Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM

PERCOBAAN IX

ENZIM INVERTASE

OLEH

NAMA : RAHMAN HAKIM DARMAWAN

NIM : F1C1 20 061

KELOMPOK : VI (ENAM)

ASISTEN : KHALIFA SYUHRA K.

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat Indonesia telah lama memanfaatkan mikroorganisme untuk

menghasilkan barang-barang yang bernilai ekonomis, seperti tempe fermentasi,

lakban dan ragi untuk minuman beralkohol. Mikroorganisme merupakan sumber

enzim yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan tumbuhan dan hewan,

pada kenyataannya enzim banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan dan

menempati posisi penting dalam industri. Enzim merupakan dasar dari industri

saat ini dan di masa depan karena penggunaannya yang hemat energi dan ramah

lingkungan. Saat ini penggunaan enzim dalam industri makanan, minuman,

tekstil, kulit dan kertas di Indonesia semakin meningkat. Penggunaan enzim

dalam industri makanan menawarkan banyak keuntungan sebagai aditif alami

(Ompusunggu dkk., 2013). Salah satu jenis enzim yang dapat diperoleh dari ragi

roti adalah enzim invertase (Widowati dkk., 2020).

Enzim invertase dapat mengubah molekul gula yakni sukrosa yang terlarut

dalam air menjadi gula sederhana yang terdiri atas glukosa dan fruktosa. Enzim

invertase merupakan salah satu enzim yang memiliki peran penting dalam proses

hidrolisis selulosa menjadi glukosa dan fruktosa sebagai gula invert. Enzim

inventase hanya digunakan pada industri makanan khususnya selai dan permen

oleh karena itu fruktosa yang memiliki cita rasa yang lebih manis dan tidak

mudah mengkristal seperti glukosa. Dalam prosesnya enzim tidak pernah terlepas

dari faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya ialah Ph, lama fermentasi dan

konsentrasi substrat (Sanjaya dkk., 2020). Penentuan nilai absorbansinya pada


konsentrasi enzim dapat dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-

Vis.

Spektrofotometer UV-Vis adalah suatu instrument yang digunakan untuk

mengukur absorban suatu sampel pada panjang gelombang tertentu.

Spektrofotometer UV-VIS dapat digunakan untuk mengukur absorbansi pada

panjang gelombang di daerah UV (200-400 nm) dan daerah visible (400-800 nm).

Sampel yang dapat diuji dengan alat ini adalah sampel cair yang didalamnya

mengandung senyawa yang bergugus kromofor dan dapat juga digunakan untuk

sampel berwarna. Alat ini merupakan jenis spektrofotometer UV-Vis single beam

atau hanya memiliki satu berkas sinar. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka

dilakukanlah percobaan Enzim Invertase.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dikaji pada percobaan Enzim Invertase adalah

bagaimana mengetahui pengaruh konsentrasi substrat terhadap enzim invertase

secara kuantitatif ?

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan Enzim Invertase adalah untuk

mengetahui pengaruh konsentrasi substrat terhadap enzim invertase secara

kuantitatif.

D. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh pada percobaan Enzim Invertase adalah

dapat mengetahui pengaruh konsentrasi substrat terhadap enzim invertase secara

kuantitatif.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Enzim mengkatalisis reaksi yang hanya menerima satu zat sebagai

substrat. Ketika menerima dua atau lebih substrat, salah satunya selalu lebih

disukai. Spesifisitas enzim ditentukan oleh situs aktif, domain tertentu dari

molekul peptida. Ada dua teori utama yang berusaha menjelaskan interaksi enzim-

substrat. Diusulkan oleh Fischer pada awal abad ke-20, yang menyatakan bahwa

interaksi substratenzim akan menyerupai mekanisme kunci-kunci, di mana kunci

(substrat) cocok dengan kunci (situs aktif), karena dua kondisi terpenuhi substrat

dan situs aktif memiliki struktur komplementer dan polaritas dan ukuran yang

kompatibel. Yang lain diusulkan oleh Koshland pada tahun 1960, menyatakan

bahwa substrat dekat molekul enzim menginduksi di atasnya beberapa modifikasi

struktural yang mendukung pemasangan substrat enzim (Vitolo, 2020). Enzim

dapat memecah substratnya menjadi bagian yang lebih sederhana seperti sukrosa,

yang diubah menjadi fruktosa dan glukosa oleh enzim invertase.

