Anda di halaman 1dari 5

UTS (UJIAN TENGAH SEMESTER) GENAP

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


STT. WASTUKANCANA PURWAKARTA

Mata Kuliah/Kode/SKS : Ilmu Sosial Dasar/DU-126/2 SKS


Hari/Tanggal : Kamis/9 April 2020
Waktu /Ruang : 07.30-09.10 WIB/17
Dosen : Wanwan Jamaludin, S.Sos., M. AP.
Program Studi : Teknik Industri
Kelas : Malam A
Sifat Ujian : Tutup Buku
Nama mahasiswa : Teguh santoso
Nim : 191151108

SOAL :

1. Coba saudara gambarkan faktor-faktor yang menyebabkan konflik social beserta


dampak positif dan negatifnya!
2. Berikan contoh kasus tentang pelapisan sosial (stratifikasi sosial)!
3. Apa yang saudara ketahui tentang sifat-sifat kepribadian inividu?

Jawaban :

1. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya suatu konflik sosial di dalam
bermasyarakat di antaranya yaitu: Perbedaan individu, pendirian dan perasaan, latar
belakang, serta adanya perbedaan kepentingan antar individu atau kelompok.

Beberapa faktor yang bisa menyebabkan terjadinya konflik sosial yaitu:

A. Perbedaan Individu

Perbedaan individu ini meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia itu
merupakan individu yang unik, dalam artian bahwa setiap orang pasti mempunyai pendirian dan
perasaan yang berbeda.

Perbedaan tersebut bisa menimbulkan konflik sosial, karena dalam menjalani hubungan sosial
seseorang tidak akan selalu sejalan dengan kelompoknya. Contoh, ketika berlangsung acara
dangdutan di suatu lingkungan, pasti ada yang merasa terganggu dan ada pula yang terhibur.
B. Perbedaan Latar Belakang

Perbedaan latar belakang kebudayaan ini akan membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Suatu
kelompok besar, di sisi lain terdapat secuil anggotanya yang berbeda pemikiran dengan
kelompok tersebut, tentu akan memicu timbulnya konflik sosial.

C. Perbedaan Kepentingan Antar Individu dan Kelompok

Semua manusia mempunyai perasaan, pendirian, dan latar belakang kebudayaan yang berbeda-
beda. Oleh karena itu dalam waktu yang bersamaan tiap-tiap orang atau kelompok memiliki
kepentingan yang berbeda juga.

Terkadang orang bisa melakukan hal yang sama, namun tujuannya berbeda seperti contoh:
Perbedaan kepentingan dalam pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menganggap hutan
merupakan sebuah kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan sehingga harus dijaga
tidak boleh ditebang.

Para petani menebang menebang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka
untuk membuat ladang atau kebun. Berbeda lagi bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon
ditebang kemudian dijual agar mendapatkan untung.

Sedangkan berbeda lagi bagi para pecinta lingkungan, hutan merupakan bagian dari lingkungan
sehingga harus dilestarikan. Dari penjelasan di atas jelas sekali terjadinya perbedaan kepentingan
satu kelompok dengan kelompok lain akan mendatangkan konflik sosial.

D. Perubahan-perubahan Nilai yang Cepat

Terjadinya perubahan ini sangatlah wajar, akan tetapi jika perubahan terjadi dan berlangsung
dengan cepat maka perubahan itu akan memicu terjadinya konflik sosial.

Contoh, pada masyarakat pedesaan yang mengalami industrialisasi mendadak akan


memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang terbiasa
dengan pertanian, secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat perindustrian.

Nilai-nilai yang berubah diibaratkan seperti nilai gotongroyong yang berganti menjadi nilai
kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan dengan pekerjaan masing-masing. Hubungan
kekerabatan menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan.

Nilai-nilai kebersamaan menjadi nilai individualis dan nilai tentang pemanfaatan waktu yang
cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas, sebagaimana yang sudah
diketahui seperti apa jadwal kerja dan istirahat dalam dunia perindustrian.

Apabila perubahan-perubahan tersebut terjadi secara cepat atau mendadak tentu akan muncul
goncangan-goncangan proses sosial di masyarakat, bahkan bisa jadi timbul suatu proses
penolakan, karena dianggap sebagai pembuat kekacauan tatanan kehidupan masyarakat.
Berikut dampak negatif dan positif konflik sosial :

A. Dampak Negatif Konflik

 Adanya kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.


 Menimbulkan kepribadian terhadap individu, seperti adanya rasa benci dan saling curiga
akibat dari perang.
 Terdapat demoniasi, penaklukkan yang terjadi pada salah satu pihak yang terlibat dalam
konflik.
 Keretakan hubungan antar anggota kelompok.

