Anda di halaman 1dari 30

TUGAS RESUME

ORIENTASI AKADEMIK
MAHASISWA PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
KATEGORI II

SLB NEGERI MARABAHAN

Disusun Oleh
SUCI KHAIRIDA PUTRI, S.Pd
NIM 22122299191

BIDANG STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2022
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


MODUL PROFESIONAL
Judul Modul MODUL 1 Pendidikan Khusus
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Paradigma Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
2. Pendidikan Segregasi
3. Pendidikan Inklusif
4. Pendidikan Khusus Sebagai Ilmu dan Profesi
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah KB 1
dan definisi) di modul ini 1. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang
mengalami hambatan perkembangan, hambatan
belajar dan memiliki kebutuhan khusus dalam
pendidikan, yang diakibatkan oleh faktor internal dan
eksternal atau kombinasi dari keduanya, sehingga
diperlukan adaptasi dan modifikasi dalam
pembelajaran (tujuan, bahan, metode/media, dan
penilaian).
2. Anak berkebutuhan khusus temporer/sementara
(temporary special needs) yang disebabkan karena
factor eksternal adalah anak-anak yang mengalami
hambatan akibat dari faktor-faktor lingkungan.
3. Anak berkebutuhan khusus yang bersifat permanen
(permanently special needs) yang disebabkan karena
factor internal adalah anak-anak yang mengalami
hambatan dan kebutuhan khusus akibat dari kecacatan
tertentu.
4. pendidikan kebutuhan khusus (special needs
education) adalah disiplin ilmu yang membahas
tentang layanan pendidikan yang disesuiakan bagi
semua anak yang mengalami hambatan belajar dan
hambatan pekembangan akibat dari kebutuhan khusus
tertertu baik yang bersifat temporer maupun yang
besifat permanen.
5. kebutuhan khusus akan pendidikan (special
educational needs) adalah kebutuhan, hambatan
belajar dan hambatan perkembangan yang dialami
oleh seorang anak secara individual.
6. Landasan Pendidikan merupakan suatu gagasan,
keyakinan, prinsip yg dijadikan titik tolak atau pijakan
dalam rangka berpikir atau melakukan praktik
pendidikan.
7. Landasan filosofis pendidikan adalah nilai-nilai dan
keyakinan-keyakinan filosofis yang menjiwai,
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

mendasari dan memberikan identitas suatu sistem


pendidikan.
8. Landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan
dalam proses pendidikan yang membahas berbagai
informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya
serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek
pribadi manusia pada setiap tahapan usia
perkembangan tertentu untuk mengenali dan
menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia
perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan
proses pendidikan.
9. Landasan sosiologis pendidikan adalah suatu landasan
dalam proses pendidikan yang membahas manusia
pada dasarnya merupakan makhluk sosial dan
makhluk yang berbudaya.
10. Landasan Yuridis pendidikan adalah asumsi-asumsi
yang bersumber dari peraturan perundangan yang
berlaku, yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan.
KB 2
11. Pendidikan segregasi dalam konteks pendidikan
khusus adalah sekolah yang memisahkan anak
berkebutuhan khusus dari sistem persekolahan reguler.
12. Mengacu pada Permendiknas No. 32 tahun 2008
pendidikan khusus berupa layanan pendidikan
segregasi adalah sebutan untuk kelompok layanan
pendidikan pada tingkat pendidikan prasekolah, dasar
dan menengah yang menyelenggarakan pendidikan
jalur formal bagi peserta didik berkebutuhan khusus
karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual,
sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa.
13. Prinsip Individualisasi adalah prinsip yang meyakini
bahwa ABK memiliki kondisi dan kebutuhan yang
berbeda-beda sehingga tidak dapat disatukan dengan
peserta didik pada umumnya.
14. Prinsip Fungsionalisasi adalah prinsip yang meyakini
bahwa sebagian besar ABK tidak mampu mengikuti
tuntutan kurikulum sekolah regular pada umumnya,
karena itu perlu diberikan kurikulum khusus yang
lebih fungsional dengan menekankan pada aspek-
aspek pengetahuan dan keterampilan hidup yang kelak
dibutuhkan untuk memenuhi kemandirian ABK
15. Prinsip Fleksibilitas adalah prinsip yang menekankan
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

bahwa kurikulum yang digunakan bagi PDBK harus


bersifat fleksibel yang sewaktu-waktu dapat diubah
dan disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan
PDBK
16. Individualized Education Plan (IEP)merupakan
rencana pembelajaran yang diindividualkan, dibuat
oleh team multi disiplin, dengan assessmen
sebelumnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
anak
KB 3
17. Pendidikan inklusif adalah suatu ideologi, sistem atau
strategi dalam penyelenggaraan pendidikan, dimana
semua anak dari berbagai kondisi dapat mengikuti
pendidikan dalam suatu lingkungan pendidikan secara
bersama-sama, dengan suatu system layanan
pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi peserta
didik
18. Duplikasi kurikulum, yaitu peserta didik berkebutuhan
khusus menggunakan kurikulum yang sama dengan
peserta didik regular.
19. Modifikasi kurikulum, yaitu kurikulum untuk siswa
regular yang disesuaikan dengan
kebutuhan/kemampuan peserta didik berkebutuhan
khusus.
20. Substitusi kurikulum, yaitu beberapa bagian
kurikulum untuk anak-anak regular (anak rata-rata)
ditiadakan dan diganti dengan yang kurang lebih
setara
21. Omisi kurikulum, yaitu bagian kurikulum umum
untuk mata pelajaran tertentu ditiadakan total, karena
ketidakmampuan bagi peserta didik berkebutuhan
khusus untuk dapat berfikir setara dengan anak-anak
regular atau anak rata-rata
22. Model kurikulum regular penuh, yaitu model yang
mengikutkan peserta didik berkebutuhan khusus untuk
mengikuti kurikukum regular.
23. Model kurikulum dengan modifikasi, yaitu kurikulum
yang dimodifikasi oleh guru pada indicator (tujuan),
strategi (proses), materi dan penilaian, maupun pada
program tambahan lainnya, dengan tetap mengacu
pada kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus.
24. Model kurikukum PPI adalah kurikulum yang
disiapkan oleh tim (guru kelas, guru pendidikan
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

