Anda di halaman 1dari 98

PENGARUH HARGA JUAL DAN BIAYA PRODUKSI

TERHADAP PENDAPATAN PTPN VIII CIKASO

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh
Muhammad Yusup Maulana

1830611114

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

2022
PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIARISME

Saya sebagai peneliti menyatakan bahwa seluruh tulisan dari karya ilmiah yang

berjudul “PENGARUH HARGA JUAL DAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP

PENDAPATAN PTPN VIII CIKASO” ini tidak mengandung unsur plagiarisme, kecuali

pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya. Pengutipan terkait bentuk tulisan lainnya

dilakukan sesuai dengan kaidah referensi perpustakaan yang diperkenankan dengan

menjungjung tingggi haki (hak kekayaan intelektual) dan sesuai dengan etika usnur akademik

yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Sukabumi.

Segala hal yang bertentangan dengan pernyataan saya diatas menjadi tanggung jawab

sepenuhnya. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sejujurnya.

Sukabumi, Juli 2022

Yang membuat pernyataan,

Muhammad Yusup Maulana


ABSTRAK

Perkebunan Karet merupakan salah satu sektor pertanian besar yang ada di indonesia,

perkebunan ini merupakan produk ekspor di indonesia selain kelapa sawit. Bagi para investor

khususnya investor asing sektor ini menjadi prioritas utama dikarenakan memiliki peluang

yang sangat menjanjikan terutama untuk pendapatan negara. Indonesia sendiri memiliki

kesempatan besar untuk menjadi produsen karet alam dunia. Iklim dan lingkungan indonesia

sangatlah mendukung pertumbuhan dan perkembangan pohon karet. Prospek perkebunan

karet indonesia kedepan sangatlah menjanjikan mengingat masih tersediannya lahan yang luas

untuk perkebunan karet ini.

Maksud dan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh harga jual, biaya

produksi terhadap pendapatan PTPN VIII CIKASO. Variabel yang digunakan pada penelitian

ini adalah variabel harga jual, biaya produksi dan pendapatan. Hasil penelitian

memeperlihatkan bahwa : (1) Harga Jual berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan.

Pernyataan ini didapatkan melalui hasil uji t yang mana nilai t hitung sebesar 3,586 > dari t

tabel sebesar 2,037 serta nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. (2) Biaya Produksi

berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan. Pernyataan ini didapatkan melalui hasil

uji t yang mana nilai t hitung sebesar 2,951 > 2.037 serta nilai signifikansi sebesar 0,006 <

0,05. (3) Harga Jual, Biaya Produksi berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan.

Pernyataan ini didapatkan melalui hasil uji F sebesar 32,570 > dari F tabel sebesar 2,90 serta

nilai signifikansi sebesar 0,001 sehingga sig < 0,05.

Kata Kunci : Harga Jual, Biaya Produksi, Pendapatan


ABSTRACT

Rubber Plantation is one of the major agricultural sectors in Indonesia, this plantation is an

export product in Indonesia other than oil palm. For investors, especially foreign investors,

this sector is a top priority because it has very promising opportunities, especially for state

income. Indonesia itself has a great opportunity to become the world's natural rubber

producer. Indonesia's climate and environment strongly support the growth and development

of rubber trees. The prospects for Indonesian rubber plantations in the future are very

promising considering the availability of large areas of land for this rubber plantation.

The purpose and purpose of this study is to determine the effect of selling prices, production

costs on the income of PTPN VIII CIKASO. The variables used in this study are variables of

selling price, production costs and income. The results of the study show that: : (1) Selling

Price has a significant effect on revenue. This statement was obtained through the results of

the t test where the calculated t value was 3.586 > from the table t of 2.037 and the

significance value of 0.001 < 0.05. (2) Production Costs had a significant effect on income.

This statement was obtained through the results of the t test where the calculated t value was

2.951 > 2,037 and the significance value was 0.006 < 0.05. (3) Selling Price, Production

Costs have a significant effect on Revenue. This statement was obtained through the results of

the F test of 32.570 > from the F table of 2.90 and the significance value of 0.001 so that the

sig < 0.05.

Keywords : Selling Price, Production Cost, Revenue


MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesuatu yang diinginkan itu dikejar, bukan ditunggu.

Diusahakan, bukan sekedar mengharapkan”

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

 Kedua orangtuaku tercinta H.Amir dan Hj.Ati yang selalu memberikan do’a, motivasi,

serta dukungan seara material ataupun non material demi tercapainya masa depan yang

dapat memberikan manfaat bagi orang lain serta khususnya untuk diri sendiri.

 Saudaraku tercinta Kusnadi, S.IP., M.Si yang selalu memberikan arahan serta

dukungan moral yang sangat tinggi guna tercapainya cita-cita.

 Saudari-saudariku tercinta Yanti, Marni, Atikah serta seluruh keluarga dekat yang tak

pernah lupa untuk memberikan motivasi semangat juang tinggi.

 Seluruh teman seperjuanganku yang tak bisa saya sebutkan satu persatu yang selalu

memberikan ide-ide serta gagasan baik sampai terselesaikannya penelitian ini.

 Seluruh staff jajaran dewan guru Mts cidahu dan Smk Plus Paradis yang selalu

memberikan kesempatan waktu, serta dukungan-dukungan positif dalam menuntaskan

penelitian ini.
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan beribu-ribu

nikmat sehat serta rahmat dan karuniannya. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah yang berjudul “PENGARUH HARGA JUAL DAN BIAYA PRODUKSI

TERHADAP PENDAPATAN PTPN VIII CIKASO”. Tak lupa shalawat beserta salam

peneliti panjatkan kepada baginda alam yakin Nabi Muhammad SAW, Penulisan skripsi ini

sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Sukabumi.

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Bapak Andri Indrawan , S.E., M.Ak selaku dosen

pembimbing I dan Bapak Elan Eriswanto, S.E., M.M selaku dosen pembimbing II atas segala

waktu, saran, serta bimbingan dan nasehatnya selama berlangsungnya penyusunan karya

ilmiah skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah

banyak membantu dan selalu memberikan dukungan selama proses penyusunan karya ilmiah

ini, antara lain peneliti sampaikan kepada :

1. Dr Sakti Alamsyah, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammmadiyah Sukabumi

2. Elan Eriswanto, SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah

Sukabumi

3. Acep Suherman, M.Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas

Muhammadiyah Sukabumi.

4. Segenap dosen fakultas ekonomi yang telah memberikan ilmu serta bimbingannya

5. Kedua orangtua hebat serta seluruh keluarga besar, yang selalu mendo’akan,

memberikan dukungan moral maupun material dan motivasi yang sangatlah begitu luar

biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

6. Serta semua orang hebat yang tak bisa penulis sebutkan satu-satu yang selalu

memberikan dukungan positif terhadap penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah skripsi ini masih sangatlah banyak
kekurangan serta kehilafan, mengingat keterbatasan yang dimiliki penulis dalam hal ilmu

pengetahuan, pengalaman serta kemampuan. Maka dari itu krtik serta saran yang

memebangun dari semua pihak sangatlah penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi para pembaca dan penulis selanjutnya.

Sukabumi, Juli 2022

Penulis
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jenis-Jenis Perkebunan di Kabupaten Sukabumi................................3

Tabel 1.2 Data Pendapatan PTPN VIII Cikaso...................................................4

Tabel 1.3 Grafik Pendapatan PTPN VIII Cikaso................................................5

Tabel 1.4 Penelitian Terdahulu...........................................................................8

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel....................................................................83

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Harga Jual.............................................................97

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Biaya Produksi.....................................................98

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Pendapatan...........................................................98

Tabel 4.4 Hasil Uji Reabilitas Instrumen...........................................................99

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas...............................................................103

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Regresi Linier Berganda...............................104

Tabel 4.7 Hasil Uji T........................................................................................105

Tabel 4.8 Hasil Uji F........................................................................................106

Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi......................................................108


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran..................................................................... 79

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian................................................................... 82

Gambar 4.1 Kantor PTPN VIII Cikaso............................................................ 93

Gambar 4.2 Karakterisitik Responden Berdasarkan Umur............................. 95

Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin................. 96

Gambar 4.4 Histogram.....................................................................................100

Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas....................................................................101

Gambar 4.6 Hasil Uji Heterokedastitas...........................................................103


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di indonesia tanaman perkebunan merupakan komoditas yang memiliki

nilai ekonomis tinggi. Yang mana jika dikelola dengan cara yang benar dan sesuai

prosedur dapat meningkatkan devisa Negara. Selama ini pemerintah sudah banyak

berupaya agar bisa meningkatkan produksi subsektor perkebunan misalnya

dengan cara intesifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi. Salah satu tanaman

perkebunan yang diharapkan dapat memberikan sumbangan besar bagi

peningkatan devisa Negara sebagai komoditi ekspor adalah komoditi Karet.

Perkebunan karet merupakan salah satu sektor pertanian besar yang ada di

indonesia, Perkebunan ini merupakan produk ekspor di indonesia selain kelapa

sawit. Bagi para investor khsusnya investor asing sektor ini menjadi prioritas

utama dikarenakan memiliki peluang yang sangat menjanjikan terutama untuk

pendapatan negara. Indonesia sendiri memiliki kesempatan menjadi produsen

karet dunia karena memiliki beberapa keunggulan yang menjadi pendukung hal

tersebut seperti beberapa wilayah Indonesia yang memiliki iklim serta lingkungan

mendukung untuk pertumbuhan serta perkembangannya pohon karet. Lebih dari

itu, Indonesia juga mempunyai keunggulan dalam hal tenaga kerja karena

memiliki pendukuduk yang mayotitas bekerja sebagai petani yang memiliki

peranan berharga dalam pengembangan ekonomi indonesia khususnya dari

bidang perkebunan karet. Selanjutnya rencana besar kedepan untuk perkebunan

ini sangat menjanjikan karena luasnya lahan yang ada serta kosong belum

terpakai untuk perkebunan karet ini. Rencana ini pastinya harus selalu dibarengi

serta didukung dengan percobaan-percobaan perkembangan perkebunan karet itu

sendiri. Perkembangan perkebunan karet itu nantinya bisa direalisasikan dengan


menciptakan produk baru untuk menjangkau pasar yang luas, menambah

produksi lahan dengan menggunakan teknologi yang maju, serta meningkatkan

kualitas melalui pengolahan yang baik dan tertata rapih.

Rubber Sheet merupakan karet lembaran yang dihasilkan dari pengolahan

getah karet (Hevea brasiliensis). Getah karet yang digunakan biasanya berasal

dari pohon yang sudah berumur minimal 5 tahun dan bisa diambil getahnya

selama 25 sampai 35 tahun kedepan. Getah tersebut diolah melalui beberapa

tahapan yang dimulai dengan penimbangan lateks yang datang dari kebun sampai

dengan proses sortasi dan pengepakan.

PT. Perkebunan Nusantara VIII atau biasa disebut juga dengan PTPTN VIII

adalah anak usaha PTPTN III milik BUMN yang bergerak dalam bidang

perkebunan teh, karet, kina, kakao, kelapa sawit dan getah perca. Yang mana

kantor pusatnya berada di Bandung dengan wilayah operasinya di Provinsi Jawa

Barat. Kabupaten sukabumi merupakan salah satu daerah pengembang

perkebunan karet yang berada dibawah naungan PTPN VIII yang terbagi ke 6

Wilayah dengan luas keseluruhannya mencapai 22,638 Ha.


Tabel 1.1

Jenis-Jenis Perkebunan di Kabupaten Sukabumi

Keterangan
Jenis Perkebunan Nama Perkebunan Komoditas Luas (Ha)
Lokasi

Karet, Jarak Pagar,


Cibungur 5,890 Warungkiara
Hti

Cisalak Teh, Takeling 1,941 Parakansalak

Karet, Teh, Sawit,

Sukamaju Gutaperca, 5,508 Cibadak


PBN PTPTN VIII
Takeling

Karet, Kelapa
Pasirbadak Ciemas 4,431 Cisolok
Hybrida

Cikaso Karet, Takeling 2,013 Tegal Buleud

Goalpara Teh, Kina 2,855 Sukaraja

Luas keseluruhan 22,638 Ha

Sumber Data : Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Terpadu Kabupaten


Sukabumi

Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria untuk mengukur tingkat

keberhasilan suatu perusahaan. Bila pendapatan suatu perusahaan relatif rendah

maka tata kelola perusaahan tersebut dapat dikatakan gagal, begitupun sebaliknya.

Faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan yaitu Biaya. Biaya-Biaya tersebut

antara lain biaya produksi, biaya pemasaran, biaya operasional dan biaya

penjualan. Biaya-biaya tersebut timbul dari proses pengolahan suatu produk yang

mana akan berpengaruh terhadap harga jual dan nantinya akan berpengaruh juga

terhadap pendapatan yang diterima oleh perusahaan. Pendapatan adalah sejumlah


uang yang diterima perusahaan dalam jumlah periode tertentu sebagai imbalan

atas faktor-faktor produksi yang disumbangkan. Dalam menentukan

keberlangsungannya suatau usaha, Pendapatan menjadi tolak ukur yang

digunakan oleh perusahaan dalam menilai keberhasilan suatu usahanya. Oleh

karena itu, untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dan keuntungannya,

perusahaan harus bisa mempengaruhi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

pendapatannya, seperti harga jual dan biaya produksi.

