Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KROMATOGRAFI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Laboratorium

Yang diampu oleh Andik Wijayanto S.Mi, M.Si

Disusun oleh :
Kelompok 7 Offering A

Caecillia Leony Christiawan (220341609339)

Fannia Zulfa Marella (220341604909)

Fika Fitriani (220341605416)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN BIOLOGI
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI
November 2022
I. Hasil Percobaan

Hasil Kromatografi (ds (cm))


HT HM K A O
Kelompok 1,8,9 1,2 2 3,2 4 11, 9
Merah Kelompok 4,6,7 2,2 3,5 4,9 5,4 11, 8
Kelompok 13,14 2 3 4,6 5,5 11, 8
Tabel 1. Hasil Kromatografi Daun Warna Merah

Keterangan :
HT = Hijau Tua
HM = Hijau Muda
K = Kuning
A = Abu-abu

Hasil Kromatografi (ds (cm))


H HM HP HT K KP A O
Kelompok - 4,8 - - 5,8 2 4,2 11, 7
Kuning 5,11
Kelompok - 4 5 6 6,5 11 11
2,10
Kelompok - 6,1 - 6,8 7 7,2 11, 9
3,12
Tabel 2. Hasil Kromatografi Daun Warna Kuning

Keterangan :
H = Hijau
HM = Hijau Muda
HP = Hijau Pudar
HT = Hijau Tua
K = Kuning
A = Abu-abu

II. Analisis Data


Pada praktikum kromatografi ini kami menggunakan dua jenis daun, yaitu daun warna
merah dan daun warna kuning. Pada daun warna merah dilakukan tiga kali percobaan.
Percobaan pertama dilakukan oleh kelompok 1, 8, dan 9. Percobaan ini menghasilkan
pigmen hijau tua dengan panjang 1,2 cm, pigmen hijau muda dengan panjang 2 cm,
pigmen kuning dengan panjang 3,2 cm, pigmen abu-abu dengan panjang 4 cm, dan
pigmen oranye dengan panjang 11,9. Percobaan kedua dilakukan oleh kelompok 4,6, dan
7. Pada percobaan kedua menghasilkan pigmen hijau tua dengan panjang 2,2 cm, pigmen
hijau muda dengan panjang 3,5 cm, pigmen kuning dengan panjang 4,9 cm, pigmen abu-
abu dengan panjang 5,4 cm, dan pigmen oranye dengan panjang 11,8. Percobaan ketiga
dilakukan oleh kelompok 13 dan 14 menghasilkan pigmen hijau tua dengan panjang 2
cm, pigmen hijau muda dengan panjang 3 cm, pigmen kuning dengan panjang 4,6,
pigmen abu-abu dengan panjang 5,5 dan pigmen oranye dengan panjang 11,8.

Percobaan pada daun warna kuning juga dilakukan sebanyak tiga kali. Percobaan pertama
dilakukan oleh kelompok 5 dan 11 menghasilkan pigmen warna yaitu pigmen hijau muda
dengan panjang 4,8 cm, pigmen kuning dengan panjang 5,8 cm, pigmen kuning pudar
dengan panjang 2 cm, pigmen abu-abu dengan Panjang 4,2 cm dan pigmen oranye
dengan Panjang 11,7 cm. Percobaan kedua dilakukan oleh kelompok 2 dan 10
mengahasilkan lima pigmen warna, yaitu pigmen hijau muda dengan panjang 4 cm,
pigmen hijau pudar 5 cm, pigmen hijau tua dengan panjang 6 cm, pigmen kuning dengan
panjang 6,5 cm, pigmen abu-abu dengan panjang 11 cm dan pigmen oranye dengan
panjang 11,9. Percobaan ketiga dilakukan oleh kelompok 3 dan 12. Percobaan ini
menghasilkan 4 pigmen warna yaitu, pigmen hijau muda dengan panjang 6,1 cm, pigmen
hijau tua dengan panjang 6,8 cm, pigmen kuning dengan panjang 7 cm, pigmen abu-abu
dengan panjang 7,2 cm dan pigmen oranye dengan panjang 11,9.

