Kelompok 3:
BANDUNG
2022
MODUL AJAR
1. Identitas Umum
Identitas penulis : Ahmad Fahruddin & Maryam Musfiroh
Semester : Ganjil
5. Tujuan Pembelajaran
12.5.1. Menganalisis medan magnet dan induksi magnetik pada kawat berarus
12.5.2. Menerapkan konsep medan magnet induksi dalam produk teknologi
Elemen CP yang dituju: Menerapkan konsep dan prinsip kemagnetan dalam berbagai masalah
dan produk terknologi
6. Rancangan Pembelajaran
PLATFORM PEMBELAJARAN INOVATIF YANG DIUSULKAN
PERTEMUAN KE-1
Pendahuluan Apersepsi Guru mengajukan pertanyaan:
(10 menit) “Masih ingatkah kalian materi mengenai medan magnet? Apa yang akan terjadi Ketika dua magnet
berdekatan?”
Guru memberikan pertanyaan mengenai bagaimana hubungan antara medan magnet dan jaraknya
berdasarkan pengetahuan awal dari reading infusion yang telah dibaca dan ditugaskan sebelum memasuki
pembelajaran.
“Ketika dua buah magnet didekatkan, apakah gaya tarik/gaya tolaknya semakin besar? Bagaimana hal
tersebut bisa terjadi?”
Motivasi Guru memberikan motivasi kepada siswa bahwa penemuan besar di bidang teknologi seperti halnya Kereta
Cepat Maglev, Generator Listrik dan berbagai produk teknologi lainnya didasari oleh penemuan penemuan
sederhana yang awalnya tidak sengaja ditemukan oleh ilmuan dan terus dikembangkan sehingga bermanfaat
bagi Sesama Manusia,
Guru menyampaikan tahapan pembelajaran
Inti Inquiry Guru Mendemonstrasikan sebuah Kompas yang didekatkan pada sebatang magnet “Apakah kompas tersebut
(60 menit) (nteractive menyimpang ketika didekatkan dengan Kompas?”
Demonstration Kemudian Guru mendekatkan Kompas tersebut pada kawat Lurus berarus yang dialiri Arus Listrik
) Apakah terjadi penyimpangan ketika Kawat Lurus Dialiri Oleh Arus Listrik?
Apa yang menyebabkan Kompas tesebut menyimpang?
Apakah ada hubungannya dengan kasus saat Kompas didekatkan pada sebatang magnet?
Guru Mendekatkan dan Menjauhkan Kompas dari kawat lurus berarus
Semakin Jauh Kompas dari kawat lurus berarus apakah penyimpagannya semakin besar?
Bagaimana Hubungan simpangan yang dirasakan Kompas terhadap Jarak Kompas dari kawat lurus berarus
terarus? Coba Kita Gambarkan Dalam Grafik!
Kemudian Guru Menvarisasikan Arus yang Mengalir pada Kawat Lurus berarus dan memperhatikan
penyimpangan pada Kompas
Semakin Besar Arus yang diberikan apakah simpangan pada Kompas semakin besar?
Bagaimana Hubungan simpangan yang dirasakan Kompas terhadap Jarak Kompas dari kawat lurus berarus
terarus? Coba Kita Gambarkan Dalam Grafik!
Guru Bersama siwsa menyimpulakn Hubungan Induksi Magnetik disekitar kawat lurus berarus dengan
besaran Jarak dan Besaran Arus
PjBL Fase 1 Launching the project
Guru Membagikan LKPD kepada siswa yang berisi projek yang harus siswa lakukan untuk dicari
ide/rancangan/solusi yang tepat berdasarkan permasalahan yang diberikan.
“Di sekolah kamu hanya memiliki Kompas untuk membuktikan adanya medan magnet disekitar
kawat lurus berarus. Kamu tidak memiliki alat untuk mengukur besar dari medan magnet disekitar
kawat lurus tersebut. Dengan mengetahui hubungan besar medan magnet terhadap jarak dan besar
arus yang berada pada kawat lurus berarus dapatkah kamu membuat alat untuk mengukur besar
medan magnet berfungsi jarak?”