Data pendapatan PTPN VIII Cikaso pada tahun 2017 sampai 2021 sebagai

berikut:

Tabel 1.2

Data pendapatan PTPN VIII Cikaso

No Tahun Pendapatan

1 2017 Rp. 130,983,650,00

2 2018 Rp. 111,850,554,00

3 2019 Rp. 78,202,426,00

4 2020 Rp. 86,707,474,00

5 2021 Rp. 180,021,991,00

Terlihat dari data lima tahun terakhir untuk pendapatan PTPN VIII Cikaso

mengalami ketidak stabilan yang cukup drastis. Kondisi ini mengakibatkan

kerugian yang sangat signifikan yang mana sangat berpengaruh terhadap visi-misi

suatu usaha yang mana tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan keuntungan.
Untuk lebih detailnya bisa kita lihat di grafik pendapatan di bawa ini :

Tabel 1.3 : Grafik pendapatan PTPN VIII Cikaso

200,000,000
180,000,000
160,000,000
140,000,000
2021
120,000,000
2020
100,000,000
2019
80,000,000
2018
60,000,000 2017
40,000,000
20,000,000
0
2017 2018 2019 2020 2021

Harga merupakan komponen penting atas suatu produk, karena akan

berpengaruh terhadap keuntungan produsen. Harga juga menjadi pertimbangan

konsumen untuk membeli,sehingga perlu pertimbangan khusus untuk menentukan

harga tersebut (Jumriani, 2006). Harga adalah sejumlah uang yang diberikan pada

suatu produk tertentu. Harga jual akan mempengaruhi tingkat pendapatan suatu

perusahaan dan juga dapat meningkatan suatu perusahaan dan juga meningkatkan

taraf usaha yang telah dijalankan tersebut (Nasution, 2019). Harga jual karet

dunia sering mengalami penurunan mulai dari kisaran harga US$1,664/kg sampai

dengan US$1,773/kg bahkan bisa mencapai titik US$1,6/kg naik turun jauh dari

harga normal biasanya.

Faktor penting yang harus diperhatikan oleh para perusahaan ketika akan

menghasilkan suatu usaha adalah biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya
yang dikeluarkan untuk mengolah bahan mentah menjadi produk yang dapat

dijual. Secara garis besar biaya produksi ini dapat dibagi menjadi biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya tidak langsung (Jumingan &

Wardiyah, 2019). Biaya produksi merupakan biaya yang secara langsung

ditanggung oleh perusahaan dalam memproses bahan baku hingga menjadi

produk. Perusahaan perlu kiranya memaksimalkan produksi agar tidak terjadi

yang namanya pembengkakan saat mendanai suatu usaha. Pada hakikatnya ketika

menjual suatu produk, keuntungan merupakan tujuan utama dari kegiatan usaha

perusahaan, sehingga para investor dan pemilik perusahaan harus dapat

memperoleh keuntungan yang diharapkan, Penjualan yang dilakukan tidak

menjamin keuntungan. Hal ini karena penjualan harus dipotong dari biaya yang

ditanggung oleh perusahaan dalam produksi produk perkebunan seperti pembelian

bibit karet, pupuk, upah dan lain-lainnya. Perusahaan akan menderita kerugian

jika penjualannya dihitung lebih kecil dari pada biaya yang dikeluarkan. Oleh

karena itu, agar suatu perusahaan dapat mencapai target pendapatan yang

diinginkan, pendapatan dari penjualan yang biasa disebut omset penjualan harus

lebih sesuai atau lebih tinggi dari biaya yang ditanggung oleh perusahaan. Biaya

produksi yang digunakan PTPN VIII Cikaso tidak sesuai dengan hasil yang

dicapai, karena 30% dari 50% produksi biasanya dihabiskan untuk biaya

pemeliharaan dan lain sebagainya.

Menggunakan kedua faktor harga jual dan biaya produksi akan

mempengaruhi tingkat pendapatan dan pada akhirnya berakibat pada pendapatan

perusahaan. Pendapatan perusahaan merupakan hasil perkalian antara produksi


dengan harga jual, dan selisih antara pendapatan dengan modal disebut laba

perusahaan (Agus Susilo,Junaedi., 2546). Oleh karena itu untuk mendapatkan

hasil yang baik, dua faktor tersebut harus ditempatkan dalam penempatan atau

kuantitas maksimum.

Masalah yang sedang dihadapi oleh PTPN VIII Cikaso saat ini adalah

tingkat pendapatan yang menurun dikarenakan rendahnya permintaan produksi

karet serta biaya produksi yang dikeluarkan tidak sesuai dengan penghasilan yang

didapat. Hal ini berpengaruh terhadap tingkat pendapatan dari usaha karet

tersebut. Ketika permintaan produksi karet meningkat dan harga karet naik maka

dapat dipastikan tingkat pendapatan perusahaan akan naik drastis, begitupun

sebaliknya jika permintaan produksi karet menurun dan disusul dengan rendahnya

harga jual maka dapat sangat dipastikan tingkat pendapatan perusahaan akan turun

sangat drastis. Kondisi ini dapat menjadi awal mula penyebab gagalnya suatu

usaha yang mana jika terus berlanjut akan mengakibatkan kebangkrutan.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, terdapat beberapa kesimpulan yang

berkenaan dengan pengaruh harga, biaya produksi serta pendapatan.


Tabel 1.4

Penelitian terdahulu

No Nama, Judul Variabel Metode sampel Hasil yang berhubungan


penelitian ini
1 (Agus Susilo, Dr. Junaedi, Harga, Deskriftif kuantitatif • Luas lahan berpengaruh
SE., 2546), Pengaruh Luas Luas lahan, secara signifikan
Lahan, Biaya Produksi Dan Biaya terhadap peningkatan
Harga Pasar Terhadap produksi, pendapatan petani
Peningkatan Pendapatan dan • Biaya produksi memiliki
Petani Bawang Merah Pada Pendapatan pengaruh signifikan
Saat Pandemi Covid 19 Di Pengaruh terhadap peningkatan
Desa Banaranwetan pendapatan petani
Kecamatan Bagor • Harga jual memiliki
Kabupaten Nganjuk pengaruh terhadap
peningkatan pendapatan
petani
• Adanya pengaruh secara
stimultan antara variabel
luas lahan, biaya
produksi dan harga jual
terhadap peningkatan
pendapatan petani
• Variabel yang paling
dominan dalam
peningkatan pendapatan
petani bawang merah di
desa Banaranwetan
Kabupaten Nganjuk.
adalah variabel harga
jual . Hal ini dibuktikan
dengan hasil pengukuran
secara parsial bahwa dari
keempat variabel
independen tersebut
yang paling
mempengaruhi
peningkatan pendapatan
petani adalah harga jual
sedangkan dua variabel
luas lahan dan hasil
produksi memberikan
nilai dibawah harga jual.

2 (Juniati, 2016), Pengaruh Pengaruh Penelitian lapangan • Harga meliki pengaruh


harga jual, modal, luas harga Jual, (field research) negatif dan tidak
lahan dan tenaga kerja modal, luas signifikan terhadap
terhadap peningkatan lahan pendapatan masyarakat
pendapatan masyarakat muslim
muslim
3 (Andi Amran Asriadi, Pengaruh Deskriftif kuantitaif • Harga memiliki
2546), Pengaruh Harga Dan Harga Dan dan kualitatif pengaruh yang signifikan
Biaya Terhadap Pendapatan Biaya terhadap terhadap pendapatan
Petani Ubi Jalar Kecamatan pendapatan petani ubi jalar di
Rumbia Kabupaten Kecamatan Rumbia
Jeneponto Kabupaten Jeneponto
• Sedangkan biaya
berpengaruh dan
signifikan terhadap
pendapatan petani
4 (Hartono, 2013), Pengaruh Pengaruh Deskriftif Kuantitatif • Pengaruh biaya produksi
Biaya Produksi Terhadap Biaya secara simultan memiliki
Pendapatan Usaha Produksi pengaruh yang signifikan
Pekebunan Kelapa terhadap terhadap pendapatan
Sawit(Elaeis Guineensis pendapatan usaha perkebunan kelapa
Jacq) Di Desa Bukit Raya sawit
Kecamatan Sepaku
Kabupaten Penajam Paser
Utara
5 (Arimbawa & Widanta, Analisis faktor Kuantitatif • Hasil pengujian hipotesis
2017), Analisis Faktor- faktor yang kedua ditemukan bahwa
Faktor Yang mempengaruhi biaya produksi tidak
Mempengaruhi Pendapatan pendapatan berpengaruh signifikan
Petani Karet Dikecamatan petani terhadap pendapatan
Singingi Kabupaten Kuatan pengusaha karet di
Singingi Provinsi Riau Kecamatan Singingi
Kabupaten Kuantan
Singingi

Dari beberapa penelitian diatas bisa kita simpulkan bahwa tidak setiap

kejadian empiris sesuai dengan teori yang ada. Kemudian dari hasil penelitian

terdahulu terindikasi adanya pengaruh yang berbeda-beda dari variabel harga dan

biaya produksi yang banyak dipandang berpengaruh besar terhadap pendapatan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada tabel, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian di PTPN VIII Cikaso dengan judul

“Pengaruh Harga Jual dan Biaya Produksi Terhadap Pendapatan PTPN

VIII CIKASO”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang telah disampaikan di atas, maka masalah-

masalah yang akan di indentifiksikan adalah sebagai berikut:

1) Rendahnya harga jual karet menyebabkan keterbatasan perusahaan untuk

memenuhi kebutuhan perusahaan.

2) Rendahnya permintaan produksi karet mengakibatkan terbatasnya

produksi yang dihasilkan.

3) Kurangnya modal untuk biaya produksi yang mengakibatkan pada

kurang maksimalnya hasil produksi.

4) Rendahnya pendapatan yang diperoleh perusahaan, yang mengakibatkan

kurangnya biaya untuk mencukupi jalannya perusahaan.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka

permasalahan yang akan di teliti, yaitu:

1) Bagaimana pengaruh harga jual karet terhadap pendapatan PTPN VIII

Cikaso ?

2) Bagaimana pengaruh biaya produksi terhadap pendapatan PTPN VIII

Cikaso?

3) Bagaimana pengaruh harga jual dan biaya produksi terhadap pendapatan

PTPN VIII Cikaso ?


1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh harga jual terhadap

pendapatan PTPN VIII Cikaso

2) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh biaya produksi terhadap

pendapatan PTPN VIII Cikaso

3) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh harga jual, dan biaya

produksi terhadap pendapatan PTPN VIII Cikaso

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi pihak-

pihak terkait diantaranya :

1) Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi serta menjadi

penamenambah informasi dan wawasan untuk penelitian dimasa

mendatang dengan pembahasan yang sama.

2) Secara praktis

a. Bagi Penulis

Menambah wawasan ilmu pengetahuan beserta pengalaman yang bisa

diterapkan antara teori yang didapat di bangku perkuliahan dengan

penerapan dilapangan, terutama yang berhubungan dengan pengaruh

harga dan biaya produksi terhadap pendapatan.


b. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber informasi untuk

penelitian yang akan datang.

c. Bagi PTPN

Bisa menjadi sumber tambahan ilmu baru sehingga bisa menjadi

acuan untuk meningkatkan usaha-usahanya guna meningkatkan

pendapatan.
BAB II

KERANGKA TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Harga Jual

Definis harga masih banyak dihubung-hubungkan dengan beberapa makna

yang sulit, padahal untuk definisi harga sendiri berawal dari beberapa hal yang

cukup sederhana dimana konsepnya cukup mudah didefinisikan dengan isitilah

umum. Beberapa konsep yang saling berkaitan dalam teori ekonomi ialah : harga

(price) serta nilai (utility).

Marius p.Angipora, 2012 mengatakan bahwa “nilai merupakan ukuran

kuantitatif bobot suatu produk yang mana bisa ditukarkan dengan produk lain

sesuai dengan kesepakatannya. Selain itu menurut Danang Sunyoto, 2013

mengatakan bahwa “harga merupakan nilai yang dikatakan dalam mata uang serta

medium moneter lainnya sebagai alat yang dapat ditukar. Dalam pengertian ilmu

ekonomi harga memiliki hubungan dengan pengertian nilai serta kegunaan. Nilai

ialah ukuran jumlah yang mana dapat diberikan oleh suatu produk jika produk

tersebut ditukarkan dengan produk lainnya. Sedangkan kegunaan ialah atribut dari

suatu item yang mana dapat memberikan tingkat kepuasan tertentu pada

konsumen.

Harga merupakan nilai yang dikatakan dalam mata uang (Rupiah) sebagai

alat tukar yang sah, bisa juga dikatakan bahwa harga ialah sejumlah uang yang

dibutuhkan guna mendapatkan sejumlah produk tertentu atau kombinasi antara

barang serta jasa. Pendapatan merupakan salah satu dari sekian banyak faktor

faktor yang terpengarui oleh tinggi rendahnya suatu nilai harga.


Harga suatu barang yang diperjualbelikan akan ditentukan dengan melihat

konsistensinya dalam suatu pasar. Keseimbangan pasar akan terjadi jika

banyaknya produk yang ditawarkan sama dengan banyaknya produk yang

diminta. Harga mempunyai peranan primer pada proses pengambilan keputusan

para pembeli diantaranya adalah :

a. peranan alokasi harga adalah fungsi harga dalam menolong para pembeli agar

bisa dapat menetapkan trik untuk mendapatkan manfaat tertinggi yang

diperlukan menurut daya belinnya. Oleh karena itu adanya harga dapat

membantu para pembeli untuk bisa menetapkan trik untuk

mengalokasikan daya belinya terhadap macam-macam jenis barang atau

jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang

tersedia, lalu mengambil keputusan untuk mengalokasikan dana yang

dikehendaki.

b. peranan infromasi harga, yaitu fungsi harga dalam membidik konsumen

terutama mengenai faktor-faktor tersebut, seperti kualitas. Hal ini

tentunya berguna pada situasi dimana pembeli mengalami kesulitan

untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif (Sadono

Sukirno, 2016).