Invertase (EC 3.2.7.26) adalah enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis

sukrosa untuk membentuk glukosa dan fruktosa dan sangat penting dalam

pengaturan pergerakan, penyimpanan dan pemanfaatan sukrosa di banyak

tanaman. Aktivitas invertase berbeda di berbagai tahap perkembangan buah.

perubahan aktivitas enzim invertase dalam stroberi selama empat tahap

perkembangan buah yang berbeda dan perubahan signifikan terdeteksi selama

atau sebelum pematangan. Aktivasi invertase meningkat pada periode pra-

pematangan buah. Namun, gula secara signifikan menurun sebelum fase

pematangan. Kandungan gula dan aktivitas enzim pada tahap perkembangan yang
berbeda selama fase berbuah sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan

perkembangan stroberi. Selama tahap pertumbuhan awal, aktivitas invertase

relatif tinggi tetapi menurun dengan akumulasi sukrosa. Tahap akumulasi serupa

juga dilaporkan pada spesies tanaman lain, seperti pada bit gula, melon manis,

mangga, mandarin dan buah bayberry merah (Topcu dkk., 2022). Tidak hanya

enzim invertase, seluruh enzim disusun oleh protein yang terhubung oleh ikatan

peptida. Enzim invertase memiliki banyak manfaat salah satunya dalam proses

pematangan buah.

Protein adalah polimer dari ratusan asam amino yang disatukan oleh ikatan

peptida, sedangkan polipeptida yang lebih pendek (kurang dari 30 asam amino)

biasanya disebut sebagai peptida. Setiap asam amino memiliki struktur umum

yang mengandung atom karbon pusat (Cα) yang bergabung dengan gugus amino

(NH2) dan gugus asam karboksilat (–COOH) yang keduanya digunakan untuk

membentuk ikatan peptida. Yang paling menarik, adalah bahwa untuk 19 dari 20

asam amino yang berbeda, gugus Cα juga terikat pada gugus R yang berbeda,

memberikan setiap asam amino 'rantai samping' yang unik. Rantai samping

memberikan sifat struktural dan kimia yang khas pada asam amino karena rantai

samping berbeda dalam ukuran, bentuk, polaritas, muatan dan hidrofobisitas

(Stollar dan David, 2020). Protein mudah diautolisis oleh larutan yang terdionisasi

seperti natrium bikarbonat (NaHCO3).

Natrium bikarbonat (NaHCO3) atau sering disebut baking soda

diklasifikasikan sebagai garam asam, yang dibentuk dengan menggabungkan

asam (karbonat) dan dasar (natrium hidroksida) lalu bereaksi dengan bahan kimia
lain sebagai alkali ringan. Natrium bikarbonat banyak ditemui dalam bentuk

kristal yang terdapat dalam bentuk serbuk. Natrium bikarbonat bersifat mudah

terlarut dalam air. Karakteristik natrium bikarbonat adalah memiliki titik lebur

yang tinggi dan merupakan senyawa ionik dengan ikatan kuat. Dalam bentuk

leburan atau larutan natrium bikarbonat dapat menghantarkan listrik. Sifat

larutann natrium bikarbonat dapat berupa asam, basa atau netral, sifat ini

tergantung dari jenis asam/basa kuat pembentuknya (Permatasari dkk., 2022).