khusus, atau guru pembimbing khusus, kepala sekolah


orang tua, dan tim ahli lain yang terkait) pada program
pembelajaran individual pagi peserta didik
berkebutuhan khusus.
25. Ortopedagogik adalah ilmu pendidikan bagi anak
berkebutuhan khusus
KB 4
26. Pendidikan merupakan sebuah proses, bukan hanya
sekedar mengembangkan aspek intelektual semata
atau hanya sebagai transfer pengetahuan dari satu
orang ke orang lain saja, tapi juga sebagai proses
transformasi nilai dan pembentukan karakter dalam
segala aspeknya serta ketrampilan.
27. Pendidikan kebutuhan khusus (special needs
education) adalah disiplin ilmu yang membahas
tentang layanan pendidikan yang disesuiakan bagi
semua anak yang mengalami hambatan belajar dan
hambatan pekembangan akibat dari kebutuhan khusus
tertertu baik yang bersifat temporer maupun yang
besifat permanen.
28. Kebutuhan khusus akan pendidikan (special
educational needs) adalah kebutuhan, hambatan
belajar dan hambatan perkembangan yang dialami
oleh seorang anak secara individual.
29. Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan
sistematis, pengetahuan dari mana dapat disimpulkan
dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah umum.
(Nazir, 1988).
30. Objek material adalah bahan atau masalah yang
menjadi topik pembicaraan atau penyelidikan dari
suatu ilmu
31. Objek formal adalah sudut pandang atau tinjauan dari
penyelidikan ilmu tersebut
32. Metode Normatif, metode ini berkenaan dengan
konsep manusia yang ingin dicapai oleh pendidikan,
berkenaan dengan masalah nilai baik dan buruk
33. Metode Eksplanatori, berhubungan dengan kondisi
dan kekuatan yang membuat suatu proses pendidikan
menjadi berhasil
34. Metode Teknologis, bagaimana melakukan sesuatu
menuju keberhasilan pencapaian tujuan
35. Metode Deskriptif-Fenomenologis, menguraikan
kenyataan-kenyataan dalam pendidikan dan
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

mengklasifikasikannya
36. Metode Hermeneutis, memahami kenyataan
pendidikan yang konkrit dan historis untuk
menjelaskan makna dan struktur kegiatan pendidikan
37. Metode analisis Kritis (filosofis), menganalisi secara
kritis istilah-istilah, pernyataan-pernyataan, konsep-
konsep, dan teori yang digunakan dalam
pendidikanortopedagogik dapat diartikan sebagai
pendidikan yang bersifat meluruskan, memperbaiki,
menyembuhkan, atau menormalkan anak-anak
berkebutuhan khusus
38. Ilmu kedokteran adalah disiplin ilmu terapan yang
berakar pada ilmu-ilmu hayat (biological sciences)
39. Ilmu penunjang ortopedagogik adalah disiplin ilmu
yang memungkinkan untuk menjalani kerja sama
multidisipliner dengan ortopedagogik dakam
memecahkan masalah pendidikan anak luar biasa.
40. Fungsi preventif adalah upaya pencegahan agar tidak
muncul hambatan belajar dan hambatan
perkembangan akibat dari kebutuhan khusus tertentu
41. Fungsi intervensi pendidikan kebutuhan khusus adalah
upayamenangani anak agar dapat mencapai
perkembangan optimum sejalan dengan potensi yang
dimilikinya.
42. Kompensasi dalam kontek pendididikan kebutuhan
khusus diartikan sebagai upaya pendidikan untuk
menggantikan fungsi yang hilang atau mengalami
hambatan dengan fungsi yang lain
43. Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan
ilmu pengetahuan atau keterampilan khusus sehingga
orang yang memiliki pekerjaan tersebut harus
mengikuti pelatihan tertentu agar dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik.
44. Profesi pendidikan adalah satu kegiatan atau pekerjaan
sesuai keahliannya yang diberikan atau diajarkan
kepada peserta didik agar bisa berperan aktif dalam
hidupnya sekarang dan masa datang
45. Guru pendidikan khusus adalah tenaga pendidik yang
memenuhi kualifikasi akademik, kompetensi, dan
sertifikat pendidik bagi peserta didik yang memiliki
kelainan fisik,emosional, mental, intelektual, sosial,
dan/atau potensi kecerdasan dan bakat istimewa pada
satuan pendidikan khusus, satuan pendidikan
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

umum,dan/atau satuan pendidikan kejuruan.


46. Organisasi profesi adalah mitra yang saling
melengkapi antara tugas keprofesionalan ortopedagog
dan organisasi profesi

2 Daftar materi yang sulit 1. Pendidikan khusus sebagai sebuah ilmu dan profesi
dipahami di modul ini 2. Pelaksanaan pendidikan segregasi dan inklusif

3 Daftar materi yang sering 1. Pelaksanaan pendidikan segregasi di Indonesia


mengalami miskonsepsi 2. Pelaksanaan pendidikan inklusif di Indonesia
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


MODUL PROFESIONAL
Judul Modul MODUL 2 Pendidikan Bagi Anak Dengan Hambatan
Penglihatan
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Dasar Hambatan Penglihatan
2. Program Kebutuhan Khusus Braille dan Teknologi
Asistif
3. Program Kebutuhan Orientasi Mobilitas, Sosial dan
Komunikasi (OMSK)
4. Pembelajaran Bagi Anak dengan Hambatan
Penglihatan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah KB 1
dan definisi) di modul ini 1. Hambatan penglihatan adalah seseorang yang tidak
dapat mempergunakan penglihatannya untuk
pendidikan, sehingga untuk mengikuti pendidikan ia
memerlukan pendekatan dan metode khusus serta alat
bantu yang dimodifikasi ataupun alat bantu khusus
yang tidak digunakan oleh anak-anak awas.
2. Ditinjau dari segi sosial: hambatan penglihatan
adalah orang yang tidak sanggup ikut serta dalam
kehidupan yang dilakukan orang-orang awas pada
umumnya, karena tidak berfungsinya alat penglihatan
mereka tidak dapat melakukan pekerjaan sebagaimana
lazimnya yang dapat dilakukan oleh orang awas (tanpa
menggunakan alat bantu khusus).
3. Hambatan penglihatan Ringan (defective Vision),
yaitu mereka yang mengalami kekurangan daya
penglihatan ringan, seperti: rabun senja, juling, dan
myopia.
4. Hambatan penglihatan Setengah Berat (partially
sighted/low vision), yaitu mereka yang kehilangan
sebagian penglihatannya.
5. Hambatan penglihatan Berat (totally blind), yaitu
mereka yang sama sekali tidak dapat melihat atau
kemampuan melihatnya sangat parah, sehingga
masyarakat pada umumnya menyebut buta.
6. Assesmen akademik adalah penilaian yang dilakukan
terhadap diri anak dalam upaya mendapatkan
gambaran yang jelas dan lengkap tentang kemampuan
akademik anak sebagai anggota keluarga.
7. Asesmen keterampilan adalah penilaian yang
dilakukan terhadap diri anak dalam upaya
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