2.1.2 Penetapan Harga Jual

Menurut Sudaryono, 2015, ada tiga bentuk penetapan harga jual, yaitu

diantaranya adalah:

a. Penetapan Harga Jual Oleh Pasar (market pricing)

Dalam kondisi ini, penjual tidak bisa memperoleh kontrol sama sekali
terhadap harga yg dilempar di pasaran. Harga ditentukan oleh prosedur

pendapatan & permintaan. Dalam keadaan misalnya, penjual tidak

sanggup untuk menetapkan Harga Jualnya.

b. Penetapan Harga Jual Oleh Pemerintah (government controlled pricing)

dalam hal ini pemerintah memiliki wewenang untuk menentukan harga

suatu barang atau jasa.

c. penetapan harga jual yang bisa dikontrol oleh perusahaan (ad-ministered

or busines controlled pricing)

Pada kondisi ini, harga diputuskan sendiri oleh perusahaan. Penjual

memutuskan harga, dan pembeli boleh memilih, “membeli atau tidak”. Harga

diputuskan oleh keputusan serta kebijaksanaan yang masih ada dalam perusahaan,

walaupun faktor-faktor prosedur pendapatan serta permintaan, dan peraturan-

peraturan pemerintah permanen diperhatikan. Sampai seberapa jauh perusahaan

bisa memutuskan harga, tergantung dalam taraf diferensiasi produk, besar

perusahaan serta persaingan.

Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penetapan harga jual

menurut para ahli adalah :

a. James H Rushton mengatakan ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap

penentuan harga jual yaitu: biaya, harga barang saingan, pasar, elastisitas

permintaan, dan reaksi pesaing serta konsumen.

b. Morton Backer Dan Lyle E Jacobsen menyatakan bahwa ada beberapa faktor

yang berpengaruh terhadap penentuan harga jual yaitu: biaya, jenis industri,

tingkat persaingan didalam maupun diluar industri, elastisitas permintaan,


kondisi ekonomi, kondisi keuangan perusahaan, jenis produk, struktur

kelembagaan, tingkat aktivitas pabrik, pembatasan-pembatasan pemerintah,

serta peningkatan persediaan.

2.1.3 Tujuan Penetapan Harga Jual

Menurut Phillip Kotler, 2012 terdapat enam langkah tentang penetapan

harga jual terhadap sebuah produk perusahaan yaitu :

1) Perusahaan menetapkan tujuan pemasaran dengan hati-hati, contohnya

adalah dengan tujuan guna meningkatkan keuntungan, mempertahankan

hidup sehari-hari, serta berkeinginan untuk mendapatkan kualitas produk.

2) Perusahaan menentukan kurva permintaan yang menampilkan jumlah

produk yang mungkin dapat dijual pada tingkat harga alternatif per

periodenya. Semakin kecil elastistitas permintaan, maka akan semakin

tinggi pula harga yang bisa ditetapkan oleh perusahaan.

3) Perusahaan mempertimbangkan bagaimana biaya akan berubah pada

tingkat produksi yang beragam.

4) Perusahaan meninjau harga para pesaing sebagai acuan untuk

menetapkan harga perusahaan itu sendiri.

5) Perusahaan memilih beberapa metode penetapan harga yang terdiri dari

penetapan harga nilai yang didapat, penetapan harga biaya plus,

penetapan harga yang sesuai dengan laju perkembangan, penetapan harga

dalam sampul tertutup, analisis pulang pokok serta penetapan laba

sasaran.

6) Perusahaan menentukan harga akhir dan menyatakan bahwa harga


tersebut telah sesuai dengan kebijakan penetapan harga perusahaan serta

sesuai dengan para penyalur grosir, pesaing, pemasok serta pemerintah.

Sedangkan menurut Rambat Lupiyoadi, 2012 tujuan penetapan harga adalah:

1) Bertahan

Bertahan adalah upaya untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang

menambah keuntungan ketika perusahaan sedang mengalami kondisi

pasar yang buruk. Upaya ini dilakukan untuk keberlangsungan hidup

perusahaan.

2) Memaksimalkan pendapatan

Penentuan harga bertujuan guna meningkatkan pendapatan dalam periode

tertentu.

3) Memaksimalkan penjualan

Penentuan harga bertujuan untuk membangun pasar dengan melakukan

penjualan terhadap harga awal yang merugikan.

4) Prestise

Tujuan penentuan harga jual ialah untuk memposisikan jasa perusahaan

tersebut sebagai produk yang ekslusif.

5) Pengembangan atas investasi (ROI)

Tujuan penentuan harga didasarkan perolehan pengambilan atas

pendapatan yang diinginkan. Disamping untuk mengetahui lingkungan

pasar harga ditetapkan, manajer pemasaran harus menentukan dengan

jelas tujuan dari perusahaan.


2.1.4 Tahap-Tahap Penetapan Harga Jual

Bagi setiap perusahaan penetapan harga suatu produk selalu menjadi

hambatan yang cukup serius dikarenakan penetapan harga ini bukan merupakan

kewenangan mutlak serta kekuasaan seorang pengusaha ataupun pihak

perusahaan. Penetapan harga akan menimbulkan hasil penerimaan dari penjualan

produk yang didapat dan dipasarkan.

Menurut Marius p.Angipora, 2012 ada lima tahapan dalam penetapan harga,

yaitu :

1) Mengestimasi permintaan barang

Dalam tahapan ini perusahaan dapat mengestimasi permintaan barang

atau jasa yang telah dihasilkan secara keseluruhan yang mana hal ini

akan memberikan kemudahan bagi perusahaan dalam penentuan harga

terhadap permintaan barang yang tersedia dibandingkan dengan

permintaan barang yang tidak ada atau baru. Dalam mengestimsi

permintaan suatu barang maka sebuah manajemen dapat menggunakan

cara-cara sebagai berikut :

a) Menentukan harga yang diharapkan (excpected price) yaitu

adalah harga yang diharapkan bisa diterima oleh konsumen yang

ditemukan berdasarkan peredaraan.

b) Mengestimasi volume penjualan terhadap beberapa tingkat harga.

2) Mengenal dahulu reaksi dalam suatu persaingan

Kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan dalam penentuan harga

haruslah dengan mempertimbangkan kondisi persaingan barang yang


terdapat dalam pasar atau sumber-sumber lain. Seperti barang-barang

yang memiliki kesamaan jenis oleh perusahaan lain baik barang

pengganti atau substitusi.

3) Barang- barang yang dihasilkan oleh perusahaan lain yang mana

memiliki maksud dan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari uang

para konsumen.

Dalam menentukan sebuah pangsa pasar yang dapat diharapkan oleh

kalangan perusahaan yang ingin bergerak maju lebih cepat serta selalu

menginginkan market share yang lebih luas. Maka demi tercapainya

market share yang diinginkan harus ditunjang dengan kegiatan promosi

serta kegiatan lain dari persaingan non harga, disamping dengan

penentuan harga tertentu.

2.1.5 Hubungan Variabel Harga Jual (X1) Terhadap Pendapatan (Y)

Harga jual ialah nilai yang dibebankan pada pembeli serta pengguna barang

dan jasa atau juga bisa diartikan sebagai jumlah moneter yang diberatkan oleh

suatu unit usaha terhadap pembeli dan juga pelanggan atas barang dan jasa yang

dijual atau diserahkan. Salah satu kasus yang penomenal berdasarkan teori

produksi ialah bagaimana memilih harga berdasarkan faktor produksi.

Dalam teori produksi konvensional kasus penetapan harga ini berhubungan

dengan upaya pencapaian taraf laba perusahaan, salah satu pendekatan yang

familiar yang dipakai dalam faktor pricing ialah pendekatan produktivitas

marginal. Harga merupakan unsur krusial dalam menentukan pendapatan suatu

perusahaan, lantarakan pendapatan merupakan hasil dari harga (p) dikali dengan
kuantitas yang terjual, tinggi rendahnya harga akan berpengaruh terhadap jumlah

baranag yang dijual oleh karena itu betapa pentingnya membuat kebijakan tentang

harga (Wiratna Sujaweni, n.d.).

2.2 Tinjaun Umum Tentang Biaya Produksi

2.2.1 Pengertian Biaya Produksi

Menurut Hansen dan Mowen Biaya produksi merupakan biaya yang

berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi dapat

diklarifikasi senagai biaya produksi langsung, biaya tenaga kerja, dan biaya

overhead pabrik (Slamet dan Sumarli, 2002). Biaya produksi adalah keseluruhan

biaya yang di keluarkan oleh perusahaan untuk mendanai aktivitas produksi.

Biaya produksi di harapkan bisa minimal, tetapi harus di pahami secara integratif

dengan hasil produksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk

mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut objek

pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi: biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik . Biaya bahan baku dan

biaya tenega kerja langsung disebut pula dengan istilah biaya utama, sedangkan

biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut dengan istilah

biaya konversi yang merupakan biaya untukmengkonversi (mengubah) bahan

baku menjadi produk jadi. Dalam melakukan usaha, setiap perusahaan pasti akan

mengeluarkan biaya-biaya, yang disebut dengan biaya produksi. Biaya produksi

ini terdiri dari bermacam-macam namun memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk

meningatkan hasil produksi usahtani tersebut. Jadi besarnya biaya ini tidak

tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh, sedangkan biaya tidak
tetap dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi yang diperolehnya. Biaya tetap

adalah sewa tanah pajak, alat-alat pertanian, iuran irigasi, dan lainnya. Biaya tidak

tetap terdiri dari biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja, biaya panen, biaya

angkutan (Soekartawi, 2008).

2.2.2 Jenis-Jenis Biaya Produksi

a. Biaya tetap, biaya yang harus dikeluarkan oleh para pelaku usaha yang

penggunaannya tidak habis dalam masa satu kali produksi, seperti

membajak tanah pertanian, retribusi air, gajikaryawan tetap, premi

asuransi, penyusutan alat dan bangunan pertanian Biaya variabel, yaitu

biaya yang besar dan kecilnya tergantung pada jumlah produksi seperti

biaya pupuk, herbisida, upah langsung petani, dan alat – alat pertanian.

b. Biaya variabel, yaitu biaya yang besar dan kecilnya tergantung pada

jumlah produksi seperti biaya pupuk, herbisida, upah langsung petani,

dan alat – alat pertanian.

2.2.3 Tujuan Produksi

Tujuan barang dan jasa diproduksi yaitu:

a. Memenuhi Kebutuhan manusia manusia memiliki beragam kebutuhan

terhadap barang dan jasa. Itu semua harus dipenuhi dengan kegiatan

produksi. Apalagi jumlah manusia terus bertambah.

b. Mencari keuntungan/laba dengan memproduksi barang dan jasa,

produsen (orang yang memproduksi) berharap bisa menjualnya dengan

memperoleh laba sebanyak-banyak.

c. Menjaga kelangsungan hidup perusahaan Produksi barang dan jasa,


produsen akan memperoleh pendapatan dan laba dari penjualan

produknya. Pendapatan dan laba tersebut dapat digunakan untuk menjaga

kelangsungan hidup perusahaan termasuk kehidupan para karyawan.

d. Meningkatkan mutu dan jumlah produksi Produsen selalu berusaha

memuaskan keinginan konsumen. Dengan berproduksi, produsen punya

kesempatan melakukan uji coba/eksperimen untuk meningkatkan mutu

sekaligus jumlah produksinya agar lebih baik dari produksi sebelumnya.

2.2.4 Konsep Biaya Produksi

Menurut Suhardi, 2016 dalam analisis biaya, terdapat beberapa konsep

biaya sebagai berikut:

a. Biaya Eksplisit dan Biaya Implisit

Biaya Eksplisit atau juga biasa disebut sebagai biaya langsung ialah

seluruh pengeluaran wajib yang bersumber dari kas perusahaan guna

memperoleh, membeli dan menyewa jasa-jasa dari faktor produksi serta

beberapa bahan belum jadi yang pada prinsifnya hal tersebut bersumber

dari transaksi yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam aktivitas

usahanya. Selanjutnya, ada juga biaya yang dikenal sebagai biaya implisit

(imputed cost), ialah biaya yang tidak wajib dalam artian tidak tetap serta

cenderung tidak terduga. Biaya ini kadang dikeluarkan untuk mendukugn

proses produksi seperti meningkatkan keahlian wirausaha dengan

diadakannya pelatihan karyawan, perbaikan peralatan produksi, biaya acar

dan lain sebagainya.

b. Biaya langsung (Direct cost) dan Biaya Tidak Langsung (Indirect cost)

Biaya langsung merupakan biaya yang berperan langsung dan terlibat

dalam proses produksi, contohnya seperti biaya membeli bahan belum

jadi, serta biaya tenaga kerja. Sedangkan biaya tidak langsung


merupakan biaya yang dikeluarkan secara tidak langsung berhubungan

dengan proses produksi yang diperoleh disebabkan adanya pemakaian

sarana dan prasarana perusahaan secara bersama-sama seperti biaya

overhead pabrik.

c. Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Biaya Tetap merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan

dalam besaran yang tetap atau stabil. Biaya tetap ini, keberadaannya

tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan jumlah atau aktivitas produksi

pada tingkat tertentu sedangkan untuk biaya variabel merupakan biaya

yang besarannya berubah-ubah, tergantung pada volume produk

mengalami peningkatan, maka biaya variabel akan ikut naik dan

begitupun sebaliknya.

d. Biaya Opportunity dan Biaya Historis

Biaya Opportunity atau juga biasa disebut sebagai biaya kesempatan

merupakan nilai dari sumber ekonomi dalam penggunaan alternatif yang

paling baik, artinya ialah memilih suatu hal dan mengorbankan sesuatu

yang lain, dengan kata lain biaya ini merupakan nilai barang dan jasa

yang menjadi alternatif lain. Didalam proses produksi biaya ini

adakalanya menjadi eksplit atau jelas dan adakalanya menjadi tidak jelas.

Biaya historis merupakan biaya yang dikeluarkanoleh perusahaan pada

waktu membeli faktor produksi.

e. Opportunity cost dan Market

Dalam sebuah definisi dikatakan bahwa didalam pasar akan berfungsi

dengan baik, jika seluruh biayanya dimasukan kedalam harga yang persis

dengan kesempatanya (Opportunity),kemudian didalam pasar akan

sempurna apabila para pembeli mempunyai berbagai jalan keluar dalam

harga untuk sebuah produk yang cenderung memiliki tingkat persaingan


yang tinggi.

