Anda di halaman 1dari 3

BAHAN - JEJAK AWAN

Untuk Minggu, 06 November 2022 sampai Minggu, 13 November 2022)

Nizar Qabbani – Kasidah kesedihan

Cintamu menjerumuskanku, perempuanku


ke kota-kota kesedihan
yang tak pernah kumasuki sebelumnya

Aku tak pernah mengerti


bahwa air mata adalah manusia
dan bahwa manusia tanpa air mata
hanyalah bayangan

ALASAN BAPAK DUDUK DI DEPAN TERAS RUMAH

Dulu saat kecil, aku sering melihat bapak duduk di depan teras rumah
Aku lihat wajah bapak seperti seolah kosong,
ketika aku panggil, tatapan kosongnya langsung berubah menjadi wajah dengan
senyuman hangat yang menenangkan jiwa, seolah-olah tidak terjadi apa-apa
Saat itu, sebagai anaknya, aku belum terlalu mengerti
Tapi sekarang, ketika telah dewasa, ketika aku telah menjalani kehidupan
dan merasakan pahitnya hidup
Sekarang, aku paham, alasan kenapa bapak dulu sering duduk di depan teras rumah

Dan senyuman hangatnya itu


Seolah tanda, bahwa bapak sangat hebat dalam menyembunyikan masalah dan
kesulitan yang ia hadapi

Pak, maafkan aku belum bisa jadi yang seperti kau inginkan
Doakan aku, agar bisa membanggakan dan membahagiakanmu
Dulu, saat aku kecil, sering kulihat bapak duduk di teras rumah. Wajah bapak seolah
kosong. Tapi saat beliau kupanggil, tatapan kosong itu seketika berubah menjadi
senyuman hangat, sebuah senyuman yang bisa menenangkan jiwa. Seolah, tidak
terjadi apa-apa.

Kala itu aku belum mengerti apa-apa. Tapi, seiring aku tumbuh dewasa, seiring waktu
berlalu dan telah kutemui perjalanan hidup yang terkadang pahit, aku mulai mengerti.
Kini, aku paham alasan kenapa bapak dulu sering duduk di depan teras rumah.

Lalu, senyuman hangat kala itu adalah tanda bahwa ia hebat dalam menyembunyikan
segala kesulitannya, semua masalah yang tengah dihadapinya.

Maaf ... Pak. Maaf karena anak yang kau besarkan ini masih belum bisa memenuhi
harapanmu. Belum bisa menjadi seperti apa yang kau inginkan. Karena itu, do'akan
aku agar bisa segera membanggakan dan membahagiakanmu.

SOE HOK GIE – Mati Muda

Soe Hok Gie pernah menulis dalam buku hariannya:


"Seorang filsuf Yunani pernah menulis ... nasib terbaik adalah tidak pernah
dilahirkan, yang kedua dilahirkan tetapi mati muda, dan yang tersial adalah berumur
tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda."

Makhluk kecil, kembalilah dari tiada ke tiada


Berbahagialah dalam ketiadaanmu

SOE HOK GIE – KESAN KEPADA GIE

Salah 1 kalimat yang paling berkesan menurut saya dari buku ini adalah:
“Pada akhirnya, saya harus mengenang Gie sebagai seorang sosialis yang kesepian.
Seseorang yang punya bahasa cinta yang tidak bisa dimengerti oleh jelata yang
dicintainya. Generasi aktivis sekarang (terlepas apakah yang konservatif, liberal, atau
progresif) perlu belajar dari kekurangan dan kelebihannya. Dari karya-karya Gie,
saya pun menatap dengan nanar suatu proses metamorfosis yang indah dari seorang
anak bangsa yang memiliki empati dan keberanian yang tinggi menjadi seorang
aktivis-pemikir yang tangguh. Hal yang saya sesali adalah dia tidak memiliki waktu
yang cukup untuk menyelesaikan perjalanannya menjadi Manusia Politik paripurna.
Kematiannya yang sepi di tengah beberapa teman seperjalanannya di puncak gunung
karena menghirup gas beracun adalah sebuah drama mini kata (terlalu sedikit kata)
untuk menandai ide-idenya yang besar dan berlimpah- limpah.”

Soe Hok Gie pernah menulis dalam buku hariannya:


"Seorang filsuf Yunani pernah menulis ... nasib terbaik adalah tidak pernah
dilahirkan, yang kedua dilahirkan tetapi mati muda, dan yang tersial adalah berumur
tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda."

Makhluk kecil, kembalilah dari tiada ke tiada


Berbahagialah dalam ketiadaanmu

Selamat terlelap Gie.

Ketika capek, Cuma butuh tepat bersandar :”(

페이지원 (Part.2)
옥주현, 소연

Anda mungkin juga menyukai