mendapatkan gambaran yang jelas tentang


keterampilan yang dimilikinya, terutama keterampilan
kegiatan kehidupan sehari-hari.
8. Rubella atau campak Jerman merupakan suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus yang berbahaya
dan sulit didiagnosis secara klinis.
9. Glaukoma merupakan suatu kondisi dimana terjadi
tekanan yang berlebihan pada bola mata.
10. Retinopati Diabetes merupakan kondisi yang
disebabkan oleh adanya gangguan dalam suplai/aliran
darah pada retina.
11. Retinoblastoma merupakan tumor ganas yang terjadi
pada retina, dan sering ditemukan pada anak-anak
KB 2
12. Grade Two Braille adalahSistem tulisan singkat
Braille
13. Reglet dan pen (slate and stylus) adalah alat tertua
yang dipergunakan untuk menulis Braille.
14. Mesin tik Braille (Braille writer atau Brailler) adalah
alat yang dipergunakan untuk menghasilkan tulisan
Braille dengan cara yang banyak persamaannya
dengan cara mesin tik biasa menghasilkan tulisan
awas
15. Printer Braille (yang juga dikenal dengan istilah
Braille embosser), mencetak data yang dikirim dari
computer
16. Tanda komposisi adalah tanda khusus yang tidak
terdapat dalam tulisan awas (tulisan biasa).
KB 3
17. Orientasi adalah proses penggunaan indera-indera
yang masih berfungsi untuk menetapkan posisi diri
dan hubungannya dengan objek-objek yang ada dalam
lingkungannya.
18. Citra tubuh (body image) adalah suatu kesadaran dan
pengetahuan tentang bagian tubuh, fungsi bagian-
bagian tubuh, nama bagian tubuh, dan hubungan
antara bagian tubuh yang satu dengan lainnya
19. Landmarks (ciri medan), Setiap benda, suara, bau,
suhu, atau petunjuk taktual yang mudah dikenali,
menetap, dan telah diketahui sebelumnya, serta
memiliki lokasi yang permanen dalam lingkungan.
20. Clue (petunjuk), Setiap rangsangan suara, bau,
perabaan, kinestetis, atau visual yang mempengaruhi
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

penginderaan yang dapat segera memberikan


informasi kepada siswa tentang informasi penting
untuk menentukan posisi dirinya atau sebagai garis
pengarah.
21. Indoor Numbering System (sistem penomoran di
dalam ruangan), Pola dan susunan nomor-nomor
ruangan di dalam suatu bangunan.
22. Outdoor Numbering System (sistem penomoran luar
ruangan), Pemahaman tentang sistem penomoran luar
ruangan di satu kota bagi seorang dengan hambatan
penglihatan dapat memberikan dasar untuk
mengembangkan metoda yang sistematik dalam
mengorientasikan dirinya dan menentukan tujuan
khusus, seperti nomor rumah atau bangunan, pada
jalan tertentu.
23. Measurement (pengukuran), Mengukur merupakan
suatu keterampilan untuk menentukan suatu dimensi
secara pasti atau kira-kira dari suatu benda atau ruang
dengan mempergunakan alat.
24. Compass Directions (arah-arah mata angin), Arah-
arah mata angin adalah arah-arah tertentu yang
ditentukan oleh medan magnetik dari bumi.
25. Self Familiarization (pengakraban diri) –
merupakan pelajaran khusus, sebagai upaya untuk
memadukan kelima komponen orientasi dan
menunjukkan saling keterhubungannya.
26. Mobilitas adalah bagaimana ia dapat melakukan gerak
dan berpindah dari posisi dirinya semula ke posisi
objek yang dikehendaki dengan selamat.
27. Bergerak dan berpindah dengan selamat artinya
pergerakan dan perpindahan menuju tujuan itu tanpa
mengalami bahaya dan mampu mengatasi rintangan
28. Bergerak dan berpindah efisien artinya tunanetra
dapat mencapi tujuan yang dikehendaki dengan waktu
yang terpendek, menggunakan tenaga sesuai dengan
yang dibutuhkan.
29. Bergerak dan berpindah dengan baik artinya gerakan
dan perpindahan dilakukan dengan lentur dan luwes
30. Teknik Orientasi dan Mobilitas merupakan suatu cara
yang digunakan dengan hambatan penglihatan untuk
mempermudah dirinya dalam melakukan perpindahan
dari satu tempat ke tempat yang lain.
31. Ketrampilan sosial merupakan keterampilan yang
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

berhubungan dengan aktifitas seseorang sehari-hari


baik dilakukan untuk dirinya maupun dilakukan untuk
orang lain dan lingkungannya
KB 4
32. Pembelajaran bagi anak dengan hambatan
penglihatan merupakan proses interaksi antara peserta
didik hambatan penglihatan dengan lingkungannya,
dan atau proses penciptaan sistem lingkungan yaitu
seperangkat peristiwa yang dirancang untuk
mendorong, menggiatkan, mendukung dan
memungkinkan terjadinya pembelajaran bagi anak
hambatan penglihatan, sehingga terjadi perubahan
perilaku anak dengan hambatan penglihatan ke arah
yang lebih baik.
33. Multi sensory approach, yaitu penggunaan semua alat
indera yang masih berfungsi secara menyeluruh untuk
mengenal suatu objek.
34. Duplikasi artinya mengambil seluruh materi dan
strategi pembelajaran bagi anak awas dan
menerapkannya ke dalam pembelajaran bagi anak
hambatan penglihatan tanpa melakukan perubahan
apapun baik berupa penambahan atau pengurangan.
35. Modifikasi yaitu sebagian atau keseluruhan materi,
media, prosedur dan strategi pembelajaran yang
digunakan bagi anak awas dimodifikasi sedemikian
rupa agar dapat diterapkan dalam pembelajaran bagi
anak dengan hambatan penglihatan.
36. Substitusi artinya mengganti materi, media, dan
strategi pembelajaran yang berlaku pada pembelajaran
bagi anak awas dengan materi, media dan strategi
yang sama sekali berbeda yang diperuntukkan bagi
pembelajaran anak hambatan penglihatan.
37. Omisi yaitu melakukan penghilangan materi tertentu
yang ada pada pembelajaran anak awas
38. Pengembangan konsep adalah proses penggunaan
informasi sensoris (sensory information) untuk
membentuk suatu gambaran ruang (space) dan
lingkungan (Juang Sunanto, 2003).
39. Strategi pembelajaran adalah pendayagunaan secara
tepat dan optimal dari semua komponen yang terlibat
dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan,
materi pelajaran, media, metode, siswa, guru,
lingkungan belajar dan evaluasi sehingga proses
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

pembelajaran tersebut berjalan dengan efektif dan


efisien

2 Daftar materi yang sulit 1. Huruf braille di modul tidak terbaca


dipahami di modul ini
3 Daftar materi yang sering 1. Kebutuhan Khusus Anak Dengan Hambatan
mengalami miskonsepsi penglihatan
2. Pelaksanaan Teknik-Teknik Bergerak dan Melawat
Mandiri
3. Teknik bepergian dengan tongkat
4. Keterampilan sosial dan komunikasi
5. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


