Anda di halaman 1dari 3

Tugas Perpajakan

Julia Giovanni / 3103020001

Latihan Soal
Jika terjadi pembatalan transaksi atas pembelian Barang Kena Pajak atau BKP yang ada PPN dan
PPn- Bmnya, apakah bisa dikompensasikan kemasa pajak berikutnya?
Mengenai perlakuan pembatalan transaksi atas pembelian Barang Kena Pajak atau BKP yang ada
PPN dan PPn- Bmnya, memiliki beberapa ketentuan dalam melakukan pembatalan sebagai
berikut:
1. PKP harus melakukan pembatalan faktur pajak menggunakan aplikasi e-Faktur untuk Faktur
Pajak yang telah dibuat atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang transaksinya dibatalkan dan
barang dan/atau jasa yang seharusnya tidak dibuatkan Faktur Pajak.
2. Pembatalan Faktur Pajak dapat dilakukan sepanjang terhadap SPT Masa PPN yang dimana
Masa Pajak dilaporkannya Faktur Pajak yang dibatalkan masih dapat disampaikan atau dapat
dilakukan pembetulan sesuai dengan ketentuan peraturan UU perpajakan.
3. Pembatalan transaksi harus didukung dan disertasi oleh bukti atau dokumen yang membuktikan
bahwa telah terjadi pembatalan transaksi.
4. Faktur pajak yang dibatalkan harus tetap diadministrasikan oleh PKP yang membuat faktur
pajak.
5. Dalam hal PKP yang membuat Faktur Pajak belum melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan
dalam SPT Masa PPN sebagai Faktur Pajak keluaran maka PKP dimaksud harus tetap melaporkan
Faktur Pajak tersebut dalam SPT Masa PPN dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP,
kolom PPN, dan kolom PPnBM.
6. Dalam hal PKP yang menyerahkan BKP atau barang dan/atau menyerahkan JKP atau jasa telah
melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan dalam SPT Masa PPN sebagai Faktur Pajak keluaran
maka PKP dimaksud harus melakukan pembetulan SPT Masa PPN yang bersangkutan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan dengan cara melaporkan
Faktur Pajak yang dibatalkan tersebut dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, kolom
PPN, dan kolom PPnBM.
7. Dalam hal PKP Pembeli BKP atau pembeli barang dan/atau Penerima JKP atau penerima jasa
telah melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan dalam SPT Masa PPN sebagai Faktur Pajak
masukan maka PKP dimaksud harus melakukan pembetulan SPT Masa PPN Masa Pajak yang
bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan
dengan cara melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan tersebut dengan mencantumkan nilai 0 (nol)
pada kolom DPP, kolom PPN, dan kolom PPnBM
- Berdasarkan dari ketentuan tersebut, saya dapat memberikan kesimpulan bahwa hal yang dapat
dilakukan dengan datang ke kantor pajak dan meminta dokumen untuk pembatalan faktur pajak
kepada penjual serta meminta uang atas harga beli barang dan PPN serta PPnBM yang telah
dipungut oleh penjual dan melakukan pembetulan SPT Masa PPN Masa Pajak yang bersangkutan,
dengan cara tetap melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan tersebut dengan mencantumkan nilai
0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN dan PPn BM. Sehingga kompensasikan tidak dapat
diberikan atau tidak perlu membayar tetapi harus meminta kembali uang atas PPN dan PPnBM
barang tertentu kepada penjual Barang Kena Pajak tersebut.

Latihan Soal Bulan Ganjil (Mei)


Pengakuan PPn atas impor barang
Pajak Pertambahan Nilai yang terdapat dalam impor aktiva tetap dan pembelian aktiva tetap dapat
dibebankan sebagai biaya atau ditambahkan kepada harga perolehan aktiva sepanjang tidak
dikreditkan sebagai pajak masukan. Sehingga Pengusaha Kena Pajak hanya dapat memilih salah
satu pencatatan atau pengakuan atas PPn tersebut tidak boleh keduanya yaitu sebagai pajak
masukan atau dikapitalisasi dalam harga beli/impor aktiva.
Pertanyaan Jackpot
Diketahui:
Harga jual parabola dari pabrik: Rp 4 juta dengan PPN 10% dan PPn BM 20%
Nilai tambah dari distributor: Rp 600.000
Nilai tambah dari toko elektronik: Rp 700.000
Jawab:
PPn BM = Rp 4.000.000 x 20%
= Rp 800.000
PPN = 10% x (Rp 4.000.000 + Rp 800.000)
= 10% x Rp 4.800.000
=Rp 480.000
Maka yang harus dibayar adalah
= Harga barang + PPn+PPN BM+ nilai tambah adalah
= Rp 4.000.000 + Rp 480.000+Rp 800.000 + Rp 700.000
= Rp 5.980.000

Anda mungkin juga menyukai