Critical thinking Siswa menentukan solusi penyelesaian masalah
Communication Siswa mencari informasi terkait projeknya dan berdiskusi bersama tim
Creativity and
Tim menentukan langkah-langkah penyelesaian masalah
Innovation
Fase 2 Building knowledge and understanding and skills
Creativity and
Tim menentukan cara—cara dan teknik yang tepat dalam pembuatan projek
Innovation
Fase 3 Developing and revising ideas and products
Tim saling mengkritisi gagasan/ide yang dituangkan dalam penyusunan
Critical thinking
projek
Tim menyampaikan ide/gagasan solusi untuk dievaluasi oleh guru dan tim
Communication
lain
Creativity and Tim membuat perbaikan-perbaikan rancangan berdasar pada masukan-
Innovation masukan dari guru maupun tim lain
Penutup Guru bersama siswa melakukan refleksi medan magnet dan induksi magnetik
(10 menit)
Guru menyampaikan gambaran mengenai pertemuan selanjutnya
Guru memberikan berkas reading infusion sebagai pengetahuan pendukung untuk pertemuan selanjutnya
PERTEMUAN KE-2
Pendahuluan Apersepsi Guru mengulas pembelajaran pekan sebelumnya
(10 menit)
Motivasi Guru menyampaikan tahapan pembelajaran
Inti PjBL Fase 4 Presenting product and answer to driving question
(60 menit) Critical thinking Semua siswa saling mengkritisi produk yang dibuat oleh masing-masing tim
Creativity and siswa melakukan penyampaian hasil dengan cara-cara yang kreatif dan saling
Innovation memberi saran yang membangun untuk perbaikan produk
Penutup Guru bersama siswa melakukan refleksi medan magnet dan induksi magnetik
(10 menit)
Guru menyampaikan gambaran mengenai pertemuan selanjutnya, setiap siswa dibekali sebuah alat pendeteksi medan magnet
dan ditugaskan untuk mengukur medan magnet pada alat-alat elektronik yang siswa jumpai di lingkungan sekitarnya, baik di
rumah, sekolah, dll.
Guru mengucapkan salam kepada siswa
PERTEMUAN KE-3
Apersepsi Guru mengulas pembelajaran pekan sebelumnya
Pendahuluan Guru menampilkan suatu permasalahan mengenai dampak paparan medan magnet yang berlebihan bagi
(10 menit) Kesehatan.
Motivasi Guru menyampaikan tahapan pembelajaran
Inti CAVAS Siswa dibekali sebuah alat untuk mengukur medan magnet dg sensor. Siswa
(60 menit) melakukan pengumpulan data di luar KBM. Data dihimpun secara otomatis
Collecting data
pada sistem teknologi cloud yang sudah disediakan oleh pihak sekolah
sebagai tempat pusat data.
Access data Siswa secara berkelompok mengakses data yang sudah dikumpulkan
sebelumnya pada sesi “collecting data”. Semua siswa dapat mengakses
seluruh data dari seluruh siswa yang melakukan pengumpulan data.
Siswa melakukan visualisasi data dengan penyajian yang dapat dibaca dan
Visualisasi
difahami dengan lebih mudah
Siswa secara berkelompok melakukan analisis terhadap data yang sudah
Analysis divisualisasikan. Menganalisis kemungkinan-kemungkinan ditemukannya
sebuah masalah di sekitar mereka terkait paparan medan magnet
Siswa secara berkelompok merumuskan sebuah solusi berdasarkan masalah
yang mereka temukan dari hasil analisis data, kemudian menyajikan solusinya
Solution
dalam bentuk yang inovatif dan kreatif, bisa berupa gambar dalam spanduk,
prototipe alat pelindung, dll.