MODUL PROFESIONAL
Judul Modul MODUL 3 Pendidikan Bagi Anak Dengan Hambatan
Pendengaran
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Dasar Hambatan Pendengaran
2. Pembelajaran Untuk Peserta Didik Hambatan
Pendengaran
3. Program Khusus PKPBI Untuk Peserta Didik
Hambatan Pendengaran
4. Program Khusus Bina Wicara dan Bina Isyarat Untuk
Peserta Didik Hambatan Pendengaran
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep KB 1
(istilah dan definisi) di 1. Ketunarunguan/hambatan pendengaran merupakan
modul ini suatu keadaan dimana individu mengalami kerusakan
pada indera pendengaran yang mengakibatkan
mengalami gangguan kemampuan dalam daya dengar,
yang meliputi seluruh gradasi baik ringan, sedang
sampai berat walaupun dengan atau tanpa alat bantu
dengar tetap mengalami kesulitan dalam percakapan
(berbahasa) sehingga membutuhkan layanan
pendidikan khusus untuk memaksimalkan kemampuan
yang ada sehingga mampu berinteraksi dengan
lingkungan sekitar.
2. Karakteristik tunarungu berarti sifat, tabiat yang
sering muncul secara konsisten dan teratur hingga
membentuk perilaku kebiasaan individu tunarungu
akibat dari ketunarunguan yang dialaminya.
3. Mild hearing losses atau ketunarunguan ringan: Daya
tangkap terhadap suara percakapan manusia
4. Moderate hearing losses atau ketunarunguan sedang:
daya tangkap terhadap suara percakapan manusia hanya
sebagian.
5. severe hearing lossesatau ketunarunguan berat : Daya
tangkap terhadap suara percakapan manusia tidak ada
6. Profound hearing losses atau ketunarunguan sangat
berat : daya tangkap terhadap suara percakapan
manusia tidak ada sama sekali.
7. Total hearing losses atau ketunarunguan total : daya
tangkap terhadap suara cakapan manusia tidak ada
sama sekali.
8. Tunarungu/Hambatan Pendengaran Pra Bahasa:
Mereka yang menjadi tunarungu sebelum dikuasainya
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

bahasa
9. Tunarungu/Hambatan Pendengaran Purna Bahasa:
Mereka yang menjadi tunarungu setelah menguasai
sesuatu bahasa
10. Tunarungu/hambatan pendengaran konduktif yaitu
kerusakan terjadi pada bagian telinga luar dan tengah,
sehingga menghambat bunyi-bunyian yang akan masuk
ke dalam telinga
11. Tunarungu/hambatan pendengaran sensoris yaitu:
kerusakan terjadi pada telinga bagian dalam sehingga
tidak dapat mendengar bunyi/suara
12. Tunarungu/hambatan pendengaran campuran yaitu:
kerusakan terjadi pada telinga luar, telinga tengah dan
telinga bagian dalam,dan merupakan kerusakan
gabungan pada bagian konduktif dan sensoris
KB 2
13. Metode Maternal Reflektif merupakan metode
pembelajaran bahasa bagi anak Tunarungu yang
menirukan cara seorang ibu mengajarkan bahasa
kepada anaknya yang belum berbahasasampai anak
mampu berbahasa dengan merefleksikan bahasa yang
dimiliki melalui kegiatan percakapan
14. Percakapan dari hati ke hati (Perdati) :percakapan
yang berlangsung secara spontan, dalam suasana santai,
rileks dan terjadi intersubyektifitas (dua hati
memikirkan obyek yang sama)
15. Perdati Murni/Bebas adalah ungkapan anak sendiri
yang disampaikan secara langsung dan spontan dalam
situasi yang di alami bersama. Perdati Melanjutkan
Informasi: biasanya percakapan lebih kepada
penyampaian informasi tentang suatu kejadian yang
aktual yang bersifat pengetahuan umum (conversation
in order to transmit some information)
16. Percakapan membaca ideovisual (Percami) adalah
proses kegiatan belajar mengajar membaca secara
global intuitif dengan mempercakapkan pengalaman,
ide, pendapat atau pikirannya yang tertuang dalam
bentuk kata, kelompok kata, kalimat atau bacaan
sederhana agar kemampuan bahasanya semakin
berkembang
17. Percakapan linguitik (Percali)adalah percakapan
tentang tata bahasa yang bertitik tolak dari bacaan
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

KB 3
18. PengembanganKomunikasiPersepsiBunyidanIrama
(PKPBI) merupakan pembinaan dalam penghayatan
bunyi yang dilakukan dengan sengaja atau tidak
sengaja, sehingga sisa-sisa pendengaran dan perasaan
vibrasi yang dimiliki peserta didik tunarungu/hambatan
pendengaran-peserta didik tunarungu/hambatan
pendengaran tunarungu dapat dipergunakan sebaik-
baiknya untuk berintegrasi dengan dunia sekelilingnya
yang penuh bunyi (Subarto: 1993:66)
19. Metode bermain: suatu kegiatan yang sukar dipisahkan
dari masa ke peserta didik tunarungu/hambatan
pendengaran
20. Metode pemberian tugas adalah suatu kegiatan
melakukan tugas berdasarkan arahan/petunjuk dariguru
21. Metode demonstrasi adalah metode dimana peserta
didik tunarungu/hambatan pendengaran dalam
pelaksanaan PKPBI diminta menirukan atau
mencontohgerakan dari guru
22. Deteksi bunyi yaitu peserta didik tunarungu/hambatan
pendengaran menyadari adanya bunyi-bunyian latar
belakang, bunyi suara manusia, dan bunyi suarabinatang
secara terporgram
23. Diskriminasi bunyi yaitu peserta didik
tunarungu/hambatan pendengarandapat membedakan
dua macam sumber bunyi atau lebih yang berbeda
timbrenya secara terprogram
24. Identifikasi bunyi yaitu peserta didik
tunarungu/hambatan pendengaran dapat menyebutkan
ciri-ciri dari bunyi-bunyi tertentu dan mampu
mengenali bunyi-bunyi yang diperdengarkan baik
melalui alat musik atau melalui suara manusia secara
terprogram
25. Komprehensi bunyi yaitu peserta didik
tunarungu/hambatan pendengaran dapat memahami dan
melakukan perintah sesuai bunyi yang diperdengarkan.
KB 4
26. Wicara merupakan suatu perilaku manusia yang
bersifat individual, berlandaskan pada pikiran dan
perasaan, yang kemudian diekspresikan melalui sistem
bunyi bahasa dengan menggunakan alat-alat artikulasi
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

