siswa siswa. Guru sudah indera
yang masih pada tahap menggunakan metode belajar 2. Kajian artikel:
mengidentifikasi/menunjukkan kontekstual dengan media dari Rani Marienzi (2012) Kelebihan:
benda mana yang lebih banyak benda yang ada di sekitar. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep a. Melibatkan seluruh indera
atau sedikit. Namun belum Namun pemahaman siswa Angka Melalui Metode Multisensori Bagi Anak b. Mencakup seluruh modalitas
mampu pada tahap mengurutkan belum meningkat. rangsangan
Autis:
benda dari banyak ke sedikit atau c. Melatih kepekaan seluruh
sebaliknya. a. Metode multisensori adalah salah satu metode indra
pembelajaran yang melibatkan seluruh indera
yang ada pada anak dalam proses pembelajaran. 2. Media play dough
b. Metode multisensori merupakan salah satu metode Kekurangan:
pengajaran yang sering dikatakan mencakup a. Perlu keterampilan untuk
seluruh modalitas rangsangan yang secara teknis membuat adonannya
pelaksanaannya melibatkan seluruh sensori yang b. Adonan bisa jadi gagal dan
ada pada anak. tidak bisa dibentuk jika salah
c. Metode multisensori melibatkan dan
mengaktifkan seluruh sensori yang ada yaitu Kelebihan:
penglihatan, pendengaran, indera raba, dan a. Meningkatkan konsentrasi
gerakan-gerakan yang ada atau lebih dikenal siswa
dengan metode VAKT (visual, audio, kinestetik b. Bahan yang digunakan aman
dan taktil). bagi anak
d. Metode multisensori ini meliputi kegiatan- c. Merangsang seluruh indera
kegiatan yang membutuhkan konsentrasi yaitu, d. Memiliki banyak warna
melihat (visual), mendengarkan (audio), menulis sehingga bisa meningkatkan
di diatas kertas (kinestetik), menelusuri dan minat belajar siswa
meraba (taktil). e. Bisa menjadi media belajar
sambil bermain
Isnawati Ramadhani (2019)
Efektivitas Media Permainan Play Dough Kombinasi
Kartu Angka Untuk Meningkatkan Pemahaman
Bilangan Pada Anak Autis di Sekolah Bina Anggita
Yogyakarta:
a. Media play dough merupakan adonan mainan atau
plastisin mainan yang merupakan bentuk modern
dari mainan tanah liat.
b. Play dough bisa menjadi sebuah media
pembelajaran visual berbasis aktivitas akan tetapi
tetap diberikan muatan bermain didalamnya agar
anak tidak bosan dan dapat memahami makna dari
simbol bilangan tersebut
c. Media play dough ini disajikan berupa adonan
mainan atau pasir kinetik mainan yang terbuat dari
tepung tapioka sehingga aman untuk anak-anak.
Kemudian dibentuk menggunakan cetakan
sebagai mewakili konsep banyaknya benda.
d. Media play dough dibuat dengan beraneka warna
sehingga menarik minat anak.

3. Kajian wawancara:
Happy Ika Kurniawati, S.Pd
Wakasek Kurikulum di SLBN Negeri Marabahan:
Guru perlu melakukan pembenahan diri terhadap
peningkatan motivasi dalam mengajar siswa. Dan
meningkatkan pengembangan diri dengan membaca
ataupun mencaritau terhadap metode dan media bagi
pembelajaran siswa.

Anda mungkin juga menyukai