2.2.5 Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi

Unsur-unsur harga pokok produksi adalah biaya bahan baku langsung, upah

langsung dan biaya tidak langsung pabrik atau biaya overhead pabrik. Biaya

bahan baku langsung dan upah langsung digabungkan dalam kelompok biaya

utama (prime cost). Upah langsung dan overhead pabrik digabung dalam

kelompok biaya konversi (conversion cost), yang mencerminkan biaya

pengubahan bahan baku langsung menjadi barang jadi. Berikut ini adalah unsur-

unsur biaya produksi :

1) Biaya Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan utama yang dapat diidentifikasikan secara

langsung pada produk jadi. Bahan baku langsung merupakan keseluruhan

bahan baku yang diproses menjadi bahan siap pakai serta dapat ditetapkan

langsung pada harga pokok dari barang jadi. Atau dengan kata lain

merupakan komponen biaya yang jumlahnya relatif besar dalam

menghasilkan output dan biasanya merupakan bagian integral dari output

tersebut. Biaya bahan baku langsung ini biasanya dianggap sebagai biaya

variabel, yaitu biaya yang bergerak secara proporsional sesuai dengan

perubahan volume kegiatan. Secara teori, biaya ini terdiri dari harga pokok

pembelian bahan baku langsung ditambah seluruh biaya yang dikeluarkan

guna mendapatkan serta mempersiapkannya untuk tahapan proses produksi,

contohnya biaya pengangkutan, biaya bongkar pasang muat, biaya

bangunan, serta biaya asuransi. Syarat jual beli dan potongan pembelian

juga harus diperhatikan dengan teliti. Bahan baku tidak langsung disebut

sebagai biaya bahan penolong, yaitu bahan yang memiliki perolehan dengan

kafasitas kecil dalam menghasilkan produk. Meskipun penggunaannya

masih terbilang sedikit tapi masih tergolong dari produk jadi.


2) Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung pada pada fungsi produksi dikelompokan

atas biaya tenaga kerja langsung serta tidak langsung. Biaya tenaga kerja

langsung ialah banyaknya upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang

mana secara langsung bertanggung jawab dalam penanganan mengolah

bahan baku menjadi produk jadi, sedangkan sebaliknya, biaya tenaga kerja

tidak langsung ialah banyaknya gaji yang diberikan terhadap tenaga kerja

yang tidak langsung bertanggung jawab dalam proses pengolahan bahan.

Pada umumnya biaya tenaga kerja langsung terdiri dari :

a. Gaji pokok, adalah kewajiban yang harus dibayarkan oleh perusahaan

kepada setiap pekerja sesuai dengan kontrak kerja mereka, yang mana

dalam pembayarannya bisa dilakukan secara harian, mingguan

ataupun secara bulanan sesuai dengan kontrak diawal.

b. Upah lembur, adalah kewajiban yang harus diberikan oleh perusahaan

kepada sebagain pekerja yang bekerja melebihi jam waktu kerja pada

umumnya sesuia dengan kesepakatan antara kedua belah pihak.

c. Bonus, adalah bentuk apresiasi yang diberikan oleh perusahaan

kepada beberapa pekerja yang memiliki prestasi serta kelebihan positif

dibanding pekerja yang lain sesuai dengan batas dan kriteria yang

ditentukan perusahaan.

3) Biaya pabrik tidak langsung

Biaya pabrik tidak langsung adalah biaya –biaya yang keluar secara tidak

langsung dari perusahaan, contohnya seperti biaya bahan tidak langsung,

pekerja tidak langsung serta seluruh biaya pabrik lainnya tidak dapat

ditanggung jawabkan seluruhnya. Dari pernyataan ini bisa diambil

kesimpulan bahwa biaya overhead ialah merupakan seluruh biaya yang

terjadi pada departemen produksi selain biaya bahan langsung dan biaya
tenaga kerja langsung. Adapun yang termasuk biaya tidak langsung ialah:

a. Biaya bahan penolong Biaya bahan penolong bahan yang bersifat

sebagai bahan pembantu untuk proses pembuatan barang jadi, nilainya

relatif kecil dibanding biaya produksi.

b. Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya tenaga kerja tidak langsung

adalah biaya yang menangani produksi secara tidak langsung dan

tidak dapat diidentifikasikan dengan produk selesai. Biaya ini tidak

dikeluarkan secara langsung dalam produksi barang atau jasa tertentu.

c. Biaya reparasi dan pemeliharaan Biaya reparasi dan pemeliharaan

adalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka untuk menjaga bangunan

pabrik dan mesin-mesin agar selalu siap untuk digunakan dalam

proses produksi. Contoh biaya ini adalah suku cadang, pelumas, dan

perlengkapan pabrik lainnya untuk menjaga pabrik dan peralatannya

agar dalam kondisi siap pakai.

d.Biaya yang timbul atas penilaian aktiva tetap Biaya ini sering

disebutjuga dengan penyusutan. Contoh biaya ini adalah penyusutan

mesin dan penyusutan kendaraan.

e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu Biaya yang timbul

sebagai akibat berlalunya waktu adalah biaya yang diperhitungkan

pada akhir periode. Contoh biaya ini adalah biaya asuransi bangunan

pabrik, biaya asuransi mesin dan biaya lain-lain.


f. Biaya yang membutuhkan pengeluaran tunai lainya

Dalam hal ini biaya listrik, biaya air, serta biaya telepon merupakan

biaya-biaya yang masuk dalam biaya Biaya overhead pabrik yang

membutuhkan pengeluaran tunai.

Kemudian, pada umumnya biaya overhead dibedakan atas :

 Biaya overhead tetap ialah biaya yang memiliki kuantitas tetap

meskipun volume produksinya bermacam-macam.

 Biaya overhead variabel ialah biaya memiliki kuantitas berubah-

berubah secara proporsional sesuai dengan pergantian volume

produksi.

Beberapa macam jenis serta sifat yang timbul dari biaya overhead diatas

akan memberikan kesulitan pada pengalokasian, pembebanan biaya overhead

yang sebenar-benarnya ialah pada proses produksi. Maka oleh karena itu, dalam

penetapan harga pokok produksi yang tepat serta akurat perlu ditentukan dengan

suatu sistem pembebanan biaya overhead yang ditetapkan dimuka, sehingga

nantinya segala halangan diatas akan dapat diatasi. Selanjutnya, biaya overhead

yang diterapkan dimuka dapat ditanggungkan pada proses produksi secara tepat

dengan hitungan menurut taksiran yang biasa disebut dengan applied overhead.

2.2.6 Hubungan Variabel Biaya Produksi (X2) Terhadap Pendapatan (Y)

Hubungan biaya dengan pendapatan bisa diperhitungkan selama periode

tertentu sebagai satu unit dalam sebuah usaha. Contohnya, jika pada musim tanam

serta musim panan. Seluruh biaya prodksi dijumlahkan kemudian selanjutnya

dibandingkan dengan pendapatan yang dihasilkan. Variabel biaya produksi

sanagtlah berpengaruh besar dalam peningkatan keuntungan suatu usaha.

Keuntungan diperoleh dari selisih antara permintaan (revenue) dengan biaya

(cost). Apabila biaya yang digunakan turun atau sedikit, maka keuntungan
penjual atau produsen akan mengalami kenaikan serta seterusnya akan

mendorong guna meningkatkan banyaknya kuantitas pasokan ke pasar.

Biaya produksi merupakan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh

perusahaan demi mendapatkan faktor-faktor produksi serta bahan-bahan mentah

yang mana hal itu dipakai untuk memperoleh tanaman yang akan diproduksikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Putu Crisdandi menyatakan bahwa biaya produksi

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan UMKM.

Apabila biaya turun, maka keuntungan yang akan diperoleh produsen akan

meningkat dan kemudian akan mendorong peningkatan jumlah pasokan ke pasar.

2.3 Tinjaun Umum Tentang Pendapatan

2.3.1 Pengertian Pendapatan

Pendapatan merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah usaha

perdagangan, karena dalam melakukan suatu usaha tentu ingin mengetahui nilai

atau jumlah pendapatan yang diperoleh selama melakukan usaha tersebut (Sadono

Sukirno, 2016). Dalam mengukur kondisi ekonomi dan tingkat keberhasilan

suatau perusahaan adalah pendapatan. Pendapatan adalah total penerimaan (uang

dan bukan uang) perusahaan selama periode tertentu. Pendapatan merupakan

konsep aliran (flow concept).

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari

aktivitas norma entitas selama periode dan arus masuk tersebut akan

menghasilkan kenaikan ekuitas tetapi tidak berasal dari kontribusi penanaman

modal. Pendapatan memiliki banyak nama seperti sales, fess, interest, devidens

and royalities. Dalam arti ekonomi, pendapatan merupakan balas jasa atas
penggunaan faktor- faktor produksi yang dimiliki oleh sektor perusahaan bisa

berbentuk upah, sewa-menyewa, bunga dan profit (Anak Agung Irfan Alitawan

dan Kentut Sutrisna, 2017).

Pendapatan perusahaan dapat didapatkan dari hasil selisih antara semua

jumlah pendapatan dan seluruh biaya. Seluruh pendapatan atau bisa disebut juga

sebagai penerimaan total ialah nilai dari produksi komoditas pertanian itu sendiri

secara menyeluruh sebelum dikurangi biaya produksi. Pendapatan usaha tani

dapat dirumuskan menjadi sebagai berikut (Rafesh Abubakar dan Khaidir Sobri,

2014) :

Pd = TR – TC

TR = Y.Py

TC = FC + VC

Dimana :
Pd : Pendapatan Perusahaan

TR : Total penerimaan (total revenue)

TC : Total biaya (total cost)

FC : Biaya tetap (fixed cost)

VC : Biaya Variabel (Variabel Cost)

Y : Produksi yang diperoleh dalam suatu usaha (Output)

Py : Harga Output
2.3.2 Konsep Pendapatan (Income)

Ada tiga sumber penerimaan rumah tangga, yaitu sebagai berikut:

a. Pendapatan dari gaji dan upah

Gaji dan upah adalah balas jasa terhadap kesediaan menjadi tenaga kerja.

Besar gaji atau upah seseorang secara teoritis sangat tergantung dari

produktivitasnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas, yaitu

sebagai berikut:

1) Keahlian (Skill)

Keahlian adalah kemampuan teknis yang dimiliki seseorang untuk

mampu menangani pekerjaan yang dipercayakan. Makin tinggi jabatan

seseorang, keahlian yang dibutuhkan makin tinggi, karena itu gaji atau

upahnya makin tinggi.

2) Mutu modal manusia (Human capital)

Mutu modal manusia adalah kapasitas pengetahuan, keahlian dan

kemampuan yang dimiliki seseorang, baik karena bakat bawaan (inborn)

maupun hasil pendidikan dan latihan.

3) Kondisi kerja (Working conditions)

Kondisi kerja adalah lingkungan di mana seseorang bekerja. Penuh

risiko atau tidak. Kondisi kerja dianggap makin berat, bila risiko kegagalan

atau kecelakaan kerja makin tinggi. Untuk pekerjaan yang makin berisiko

tinggi, upah atau gaji makin besar, walaupun tingkat keahlian yang

dibutuhkan tidak jauh berbeda.


b. Pendapatan yang berasal dari asset produktif

Pendapatan asset produktif ialah memberikan pemasukan kepada

penggunanya sebagai balasan jasa. Terbagi menjadi dua macam asset produktif,

yang pertama ialah aset finansial (financial assets),contohnya seperti deposito

yang menghasilkan bunga, saham yang menghasilkan deviden serta pendapatan

terhadap modal (capital gain) jika diperjualbelikan. Yang selanjutnya, ialah aset

bukan finansial (real assets), contohnya seperti rumah yang menghasilkan dari

hasil sewa-menyewa.

c. Pendapatan berasal dari pemerintah (transfer payment)

Pendapatan ini diperoleh bukan sebagai balas jasa ataupun input yang

diberikan. Di negara yang maju beberapa orang menerima transfer yang diberikan

oleh pemerintah. (Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, 2010).

2.3.3 Sumber- Sumber pendapatan

Pendapatan atau bisa disebut sebagai income berasal dari seseorang atas

hasil penjualan dari faktor- faktor produksi yang menjadi haknya pada sektor

produksi tentunya, kemudian sektor produksi, ini digunakan sebagai input proses

produksi dengan harga yang berlaku dipasar faktor produksi. Harga faktor

produksi ini ditentukan dari hasil tarik menarik antara penawar serta peminta.

Adapun sumber-sumber Income ditentukan oleh :

a. Jumlah faktor-faktor produksi yang diperoleh berasal dari hasil tabungan

dari tahun ketahun yang sudah lalu ataupun warisan dan pemberian.

b. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Harga-harga ini


ditentukan oleh kekuatan penawaran serta permintaan di pasar faktor

produksi.

2.2.4 Proses Pendapatan

Menurut Soemarso SR ada dua konsep yang sangat erat hubungannya

dengan masalah proses pendapatan yaitu konsep proses pembentukan pendapatan

(Earning Process) dan proses realisasi pendapatan (Realization Process).

1. Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process)

Proses pembentukkan pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya

pendapatan. Konsep ini berdasrkan pada asumsi bahwa semua kegiatan

opoerasi yang diperlukan dalam rangka mencapai hasil, yang meliputi

semua tahap kegiatan produksi, pemasaran, maupun pengumpulan piutang,

memberikan kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan berdasarkan

perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut melakukan

kegiatan produksi.

2. Proses realisasi pendapatan (realization Process)

Proses realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun

atau terbentuk sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak

penjualan. Jadi, pendapatan dimulai dengan tahap terakhir kegiatan

produksi, yaitu pada saat barang atau jasa dikirimkan atau diserahkan

kepada pelanggan. Jika, kontrak penjualan mendahului produksi barang atau

jasa maka pendapatan belum dapat dikatakan terjadi, karena belum terjadi

proses penghimpunan pendapatan.