B. Dampak Positif Konflik

 Adanya penyesuaian kembali norma dan nilai yang disertai dengan hubungan sosial
dalam kelompok yang bersangkutan.
 Membantu menghidupkan kembali norma lama dan menciptakan norma baru.
 Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok.

Jawaban :

2. Berdasarkan sifatnya stratifikasi sosial dapat dibagi menjadi tiga :

 Stratifikasi Sosial Terbuka

Stratifikasi Sosial Terbuka merupakan stratifikasi sosial dimana setiap anggota masyarakat
memiliki kesempatan yang sama untuk naik ke pelapisan sosial yang lebih tinggi karena
kemampuan dan kecakapannya sendiri, demikian pula sebaliknya, setiap anggota juga dapat
turun ke kelas yang lebih rendah. Contohnya dalam dunia bisnis, setiap pengusaha memiliki
kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak konsumen dan meraup keuntungan yang lebih.

 Stratifikasi Sosial Tertutup

Stratifikasi Sosial Tertutup merupakan stratifikasi sosial yang setiap anggotanya tidak akan
berpindah dari kelompok tertentu karena satu – satunya penentu pengelompokkan dalam sistem
stratifikasi sosial tertutup adalah melalui kelahiran. Contohnya adalah pada masyarakat yang
masih menggunakan ras sebagai dasar pelapisan sosial.

 Stratifikasi Sosial Campuran

Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi dari stratifikasi sosial terbukan dan tertutup.
Contohnya adalah orang asli bali memiliki kedudukan yang tinggi di bali (stratifikasi tertutup),
tetapi ketika ia pindah ke daerah lain kedudukannya bisa berubah sesuai dengan usaha dan
kemampuannya (stratifikasi terbuka).
Berdasarkan proses terbentukya, Stratifikasi sosial dapat terbagi ke dalam dua kelompok :

 Stratifikasi Sosial Alami

Sesuai dengan namanya, pelapisan sosial ini terbentuk secara alamiah (dengan sendirinya).
Pembentukannya terjadi besamaan dengan dinamika kehidupan masyarakat tanpa disadari.
Contohnya adalah kepandaian seorang siswa dalam suatu sekolah, secara tidak sadar siswa
tersebut menduduki tingkatan stratifikasi sosial yang tinggi.

 Stratifikasi Sosial Buatan

Stratifikasi sosial buatan adalah jenis pelapisan sosial yang dibentuk secara sengaja dan penuh
kesadaran. Tujuan pembentukannya biasanya untuk mencapai kepentingan tertentu yang
berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan tugas. Misalnya pembentukan partai politik, TNI,
dan Sistem pemerintahan.

Jawaban :

3. Tipe kepribadian berdasarkan aspek biologis, Hippocrates membagi kepribadian menjadi


4 kelompok besar dengan focus pada cairan tubuh yang mendominasi dan memberikan
pengaruh kepada individu tersebut. 4 jenis cairan tubuh, pembagiannya meliputi: empedu
kuning (choleris), empedu hitam (melankolis), cairan lendir (flegmatis) dan darah
(sanguinis).

a. Sanguinis, karakteristiknya cepat, periang, tidak stabil. Disebabkan oleh pengaruh proses
darah.

b. Choleris, karakteristiknya mudah marah. Disebabkan oleh proses empedu kuning.

c. Melankolis, karakteristiknya pesimistis, pemurung. Disebabkan oleh pengaruh proses empedu


hitam.

d. Flegmatis, karakteristiknya lamban, tidak mudah tergerak. Disebabkan oleh pengaruh proses
lendir.

Tipe kepribadian berdasarkan aspek biologis, Ernst Kretschmer membagi kepribadian menjadi 4
kelompok besar dengan fokus pada struktur fisik dengan watak atau tingkah-laku.

Adapun tipe-tipe manusia sebagai berikut:

a. Tipe Pignis atau pyknoid: orang dengan perawakan gemuk (bunder), mempunyai sifat humor,
gembira, optimistis.
b. Tipe Atletis: yang bertubuh atlit, mempunyai sifat realistis, punya watak ingin berkuasa,
ektrovert, supel dalam pergaulan.

c. Tipe Astenis: yang bertubuh kurus (tipis), biasanya punya watak pemurung, kaku dalam
pergaulan dan mudah tersingung (sensitive).

d. Tipe Displastis (hypoplastic): ialah orang yang perkembangannya tidak normal, atau under
developed (kerdil), selamanya mempunyai perasaan inferioritas.

Anda mungkin juga menyukai