Pigmen warna yang mempunyai kelarutan tertinggi dalam eluat akan mengikuti
pergerakan eluat sepanjang kertas kromatografi sampai jarak yang paling jauh. Selama
pergerakan bersama fase gerak (eluat), solut (pigmen) akan dihambat atau diadsorpsi oleh
fase diam. Besarnya hambatan tersebut dinyatakan dengan Rf (Retardation factor) dengan
rumus :
ds
Rf =
de

Pada kelompok 1, 8, dan 9 didapatkan nilai Rf sebagai berikut:


 Nilai Rf dari pigmen hijau tua
ds 1,2
Rf = = =0,1
de 12
 Nilai Rf dari pigmen hijau muda
ds 2
Rf = = =0,16
de 12
 Nilai Rf dari pigmen kuning
ds 3,2
Rf = = =0,26
de 12
 Nilai Rf dari pigmen abu-abu
ds 4
Rf = = =0,33
de 12
 Nilai Rf dari pigmen Oranye
ds 11,9
Rf = = =0 , 99
de 12

Pada kelompok 4, 6, dan 7 didapatkan nilai Rf sebagai berikut:


 Nilai Rf dari pigmen hijau tua
ds 2,2
Rf = = =0,183
de 12
 Nilai Rf dari pigmen hijau muda
ds 3,5
Rf = = =0,291
de 12
 Nilai Rf dari pigmen kuning
ds 4,9
Rf = = =0,40 8
de 12
 Nilai Rf dari pigmen abu-abu
ds 5,4
Rf = = =0,45
de 12
 Nilai Rf dari pigmen oranye
ds 11,8
Rf = = =0 , 98
de 12

Pada kelompok 3 dan 14 didapatkan nilai Rf sebagai berikut:


 Nilai Rf dari pigmen hijau tua
ds 2
Rf = = =0,16
de 12
 Nilai Rf dari pigmen hijau muda
ds 3
Rf = = =0,25
de 12
 Nilai Rf dari pigmen kuning
ds 4,6
Rf = = =0,383
de 12
 Nilai Rf dari pigmen abu-abu
ds 5,5
Rf = = =0,458
de 12
 Nilai Rf dari pigmen oranye
ds 11,8
Rf = = =0 , 98
de 12

Pada kelompok 5 dan 11 didapatkan nilai Rf sebagai berikut:


 Nilai Rf dari pigmen hijau muda
ds 4,8
Rf = = =0,4
de 12
 Nilai Rf dari pigmen kuning
ds 5,8
Rf = = =0,483
de 12
 Nilai Rf dari pigmen kuning pudar
ds 2
Rf = = =0 , 16
de 12
 Nilai Rf dari pigmen abu-abu
ds 4,2
Rf = = =0 ,35
de 12
 Nilai Rf dari pigmen oranye
ds 11,7
Rf = = =0 ,975
de 12

Pada kelompok 2 dan 10 didapatkan nilai Rf sebagai berikut:


 Nilai Rf dari pigmen hijau muda
ds 4
Rf = = =0,33
de 12
 Nilai Rf dari pigmen hijau pudar
ds 5
Rf = = =0,416
de 12
 Nilai Rf dari pigmen hijau tua
ds 6
Rf = = =0,5
de 12
 Nilai Rf dari pigmen kuning
ds 6,5
Rf = = =0,54
de 12
 Nilai Rf dari pigmen abu-abu
ds 11
Rf = = =0,96
de 12
 Nilai Rf dari pigmen oranye
ds 11
Rf = = =0 , 91
de 12

Pada kelompok 3 dan 12 didapatkan nilai Rf sebagai berikut:


 Nilai Rf dari pigmen hijau muda
ds 6,1
Rf = = =0,50 8
de 12
 Nilai Rf dari pigmen hijau tua
ds 6,8
Rf = = =0,56
de 12
 Nilai Rf dari pigmen kuning
ds 7
Rf = = =0,583
de 12
 Nilai Rf dari abu-abu
ds 7,2
Rf = = =0,6
de 12
 Nilai Rf dari pigmen abu-abu
ds 11,9
Rf = = =0 , 99
de 12
II. Pembahasan

Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia hal ini
disebabkan karena kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran
sedangkan untuk memperoleh materi murni dari suatu campuran, perlu dilakukan
pemisahan. Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan
campuran salah satunya yaitu kromatografi konvensional dimana fasa geraknya
berwujud cair dan fasa diam berwujud padat atau cair. Dengan kemajuan teknologi,
fasa gerak tidak selalu cair. Fasa gerak untuk kromatografi modern lebih bervariasi,
bisa berwujud gas, cair atau fluida (Hendayana, 2006).