Proses realisasi pendapatan ditandai oleh dua kejadian berikut ini:

a. Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain melalui

proses penjualan yang sah atau semacamnya.

b. Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan aktiva

lancar.

2.2.5 Penilaian Pendapatan

Dalam pedoman Standar akuntansi tentang dasar-dasar penilaian yang bisa

dipakai untuk menentukan jumlah rupiah yang akan diihitung serta ditulis dalam

suatu transaksi untuk pertama kalinya atau berupa banyaknya jumlah rupiah dapat

disimpan pada salah satu akan pada laporan keuangan.

Terbagi menjadi empat dasar penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut :

1. Biaya historis ( historial cost) : yaitu aktiva yang dicatat sebanyak besarnya

pengeluaran kas atau bisa disebut sebagai kas setara kas yang mana dibayar

sebesar nilai wajar dari hasil yang diberikan gunaa mendapatkan aktiva tersebut

pasa waktu perolehannya.

2. Biaya kini (current cost) : ialah aktiva yang dinilai dalam bentuk kas atau

kas setara kas yang mana seharusnya dibayarkan jika aktiva setara dengan yang

diperoleh sekarang.

3. Nilai realisasi atau ( reallization / settlement value ) : ialah aktiva yang

mana dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang persis dengan aktiva saat

ini dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (oderly disposal).

4. Nilai saat ini (present value) : ialah merupakan aktiva yang dikatakan

sebanyak kas masuk bersih dimasa yang akan datang yang mana didiskontokan

menjadi nilai saat ini dari pos yang diharapkan bisa memberikan sebuah hasil

dalam pelaksanaan usaha normal.


2.2.6 Pengukuran Pendapatan

Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada saat suatu pendapatan diakui,

yaiti pengukuran pendapatan dengan satuan atau ukuran moneter dan penetapan

waktu bahwa pendapatan tersebut dapat dilaporkan sebagai pendapatan.

Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan mengenai

pengukuran pendapatan yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan

yang isinya sebagai berikut: “Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan

yang dapat diterima, jumlah pendapatan yang imbul dari suatu transaksi biasanya

ditentukan oleh persetujuan antra perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan

tersebut. Jumlah tersebut, dapat diukur denga nilai wajar imbalan yang diterima

atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat

volume yang diperbolehkan perusahaan”. Pendapatan dapat diukur dengan nilai

tukar, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam nilai tukar ini yaitu sebagai

berikut:

1. Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga seperti rugi [iutang

ragu-ragu perlu disesuaikan untuk menghitung net cash yang sebenarnya.

2. Untuk transaksi bukan dengan kas., apabila nilai dari barang yang diserahkan

dianggap sama dengan nilai pasar wajar dari barang yang akan diterima maka

nilai tukarnya adalah nilai buku barang yang akan diterima lebih atau kurang dari

nilai buku barang yang akan diserahkan maka selisihnya nilai pasar barang yang

diterima dengan nilai buku barang yang diserahkan merupakan keuntungan.


Dibawah ini ada bebrapa macam dasar pengukuran pendapatan diantaranya adalah :

a) Cash Equivalent

Caqsh Equivalent merupakan jumlah banyaknya rupiah pada kas yang

berasal dari penghargaan atas produk yang terjual dan kemudian produk

teresebut akan diproduksi serta aktivitas penjualan akan terjadi dengan

sebenar-benarnya.

b) Nilai setara kas

Yaitu banyaknya rupiah pada kas yang mana diperkirakan akan dibayarkan

pada masa yang akan datang dari hasil pejualan aktiva dalam aktivitas

normal perusahaan.

c) Harga dibawah harga pasar

Untuk nilai harga pasar pada saat ini yaitu tetap, nilainya lebih rendah dari harga

semula.

d) Harga pasar

Harga jual bersih atas produk yang diperkirakan dikurangi biaya simpanan,

biaya pemberian produk serta penjualan.

e) Harga kesepakatan

Harga ini merupkana harga yang ditentukan melalui kesepakatan dengan

para pelanggan dari berbagai banyaknya ruipah penjualan yang disetujui

kedua belah pihak.

2.2.7 Kerangka Pemikiran

Kebun karet merupakan komoditi andalan yang mampu memberikan

kontribusi dalam upaya peningkatan devisa negara. Tanaman ini menjadi salah

satu incaran investor asing dikarenakan memiliki peluang yang menjanjikan

khusunya terhadap pendapatan negara. Indonesia sendiri memiliki peluang yang

amat unggul untuk bisa menjadi salah satu dari negara-negara yang dapat
memasok secara besar dan menjadi produsen karet alam dunia (Sari, 2013).

Pengaruh harga terhadap pendapatan menjadi salah satu faktor yang amat

penting bagi suatu perusahaan, apalagi ketika harga jual suatu produk khsusnya

karet bernilai tinggi, berdampak pada pendapatan perusahaan yang otomatis akan

meningkat, dan kondisi ini dapat menjadi suatu pencapaian dari alasan

dibentuknya suatu usaha yaitu untuk mendapatkan keuntungan guna memenuhi

kebutuhan hidup. begitupun sebaliknya, jika harga hasil produksinya rendah,

maka pendapatan yang akan diterima otomatis menurun. Harga jual dipengaruhi

oleh jumlah produksi yang dihasilkan. Jumlah produksi dikalikan dengan harga

jual produk disebut penerimaan. Penerimaan ataupun pendapatan akan mendorong

perusahaan untuk mengalokasikannya dalam berbagai kebutuhan seperti

tabungan, biaya produksi lainnya dan pengeluaran lain untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya (Jumingan & Wardiyah, 2019).

Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan selama proses

produksi berjalan. Biaya produksi adalah faktor penting dalam menghasilkan

suatu pendapatan, dibidang pertanian misalnya, penggunaan biaya produksi yang

tinggi tentu akan mengurangi efisisensi proses produksi untuk menghasilkan suatu

pendapatan (Siti Khairunnisak, 2019). Oleh karena itu, untuk meningkatkan

produksi, perusahaan membutuhkan faktor produksi. Faktor produksi ini sangat

berpengaruh terhadap besarnya biaya yang dikeluarkan dan produksi yang

dicapai. Dalam berbagai pengalaman menunjukan bahwa faktor produksi tanah,

tenaga kerja dan modal merupakan faktor penting dibandingkan dengan faktor

produksi lainnya.

Perusahaan akan memperoleh penerimaan dari penjualan hasil produksi.

Penerimaan merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi dengan harga jual
yang berlaku dan dinilai dalam rupiah pada saat diterimanya penerimaan. untuk

menentukan laba bersih, terlebih dahulu perlu diketahui biaya produksi.

Pendapatan bersih merupakan hasil dari biaya produksi dikurangi penerimaan.

Tentunya perusahaan memerlukan biaya yang cukup untuk memperoleh produksi

yang maksimal (Tampubolon, 2014). Semua biaya yang dikeluarkan sudah

termasuk dalam biaya produksi. Biaya produksi meliputi biaya tetap dan biaya

variabel. Selisih antara total pendapatan dan total biaya produksi disebut

pendapatan bersih. Dengan demikian ketika jumlah pendapatan bersih telah

didapatkan, bisa dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu usaha.


PTPN VIII CIKASO

Harga jual

Penerimaan Biaya Produksi

Pendapatan Biaya rata-rata

Skala Efektivitas Kebutuhan Hidup

Harga dan Biaya Produksi mempengaruhi


pendapatan

Gambar 2.1 Kerangka pemikiran


2.2.8 Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara atas suatu pertanyaan

penelitian sampai dibuktikan dengan data yang terkumpul setelah berlakunya

anggaran dasar, setelah itu teori perlu dikemukakan dan diuji kebenarannya.

(Anonim, 2013). Berdasarkan tinjauan pustaka atau kerangka berpikir diatas,

penulis berusaha merumuskan hipotesis yang diuji kebenarannya, terlepas dari

apakah hasil penelitian menerima atau menolak hipotesis tersebut :

1. H1 : (Harga jual Karet)

• Ha : Harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pendapatan PTPN VIII Cikaso

• H0 : Harga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pendapatan PTPN VIII Cikaso

2. H2 : (Biaya Produksi)

• Ha : Biaya produksi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pendapatan PTPN VIII Cikaso

• H0 : Biaya produksi tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap pendapatan PTPN VIII Cikaso

3. H3 : (Simultan)

• Ha : Harga, dan biaya produksi memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap pendapatan PTPN VIII Cikaso

• H0 : Harga, dan biaya produksi tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap pendapatan PTPN VIII Cikaso


BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah atribut atau sifat nilai dari orang. Objek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiono, 2017:39). Berdasarkan

pengertian diatas maka dapat ditentukan apa-apa saja yang menjadi objek

peneltian ini diantaranya : pengaruh harga karet, biaya produksi beserta

pendapatan. Dengan demikian peneliti melakukan penelitian di Kantor PT

Perkebunan Nusantara VIII adapun tujuan dilakukannya penelitian ini untuk

mengetahui sebesar apa pengaruh harga dan biaya produksi terhadap pendapatan

PTPN VIII Cikaso.

3.2 Metodologi Penelitian yang digunakan

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka peneliti

menggunakan metode deskriftif kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik, dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiono, 2015).

3.3 Paradigma Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang berdasarkan pada

asumsi bahwa suatu gejala dapat di klasifiksikan dan hubungan gejala tersebut

bersifat kasual atau sebab akibat maka penelitiannya difokuskan pada tiga variabel
saja, pola hubungan antara variabel yang ada dalam penelitian ini disebut

paradigma penelitian. Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian sebagai

panduan hipotesis yang kemudian dapat digunakan dalam mengumpulkan dan

menganalisa data. Sehingga peneliti akan menentukan paradigma dalam penelitian

ini sebagai berikut :

Harga (X1)
Pendapatan (Y)

Biaya Produksi (X2)

Gambar 3.1

Paradigma Penelitian

3.4 Variabel Penelitian Dan Operasional Variabel

3.4.1 Variabel Penelitian

a. Variabel bebas atau (Independent Variable) adalah variabel yang

memengaruhi variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah harga jual dan biaya produksi.

b. Variabel Dependen atau (Dependent Variable) merupakan variabel yang

dipengaruhi oleh variabel yang terpengaruh atau karena adanya independen

variable. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pendapatan PTPN.


3.4.2 Operasionalisasi Variabel

Operasional Variabel yang dikutip dari buku panduan penyusunan skripsi

adalah proses pendefinisian variabel secara tegas, sehingga menjadi faktor-faktor

yang dapat diukur. Operasionalisasi variabel berisi deskripsi singkat dari setiap

variabel yang diteliti atau yang terdapat pada model penelitian yang telah

dijelaskan pada sub bab sebelumnya.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Harga Jual (X1) Sejumlah uang 1. Keterjangkauan harga Likert

yang dibebankan 2. Kesesuaian harga

atas suatu produk dengan kualitas produk

atau jasa, atau 3. Daya saing harga

jumlah dari nilai 4.Kesesuaian harga

yang ditukar dengan manfaat

konsumen atas

manfaat-manfaat

karena memiliki

atau menggunakan

produk atau jasa

tersebut (Dm

Christina, 2018).

Biaya Produksi Biaya Produksi 1. Biaya pembelian Likert

(X2) dapat didefinisikan pupuk


sebagai semua 2. Biaya obat hama

pengeluaran yang dan perawatan


dilakuakan oleh 3. Biaya transportasi
perusahaan untuk
4. Biaya peralatan
memperoleh faktor-
panen karet
faktor produksi dan
5. Biaya pembelian
bahan-bahan mentah
bibit karet
yang akan
6. Biaya Upah Pekerja
digunakan untuk

menciptakan barang-

barang yang

diproduksikan

perusahaan tersebut

(Hartono, 2013).

Pendapatan (Y) Pendapatan adalah 1. Untuk memenuhi Likert

penghasilan berupa kebutuhan ekonomi

uang selama keluarga

periode tertentu. a) Primer (pakaian,

Maka dari itu, makanan, tempat

pendapatan dapat tinggal)

diartikan sebagai b) Sekunder (sepeda

semua penghasilan motor, televisi,

atau menyebabkan handphone, dll)

bertambahnya 2. Untuk memenuhi


kemampuan biaya produksi.

seseorang, baik

yang digunakan

untuk konsumsi

maupun untuk

tabungan. Dengan

pendapatan

tersebut digunakan

untuk keperluan

hidup dan untuk

mencapai

kepuasan

(M.L.Jhingan,

2018).

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Jadi populasi adalah

individu yang memiliki sifat yang sama walaupun presentase kesamaan itu

sedikit, atau dengan kata lain seluruh individu yang akan dijadikan sebagai obyek

penelitian (Arikunto,2013:173).

Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,2013:117). Populasi

yang digunakan pada penelitian kali ini adalah seluruh pegawai di Kantor PT

Perkebunan Nusantara VIII yang berjumlah 35 orang.

3.5.2 Sampel

Pengertian sampel menurut Sugiyono (2012:73) adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut sampel yang diambil dari

populasi tersebut harus betul-betul representative (mewakili). Ukuran sampel

merupakan banyaknya sampel yang akan diambil dari suatu populasi.

Menurut Arikunto (2012:104) jika jumlah populasinya kurang dari 100

orang, maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika

populasinya lebih besar dari 100 orang, maka bisa diambil 10-15% atau 20-25%

dari jumlah populasinya.