27. Pembelajaran wicara adalah suatu upaya sistematis


untuk melakukan tindakan belajar mengajar bicara, yang
dalam prakteknya merupakan serangkaian usaha untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik
tunarungu/hambatan pendengaran terhadap
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimilikinya
dengan mengekspresikan pikiran, gagasan, dan
perasaannya dengan cara berbicara. (Nugroho, 2004)
28. Isyarat konseptual yaitu: satu isyarat melambangkan
satu konsep, dalam isyarat konseptual tidak terdapat
imbuhan dan bentukan, urutan kata tidak sama dengan
bahasa lisan
29. Isyarat structural yaitu satu isyarat melambangkan satu
kata, dalam isyarat structural terdapat isyarat imbuhan
dan bentukan, system isyarat harus sama dengan bahasa
lisan
30. Isyarat pokok ialahi syarat yang melambangkan kata
atau konsep dan bilangan
31. Isyarat bentukan yaitu gabungan isyarat pokok dan
isyarat tambahan, mengulang isyarat pokok, atau
menggabungkan dua isyarat pokok atau lebih

2 Daftar materi yang sulit 1. Keterampilan dalam mengimplementasikan Langkah-


dipahami di modul ini langkah Pembelajaran dengan Pendekatan MMR
(Perdati-Refleksi)
2. Teknik Evaluasi dalam Sistem Pembelajaran Hambatan
Pendekatan MMR
3. Tahapan Pelaksanaan PKPBI (Deteksi, Diskriminasi,
Identifikasi dan Komprehensi)
4. Pelaksanaan Bina Wicara dengan berbagai metode dan
Bina Isyarat dengan menggunakan SIBI
5. Teknik Evaluasi dalam Pelaksanaan Bina Wicara dan
Bina Isyarat

3 Daftar materi yang sering 1. Permasalahan yang dihadapi akibat


mengalami miskonsepsi ketunarunguan/hambatan pendengaran
2. Keterampilan dalam mengimplementasikan Langkah-
langkah Pembelajaran dengan Pendekatan MMR
(Perdati-Refleksi)
3. Teknik Evaluasi dalam Sistem Pembelajaran Hambatan
Pendekatan MMR
4. Teknik Evaluasi dalam Pelaksanaan PKPBI
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

5. Pelaksanaan Bina Wicara dengan berbagai metode dan


Bina Isyarat dengan menggunakan SIBI
6. Teknik Evaluasi dalam Pelaksanaan Bina Wicara dan
Bina Isyarat
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


MODUL PROFESIONAL
Judul Modul MODUL 4 Anak Hambatan Intelektual Dan Lambat
Beajar
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Dasar Anak Hambatan Intelektual dan Lambat
Belajar
2. Program Pengembangan Diri
3. Kurikulum dan Pembelajaran Anak dengan Hambatan
Intelektual
4. Menyusun Perangkat Pembelajaran Berbasis ICT
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep KB 1
(istilah dan definisi) di 1. Slow Learner artinya lambat belajar
modul ini 2. Border line artinya kelompok ini berada digaris batas
antara normal dan tidak
3. Intellectual disability = Hambatan intelektual
4. Mentally Retarded (MR) = retardasi
mental/keterbelakangan mental
5. Developmental Cognitif Impairment adalah kerusakan
pada perkembangan kognitif
6. Faktor internal yakni faktor yang berasal dari dalam diri
individu
7. Faktor eksternal yakni faktor yang berasal dari luar diri
individu
8. Outer-directedness = tidak mau diarahkan
9. IQ = intelektual yaitu ilmu pengetahuan atau
kecerdasan
10. Gerakan motorik =gerakan otot dan tulang yang
dikoordinasikan oleh intelektual
11. Kognitif merupakan aktivitas berfikir
12. Komunikasi merupakan proses ekspresi individu
melalui proses simbolisasi baik secara verbal maupun
non verbal
13. Emosi merupakan wujud dari ekspresi yang kental
dengan nuansa perasaan
14. Identifikasi = Menemukenali
15. Assesment = Keseluruhan informasi yang dirangkai
untuk dapat menemukan hambatan, kemampuan, dan
kebutuhan belajar anak
16. Adaptif yaitu mudah menyesuaikan diri dengan
keadaan
17. Psikologis yaitu perihal yang berkaitan dengan
kejiwaan
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

18. Pendidikan Vokasional merupakan pendidikan yang


bersangkutan dengan bimbingan kejujuran
KB2
19. Activity of Daily Living (ADL) merupakan skill dan
kekuatan atau kemauan untuk mengurus sendiri secara
independent
20. Adaptasi adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan
21. Psikomotorik adalah domain yang meliputi perilaku
gerakan dan koordinasi jasmani
KB 3
22. Higher Order Thinking Skills (HOTS) merupakan
pengembangan pembelajaran berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi
KB 4
23. Silabus merupakan seperangkat rencana yang memuat
bagaimana merancang kegiatan belajar mengajar,
macammacam strategi dan teknik pembelajaran, teknik
pelaksanaan model pembelajaran, sumber belajar,
penilaian dan proses, dan hasil belajar peserta didik,
cara meningkatkan motivasi belajar, serta menyediakan
lingkungan belajar yang efektif
24. Designer of Instruction = Perancang Pembelajaran
25. Manager of Instruction = Pengelola Pembelajaran
26. Managing Clasroom = pengelolaan kelas
27. Evaluator of Student Learning = Penilai Prestasi
Belajar
28. Kompetensi Inti, merupakan gambaran secara
katagorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari
peserta didik untuk mencapai jenjang sekolah, kelas
dan mata pelajaran
29. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang terkait muatan atau mata pelajaran
30. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan
31. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian
hasil belajar peserta didik pendekatan
32. Discovery/inquiry learning = pendekatan pembelajaran
berbasis penyingkapan/penelitian
33. Project based learning = pendekatan pembelajaran
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah


34. ICT = Information Communication Technology
35. TIK =Teknologi Informasi Komunikasi
36. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
pertemuan atau lebih
37. Blended learning, yaitu kombinasi kegiatan belajar
menggunakan TIK dengan kegiatan belajar tatap muka
(tidak menggunakan TIK)
38. Computer-assisted learning : merupakan kegiatan
belajar menggunakan computer yang berbasis pada
paket software yang dirancang sebagai alat-alat belajar.
39. E-learning: merupakan kegiatan belajar yang
menggunakan sumber belajar dari internet, berteknologi
online
40. Learning platforms: merupakan sebuah kumpulan web
berbasis sumber-sumber TIK dan dapat digunakan
dalam forum diskusi interaktif
41. The vital learning environment (VLE): siswa dan guru
mengakses system software yang mendukung
pembelajaran

2 Daftar materi yang sulit 1. Penyusunan Alat Evaluasi Berbasis HOTS (High Order
dipahami di modul ini Thingking Skills) terhadap anak dengan Hambatan
Intelektual

3 Daftar materi yang 1. Memahami Kebutuhan khusus Hambatan Intelektual dan


sering mengalami lambat belajar
miskonsepsi 2. Teknik Khusus Pembelajaran pengembangan Diri
3. Program Pengembangan Diri
4. Memilih metode dan strategi pembelajaran berbasis ICT
5. Memilih bahan ajar berbasis ICT
6. Rekayasa Media Pembelajaran berbasis ICT
7. Menyusun Alat Evaluasi berbasis HOTS
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