Kromatografi sendiri menyangkut metode pemisahan yang didasarkan atas


distribusi differensial komponen sampel diantara dua fase. Menurut pengertian
tersebut, kromatografi selalu melibatkan dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak.
Fase diam dapat berupa padatan atau cairan yang terikat pada permukaan padatan
(kertas atau suatu adsorben), sedangkan fase gerak dapat berupa cairan disebut eluen
atau pelarut, atau gas pembawa yang inert. Gerakan fase gerak ini mengakibatkan
terjadinya migrasi differensial komponen dalam sampel (Soebagio, dkk, 2003).
Kromatografi kertas merupakan metode pemisahan dengan kerja dua fase yaitu fase
diam dan fase gerak yang hasil kerja kedua fase ini berupa rambatan warna yang
dapat terlihat pada kertas kromatografi dan bercak yang ada untuk membandingkan
antar totolan dari sampel dan totolan dari baku (Triwahyuni dan Susilawati, 2003).

Pada praktikum ini dilakukan pemisahan pigmen-pigmen yang terdapat pada


daun tumbuhan. Kali ini kami menggunakan dua warna daun, yaitu daun kuning dan
daun merah. Perbedaan warna daun akan memiliki pigmen yang berbeda-beda pula.
Jenis pigmen dalam tanaman menentukan warna dari bahan tanaman itu sendiri.
Pigmen antosianin memberi warna jingga,merah,biru, larut dalam air dan pekadalam
perlakuan panas dan pH. Pigmen Flavonoid memberikan warna kuning dan tak
berwarna ,larut dalam air dan tahan terhadap panas. Pigmen Klorofil memberikan
warna hijau, larut dalam air dan lemak tahan terhadap panas. Pigmen Tannin
memberikan warna kuning atau tak berwarna, larut dalam air dan tahan panas. Pigmen
Karatenoid memberikan warna kuning dan merah, larut dalam lemak dan tahan
panas. Pigmen Xantofil memberikan warna kuning , larut dalam air dan tahan panas.
Untuk memisahkan pigmen/zat warna pada tumbuhan dapat melakukan teknik
kromatografi kertas (Andrean, 2016).

Percobaan ini menghasilkan berbagai macam pigmen, yaitu pigmen hijau


muda, hijau tua, kuning, oranye dan abu-abu. Beberapa warna ini dikodekan oleh
jenis pigmen yang berbeda pada daun. Warna hijau tua dikodekan oleh pigmen
klorofil b, warna hijau muda dikodekan oleh pigmen klorofil a, warna kuning
dikodekan oleh pigmen xantofil, abu-abu dikedokan oleh pigmen feofitin, dan warna
oranye dikodekan oleh pigmen 𝛽 karoten. Pada percobaan didapatkan hasil pada daun
kuning, warna hijau tua tidak sekontras pada daun merah dan relatif dominan warna
kuning. Hal ini menandakan bahwa konsentrasi masing-masing pigmen pada kedua
daun tersebut berbeda. Nilai RF hanya mengidentifikasi jenis pigmen, bukan
konsentrasi pigmen. Juga dapat diketahui bahwa daun yang berwarna merah lebih
banyak mengandung pigmen 𝛽 karoten daripada pigmen lainnya. Dapat dilihat dari
nilai Rf yang tinggi dibandingkan pigmen yang lain.

Perbandingan antara nilai Rf dengan beberapa literatur:

Tabel 3. Perbandingan Nilai Rf Percobaan (Kelompok 1, 8, dan 9) dengan


Literatur
Warna Rf Rf pada Identifikasi Literatur
kromatogram percobaan literatur pigmen

Hijau muda 0,16 0,3 - 0,57 Klorofil b Wang et. al


(1995)
Hijau tua 0,1 0,41 - 0,44 Klorofil a Wang et. al
(1995)
Kuning 0,26 0,17 - 0,34 Xantofil Britton
et. al
(1995)
Oranye 0,99 0,8 - 1 𝛽 karoten Britton
et. al
(1995)