Berdasarkan penelitian ini karena jumlah populasinya tidak lebih besar

dari 100 orang responden, maka penulis mengambil 100% jumlah populasi yang

ada pada PTPN VIII CIKASO yaitu sebanyak 35 orang responden. Dengan

demikian penggunaan seluruh populasi tanpa harus menarik sampel penelitian

sebagai unit observasi disebut sebagai teknik sensus

3.6 Uji Validitas dan Reabilitas

3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas merupakan derajat ketepatan anatara data yang terjadi pada

objek penelitian dengan data yang dapat di laporkan oleh peneliti. Objek ini

biasanya dipakai untuk mengukur kelayakan suatu item dalam konfigurasi ketika

mendefinisikan suatu variabel. Dalam menentukan validitas suatu pertanyaan bisa


dilakukan dengan menghitung nilai r hitungan dengan nilai r tabel. Jika nilai r

operasi lebih kecil dari r tabel, maka dapat dikatakan bahwa pernyataan yang di

uji dinyatakan valid. Sebaliknya, jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka

pernyataan yang di uji tersebut tidak valid.

3.6.2 Uji Reabilitas

Reabilitas ialah indeks yang menunjukan seberapa jauh suatu perangkat

ukur dapat diyakini dan dapat diandalkan. Uji reabililitas instrumen bisa

dipastikan dengan besaran nilai cronbach’s alpha pada variabel bebas dan

variabel terikat. Cronbach’s alpha (α) dipakai untuk menentukan reabilitas yang

seimbang antar item dan menguji konsistensi penjawab dalam membalas

keseluruhan item. Perangkat yang digunakan untuk mengukur setiap variabel

dikatakan reliabel atau handal jika cronbach’s alphanya lebih besar dari 0,060

(Sugiono, 2017).

3.7 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu menggunkan

data primer atau bisa disebut juga sebagai teknik yang pengumpulan datanya

diambil dari lapangan secara langsung. Terdapat dua jenis penelitian yaitu

Kuesioner dan Wawancara.

3.7.1 Angket (Kuesioner)

Angket (Kuesioner) merupakan metode yang pengumpulan datanya

dilaksanakan dengan membagikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada respoden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini metode pengumpulan

datanya menggunakan metode penyebaran kuesioner kepada responden

(Pegawai PTPN) memakai skala likert, desain pengukuran dengan sekala likert

dipakai untuk mengukur pendapat, persepsi serta sikap seseorang untuk


sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2013). Untuk selanjutnya

adapun ukuran skala yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah 5 skala

yaitu sebagai berikut:

1) SS = Sangat Setuju diberi nilai 5

2) S = Setuju diberi nilai 4

3) N = Netral diberi nilai 3

4) TS = Tidak Setuju diberi nilai 2

5) STS = Sangat Tidak Setuju diberi nilai 1

3.8 Teknik Analisis Data

Adapun metode yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan ini adalah

teknik analisis kuantitatif. Teknik analisis ini diterapkan pada data yang didapat

dari hasil jawaban kuisioner dan dipakai guna mengkaji data dalam bentuk angka-

angka dan perhitungan dengan menggunakan metode statistik. Untuk

memudahkan analisis menggunakan program SPSS, Data tersebut nantinya akan

dikelompokan kedalam beberapa kategori tertentu . Setelah semua data yang

diperlukan terkumpul, maka langkah selanjutnya ialah pengolahan data atau

analisis data.

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi,

variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Jika distribusi data

residual normal, maka garis yang mewakili data sebenarnya akan mengikuti
garis diagonal. Sebagai aturan umum, normalitas dapat diperiksa dengan

cara melihat penyebaran diagonal dari statistik (titik) dari grafik, atau

dengan cara mencari pada histogram dari residual. Dasar pemilihannya

adalah selama data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti

lintasan garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan sampel

berdistribusi normal, maka versi regresi tidak memenuhi asumsi normalitas

dan jika catatan menyimpang jauh. dari garis diagonal dan tidak lagi

mengamati jalannya garis diagonal atau grafik histogram tidak lagi

memperlihatkan pola distribusi harian, maka model regresi tidak memenuhi

gagasan normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas ini bisa terjadi jika variabel bebasnya saling

berkolerasi antara satu dengan yang lainnya. Data yang baik tidak boleh

terdapat masalah multikolinearitas. Salah satu metode untuk menemukan

multikolinearitas adalah dengan melihat VIF dan tolerance. Jika nilai VIF

lebih kecil dari 10 sedangkan tolerance lebih besar dari 0,1 maka dapat

dikatakan bahwa data tidak terdapat masalah multikolineritas. Sebaliknya

jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan telorance lebih kecil dari 0,1 maka

dapat dikatakan bahwa data terdapat masalah multikolinearitas.

c. Uji Heterokedastistas

Uji Heterokedastitas ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat

kesamaan varians satu pengamatan model regresi atau tidak dari satu

pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika terdapat penyimpangan dari satu


pengamatan ke pengamatan lainnya terus berlanjut maka bisa diebut dengan

homokedastitas, dan jika berbeda bisa disebut dengan heterokedastitas. Jika

nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 atau 5% maka dipastikan tidak

mengandung heterokedastitas, dan begitupun sebaliknya jika nilai lebih

kecil dari 0,05 atau 5% maka dapat dipastikan bahwa nilai tersebut

mengandung heterokedastisitas.

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Model yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah model

regresi linier berganda atau Multiple Regression untuk menguji pengaruh

Harga jual dan Biaya produksi terhadap pendapatan perusahaan karet di

Kecamatan Tegal Buleud. Tujuan dari kajian ini adalah untuk menentukan

arah antara variabel dependen, apakah tiap-tiap variabel independen

memiliki hubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari

variabel dependen ketika variabel independen meningkat atau menurun.

Persamaan regresi linear berganda :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana:

Y = Pendapatan perusahaan

X1 = Harga Jual

X2 = Biaya Produksi

b1 = koefisien harga jual

b2 = koefisien biaya produksi

a = konstanta
3. Uji Hipotesis

a. Uji t

Uji t atau biasa disebut uji Parsial adalah uji yang gunakan untuk

mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama

berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji ini bisa dilakukan

dengan ketentuan, jika nilai signifikan > 0,05 maka Ho diterima yang

artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh dari variabel independen

terhadap dependen.

b. Uji F

Uji F atau bisa disebut uji simultan sering digunakan untuk

mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama

dapat mempengaruhi variabel dependen. Untuk pengujian dapat

dilaksanakan secara menyeluruh dengan menggunakan statisik f dan

tingkat signifikan yang digunakan aalah 5% (0,05). Jika nilai

profitabilitasnya 0,05 maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara

variabel independen dan variabel dependen.

c. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien deterninasi dipakaidipakai untuk mengukur sejauh

mana kemampuan model regresi berganda dalam menerapkan variasi

variabel dependen. Rumus koefisien determinasi yaitu :

Kd = R2 X 100 %

Dimana :

Kd = Koefisien determinasi
R2 = Koefisien korelasi

a) Apabila nilai Kd mendekati nol (0), berarti pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen lemah.

b) Apabila nilai Kd mendekati satu (1), berarti pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen kuat.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Profil singkat tempat penelitian

Lokasi tempat penelitian ini dilaksanakan di PTPN VIII Cikaso Kecamatan

Tegal Buleud Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. PT Perkebunan

Nusantara VIII Cikaso adalah badan usaha milik negara yang bergerak dalam

bidang pengelolaan, pengolahan,dan pemasaran hasil perkebunan. Komoditi yang

diusahakan pada PTPN Cikaso ini adalah karet.

Gambar 4.1

Kantor PTPN VIII Cikaso

4.1.2 Dasar Hukum

Dalam upaya mengkonsolidasi peran perusahaan negara (BUMN) sektor

perkebunan dalam kerangka pembangunan nasonal dan pembangunan ekonomi

serta menyiapkan diri untuk menghadapi gerakan ekonomi global, maka pihak
pemerintah bersama pihak departemen pertanian melakukan program konsolidasi

bagi semua perkebunan negara.

PT. Perkebunan Nusantar (PTPN) VIII adalah salah satu diantara

perkebunan milik Negara yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 13

tahun 1996. Seperti yang dinyatakan dalam akta notaris Harun Kamil, S.H No. 41

tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh pengesahan dari menteri

Kehakiman Republik Indonesia melalui surat Keputusan C2-

8336.HT.01.01.TH,96 Tanggal 8 Agustus 1996.

4.1.3 Maksud dan Tujuan

Perusahaan ini didirikan dengan maksud dan tujuan untuk

menyelenggarakan usaha dibidang agro industri, serta optimalisasi pemanfaatan

sumber daya perseroan untuk menghasilkan barang atau jasa yang bermutu tinggi

dan berdaya saing tinggi, serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai

perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas

4.1.4 Visi

Untuk Visi perusahaan ini sedniri adalah Menjadi perusahaan berbabsis

agribisnis yang sehat dan berkelanjutan.

4.1.5 Misi

Mengelola dan mengembangkan bisnis perkebunan dan bisnis lainnya,

berbasis prosesi potensi sumber daya alam secara efektif dan ramah lingkungan

untuk dapat memberikan nilai tambah dan berdaya saing tinggi.


4.1.2 Deskripsi hasil penelitian

Pada deskripsi hasil penelitian, peneliti akan menguraikan hasil kuisioner

yang telah dibagikan kepada seluruh responden yang mana data dan informasinya

nya akan digunakan untuk bahan penelitian. Teknik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah random sampling yang mana teknik pengambilannya

dilakukan secara acak. Selanjutnya, dikarenakan setiap responden memiliki

karakterisitik yang bermacam-macam perlu adanya pengelompokan dengan

karaktesristik tertentu. karakterisitik yang digunakan dalam penelitian kali ini

adalah usia serta jenis kelamin.

a) Karakteristik responden berdasarkan usia

Usia
352528563223654266243651

9% 11%

11% 8%

6% 8%
9%
6%
6%
14%
9%
3%

Sumber : pengolahan data primer, 2022

Gambar 4.2

Karakteristik responden berdasarkan usia

Dari hasil gambar diatas diperolehlah bahwa rata-rata pegawai atau

responden yang bekerja pada PTPN VIII Cikaso berusia 32 tahun sebanyak 14%,
berusia 36 tahun sebanyak 11%, berusia 35 tahun sebanyak 11%, berusia 66 tahun

sebanyak 9%, berusia 51 tahun sebanyak 9%, berusia 23 tahun sebanyak 9%,

berusia 25 tahun sebanyak 8%, berusia 28 tahun sebanyak 8%, berusia 56 tahun

sebanyak 6%, berusia 42 tahun sebanyak 6%, berusia 24 tahun sebanyak 6% serta

berusia 65 tahun sebanyak 3%.

b) karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin

9%

Laki-Laki
Perempuan
91%

Sumber : Pengolahan data primer, 2022

Gambar 4.3

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Dari hasil gambar diatas diperolehlah bahwa rata-rata Jenis kelamin

pegawai atau responden yang bekerja pada PTPN VIII Cikaso memiliki rincian

sebagai berikut, yaitu sebanyak 9% dari seluruh responden yang ada memilki jenis

kelamin perempuan dan sebanyak 91% lainnya berjenis laki-laki sehingga dapat

disimpulkan bahwa rata-rata jenis kelamin pegawai yang ada di PTPN didominasi

oleh kali-laki.
1) Uji Validitas

Uji validitas merupakan derajat ketepatan anatara data yang terjadi pada

objek penelitian dengan data yang dapat di laporkan oleh peneliti. Objek ini

biasanya dipakai untuk mengukur kelayakan suatu item dalam konfigurasi ketika

mendefinisikan suatu variabel. Dalam menentukan validitas suatu pertanyaan bisa

dilakukan dengan menghitung nilai r hitungan dengan nilai r tabel. Jika nilai r

operasi lebih kecil dari r tabel, maka dapat dikatakan bahwa pernyataan yang di

uji dinyatakan valid. Sebaliknya, jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka

pernyataan yang di uji tersebut tidak valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas Harga Jual

No item pernyataan Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

1 0,687 0,334 Valid

2 0,757 0,334 Valid

3 0.720 0,334 Valid

4 0,727 0,334 Valid

5 0,716 0,334 Valid

6 0,776 0,334 Valid

Sumber : Pengolahan data primer, 2022

Berdasarkan hasil uji validitas harga jual diatas menunjukan bahwa instrumen

kuisioner yang dipakai terhadap tabel variabel harga jual dinyatakan valid

seluruhnya.
Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas Biaya Produksi

No item pernyataan Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan

1 0,706 0,334 Valid

2 0,631 0,334 Valid

3 0,789 0,334 Valid

4 0,819 0,334 Valid

5 0,798 0,334 Valid

6 0,767 0,334 Valid

Sumber : Pengolahan data primer, 2022

Berdasarkan hasil uji validitas biaya produksi diatas menunjukan bahwa

instrumen kuisioner yang dipakai terhadap tabel variabel biaya produksi

dinyatakan valid seluruhnya.

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas Pendapatan

No item pernyataan Nilai rhitung Nilai rtabel keterangan

1 0,706 0,334 Valid

2 0,857 0,334 Valid

3 0,748 0,334 Valid

4 0,834 0,334 Valid

5 0,804 0,334 Valid

6 0,818 0,334 Valid

Sumber : Pengolahan data Primer, 2022


Berdasarkan hasil uji validitas pendapatan diatas menunjukan bahwa

instrumen kuisioner yang dipakai terhadap tabel pendapatan dinyatakan valid

seluruhnya.