MODUL PROFESIONAL
Judul Modul MODUL 5 Pendidikan Anak Dengan Hambatan
Motorik
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Dasar Anak Dengan Hambatan Motorik
2. Program Khusus Pengembangan Diri Dan Gerak Anak
Dengan Hambatan Motorik
3. Pembelajaran Anak Dengan Hambatan Motorik
4. Model Pembelajaran Anak Dengan Hambatan Motorik
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep KB 1
(istilah dan definisi) di 1. Tunadaksa = Hambatan Motorik
modul ini 2. Tuna yang berarti rugi/kurang
3. Daksa yang berarti tubuh
4. Tunadaksa adalah anak yang memiliki anggota tubuh
tidak sempurna
5. Ortopedic memiliki arti berhubungan dengan otot,
tulang, dan persendian
6. Anak Dengan Hambatan Motorik dapat didefinisikan
sebagai bentuk kelainan atau kecacatan pada sistem
otot, tulang dan persendian yang bersifat primer atau
sekunder yang dapat mengakibatkan gangguan
koordinasi, komunikasi, adaptasi, mobilitasi, dan
gangguan perkembangan keutuhan pribadi
7. Sistem cerebral = otak dengan segala fungsinya
8. Sistem musculus skeletal = jaringan otot, rangka dan
persendian
9. Cerebral Palsy merupakan suatu cacat yang disebabkan
oleh adanya gangguan yang terdapat di dalam otak, dan
cactnya bersifat kekakuan pada anggota geraknya
10. Cerebral yang berarti otak dan palsy berarti kekakuan
11. Spastik = mengalami kekakuan otot atau ketegangan
otot
12. Fleksi = gerakan membuka
13. Athetosis =gerakannya tidak terkontrol
14. Ataxia = adanya gerakan-gerakan tidak terkoprdinasi
dan kehilangan keseimbangan
15. Rigid = adanya otot yang sangat kaku, demikian juga
gerakannya
16. Tremor = gerakan-gerakan kecil tanpa disadari, dengan
irama tetap, lebih mirip dengan getaran
17. Monoplegia yaitu satu bagian anggota gerak yang tidak
bisa digerakkan
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

18. Diplegia yaitu dua bagian anggota gerak yang tidak


bisa digerakkan
19. Tripelgia yaitu tiga bagian anggota gerak yang tidak
bisa digerakkan
20. Tertraplegia atau quadiplegia yaitu empat bagian
anggota gerak yang tidak bisa digerakkan
21. Ataxia, yaitu gangguan koordinasi yang ditimbulkan
oleh karena kerusakan cerebellum
22. Kontraktur, yaitu sendi tidak dapat digerakkan atau
diteguk karena jaringan ikat saluran sendi menjadi
padat atau hilang sifat kekenyalannya dan otot
memendek.
23. Skoliosis, yaitu tulang belakang melengkung ke
samping disebabkan karena adanya kelumpuhan
hemiplegia.
24. Dekubitus, yaitu adanya suatu luka yang menjadi borok
akibat penakanan yang terus menerus karena harus
berbaring secara terus menerus ditempat tidur.
25. Deformasitas = perubahan bentuk
26. Sistem otot dan rangka adalah bagian-bagian atau
jaringan-jaringan yang membentuk gugusan otot dan
rangka sehingga terjadi koordinasi yang normal dan
fungsional dalam menjalankan tugasnya
27. Poliomyelitis adalah salah satu penyakit akut
(mendadak) dan menular disebabkan oleh virus polio
yang menyerang kornuanterior atau serabut syaraf
penggerak ke sumsum tulang belakang
28. Kontraktur= kekakuan sendi/ pemendekan
29. Sel syaraf =mieleum
30. Flaksid paralise = kelainan yang timbul berkisar pada
otot dengan bentuk kelumpuhan yang bersifat layuh
31. Tipe spinal, yaitu kelumpuhan pada otot-otot leher,
sekat dada, tangan dan kaki;
32. Tipe bulbaris, yaitu kelumpuhan fungsi motorik pada
satu atau lebih syaraf tepi dengan ditandai adanya
gangguan pernapasan;
33. Tipe bulbospinalis, yaitu gabungan antara tipe spinal
dan tipe bulbaris.
34. Tipe enchephalitis yang biasanya disertai dengan
demam, kesadaran menurun, tremor dan kadang-kadang
kejang
35. Scoliosis = pemendekan anggota gerak, tulang
belakang melengkung ke salah satu sisi
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

36. dislokasi = sendi yang keluar dari dudukannya


37. genu recorvatium = lutut melenting ke belakang
38. Muscle Dystrophy kemunduran dan kelemahan otot
lurik, tanpa diketahui sebabnya apakah kelainan saraf
pusat atau saraf tepi
39. Duchene atau Progressive, yaitu bentuk muscular
dystrophy yang menyerang lebih banyak pada anak
laki-laki daripada anak-anak perempuan dan terutama
pada anak-anak usia sekolah.
40. Spina bifida merupakan jenis kelainan pada tulang
belakang (spinal cord) yang ditandai dengan adanya
terbukanya satu atau tiga ruas tulang belakang yang
disebabkan oleh tidak tertutupnya kembali ruas tulang
belakang selama proses perkembangan terjadi
41. Hydrocephalus, yaitu pembesaran pada kepala karena
produksi cairan yang berlebihan (tunagrahita)
42. Spina Bifida Occulta; tidak diakibatkan oleh
ketidakmampuan neurologis apapun karena tidak ada
tonjolan pada jaringan saraf tulang belakang.
43. Meningocele; yaitu suatu bentuk spina bifida yang
dikenal sebagai jenis tumor yang berbentuk kantong di
suatu tempat sepanjang tulang belakang.
44. Myelomeningocele (meningomyelocele); juga berbentuk
kantong yang isinya berupa jaringan saraf tulang
belakang atau bagiannya, dan karena adanya jaringan
saraf itu maka ada kerusakan neurologis.
45. Aphasia sensoris, artinya ketidakmampuan bicara
karena organ reseptor anak terganggu fungsinya,
46. Apashia motorik, yaitu mampu menangkap informasi
dari lingkungan sekitarnya melalui indera pendengaran,
tetapi tidak dapat mengemukakannya lagi secara lisan
47. Hiperaktif yang menunjukan tidak mau diam, gelisah
48. Hipoaktif yang menunjukan sikap pendiam, gerakan
lamban, dan kurang merespon rangsangan yang di
berikan
49. Fase prenatal = sebelum kelahiran
50. Fase natal, perinatal = pada saat kelahiran
51. Prematur = bayi yang lahir sebelum waktunya
52. Fase postnatal = setelah proses kelahiran
53. Identifikasi = menemukenali
54. Identifikasi merupakan suatu usaha untuk mengetahui
apakah seorang anak pertumbuhan/perkembangannya
termasuk normal atau mengalami hambatan motorik
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