Tabel 4. Perbandingan Nilai Rf Percobaan (Kelompok 4, 6, dan 7) dengan


Literatur
Warna Rf Rf pada Identifikasi Literatur
kromatogram percobaan literatur pigmen

Hijau muda 0,29 0,3 - 0,57 Klorofil b Wang et. al


(1995)
Hijau tua 0,18 0,41 - 0,44 Klorofil a Wang et. al
(1995)
Kuning 0,4 0,17 - 0,34 Xantofil Britton
et. al
(1995)
Oranye 0,98 0,8 - 1 𝛽 karoten Britton
et. al
(1995)
Tabel 5. Perbandingan Nilai Rf Percobaan (Kelompok 13 dan 14) dengan
Literatur

Warna Rf Rf pada Identifikasi Literatur


kromatogram percobaan literatur pigmen

Hijau muda 0,25 0,3 - 0,57 Klorofil b Wang et. al


(1995)
Hijau tua 0,16 0,41 - 0,44 Klorofil a Wang et. al
(1995)
Kuning 0,38 0,17 - 0,34 Xantofil Britton
et. al
(1995)
Oranye 0,98 0,8 - 1 𝛽 karoten Britton
et. al
(1995)

Tabel 6. Perbandingan Nilai Rf Percobaan (Kelompok 5 dan 11) dengan Literatur


Warna Rf Rf pada Identifikasi Literatur
kromatogram percobaan literatur pigmen

Hijau muda 0,4 0,3 - 0,57 Klorofil b Wang et. al


(1995)
Hijau tua - 0,41 - 0,44 Klorofil a Wang et. al
(1995)
Kuning 0,16 – 0,48 0,17 - 0,34 Xantofil Britton
et. al
(1995)
Oranye 0,975 0,8 - 1 𝛽 karoten Britton
et. al
(1995)

Tabel 7. Perbandingan Nilai Rf Percobaan (Kelompok 2 dan 10) dengan Literatur


Warna Rf Rf pada Identifikasi Literatur
kromatogram percobaan literatur pigmen

Hijau muda 0,33 - 0,41 0,3 - 0,57 Klorofil b Wang et. al


(1995)
Hijau tua 0,5 0,41 - 0,44 Klorofil a Wang et. al
(1995)
Kuning 0,54 0,17 - 0,34 Xantofil Britton
et. al
(1995)
Oranye 0,91 0,8 - 1 𝛽 karoten Britton
et. al
(1995)

Tabel 8. Perbandingan Nilai Rf Percobaan (Kelompok 3 dan 12) dengan


Literatur

Warna Rf Rf pada Identifikasi Literatur


kromatogram percobaan literatur pigmen

Hijau muda 0,508 0,3 - 0,57 Klorofil b Wang et. al


(1995)
Hijau tua 0,56 0,41 - 0,44 Klorofil a Wang et. al
(1995)
Kuning 0,58 0,17 - 0,34 Xantofil Britton
et. al
(1995)
Oranye 0,99 0,8 - 1 𝛽 karoten Britton
et. al
(1995)

Berdasarkan table diatas dapat dilihat terdapat perbedaan nilai Rf percobaan dengan
nilai Rf pada literatur. Hal ini dapat disebabkan karena kekurang telitian dalam mengamati
dan menghitung eluat serta saat pengukuran ds.

IV. Daftar Pustaka


Andrean Vernandes, Percobaan Kimia Sederhana,
http://www.avkimia.com/2016/09/percobaan-kimia-sederhana-kromatografi
-daun.html, diakses padatanggal 19 Oktober 2017 pukul 12.30

Hendayana. Sumar. 2006. Pemisahan kimia. Bandung: PT SKM.

Soebagio, dkk. 2003. Kimia Analitik II. Malang: JICA.


