Dosen Pengampu:
Nama Kelompok:
B. Pembahasaan
1. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran Di Sekolah Inkulusi
Prinsip dasar lahirnya pendidikan inklusif adalah semua siswa dilayani
secara baik dan adil dengan tidak melihat keterbatasan dan kondisi anak, baik
kondisi kebutuhan khusus, perbedaan sosial, emosional, kultural maupun
bahasa Lebih lanjut, dasar dari pendidikan inklusi adalah bahwa semua anak
berkesempatan untuk bersama-sama belajar dan berinteraksi serta terakomodir
kebutuhan-kebutuhannya tanpa ada perbedaan-perbedaan yang membatasi.
Hal ini berarti sekolah regular/umum harus jeli untuk dapat melihat dan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan siswa yang heterogen, termasuk mereka
yang secara tradisional telah tersingkirkan, baik dari akses sekolah maupun
peran serta yang ada di sekolah. Lebih lanjut, prinsip-prinsip dasar pendidikan
inklusif, antara lain:1
1
Daniar Asyari et al., “Efektivitas Pengelolaan Pembelajaran Inklusi di Sekolah Dasar Non-SDLB,” Journal on
Education 5, no. 2 (2023): 3830–3839.
a. pendidikan inklusif memberi pelayanan kepada semua “jenis’ siswa:
pendidikan inklusif tidak saja menjadi konsep pendidikan yang
menekankan pada kesetaraan, tetapi juga memberikan perhatian penuh
pada semua kalangan anak yang mengalami keterbatasan fisik maupun
mental.
b. pendidikan inklusif menghindari semua aspek negative labeling:
prinsip dasar yang menjadi karakter pendidikan inklusif adalah
menghindari segala sesuatu yang berkaitan dengan pelabelan. Salah
satu dampak buruk dari labeling adalah munculnya inferioritas bagi
pihak yang diberi label negatif. Perasaan inferioritas akan mengganggu
setiapaspek kehidupan mereka.
c. pendidikan inklusif selalu melakukan checks dan balances: kehadiran
pendidikan inklusif tidak sekedar sebagai konsep percobaan yang
hanyamuncul dalam wacana belaka, melainkan bisa menjadi konsep ideal
yang berperan penting dalam penyelenggaraan pendidikan berbasis checks
dan balances. 2
2
Efrida Ita, “Konsep Sistem Layanan Penyelenggaraan Pendidikan Melalui Pendidikan Inklusif Bagi Anak
Berkebutuhan Khusus,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti 6, no. 2 (2019): 186–195.
modifikasikan menjadi sekitar 8 jam, untuk anak berkebutuhan khusus yang
memiliki intelegensi di bawah normal (anak lamban belajar) dapat di
modifikasikan menjadi 10 jam, atau lebih dan untuk anak tunagrahita menjadi
18 jam atau lebih.
C. Penutup
Kesimpulan
Dalam makalah ini, dijelaskan bahwa Prinsip dasar lahirnya pendidikan
inklusif adalah semua siswa dilayani secara baik dan adil dengan tidak melihat
keterbatasan dan kondisi anak, baik kondisi kebutuhan khusus, perbedaan sosial,
emosional, kultural maupun bahasa Lebih lanjut, dasar dari pendidikan inklusi
adalah bahwa semua anak berkesempatan untuk bersama-sama belajar dan
berinteraksi serta terakomodir kebutuhan-kebutuhannya tanpa ada perbedaan-
perbedaan yang membatasi. Mampu memanajemen sekolah sesuai dengan
kebutuhan murid ABK sehingga para penghuni kelas menjadi kreatif dan
produktif.
Daftar Pustaka
Asyari, Daniar, Jennisa Tasya Kamila, Kaamilah Nurnanzhiifa, Linda Cibya Rahmawati, dan
Maharani Sartika Dewi. “Efektivitas Pengelolaan Pembelajaran Inklusi di Sekolah Dasar
Non-SDLB.” Journal on Education 5, no. 2 (2023): 3830–3839.
Ita, Efrida. “Konsep Sistem Layanan Penyelenggaraan Pendidikan Melalui Pendidikan
Inklusif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus.” Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti 6, no.
2 (2019): 186–195.
DAFTAR HADIR