Anda di halaman 1dari 7

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama : Suci Khairida Putri
NIM : 22122299191

Masalah yang telah


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
1 Jenis Ketunaan: Tunadaksa 1. Kajian literatur (buku): a. Penggunaan metode pembelajaran yang
Kelas : III SD Meita Shanty (2012) hal. 6-15 masih belum tepat
Mata Pelajaran: Matematika Strategi Belajar Untuk Anak Berkebutuhan b. Guru belum bereksplorasi untuk mencari
Khusus: celah siswa dalam penggunaan metode
Pembelajaran yang a. Setiap anak memiliki tempo dan kualitas belajar yang sesuai agar bisa meningkatkan
dilaksanakan belum mampu perkembangan yang berbeda. Faktor kognitif kemampuan siswa
meningkatkan kemampuan mempunyai peran penting bagi keberhasilan c. Pembelajaran belum dilaksanakan secara
motorik halus siswa. anak dalam belajar, karena sebagian besar bertahap, mulai dari melatih kemampuan
Kemampuan motorik halus aktivitas dalam belajar selalu berhubungan motorik yang paling mudah
pada tangan siswa masih belum dengan masalah mengingat dan berfikir. d. Penyajian materi yang kurang menarik
optimal, siswa belum mampu b. Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus minat belajar siswa
memegang pensil dengan membutuhkan suatu strategi tersendiri sesuai
benar, sehingga siswa masih dengan kebutuhan masing-masing.
kesulitan dalam membuat
bangun datar bentuk lingkaran. 1. Kajian artikel:
Pujia Siti Balkist (2020)
Analisis Kesulitan Belajar Siswa Tunadaksa Pada
Pembelajaran Matematika Di Kelas Inklusif :
a. Materi matematika seringkali menemui
kendala dalam proses pembelajaran. Selain
materinya cukup abstrak walaupun sangat
aplikatif, materi matematika juga sering
dianggap sulit karena lintasan
pembelajarannya tertinggal pada materi
sebelumnya.
b. Perlunya tindakan khusus untuk menangani
hambatan yang dimiliki anak tunadaksa

Irma Zulvia, Markis Yunus, dan Martia Z (2011)


Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus
Melalui Melipat Kertas Origami Untuk Anak
Tunadaksa Tipe Poliomyelitis:
“Anak penyandang tunadaksa memang tidak
mampu mengembangkan motorik halusnya secara
optimal namun dalam hal ini kita mengharapkan
anak mengalami perubahan walau hanya sedikit”.

2. Kajian wawancara guru profesional:


Ibu Happy Ika Kurniawati, S.Pd
Wakasek Kurikulum di SLB Negeri Marabahan:

Pembelajaran hendaknya dilakukan secara


bertahap mulai dari sederhana hingga bersifat
kompleks. Kesalahan yang sering dilakukan guru
yaitu :
a. Materi yang diberikan ke siswa masih
bersifat abstrak
b. Penyajian materi yang kurang menarik
c. Penggunaan media yang kurang maksimal

2 Jenis Ketunaan: Tunagrahita


1. Kajian literatur (buku): a. Kurangnya kesiapan guru dalam
Kelas : IV SD Kemis, S.Pd, M.MPd. dan Ati Rosnawati, S.Pd, penggunaan media pembelajaran
Mata Pelajaran: IPA M.Si (2013) hal. 30-56 b. Media belajar yang kurang memfasilitasi
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus kebutuhan siswa
Tujuan pembelajaran sulit Tunagrahita: c. Kurangnya stimulus saat proses
dicapai karena guru masih pembelajaran
kesulitan memberikan a. Perlunya suatu model pembelajaran yang dapat d. Materi yang diberikan masih bersifat
pembelajaran pada peserta mempermudah proses pembelajaran abstrak
didik yang masih memiliki b. Bahan yang diajarkan belum dipecah-pecah
keterbatasan dalam mengolah menjadi bagian-bagian kecil dan ditata secara
informasi melalui cerita berurutan
bergambar tentang bagian- c. Belum terciptanya suasana belajar yang
bagian tumbuhan dan menyenangkan
fungsinya. d. Perlunya alat peraga untuk mengkonkretkan
konsep

2. Kajian artikel:
Mustasyfa Thabib Kariadi, M. Riyanton M.
Riyanton (2019)
Pola Literasi Pada Siswa Berkebutuhan Khusus:
a. Sarana dan prasaran yang kurang representatif
b. Kesiapan guru dalam penggunaan media dan
model pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran

Isroniyadi (2021)
Penggunaan Media Pembelajaran Visual Dalam
Meningkatkan Keterampilan Menulis Permulaan
Anak Tunagrahita Ringan:
a. Anak tunagrahita ringan memiliki beberapa
keterbatasan yaitu sulit dalam memahami
konsep yang bersifat abstrak, Memiliki
keterbatasan unruk memahami pembelaaran
yang teoritis, Mudah jenuh dalam
pembelajaran.
b. Anak tunagrahita ringan memiliki hambatan
belajar seperti berbahasa baik secara verbal atau
tertulis, persepsi, konsentrasi, dan daya ingat.
3. Kajian wawancara:
Ibu Happy Ika Kurniawati, S.Pd
Wakasek Kurikulum di SLB Negeri Marabahan
a. Perlunya ketelitian dalam memilih media
belajar yang tepat
b. Pentingnya mengkaji ulang metode belajar yang
telah digunakan, apakah sudah sesuai atau
belum
c. Point terpenting adalah guru harus bisa mencari
celah supaya media dan metode yang digunakan
bisa meningkatkan kemampuan siswa