Triwahyuni, Endang dan Erna Susilawati. 2003. Identifikasi Zat Warna Sintetis pada
Agar-agar Tidak Bernerk yang dijual di Pasar Doro Pekalongan dengan
Metode Kromatografi Kertas Jurnal Lishang. Vol 11, NO. 1 Semarang.
V. Lampiran
a. Tugas di modul

1. a. Jelaskan peran masing-masing komponen dalam kromatografi kertas yang saudara


lakukan!
Jawab :
Komponen dalam kromatografi kertas :
a. Zat padat terlarut
Zat ini berperan sebagai molekul yang akan dilakukan pemisahan. Zat padat terlarut
yang digunakan adalah daun warna merah dan daun warna kuning sebagai indikator
yang pigmen warnanya akan diidentifikasi.

b. Pelarut
Pelarut berperan pada fase mobil / fase bergerak. Pelarut pada percobaan ini adalah
eluen / pelarut organik adalah 1 ml aseton dan 9 ml petroleum eter. Larutan organik
tersebut sebagai larutan yang dapat merambat naik pada kertas whatman.

c. Fase padat
Fase padat berperan pada fase statis atau fase diam. Pada percobaan ini digunakan
selembar kertas saring atau kertas whatman yang berperan sebagai indikator kertas
tempat merambatnya eluat yang dapat menampilkan pigmen warna.

b. Jelaskan interaksi antar komponen dalam kromatografi kertas!


Jawab :
Interaksi antar komponen dalam kromatografi kertas :
Pelarut organik atau sering disebut eluat (fase gerak) bergerak melewati kertas whatman
(fase diam) dengan membawa komponen campuran. Kelarutan organik (eluat) berbeda-
beda. Dengan adanya perbedaan kelarutan tersebut, pada saat dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang menjadi ruang elusi, maka akan terjadi pemisahan komponen
pigmen. Pigmen yang memiliki kelarutan tinggi akan bergerak mengikuti pergerakan
eluat sepanjang kertas whatman hingga jarak yang paling jauh.
2. Jelaskan mengapa ruang tabung elusi harus dijenuhkan dulu dengan uap eluat!
Jawab :
Karena ketika ruang tabung elusi dijenuhka, uap dari eluat akan memenuhi tabung
sehingga ketika kertas whatman dimasukkan, proses elusi dapat berlangsung secara
maksimal. Pennjenuhan ruang tabung elusi dilakukan untuk memperkecil penguapan
pelarut dan akan menghasilkan bercak yang lebih bundar dan lebih baik.

3. Mengapa eluat tidak boleh menyentuh spot pada saat awal elusi? Jelaskan!
Jawab :
Eluat tidak boleh menyentuh spot pada saat awal elusi, hal tersebut dikarenakan
terdapat kaitan dengan sifat kapilaritas yang dimiliki oleh kertas whatman pada larutan.
Ketika spot dapat mengenai larutan, pigmen warna dapat bergerak ke arah eluat di
bawah tabung menyebabkan komponen pada pigmen daun tidak dapat diamati.

4. Masalah-masalah apa yang saudara jumpai dalam melakukan praktikum kromatografi


kertas? Jelaskan bagaimana solusi terhadap masalah tersebut!
Jawab :
Masalah :
1. Proses perambatan atau perjalanan pigmen dan larutan eluat memerlukan waktu
yang cukup lama, namun karena keterbatasan waktu dilakukan secara singkat.
2. Rambatan pigmen yang menyebar tidak vertikal sehingga membuat pengukuran
jarak yang ditempuh oleh pigmen menjadi sulit dilakukan.
3. Pigmen warna yang muncul kurang jelas.
Solusi :
1. Pengamatan terhadap perambatan atau perjalanan pigmen dan larutan dilakukan
dengan waktu yang cukup lama untuk hasil yang valid.
2. Menentukan batas baku dalam pengukuran yang paling mendekati 12 cm yang
telah ditentukan diawal percobaan.
3. Gel pigmen yang digunakan ditambahkan agak banyak agar dapat muncul pigmen
warna yang jelas, karena kemungkinan pigmen warna tidak muncul dikarenakan
terlalu sedikit gel pigmen yang diberikan saat percobaan.

b. Dokumentasi Percobaan
Gambar 1. Penimbangan Gambar 2. Penimbangan Gambar 3. Penumbukan
Daun Merah Daun Kuning Daun Merah

Gambar 4. Penyaringan Gambar 5. Hasil Gambar 6. Hasil


Solut Penyaringan Penyaringan setelah
didiamkan beberapa menit

Gambar 7. Pigmen Gambar 8. Pengambilan Gambar 9. Akuades


yang sudah disaring pigmen dengan pipa kapiler untuk proses penyucian
Gambar 10. Pigmen
dimasukkan ke dalam
larutan aseton dan
petroleum eter

Anda mungkin juga menyukai