2) Uji Reabilitas

Reabilitas ialah indeks yang menunjukan seberapa jauh suatu perangkat

ukur dapat diyakini dan dapat diandalkan. Uji reabililitas instrumen bisa

dipastikan dengan besaran nilai cronbach’s alpha pada variabel bebas dan

variabel terikat. Cronbach’s alpha (α) dipakai untuk menentukan reabilitas yang

seimbang antar item dan menguji konsistensi penjawab dalam membalas

keseluruhan item. Perangkat yang digunakan untuk mengukur setiap variabel

dikatakan reliabel atau handal jika cronbach’s alphanya lebih besar dari 0,60

(Sugiono, 2017). Uji reabilitas bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.4

Hasil Uji Reabilitas Instrumen

Variabel Jumlah item Nilai cronbach’s keterangan

pernyataan alpha

Harga Jual 6 0,897 Reliabel

Biaya Produksi 6 0,918 Reliabel

Pendapatan 6 0.930 Reliabel

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2022

Berdasarkan hasil uji reabilitas instrumen pada tabel diatas diperoleh bahwa

masing-masing variabel mempunyai cronbach’s alpha >0.60. Oleh karena itu

variabel harga jual, biaya produksi dan pendapatan bisa dinyatakan reliabel.
3) Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel

pengganggu atau residual berdistribusi normal. Jika distribusi data residual normal,

maka garis yang mewakili data sebenarnya akan mengikuti garis diagonal. Sebagai

aturan umum, normalitas dapat diperiksa dengan cara melihat penyebaran diagonal

dari statistik (titik) dari grafik, atau dengan cara mencari pada histogram dari

residual. Dasar pemilihannya adalah selama data menyebar di sekitar garis diagonal

dan mengikuti lintasan garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan sampel

berdistribusi normal, maka versi regresi tidak memenuhi asumsi normalitas dan jika

catatan menyimpang jauh. dari garis diagonal dan tidak lagi mengamati jalannya

garis diagonal atau grafik histogram tidak lagi memperlihatkan pola distribusi

harian, maka model regresi tidak memenuhi gagasan normalitas

Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 35
Normal Parameters a,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.56485366
Most Extreme Differences Absolute .131
Positive .131
Negative -.097
Test Statistic .131
Asymp. Sig. (2-tailed) c
.134
Monte Carlo Sig. (2-tailed) d
Sig. .129
99% Confidence Interval Lower Bound .120
Upper Bound .137
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. Lilliefors' method based on 10000 Monte Carlo samples with starting seed 2000000.
Sumber: Pengolahan data primer. 2022
Sumber: Pengolahan data primer, 2022

Gambar 4.4

Hasil uji normalitas

Berdasarkan hasil uji normalitas pada gambar diatas menunjukan bahwa

data menyebar di sekitar garis diagonal serta mengikuti arah garis diagonalnya.

Oleh karena ini, model regresi bisa dikatakan telah memenuhi asusmsi

normalitasnya.

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas ini bisa terjadi jika variabel bebasnya saling

berkolerasi antara satu dengan yang lainnya. Data yang baik tidak boleh terdapat

masalah multikolinearitas. Salah satu metode untuk menemukan multikolinearitas

adalah dengan melihat VIF dan tolerance. Jika nilai VIF lebih kecil dari 10

sedangkan tolerance lebih besar dari 0,1 maka dapat dikatakan bahwa data tidak

terdapat masalah multikolineritas. Sebaliknya jika nilai VIF lebih besar dari 10
dan telorance lebih kecil dari 0,1 maka dapat dikatakan bahwa data terdapat

masalah multikolinearitas

Tabel 4.6

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics
Toleranc
Model B Std. Error Beta t Sig. e VIF
1 (Constant) 2.589 2.801 .925 .362

Harga Jual .495 .138 .491 3.586 .001 .549 1.821


Biaya .388 .131 .404 2.951 .006 .549 1.821
Produksi
a. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber: Pengolahan data primer, 2022

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas bisa diketahui bahwa variabel harga

(X1) memiliki nilai tolerance sebesar 0,549 serta nilai VIF nya 1,821, nilai

variabel biaya produksi (X2) memiliki nilai tolerance sebesar 0,549 serta nilai

VIF nya 1,821. Oleh karena itu variabel independen memiliki nilai diatas 1 secara

keseluruhannya hingga didapatlah kesimpulan bahwa tidak terjadi

multikolinearitas antara variabel independen pada variabel dependen.

c. Uji Heterokedastistas

Uji Heterokedastitas ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat kesamaan

varians satu pengamatan model regresi atau tidak dari satu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Jika terdapat penyimpangan dari satu pengamatan ke

pengamatan lainnya terus berlanjut maka bisa diebut dengan homokedastitas, dan

jika berbeda bisa disebut dengan heterokedastitas. Jika nilai signifikannya lebih
besar dari 0,05 atau 5% maka dipastikan tidak mengandung heterokedastitas, dan

begitupun sebaliknya jika nilai lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka dapat

dipastikan bahwa nilai tersebut mengandung heterokedastisitas.

Sumber: Pengolahan data primer, 2022

Gambar 4.5

Hasil Uji Heterokedastitas

Berdasarkan hasil uji heterokedastitas pada gambar diatas, maka dapat di

simpulkan bahwa data menyebar secara acak dan tidak berkumpul pada suatu

tempat yang membentuk suatu pola jelas, melainkan berpencar diatas dan dibawah

angka 0. Dengan hasil ini menjelaskan bahwa tidak terdapat adanya

heterokedastitas.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda dipakai untuk menemukan pengaruh antara variabel

dependen, apakah masing-masing variabel independennya memiliki hubungan


positif atau negatif. Hasil analisis regresi linier berganda bisa dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 4.7

Hasil perhitungan Uji Regresi linier berganda

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.589 2.801 .925 .362
Harga Jual .495 .138 .491 3.586 .001
Biaya Produksi .388 .131 .404 2.951 .006
a. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber data: Pengolahan data Primer, 2022

Dari hasil uji regresi linier berganda untuk variabel harga jual (X1),biaya

produksi(X2), terhadap variabel pendapatan (Y) ialah sebagai berikut :

Y = 2,589 + 0,495 X1 + 0,388 X2

Y = Pendapatan

X1 = Harga Jual

X2 = Biaya Produksi

Dari hasil persamaan regresi linier berganda bisa dijelaskan bahwa :

1.Variabel harga jual, biaya produksi serta pendapatan memiliki arah koefisen

yang bertanda positif pada pendapatan dengan nilai konstantanya sebesar

2,589.

2. Hasil dari penjumlahan nilai koefisien variabel harga (X1) sebesar 0,495

yang bermakna jika harga jual suatu barang bernilai tinggi maka akan terjadi

lonjakan tinggi terhadap pendapatan perusahaan.

3. Hasil dari penjumlahan nilai koefisien variabel biaya produksi (X2) sebesar
0,388 yang bermakna jika biaya produksi suatu perusahaan dikatakan baik

maka akan terjadi lonjakan tinggi terhadap pendapatan perusahaan.

4.1.3 Uji Hipotesis

a. Uji t

Uji t atau biasa disebut uji Parsial adalah uji yang gunakan untuk

mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel dependen. Uji ini bisa dilakukan dengan ketentuan, jika nilai

signifikan > 0,05 maka Ho diterima yang artinya secara parsial tidak terdapat

pengaruh dari variabel independen terhadap dependen. Adapun tabel hasil uji t

ialah sebagai berikut :

Tabel 4.8

Hasil Uji t

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.589 2.801 .925 .362
Harga Jual .495 .138 .491 3.586 .001
Biaya Produksi .388 .131 .404 2.951 .006
a. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber: pengolahan data primer, 2022

a) Menurut hasil pengujian t yang telah diperoleh memperlihatkan bahwa nilai

thitung sebesar 3,586 sedangkan nilai ttabel sebesar 2,037 yang mana hal ini

memperlihatkan bahwa nilai thitung > dari nilai ttabel dengan signifikan

sebesar 0,001. Oleh karena signifikan t 0,001 < 0,05 maka diperolehlah

kesimpulan bahwa secara parsial harga jual (X1) berpengaruh secara


signifikan terhadap pendapatan (Y).

b) Menurut hasil pengujain yang telah diperoleh memperlihatkan bahwa nilai

thitung sebesar 2,951 sedangkan nilai ttabel sebesar 2,037 yang mana hal ini

memperlihatkan bahwa nilai thitung > nilai ttabel dengan signifikan sebesar

0,006 oleh karena signifikan t 0,006 < 0,05 maka diperolehlah kesimpulan

bahwa secara parsial biaya produksi (X2) berpengaruh secara signifikan

terhadap pendapatan (Y).

b. Uji F

Uji F atau bisa disebut uji simultan sering digunakan untuk mengetahui

apakah semua variabel independen secara bersama-sama dapat mempengaruhi

variabel dependen. Untuk pengujian dapat dilaksanakan secara menyeluruh

dengan menggunakan statisik f dan tingkat signifikan yang digunakan adalah 5%

(0,05). Jika nilai profitabilitasnya 0,05 maka tidak ada pengaruh yang signifikan

antara variabel independen dan variabel dependen. Adapun hasil uji F adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.9

Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


1 Regression 169.485 2 84.742 32.570 <.001b
Residual 83.258 32 2.602
Total 252.743 34
a. Dependent Variable: Pendapatan
b. Predictors: (Constant), Biaya Produksi, Harga Jual
Sumber: Pengolahan data primer, 2022
Berdasarkan hasil uji f bisa disimpulkan bahwa variabel harga jual (X1),

serta biaya produksi (X2) secara bersamaan mempunyai dampak yang signifikan

terhadap variabel pendapatan (Y). Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan

memakai rumus :

Ftabel = Menentukan F tabel dengan tarif nyata (a) 5% = 0,05 ialah =

F (K; n-k)

Ket :

K = Jumlah Variabel

n = Jumlah Sampel

F ( 3 ; 35-3 ) = F ( 3 ; 32 ) = 2,90

Hasil perhitungan ini dapat dibuktikan dari nilai Fhitung sebesar 32,570 >

Ftabel dengan nilai signifikan (sig) sebesar 0.001, yang mana signifikan < 0,05

maka hal ini memperlihatkan bahwa adanya signifikan yang terjadi antara harga

jual (X1), biaya produksi (X2) terhadap pendapatan (Y).

C. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien deterninasi digunakan untuk mengukur sejauh mana

kemampuan model regresi berganda dalam menerapkan variasi variabel dependen.

Rumus koefisien determinasi yaitu :

Kd = R2 X 100 %

Dimana :

Kd = Koefisien determinasi

R2 = Koefisien korelasi
a) Apabila nilai Kd mendekati nol (0), berarti pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen lemah.

b) Apabila nilai Kd mendekati satu (1), berarti pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen kuat.

Adapun hasil Uji koefisien detetminasi bisa dilihat pada tabel dibawah

ini.

Tabel 4.10

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .819 a
.671 .650 1.61301
a. Predictors: (Constant), Biaya Produksi, Harga Jual
b. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber: pengolahan data primer, 2022

Sebagai mana pada tabel diatas menunjukan bahwa nilai kolerasi (R)

sebesar 0,819 mengindikasikan besarnya presentase pengaruh variabel

harga jual (X1) serta variabel biaya produksi (X2) terhadap variabel

pendapatan (Y). Koefisien determinasi yang didapat sebesar 0,650 yang

memilik makna bahwa pengaruh variabel-variabel bebas pada variabel

terikatnya sebesar 65,0 % sedangkan untuk 35 % lainnya dipengaruhi oleh

variabel lain.
4.2 Pembahasan

Berdasarkan data primer yang telah didapatkan dengan bantuan IBM SPSS

versi 28,0. Hasil pengujian menunjukan bahwa variabel harga jual (X1) serta

variabel biaya produksi (X2) keduanya mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel pendaptan (Y), pernyataan ini dapat dibuktikan dari hasil uji t

yang mana bahwa semua variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen disebabkan nilai signifikansinya < dari 0,05 serta nilai

thitung lebih besar dari nilai ttabel 2,037.

Sedangkan untuk hasil dari uji f memperlihakan bahwa variabel independen

secara simultan mempengaruhi variabel dependen secara signifikan, hal ini

dikarenakan Ftabel sebesar 2,90. Maka nilai Fhitung 32,570 > dari Fhitung 2,90

serta nilai signifikan sebesar 0,001 < dari 0,05, kemudian dapat disimpulkan

bahwa untuk hipotesis Ha diterima dan untuk hipotesis Ho ditolak. Selanjutnya

dengan adanya hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel harga jual serta variabel

biaya produksi secara simultan berpengaruh terhadap variabel pendapatan di

PTPN VIII cikaso.

1) Pengaruh harga jual (X1) terhadap pendapatan (Y)

Dari hasil pengujian hipotesis yang telah diperoleh menunjukan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel harga jual (X1) terhadap

pendapatan PTPN dengan perolehan nilai thitung sebesar 3,586 serta tingkat

signifikansi sebesar 0,001. Selanjutnya dikarenakan nilai thitung 3,586 > 2,037

dari nilai ttabel serta nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05 maka Ha diterima dan

untuk Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan jika variabel harga jual (X1) memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan PTPN VIII Cikaso (Ha diterima).

Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan Agus Susilo,
Junaedi, 2019 yang mana pada penelitiannya menyatakan bahwa harga jual

memiliki pengaruh terhadap peningkatan pendapatan. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilakukan serta didukung oleh bukti empiris berupan

penelitian terdahulu terbukti bahwa harga jual berpengaruh secara signifikan

terhadap pendapatan PTPN. Hal ini disebabkan karena Perusahaan maupun para

petani sangat bergantung pada harga serta kebijakan yang ditentukan oleh

pemerintah, ketika harga naik perusahaan dan para pemasok karet ke perusahaan

akan cenderung melakukan peningkatan proses produksi secara besar-besaran

guna tercapainya target yang diinginkan. Sebaliknya pun begitu, ketika harga jual

yang ditentukan cenderung turun perusahaan serta pemasok akan menurunkan

tensi produksinya hingga sedikit banyaknya melakukan pemberhe ntian secara

sementara hingga harga yang ditentukan sudah cukup di titik harga normalnya.

Hasil penelitian yang dilakukan pada PTPN VIII Cikaso menunjukan bahwa

harga jual karet pada saat ini masih pada titik harga normal akan tetapi untuk

permintaaan atas produksinya mengalamai penurunan, hal ini berdampak pada

perusahaan untuk terus dapat berpikir lebih keras tentang bagaimana mencari

jalan keluar untuk selalu dapat meningkatkan atau menyeimbangkan tingkat

permintaan penjualannya.