Penutup Guru memberikan apresiasi/ reward atas hasil karya siswa
(10 menit)
Guru bersama siswa melakukan refleksi medan magnet dan induksi magnetik
Era informasi di mana kita hidup saat ini hampir seluruhnya saling terhubung secara
global dengan energi listrik, baik untuk kebutuhan rumah tangga, komunikasi, kesehatan,
sarana kerja, atau kegiatan lainnya. Namun, peralatan yang menggunakan energi listrik
dapat menimbulkan radiasi gelombang elektromagnetik. Semakin meningkatnya
pemanfaatan listrik dalam segala aspek kehidupan manusia semakin meningkatkan radiasi
elektromagnetik khususnya intensitas paparan medan magnet ELF (Extremely Low
Frequency). Di Indonesia, medan magnet ELF yang memiliki frekuensi hingga 300 Hz
(Soesanto,1996), sebagian besar berasal dari listrik yang didistribusikan oleh Perusahaan
Listrik Negara (PLN) yaitu listrik arus bolak-balik (AC) dengan frekuensi 50 Hz.
Budijanto dan Sudarti (2000) meneliti dampak saluran listrik tegangan tinggi terhadap
kecenderungan keluhan kesehatan. Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan terlihat
bahwa papoaran medan listrik dan medan magnet berkaitan erat dengan beberapa keluhan
kesehatan, diantaranya: jantung sering berdebar, sakit kepala dan vertigo. Sri Soeswati
Soesanto pada artikelnya menyatakan bahwa penelitian yang dilakukan pada 20 orang
sukarelawan yang terpapar medan listrik dari 5 kV ±20 kV untuk jangka pendek pada
keadaan laboratorium, membenarkan adanya perubahan pada sel darah periferi, biokimia
darah, sedikit peningkatan kerusakan genetic atau kehamilan abnormal (Ugustra, 2015).
Laporan hasil penelitian tersebut mengindikasi bahwa medan magnet memiliki efek biologis
bagi manusia.
Sumber: Dhana Suhatin, dkk.2017. Analisis Intensitas Medan Magnet Elf (Extremely Low Frequency)
Di Sekitar Peralatan Elektronik. Jurnal Pendidikan Fisika: FKIP Univ Jember
9. Uraian Materi
a. Medan Magnet
Ketika serbuk besi ditaburkan di sekitar magnet, serbuk besi tersebut akan
membentuk pola tertentu. Pola yang terbentuk tersebut menandakan adanya medan
magnet. Paku-paku besi yang diletakkan dekat magnet akan ditarik oleh magnet.
Kutub-kutub jarum kompas kedudukannya dapat berubah jika didekatkan pada
magnet. Gejala terbentuknya pola serbuk besi di sekitar magnet, tertariknya paku besi
dan berubahnya kedudukan kutub-kutub jarum kompas disebabkan oleh adanya gaya
yang ditimbulkan oleh kutub magnet. Ruangan tempat paku atau atau jarum kompas
berada disebut medan gaya.
Gaya yang menyebabkan paku menempel dan berubahnya kedudukan kutub-
kutub jarum kompas ditimbulkan oleh magnet, maka medan gaya tersebut disebut
medan magnet. Jadi, medan magnet adalah ruangan disekitar bendabenda bersifat
magnet yang masih dipengaruhi gaya magnet. Semakin jauh sebuah posisi dari
magnet semakin kecil besar medan magnetnya karena semakin sedikit jumlah garis
gaya magnetnya. Bagaimana jika posisinya semakin dekat? Semakin dekat sebuah
posisi dari magnet maka semakin besar medan magnetnya karena semakin banyak
jumlah garis gaya magnetnya. Arah garis gaya magnet adalah dari kutub utara
menuju kutub selatan.
b. Sifat Magnetik bahan
Bahan magnetik dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu bahan ferromagnetik,
bahan para magnetik, dan bahan diamagnetik. Bahan Ferromagnetik Bahan
ferromagnetik adalah bahan yang sangat mudah dipengaruhi oleh medan magnet.
Bahan jenis ini dapat dijadikan sebagai magnet permanen. Contoh bahan
ferromagnetik adalah: besi, baja, nilel dan kobal. Bahan Paramagnetik Bahan
paramagnetik adalah bahan yang tidak mudah dipengaruhi oleh medan magnet.
