Disusun oleh :
Kelompok 7 Offering A
Keterangan :
HT = Hijau Tua
HM = Hijau Muda
K = Kuning
A = Abu-abu
Keterangan :
H = Hijau
HM = Hijau Muda
HP = Hijau Pudar
HT = Hijau Tua
K = Kuning
A = Abu-abu
Percobaan pada daun warna kuning juga dilakukan sebanyak tiga kali. Percobaan pertama
dilakukan oleh kelompok 5 dan 11 menghasilkan pigmen warna yaitu pigmen hijau muda
dengan panjang 4,8 cm, pigmen kuning dengan panjang 5,8 cm, pigmen kuning pudar
dengan panjang 2 cm, pigmen abu-abu dengan Panjang 4,2 cm dan pigmen oranye
dengan Panjang 11,7 cm. Percobaan kedua dilakukan oleh kelompok 2 dan 10
mengahasilkan lima pigmen warna, yaitu pigmen hijau muda dengan panjang 4 cm,
pigmen hijau pudar 5 cm, pigmen hijau tua dengan panjang 6 cm, pigmen kuning dengan
panjang 6,5 cm, pigmen abu-abu dengan panjang 11 cm dan pigmen oranye dengan
panjang 11,9. Percobaan ketiga dilakukan oleh kelompok 3 dan 12. Percobaan ini
menghasilkan 4 pigmen warna yaitu, pigmen hijau muda dengan panjang 6,1 cm, pigmen
hijau tua dengan panjang 6,8 cm, pigmen kuning dengan panjang 7 cm, pigmen abu-abu
dengan panjang 7,2 cm dan pigmen oranye dengan panjang 11,9.
Pigmen warna yang mempunyai kelarutan tertinggi dalam eluat akan mengikuti
pergerakan eluat sepanjang kertas kromatografi sampai jarak yang paling jauh. Selama
pergerakan bersama fase gerak (eluat), solut (pigmen) akan dihambat atau diadsorpsi oleh
fase diam. Besarnya hambatan tersebut dinyatakan dengan Rf (Retardation factor) dengan
rumus :
ds
Rf =
de
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia hal ini
disebabkan karena kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran
sedangkan untuk memperoleh materi murni dari suatu campuran, perlu dilakukan
pemisahan. Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan
campuran salah satunya yaitu kromatografi konvensional dimana fasa geraknya
berwujud cair dan fasa diam berwujud padat atau cair. Dengan kemajuan teknologi,
fasa gerak tidak selalu cair. Fasa gerak untuk kromatografi modern lebih bervariasi,
bisa berwujud gas, cair atau fluida (Hendayana, 2006).
Berdasarkan table diatas dapat dilihat terdapat perbedaan nilai Rf percobaan dengan
nilai Rf pada literatur. Hal ini dapat disebabkan karena kekurang telitian dalam mengamati
dan menghitung eluat serta saat pengukuran ds.
b. Pelarut
Pelarut berperan pada fase mobil / fase bergerak. Pelarut pada percobaan ini adalah
eluen / pelarut organik adalah 1 ml aseton dan 9 ml petroleum eter. Larutan organik
tersebut sebagai larutan yang dapat merambat naik pada kertas whatman.
c. Fase padat
Fase padat berperan pada fase statis atau fase diam. Pada percobaan ini digunakan
selembar kertas saring atau kertas whatman yang berperan sebagai indikator kertas
tempat merambatnya eluat yang dapat menampilkan pigmen warna.
3. Mengapa eluat tidak boleh menyentuh spot pada saat awal elusi? Jelaskan!
Jawab :
Eluat tidak boleh menyentuh spot pada saat awal elusi, hal tersebut dikarenakan
terdapat kaitan dengan sifat kapilaritas yang dimiliki oleh kertas whatman pada larutan.
Ketika spot dapat mengenai larutan, pigmen warna dapat bergerak ke arah eluat di
bawah tabung menyebabkan komponen pada pigmen daun tidak dapat diamati.
b. Dokumentasi Percobaan
Gambar 1. Penimbangan Gambar 2. Penimbangan Gambar 3. Penumbukan
Daun Merah Daun Kuning Daun Merah