2 ) Pengaruh biaya produksi (X2) terhadap pendapatan (Y)

Dari hasil pengujian hipotesis yang telah diperoleh menunjukan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel biaya produksi (X2) terhadap

pendapatan PTPN dengan perolehan nilai thitung sebesar 2,951 serta tingkat

signifikansi sebesar 0,006. Selanjutnya dikarenakan nilai thitung 2,951 > 2,037

dari nilai ttabel serta nilai signifikansi sebesar 0,006 < 0,05 maka Ha diterima dan

untuk Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan jika variabel biaya produksi (X2)

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan PTPN VIII Cikaso (Ha

diterima).
Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Hartono,

2013 yang mana pada penelitiannya menyatakan bahwa biaya produksi memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan. Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan serta didukung oleh bukti empirirs berupa penelitian terdahulu

terbutki bahwa biaya produksi secara signifikan berpengaruh terhadap pendapatan

PTPN. Selain itu secara teori juga terbukti bahwa biaya produksi merupakan

kompensasi yang diterima oleh pemilik faktor-faktor produksi, atau biaya-biaya

yang dikeluarkan oleh perusahaan atau pelaku usaha dalam proses produksi, baik

secara tunai maupun non tunai.

Biaya produksi memiliki dampak terhadap pendapatan perusahaan

disebabkan hasil dari penjualan yang diterima perusahaan masih harus dikurangkan

dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses produksi.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar biaya yang dikeluarkan maka akan

semakin kecil presentasi pendapatan yang diterima oleh perusahaan begitupun

sebaliknya jika semakin kecil biaya yang dikeluarkan maka akan semakin besar

presentasi pendapatan yang akan diterima oleh perusahaan.

Dalam penelitian yang dilakukan PTPN, diketahui bahwa biaya produksi

yang dikeluarkan oleh perusahaan selama beberapa tahun kebelakang cukup besar

dilihat dari pembelian pupuk, pembelian bibit baru yang mana hal ini berpengaruh

terhadap pendapatan yang diperoleh.

3) Pengaruh Harga Jual (X1). Biaya Produkis (X2) terhadap Pendapatan (Y)

Dari hasil pengujian hipotesis yang telah diperoleh bahwa terdapat adanya

pengaruh yang signifikan pada variabel harga jual dan biaya produksi terhadap

pendapatan dengan perolehan nilai thitung sebesar 32,570 serta tingkat signifikan sebesar

0,001. Selanjutnya dikarenakan nilai thitung sebesar 32,570 > dari nilai ttabel 2,90 serta

nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05 maka Ha diterima dan untuk Ho ditolak. Maka dari
hasil ini dapat disimpulkan bahwa jika variabel harga jual, biaya produksi memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan PTPN VIII Cikaso (Ha diterima).

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Agus Susilo,

Junaedi, 2019 dan Hartono, 2013 yang mana dari hasil kedua penelitian tersebut menyatakan

bahwa variabel harga jual (X1) dan variabel biaya produksi (X2) berpengaruh secara

signifikan terhadap varaiabel pendapatan (Y). Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan serta didukung oleh bukti epmiris berupa penelitian terdahulu terbukti bahwa

variabel harga jual (X1) biaya produksi (X2) berpengaruh terhadap variabel pendapatan (Y).

Dalam penelitian yang dilakukan pada PTPN VIII Cikaso, diketahui bahwa harga

jual pada kondidi saat ini masih dalam titik harga normal akan tetapi untuk permintaan atas

penjualan karet mengalami penurunan. Sedangkan untuk biaya produksi diketahui masih

memiliki pengeluaran yang tergolong tinggi walaupun tingkat produksinya tidak sebanding

dengan biaya yang dikeluarkan.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta ulasan mengenai pengaruh harga jual

serta biaya produksi terhadap pendapatan PTPN VIII Cikaso maka terbentuklah

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Harga jual berpengaruh secara signifkan terhadap pendapatan PTPN VIII

Cikaso, pernyataan ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang telah

diperoleh bahwa nilai thitung 3,586 > dari niai ttabel 2,037.

2. Biaya produksi berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan PTPN

VIII Cikaso, pernyataan ini juga dapat dibuktikan dari hasil penelitian

yang telah diperoleh bahwa nilai thitung 2,951 > dari nilai ttabel 2,037.

3. Harga jual dan biaya produksi berpengaruh secara signifikan terhadap

pendapatan PTPN VIII Cikaso, pernyataan ini juga dapat dibuktikan dari

hasil penelitian yang telah diperoleh menunjukan bahwa ttabel kedua

variabel independen lebih besar dari nilai ttabel.


5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan serta kesimpulan yang telah

didapat, bisa dikembangkan beberapa saran terhadap pihak-pihak yang memiliki

kepentingan dalam penelitian ini. Maka peneliti memberikan saran antara lain

sebagai berikut :

1. Pemerintah dalam hal ini menteri perdagangan republik indonesai serta

seluruh pemegang kebijakan yang bertanggung jawab mungkin dapat

menstabilkan harga karet dengan kebijakan yang diterapkan olehnya,

karena perusahaan sangatlah menginginkan kestabilan harga yang dapat

meningkatkan pendapatan mereka demi terciptanya kesejahteraan terhadap

seluruh karyawan-karyawannya.

2. Peneliti selanjutnya dapat menambahkan objek penelitian serta variabel

baru yang dapat berpengaruh terhadap pendapatan, seperti variabel biaya

pemeliharaan, variabel tenaga kerja, serta variabel tingkat pendidikan.

Penambahan variabel baru ini dimaksudkan untuk lebih bisa

mengembangkan penelitian yang dilakukan serta memberikan informasi

serta wawasan baru baik bagi penulis maupun pembaca.

3. Perusahaan memerlukan nasihat serta arahan mengenai pengelolaan

keuangan perusahaan yang baik dan benar sesuai dengan standar, serta

penyuluhan terhadap para pegawai bagaimana berkebun karet dengan baik

agar dapat menghasilkan hasil yang memuaskan sesuai dengan target

perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Agus Susilo, Junaedi, (2546). Pengaruh Luas Lahan, Biaya Produksi Dan Harga

Pasar Terhadap Peningkatan Pendapatan Petani Bawang Merah Pada Saat

Pandemi Covid 19 Di Desa Banaranwetan Kecamatan Bagor Kabupaten

Nganjuk.

Anak Agung Irfan Alitawan Dan Ketut Sutrisna. (2017). Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Pendapatan Petani Jeruk Pada Desa Gunung Bau Kecamatan

Kintamani Kabupaten Bangli. E- Jurnal Ep Unud Vol. 6, No.5.

Anonim. (2013). Merumuskan Hipotesis.

Arimbawa, P. D., & Widanta, A. . B. P. (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Pendapatan Petani Karet Dikecamatan Singingi Kabupaten

Kuatan Singingi Provinsi Riau. Arimbawa, Dika Putu, 6, 1601–1627.

Bab Ii. (2018). 2017, 6–19.

Danang Sunyoto. (2013). Perilaku Konsumen Dan Pemasaran.

Https://Opac.Perpusnas.Go.Id/Detailopac.Aspx?Id=945492

Hartono, N. (2013). Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Pendapatan Usaha

Pekebunan Kelapa Sawit(Elaeis Guineensis Jacq) Di Desa Bukit Raya

Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara. Epp, 10(1), 20–27.

Jumingan & Wardiyah. (2019). Biaya Operasonal. Elibrary Unikom, 14–21.

Jumriani. (2006). Pengaruh Harga Terhadap Pendapatan Penjualan Buah

Rambutan Desa Romangloe Dusun Samaya Kecamatan Bontomarunnu

Kabupaten Gowa. Ekonomi, 5(1).

Juniati. (2016). Pengaruh Harga Jual, Modal, Luas Lahan Dan Tenaga Kerja
Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Muslim. Skripsi Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Islam.

M.L.Jhingan. (2018). Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan.

Https://Www.Rajagrafindo.Co.Id/Produk/Ekonomi-Pembangunan-Dan-

Perencanaan/

Marius P.Angipora. (2012). Dasar - Dasar Pemasaran (Hal. 268).

Nasution, M. A. (2019). Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Alat Kesehatan Terhadap

Keputusan Pembelian Konsumen Pada Pt. Dyza Sejahtera Medan. Jurnal Warta Edisi :

59, 59, 290572. Http://Jurnal.Dharmawangsa.Ac.Id/Index.Php

Ndi Amran Asriadi. (2546). Pengaruh Harga Dan Biaya Terhadap Pendapatan

Petani Ubi Jalar Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto. 5(1).

Phillip Kotler. (2012). Manajemen Pemasaran.

Prathama Rahardja Dan Mandala Manurung. (2010). Teori Ekonomi Mikro. 294.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis.

Rafesh Abubakar Dan Khaidir Sobri. (2014). Usaha Tani Agribisnis. 56.

Rambat Lupiyoadi. (2012). Manjemen Pemasaran (Hal. 181).

Sadono Sukirno. (2016). Mikroekonomi Teori Pengantar (3 Ed., Hal. 430).

Sari, N. (2013). Pengaruh Harga, Luas Lahan Dan Biaya Produksi Terhadap

Pendapatan Petani Karet Di Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin.

Skripsi, 53(9), 1–134.

Siti Khairunnisak. (2019). Pengaruh Harga, Biaya Produksi, Dan Luas Lahan

Terhadap Pendapatan Petani Karet Di Desa Sukarame Kecamatan Kualuh

Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara. 4(1), 1–23.

Soekartawi. (2008). Faktor-Faktor Produksi Pertanian. 64.


Sri Rahayu Etheses. (N.D.).

Sudaryono. (2015). Pengantar Bisnis Teori Dan Contoh Kasus. Suhardi. (2016).

Pengantar Ekonomi Mikro (Hal. 215).

Tampubolon,(2014). Analisis Tingkat Pendapatan Petani Karet Rakyat Berdasarkan Skala Usaha

Minimum (Studi Kasus : Desa Naman Jahe, Kec. Salapian, Kab. Langkat). 246, 113–114.

Wiratna Sujaweni. (N.D.). Pengantar Akuntansi.

Zainal, A. (2002). Pengaruh Perkiraan Biaya Produksi Dan Laba Yang Diinginkan Terhadap Harga

Jual Pada. Ekonomi Dan Manajemen, 11,12.


DAFTAR LAMPIRAN
LEMBAR KONSULTASI
HASIL KUISIONER

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5
4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4
4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH HARGA JUAL DAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP

PENDAPATAN PTPN VIII CIKASO

1. Nama : .................................................................................

2. Umur.............................................Tahun

3. Jenis Kelamin Laki-laki

: Perempuan

4. Tingkat Pendidikan
SD
:
SLTP

SLTA

D3

S1

S2

Lainnya

5. Penghasilan Per Bulan :

<Rp 1.000.000,00

Rp 1.500.000,00-Rp 2.000.000,00

Rp 2.500.000,00-Rp 3.000.000,00

Rp 3.500.000,00-Rp 4.000.000,00

>Rp 4.000.000,00
Petunjuk Pengisian :

a. Isilah semua nomor dalam angket ini dan sebaiknya jangan ada yang terlewatkan.

b. Pengisian jawaban cukup dengan memberi tanda (X atau √) pada pernyataan yang

dianggap sesuai dengan pendapat responden (satu jawaban dalam setiap nomor

pernyataan).

c. Pilihan Jawaban:

1. Sangat Setuju (SS)

2. Setuju (S)

3. N (Netral)

4. TS (Tidak Setuju)

5. STS (Sangat Tidak Setuju)

Terima kasih atas bantuan dan Kerja Samanya

Selamat mengerjakan
1. Harga Jual (X1)

No Pernyataan SS S N TS STS

Dalam menentukan harga terjadi proses


1. tawar-menawar antara perusahaan dan
pembeli Karet

Harga karet ditetapkan berdasarkan


2. kesepakatan antara perusahaan dan
pembeli karet sesuai dengan harga pasar.

Harga karet ditetapkan berdasarkan


3. kesepakatan antara perusahaan dan
pembeli karet sesuai dengan kualitas karet.

Harga yang telah disepakati antara


4. perusahaan dan pembeli karet saling
menguntungkan kedua belah pihak.

Perusahaan tidak menyembunyikan cacat


5.
pada karet saat bertransaksi.

Timbangan dalam transaksi jual beli karet


6. tidak merugikan Perusahaan maupun
pembeli karet.
2. Biaya Produksi

No Pernyataan SS S N TS STS

Perusahaan mengeluarkan biaya setiap bulan


1.
untuk pembelian pupuk.

Perusahaan mengeluarkan biaya setiap bulan


2.
untuk pembelian obat hama dan perawatan.

Perusahaan mengeluarkan biaya setiap bulan


3.
untuk peralatan panen karet.

Perusahaan mengeluarkan biaya setiap 5 tahun


4.
sekali untuk pembelian bibit karet.

Perusahaan mengeluarkan biaya setiap bulan


5.
untuk transportasi.

Perusahaan mengeluarkan biaya setiap bulan


6.
untuk upah pekerja
3. Pendapatan

No Pernyataan SS S N TS STS

1. Hasil penjualan karet yang perusahaan

terima dapat mencukupi kebutuhan

ekonomi Pegawai.

2. Hasil penjualan karet yang perusahaan

terima bisa mencukupi kebutuhan primer

(pakaian, makanan, tempat tinggal).

3. Hasil penjualan karet yang perusahaan

terima bisa mencukupi kebutuhan

sekunder (sepeda motor, televisi,

handphone).

4. Hasil penjualan karet yang perusahaan

terima bisa mencukupi untuk kebutuhan

pembelian obat hama.

5. Hasil penjualan karet yang perusahaan

terima bisa mencukupi untuk kebutuhan

pembelian pupuk.

6. Hasil penjualan karet yang perusahaan


terima bisa mencukupi untuk biaya
perawatan.

Anda mungkin juga menyukai