Bahan jenis ini tidak dapat dijadikan sebagai magnet permanen. Contoh bahan para
magnetik adalah: mangan, platina, aluminium, dan timah. Bahan Diamagnetik Bahan
diamagnetik adalah bahan yang tidak dapat dipengaruhi oleh medan magnet. Contoh
bahan diamagnetik adalah: bismuth, timbal, perak, emas, dan tembaga.
c. Medan Magnet dan Arus listrik
Hans Cristian Oersted (1777 – 1851) seorang fisikawan berasal dari Denmark,
melakukan percobaan pada tahun 1819. Dalam percobaan tersebut Oersted
meletakkan jarum di dekat kawat yang tidak dialiri arus listrik dan meletakkan jarum
kompas di dekat kawat yang dialiri arus listrik. Oersted melihat bahwa jarum kompas
tidak menimpang atau berubah posisi ketika diletakkan di dekat kawat yang tidak
dialiri arus listrik, tetapi ketika jarum kompas diletakkan di dekat kawat yang dialiri
arus listrik maka jarum kompasnya menyimpang dari posisi semula. Dari percobaan
tersebut Oersted membuat kesimpulan sebagai berikut: Di sekitar kawat (penghantar)
yang dialiri arus listrik terdapat atau timbul medan magnet; Arah gaya magnet yang
menyimpangkan jarum kompas bergantung pada arah arus listrik yang mengalir pada
kawat; Besarnya medan magnet disekitar kawat berarus listrik bergantung pada kuat
arus listrik dan jaraknya terhadap kawat. Berdasarkan percobaan Oersted dapat
diketahui bahwa arus di dalam sebuah kawatakan menghasilkan efek-efekmagnetik.
Efek magnetik ini terlihat saat jarum kompas didekatkan dengan kawat berarus
listrik. Jarum kompas akan menyimpang atau dibelokkan dari arah semula.
d. Hukum Biot-Savart
Hukum Biot – Savart Pada saat Hans Christian Oersted melakukan percobaan
untuk mengamati hubungan kelistrikan dan kemagnetan, Oersted belum sampai pada
tahap menghitung besar kuat medan magnet di suatu titik di sekitar kawat berarus.
Perhitungan secara matematis baru dikemukakan oleh ilmuwan dari Prancis yaitu
Jean Bastiste Biot dan Felix Savart. Berdasarkan hasil percobaannya mengenai
medan magnet disuatu titik P yang dipengaruhi oleh suatu kawat penghantar dl yang
dialiri arus listrik I diperoleh kesimpulan bahwa besarnya kuat medan magnet (yang
kemudian disebut induksi magnet yang diberi lambang B) dititik P
1) Berbanding lurus dengan kuat arus listrik (I)
2) Berbanding lurus dengan panjang kawat (dl)
3) Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik P ke elemen kawat
penghantar (r)
4) Sebanding dengan sinus sudut apit antara arah arus dengan garis hubung antara
titik P ke elemen kawat penghantar.
Pernyataan tersebut dikenal dengan hokum Biot-Savart yang secara matematis dapat
dinyatakan dalam bentuk persamaan:
e. Induksi Magnet pada kawat lurus berarus listrik
Sebuah kawat lurus yang dialiri arus listrik akan menimbulkan induksi magnet
dengan arah sesuai dengan kaidah tangan kanan. Untuk menunjukkan arah induksi
magnet di sekitar kawat lurus berarus listrik, genggamlah kawat dengan tangan kanan
dengan ibu jari terbuka. Sesuai dengan kaidah tangan kanan, arah ibu jari
menunjukkan arah arus listrik, sedangkan arah keempat jari yang lain menunjukkan
arah medan magnet.
Bagaimana kalau kawatnya lebih dari satu misalnya buah kawat, maka persamaannya
menjadi:
Besar induksi magnet pada ujung solenoida dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan
g. Induksi Magnet Pada Toroida
Toroida adalah kumparan yang dilekuk sehingga membentuk lingkaran. Jika
toroida dialiri arus listrik, maka akan timbul garis-garis medan magnet berbentuk
lingkaran di dalam toroida. Besar induksi magnet pada toroida dapat ditentukan
dengan persamaan