55. Screening= Penjaringan


56. Referral= Pengalihtanganan
57. Asesmen adalah suatu kegiatan yang bertujuan
mengumpulkan berbagai informasi tentang
perkembangan anak, baik perkembangan dalam
berbagai tugas perkembangan maupun perkembangan
dibidang akademik.
58. Keputusan legal, yaitu untuk mengetahui/menetapkan
apakah seseorang termasuk anak gangguan fisik dan
motorik atau bukan
59. Keputusan instruksional, yaitu untuk keperluan
penentuan perencanaan dan pelaksanaan program
pembelajaran khusus, rencana pembelajaran, strategi,
media, evaluasi dan lain-lain.
60. Metode inspeksi merupakan memeriksa secara lengkap
di setiap daerah tubuh penderita/ pasien
61. Metode palpasi, merupakan memeriksa dengan cara
meraba di setiap daerah tubuh yang perlu diraba untuk
mendapatkan informasi tertentu yang diperlukan.
62. Metode perkusi, merupakan teknik assesmen yang
dilakukan dengan cara mengetok-ngetok suatu daerah
tubuh tertentu, untuk mendengarkan suara yang
ditimbulkannya, merasakan tahanan yang dijumpai
pada daerah tubuh tersebut.
63. Metode auskultasi, merupakan tehnik assesmen dengan
cara menangkap dan mengenali suara yang berasal dari
berbagai oragan tubuh, dengan mendengarkan pada
permukaan tubuh, baik yang dilakukan secara
menempelkan terlinga ke permukaan tubuh atau dengan
mempergunakan stetoskop
KB 2
64. Hambatan Motorik (perilaku) adalah kondisi ketika
saraf motorik mengalami gangguan atau kerusakan
65. Pengembangan diri dan gerak adalah usaha bantuan
yang berupa bimbingan dan latihan yang dilakukan
secara terencana dan terprogram yang diberikan kepada
Anak Dengan Hambatan Motorik
66. Kelainan system serebral adalah kelainan gerakan
ataupun postur yang disebabkan oleh kerusakan yang
terjadi pada otak yang belum matang atau berkembang
67. Relevansi internal adalah kecocokan program
pengembangan diri dan gerak dengan kebutuhan
kompetensi profesional calon guru Anak Dengan
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

Hambatan Motorik
68. Relevansi eksternal adalah kecocokan program
pengembangan diri dan gerak dengan tuntutan
masyarakat masa kini dan yang diprediksi akan terjadi
di masa yang akan datang
69. Self care, self help yang berarti menolong diri sendiri,
mengurus diri sendiri, memelihara diri sendiri, atau
bina diri
70. Prinsip gerak pasif merupakan latihan gerak seseorang
yang belum memiliki kekuatan otot dan sendi
71. Prinsip gerak aktif merupakan latihan gerakan yang
dilakukan oleh anak sendiri secara bertahap dan
berkelanjutan untuk mencapai pola gerak
72. Prinsip kekuatan merupakan latihan gerakan-gerakan
yang diusahakan dari waktu ke waktu untuk menambah
kekuatan secara terstruktur dan berkelanjuta
73. Prinsip bertahap berkelanjutan artinya latihan yang
diberikan dimulai dari yang mudah, yang sederhana,
bertahap dan berkelanjutan
74. Prinsip keamanan artinya guru sebagai pelatih harus
mempertimbangkan prinsip latihan aman bagi anak
sehingga mempersempit peluang terjadinya cacat
75. Keterampilan lokomotor merupakan keterampilan
gerak dari satu tempat ke tempat lain
76. Keterampilan non-lokomotor merupakan keterampilan
untuk dapat melakukan gerakan tertentu tanpa harus
bergerak pindah tempat
77. Permainan distruktif adalah permainan untuk
melampiaskan kekesalan hati, dendam, benci, dan lain-
lain agar menjadi puas dan senang
78. Permainan konstruktif adalah kegiatan bermain dimana
anak membentuk sesuatu, menciptakan bangunan
tertentu dengan alat permainan yang tersedia
KB 3
79. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu
80. Tunanetra adalah kondisi seseorang yang mengalami
gangguan atau hambatan indra penglihatan
81. Tunarungu adalah keadaan seseorang yang mengalami
gangguan atau hambatan indra pendengaran
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

82. Tunagrahita adalah kondisi seseorang yang mengalami


keterbelakangan mental yang disebabkan oleh
perkembangan otak yang tidak sempurna
83. Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan
gerak yang disebabkan oleh kelainan neuromuskular
dan struktur tulang baik bawaan, sakit, maupun
kecelakaan
84. Bahan ajar adalah seperangkat pembelajaran yang
berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-
batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara
sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran
KB 4
85. Pembelajaran Tematik adalah model pembelajaran
terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang
melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman bermakna pada siswa
86. Gaya Belajar Auditorisyaitu peserta didik lebih mudah
menyerap informasi pembelajaran melalui kegiatan
mendengarkan
87. Gaya Belajar Visual yaitu peserta didik lebih mudah
menyerap informasi pembelajaran melalui kegiatan
melihat
88. Gaya Belajar Taktil yaitu peserta didik lebih mudah
menyerap informasi pembelajaran melalui kegiatan
meraba
89. Gaya Belajar Kinestetik yaitu peserta didik lebih mudah
menyerap informasi pembelajaran melalui kegiatan
demontrasi, percobaan, praktek langsung
90. Brain Injured adalah semua cidera yang terkait otak
yang mempengaruhi seseorang secara fisik, emosional,
dan sikap
91. Pembelajaran terpadu didefinisikan sebagai
pembelajaran yang menghubungkan berbagai gagasan,
konsep, keterampilan, sikap, dan nilai antar mata
pelajaran

2 Daftar materi yang sulit 1. Pembuatan instrumen evaluasi terutama terkait syarat
dipahami di modul ini atau ketentuan yang harus dipenuhi agar seuai dengan
kompetensi inti dan kompetensi dasar
2. Model-model pembelajaran tematik anak dengan
hambatan motorik,agar dapat merancang pembelajaran
bagi anak yang sesuai dengan kebutuhan
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

3. Prinsip-prinsip pendidikan anak dengan hambatan


motorik, agar dapat merancang pembelajaran bagi anak
yang sesuai dengan kebutuhan

3 Daftar materi yang 1. Identifikasi dan Asesmen Anak dengan Hambatan


sering mengalami Motorik
miskonsepsi 2. Kebutuhan Anak dengan Hambatan Motorik
3. Metode dan Teknik Pengembangan Diri dan Gerak
4. Merancang Program Pengembangan Diri dan Gerak
5. Praktek Pengembangan Diri dan Gerak
6. Bahan ajar
7. Evaluasi pembelajaran
8. Bentuk dan Sistim Layanan Pendidikan Anak Dengan
Hambatan Motorik
9. Prinsip pembelajaran Anak Dengan Hambatan Motorik
10. Model-model pembelajaran tematik Anak Dengan
Hambatan Motorik
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