3 Jenis Ketunaan: Tunagrahita 1. Kajian literatur (buku): a. Belum diterapkannya model pembelajaran
Kelas : IV SD Nunung Apriyanto (2012) hal. 61-97 yang dapat mempermudah proses belajar
Mata Pelajaran: Progsus Seluk Beluk Tunagrahita dan Strategi b. Belum diurutkannya materi ajar dari yang
Pembelajarannya: paling mudah ke paling sulit
Guru masih kesulitan untuk a. Belum diterapkannya strategi pembelajaran c. Belum adanya alat peraga konkrit
meningkatkan pemahaman yang diindividualisasikan dalam ruang lingkup d. Siswa belum menjadi pelaku aktif saat
kepada siswa tentang bahaya bina diri proses pembelajaran
listrik pada kehidupan sehari- b. Model program yang dikembangkan oleh guru e. Media yang kurang menimbulkan
hari. Guru sudah menggunakan belum bersifat fleksibel ketertarikan
media gambar yang dicetak, c. Pengembangan program belum memperhatikan f. Belum adanya eksplorasi secara langsung
namun siswa belum pada sumber daya yang ada, dukungan
menunjukkan peningkatan lingkungan, dan atisipasi berbagai hambatan
pemahaman. yang mungkin muncul

2. Kajian artikel:
Ananda Putri Pramesti (2021) Penggunaan Media
Pembelajaran Visual Terhadap Kemampuan
Operasi Hitung Anak Tunagrahita Ringan:
a. Pendidik perlu memberikan suatu hal yang
nyata (konkret)
b. Memberi contoh yang sederhana, menggunakan
media pembelajaran dan menjelaskan dengan
bahasa yang mudah untuk dipahami
c. Anak tunagrahita ringan perlu modifikasi sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuannya, selain
itu media pembelajaran visual juga harus
menarik sehingga anak tunagrahita ringan dapat
memperhatikan dan termotivasi untuk belajar.

Very Hendra Saputra dan Endi Febriyanto (2019),


hal. 2-3.
Media Pembelajaran Berbasis Multimedia
Untuk Anak Tunagrahita:
a. Siswa belum menjadi pelaku aktif saat proses
pembelajaran
b. Kemampuan intelektual dibawah rata-rata dan
memiliki keterbatasan dalam hal berfikir,
kemampuan berfikirnya rendah, perhatian dan
daya ingatannya lemah
c. Kurangnya penggunaan media audio visual

3. Kajian wawancara:
Ibu Happy Ika Kurniawati, S.Pd
Wakasek Kurikulum di SLB Negeri Marabahan
a. Suasana kelas yang belum menyenangkan
membuat siswa kurang tertarik dalam belajar
b. Media yang kurang menimbulkan ketertarikan
dalam belajar sehingga siswa menjadi jenuh.
c. Penentuan materi belum diawali dari benda
yang menjadi minat dan ketertarikan siswa.
d. Eksplorasi langsung dengan pembelajaran tidak
hanya didalam kelas.

4 Jenis Ketunaan: Autis 1. Kajian literatur (buku): a. Belum terciptanya suasana belajar
Kelas : III Nur Kholis Reefani (2016) hal. 63-159 yang menyenangkan
Mata Pelajaran: Matematika Panduan Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus: b. Perlunya model pembelajaran yang
a. Perilaku anak autis yang cenderung eksesif mempermudah proses pembelajaran
Guru masih kesulitan untuk (berlebihan) maupun deficit (berkekurangan) c. Belum terciptanya suasana belajar
meningkatkan pemahaman b. Penggunaan bahasa yang terlalu rumit, yang kondusif
siswa yang masih pada tahap sehingga sulit dipahami oleh anak autis d. Media belajar yang belum menarik
mengidentifikasi/menunjukkan c. Anak autis biasanya memiliki gaya belajarnya minat siswa
benda mana yang lebih banyak sendiri. Oleh karena itu, jika guru kurang
atau sedikit. Namun belum memahami karakteristik siswa, hal itu akan
mampu pada tahap berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai
mengurutkan benda dari oleh anak
banyak ke sedikit atau d. Anak autisme biasanya hanya terpaku oleh
sebaliknya. satu objek yang disukai, oleh karena itu, akan
sulit membuatnya berpindah untuk melakukan
kegiatan lain, selain dari yang ia senangi

2. Kajian artikel:
Dr. Nurhastuti, M.Pd (2019)
Perspektif Pendidikan Anak Tunadaksa:
a. Disebabkan oleh kurangnya percaya diri, anak
tunadaksa juga memiliki kecerdasan di bawah
rata-rata
b. Penyandang tunadaksa biasanya juga memiliki
hambatan dalam mepersepsi suatu hal dengan
tepat
Ahmad Ma’ruf dan Lailatul Maghfiroh (2017)
Penggunaan Metode Aba (Applied Behavior
Analysis) Untuk Meningkatkan Pemahaman Anak
Autis Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Di Slb Negeri Pandaan:
a. Dalam menciptakan situasi yang kondusif guru
harus pandai memilih metode mengajar yang
sesuai dengan perkembangan anak
berkebutuhan khusus (ABK) yang
memungkinkan terjadinya kerjasama antara
guru dan siswa.
b. Instruksi dari guru kepada anak belum singkat
dan jelas, sehingga anak masih sulit mengerti

3. Kajian wawancara:
Ibu Happy Ika Kurniawati, S.Pd
Wakasek Kurikulum di SLB Negeri Marabahan
a. Suasana kelas yang belum menyenangkan
membuat siswa kurang tertarik dalam belajar
b. Media yang kurang menimbulkan ketertarikan
dalam belajar sehingga siswa menjadi jenuh.
c. Penentuan materi belum diawali dari benda
yang menjadi minat dan ketertarikan siswa.
d. Eksplorasi langsung dengan pembelajaran tidak
hanya didalam kelas.

Anda mungkin juga menyukai