MODUL PROFESIONAL
Judul Modul MODUL 6 Pendidikan Anak Dengan Autisme Dan
Kesulitan Belajar Spesifik
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Autisme dan Kesulitan Belajar Spesifik
2. Pembelajaran Bagi Anak dengan Autisme
3. Pembelajaran Bagi Anak Berkesulitan Belajar Spesifik
4. Pembelajaran Program Kebutuhan Khusus Bagi Anak
dengan Autisme dan Kesulitan Belajar
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep KB 1
(istilah dan definisi) di 1. Autisme atau Autism Spectrum Disorders (Gangguan
modul ini Spektrum Autisme) merupakan gangguan
perkembangan saraf yang mempengaruhi
perkembangan bahasa dan kemampuan seorang
anakuntuk berkomunikasi, berinteraksi, serta
berperilaku
2. Kesulitan belajar spesifik adalah gangguan individu
dalam suatu proses psikologis dasar, disfungsi sistem
syaraf pusat, atau gangguan neurologis yang
dimanifestasikan dalam kegagalan-kegalan seperti
pemahami, berbicara, membaca, berpikir, maupun
menulis
3. Komunikasi Verbal adalah komunikasi dengan
menggunakan simbol-simbol baik lisan maupun tertulis
4. Komunikasi Non Verbal adalah komunikasi yang
penyampaian pesannya dikemas dalam bentuk bukan
kata-kata
5. Makna bahasa Denotatif yaitu makna sebuah kata yang
sebenarnya
6. Makna bahasa Konotatif yaitu makna sebuah kata
bukan yang sebenarnya atau makna kiasan
7. Individual Education Plan atau program pembelajaran
yang diindividualisasikan (PPI) dan menempatkan
murid pada kelas yang sesuai dengan kemampuan
8. Identifikasi merupakan kegiatan awal dalam mencari,
menemukan, mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan,
dan mencatat sebuah data awal
9. Assesment merupakan proses penilaian dan evaluasi
yang komprehensif guna mengetahui kemampuan yang
dimiliki
10. Neuropsikologik merupakan hubungan antara struktur
dan fungsi otak dengan proses dan perilaku psikologis
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

KB 2
11. Applied Behavour Analysis /ABA (analisi perilaku
terapan) adalah strategi sistemik dari prinsip perilaku
dan hubungannya dengan lingkungan untuk
meningkatkan perilaku signifikan secara sosial
12. Treatment and Education of Autistic and related
Communication-handicapped Children (TEACCH)
merupakan metode pengajaran terstruktur yang dibuat
khusus bagi penyandang autis
13. Inklusif adalah memposisikan diri kedalam posisi yang
sama dengan orang lain sehingga membuat orang
tersebut dapat memahami perspektif diri kita
14. Asumsi yaitu dugaan yang diterima sebagai dasar
KB 3
15. Stimulus yaitu bagian dari respon stimuli yang
berhubungan dengan kelakuan
16. Strategi pembelajaran adalah sebuah perencanaan yang
mengandung rangkaian kegiatan yang dibentuk dalam
sebuah tindakan yang dirancang untuk meraih tujuan
pedndidikan
17. Collaborative strategic reading adalah strategi yang
melibatkan peserta didik secara berpasangan atau
berkelompok serta mengajarkan peserta didik untuk
mencatat apa yang mereka pelajari
18. Brainstrorming yaitu mengaktifkan pengetahuan
mengenai suatu topik dan memprediksi
19. Click adalah bagian dari teks yang memberikan makna
20. Clunk adalah bagian dari teks yang sulit dimengerti
21. Question-Answer Relationship (QAR) merupakan
salah satu strategi yang digunakan untuk menjelaskan
kepada peserta didik bagaimana peserta didik dapat
membaca teks dan menjawab pertanyaan
KB 4
22. Picture Exchange Communication System (PECS)
merupakan sistem berkomunikasi dengan menukarkan
gambar antara orang yang menyampaikan pesan dan
orang yang menerima pesan
23. Social story adalah cerita-cerita sosial yang sengaja
dibuat untuk mengarahkan anak dengan autisme supaya
melakukan interaksi
24. Buddy system merupakan sebuah prosedur dimana dua
individu bekerjasama sebagai satu tim sehingga bisa
saling memonitor dan membantu satu sama lain
SUCI KHAIRIDA PUTRI_201800371922

25. Kompensatoris adalah memfasilitasi anak yang


memiliki hambatan pada aspek tertentu (kehilangan
fungsi penglihatan, pendengaran, hambatan kognitif,
motorik, dll) sehingga dialihkan pada fungsi lain
sehingga dapat menggantikan fungsi yang hilang
2 Daftar materi yang sulit 1. Kurang memahami dalam hal identifikasi dan asesmen
dipahami di modul ini autisme pada individu guna mengetahui atau dapat
mendiagnosis seorang individu mengalami autisme
2. Kurang memahami syarat atau ketentuan dalam
penyusunan alat evaluasi belajar bagi anak dengan
Autisme berbasis HOTS agar mencapai Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar
3. Kesulitan dalam memahami pembuatan rekayasa media
pembelajaran bagi anak berkesulitan belajar spesifik
agar memenuhi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
4. Kesulitanmemahami dalam merancang program
pengembangan pembelajaran program kebutuhan
khusus bagi anak berkesulitan belajar agar sesuai
dengan kurikulum pendidikan khusus
3 Daftar materi yang 1. Dampak autisme terhadap perkembangan individu dan
sering mengalami kebutuhan khususnya dalam pendidikan
miskonsepsi 2. Dampak kesulitan belajar terhadap perkembangan
individu dan kebutuhan khususnya dalam pendidikan
3. Memilih Bahan Ajar bagi Anak dengan Autisme
4. Rekayasa Media Pembelajaran bagi Anak dengan
Autisme
5. Menyusun Alat Evaluasi Belajar bagi Anak dengan
Autisme berbasis HOTS
6. Memilih Bahan Ajar bagi Anak Berkesulitan Belajar
Spesifik
7. Rekayasa Media Pembelajaran bagi Anak Berkesulitan
Belajar Spesifik
8. Menyusun Alat Evaluasi Belajar bagi Anak
Berkesulitan Belajar Spesifik Berbasis HOTS
9. Merancang program pengembangan interaksi dan
komunikasi bagi anak dengan autisme
10. Pembelajaran dan penilaian kegiatan pengembangan
interaksi dan komunikasi bagi anak dengan autisme
11. Merancang pembelajaran program kebutuhan khusus
bagi anak berkesulitan belajar
12. Penilaian kegiatan pembelajaran program kebutuhan
khusus bagi anak berkesulitan belajar

Anda mungkin juga menyukai