Spektroskopi UV-Vis adalah teknik analisis yang cepat, murah, fleksibel,

dan tidak merusak yang mengukur absorbansi atau transmitansi cahaya sebagai

fungsi dari panjang gelombang biasanya dalam kisaran 200-800 nm dan sesuai

untuk kelas senyawa organik yang luas dan beberapa spesies anorganik.

Spektroskopi UV-Vis memiliki berbagai aplikasi dan digunakan di hampir setiap

bidang termasuk pengolahan air limbah, karakterisasi nanopartikel koloid dan

impregnasi polimer, mengukur distribusi ukuran emulsi dan tingkat pelepasan

antibiotik. Dalam penelitian, kelayakan spektroskopi UV-Vis untuk pengukuran

nikel, kobalt, mangan, dan lithium di tempat telah diselidiki. Sampel individu dan

kombinasi yang berbeda dari nikel, kobalt, mangan, dan lithium disiapkan dengan

memvariasikan konsentrasinya (Malik dkk., 2021).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan Enzim Invertase pada hari Selasa, 1 November 2022, pukul

07.30-10.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Biokimia, Jurusan

Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,

Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat-Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan Enzim Invertase adalah blender,

tabung reaksi, gelas kimia 50 mL, erlenmeyer 250 mL, pipet tetes, gelas ukur 100

mL, timbangan analitik, kapas, kain kasa, spektrofotometer UV-Vis, rak tabung,

batang pengaduk, labu ukur 10 mL, 100 mL dan 1000 mL.

2. Bahan-Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan Enzim Invertase adalah

larutan protein (albumin) standar 2; 4; 6; 8 dan 10 mg/mL, reagen biuret, larutan

enzim 1:10; 1:100; 1:1000, larutan enzim tanpa pengenceran dan akuades (H2O).
C. Prosedur Kerja

a. Larutan Protein Standar

Larutan protein 2, 4, 6, 8 dan 10 mg/mL

dipipet 1 mL
masing-masing dimasukkan ke dalam tabung
reaksi
ditambahkan 2 mL reagen biuret
dikocok
didiamkan selama 30 menit
diukur absorbansinya menggunakan
spektrofotometer UV-Vis 540 nm

Larutan protein 2 mg/mL : 0,218 Abs


Larutan protein 4 mg/mL : 0,130 Abs
Larutan protein 6 mg/mL : 0,248 Abs
Larutan protein 8 mg/mL : 0,254 Abs
Larutan protein 10 mg/mL : 0,256 Abs
b. Larutan Sampel

Larutan enzim tanpa Larutan enzim yang telah


pengenceran diencerkan (1:10, 1:100 dan
1:1000)

dipipet 1 mL
diencerkan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
ditambahkan 2 mL reagen biuret
dikocok
didiamkan selama 30 menit
diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis

Larutan enzim 1:10: 0,246 Abs


Larutan enzim 1:100: 0,170 Abs
Larutan enzim 1:1000: 0,134 Abs
DAFTAR PUSTAKA

Machin, A., 2012, Potensi Hidrolisis Tempe Sebagai Penyedap Rasa Melalui
Pemanfaatan Eksrak Buah Nanas, Biosaintifika, 4(2).
Malik, M., Chan K. H. dan Azimi, G., 2021, Quantification of Nickel, Cobalt, and
Manganese Concentration Using Ultraviolet-Visible Spectroscopy, RSC
advances, 11(45).
Ompusunggu, H. E. S. dan Silaban R., 2013, Kajian Biomedik Enzim Amilase
dan Pemanfaatannya dalam Industri, Journal Unimed, 5(3).
Permatasari, D., Rahman M. dan Yasmi Z., 2022, Pengaruh Pemberian Dosis
Baking Soda (Natrium Bikarbonat) yang Berbeda Terhadap Kadar Do
(Dissolved Oxygen) dengan Tingkat Kematian Ikan Budidaya di Perairan
Bekas Galian Tambang Intan PT. Galuh Cempaka, Aquatic, 5(1).
Prabawa, A. A., Utomo E. H. dan Abdullah A., 2012, Produksi Enzim Invertase
oleh Saccharomyces Cerevisiae Menggunakan Substrat Gula dengan
Sistem Fermentasi Cair, Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 1(1).
Sanjaya, W.T.A., Giyato, Rahayu W. dan Dwi A.S., 2020, Keanekaragaman
Enzim Invertase Pengembangan Stram Unggul dan Teknologi, Jurnal
Bioteknologi dan Biosains Indonesia, 7(1).
Stollar, E. J., dan Smith D. P., 2020, Uncovering Protein Structure, Essays in
Biochemistry, 64(4).
Topcu, H., Degirmenci I., Sonmez D. A., Paizila A., Karci H., Kafkas S., Ebru K.,
Sezali E. dan Alatawi A., 2022, Sugar, Invertase Enzyme Activities and
Invertase Gene Expression in Different Developmental Stages of
Strawberry fruits, Plants, 11(4).
Vitolo, M., 2020, Brief Review on Enzyme Activity, World Journal of
Pharmaceutical Research, 9(2).
Warono, D. dan Syamsudin, 2013, Untuk Kerja Spektrofotometer untuk Analisa
Zat Aktif Ketoprofen, Kowversi, 2(2).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Data Pengamatan

a. Larutan Protein Standar

No Perlakuan Hasil Pengamatan


.
Larutan protein 2 mg/mL + 4 mL reagen biuret +
1. dikocok + didiamkan selama 30 menit + diukur 0,218 Abs
absorbansinya
Larutan protein 4 mg/mL + 4 mL reagen biuret +
2. dikocok + didiamkan selama 30 menit + diukur 0,130 Abs
absorbansinya
Larutan protein 6 mg/mL + 4 mL reagen biuret +
3. dikocok + didiamkan selama 30 menit + diukur 0,248 Abs
absorbansinya
Larutan protein 8 mg/mL + 4 mL reagen biuret +
4. dikocok + didiamkan selama 30 menit + diukur 0,254 Abs
absorbansinya
Larutan protein 10 mg/mL + 4 mL reagen biuret +
5. dikocok + didiamkan selama 30 menit + diukur 0,256 Abs
absorbansinya

b. Larutan Enzim

No Perlakuan Hasil Pengamatan


.
Larutan enzim 1:10 + larutan tanpa pengenceran +
1. 4 mL reagen biuret + dikocok + didiamkan selama 0,246 Abs
30 menit + diukur absorbansinya
Larutan enzim 1:100 + larutan tanpa pengenceran
2. + 4 mL reagen biuret + dikocok + didiamkan 0,170 Abs
selama 30 menit + diukur absorbansinya
Larutan enzim 1:1000 + larutan tanpa
pengenceran + 4 mL reagen biuret + dikocok +
3. 0,134 Abs
didiamkan selama 30 menit + diukur
absorbansinya
2. Kurva Kalibrasi

a. Kurva Larutan Standar

Hubungan antara Konsentrasi dan Absorbansi


0.3

0.25 f(x) = 0.01 x + 0.1612


R² = 0.352957786248764
Absorbansi (Abs)

0.2

0.15

0.1

0.05

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Konsentrasi (ppm)

b. Kurva Larutan Sampel


3. Analisis Data

a. Larutan Protein Standar 2 ppm

Dari grafik diperoleh persamaan regresi linear

y = 0,01x + 0,1612

y = 0,218

Untuk mencari nilai x, maka didistribusikan ke persamaan:

y = 0,01x + 0,1612

0,218 = 0,01x + 0,1612

0,01x = 0,218 - 0,1612

0,01x = 0,0568

0,0 568
x =
0,0 1

x = 0,568 ppm
b. Larutan Standar 4 ppm

Dari grafik diperoleh persamaan regresi linear

y = 0,01x + 0,1612

y = 0,130

Untuk mencari nilai x, maka didistribusikan ke persamaan:

y = 0,01x + 0,1612

0,130 = 0,01x + 0,1612

0,01x = 0,130 - 0,1612

0,01x = -0,0312

-0, 0312
x =
0,01

x = - 3,12 ppm

c. Larutan Standar 6 ppm

Dari grafik diperoleh persamaan regresi linear

y = 0,01x + 0,1612

y = 0,248

Untuk mencari nilai x, maka didistribusikan ke persamaan:

y = 0,01x + 0,1612

0,248 = 0,01x + 0,1612

0,01x = 0,248 - 0,1612

0,01x = 0,0868

0,0868
x =
0,0 1

x = 8,68 ppm
d. Larutan Standar 8 ppm

Dari grafik diperoleh persamaan regresi linear

y = 0,01x + 0,1612

y = 0,254

Untuk mencari nilai x, maka didistribusikan ke persamaan:

y = 0,01x + 0,1612

0,254 = 0,01x + 0,1612

0,01x = 0,254 - 0,1612

0,01x = 0,0928

0,0928
x =
0,01

x = 9,28 ppm

e. Larutan Standar 10 ppm

Dari grafik diperoleh persamaan regresi linear

y = 0,01x + 0,1612

y = 0,256

Untuk mencari nilai x, maka didistribusikan ke persamaan:

y = 0,01x + 0,1612

0,256 = 0,01x + 0,1612

0,01x = 0,256 - 0,1612

0,01x = 0,0948

0,0948
x =
0,01

x = 9,48 ppm
f. Larutan Enzim 1:10

Dari grafik diperoleh persamaan regresi linear

y = 0,01x + 0,1612

y = 0,246

Untuk mencari nilai x, maka didistribusikan ke persamaan:

y = 0,01x + 0,1612

0,246 = 0,01x + 0,1612

0,01x = 0,246 - 0,1612

0,01x = 0,0848

0,0848
x =
0,01

x = 8,48 ppm

g. Larutan Enzim 1:100

Dari grafik diperoleh persamaan regresi linear

y = 0,01x + 0,1612

y = 0,170

Untuk mencari nilai x, maka didistribusikan ke persamaan:

y = 0,01x + 0,1612

0,170 = 0,01x + 0,1612

0,01x = 0,170 - 0,1612

0,01x = 0,0088

0 ,0088
x =
0,01

x = 0,88 ppm
h. Larutan Enzim 1:1000

Dari grafik diperoleh persamaan regresi linear

y = 0,01x + 0,1612

y = 0,134

Untuk mencari nilai x, maka didistribusikan ke persamaan:

y = 0,01x + 0,1612

0,134 = 0,01x + 0,1612

0,01x = 0,134 - 0,1612

0,01x = -0,0272

0, 0 272
x =
0,0 1

x = -2,72 ppm

B. Pembahasan

Enzim adalah senyawa kimia berupa protein yang berperan sebagai

biokatalisator atau yang membantu mempercepat reaksi biologis. Setiap enzim

hanya mempercepat reaksi tertentu. Beberapa enzim membantu memecah molekul

besar menjadi potongan-potongan kecil yang lebih mudah diserap tubuh. Namun

ada juga enzim yang membantu mengikat dua molekul menjadi satu untuk

menghasilkan molekul baru. Enzim invertase merupakan salah satu enzim yang

berperan sebagai katalis dalam proses hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan

sukrosa (gula invet). Enzim invertase diproduksi oleh bakteri, fungi, tumbuhan

tingkat tinggi, dan beberapa sel hewan. Salah satunya adalah ragi Saccharomyces

cerevisiae (Prabawa dkk., 2012).


Percobaan enzim invertase memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh

konsentrasi substrat terhadap enzim invertase secara kuantitatif. Perlakuan

pertama merupakan penentuan absorbansi pelarut standar, dimana larutan protein

standar dengan konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm dan 10 ppm dimasukkan

kedalam tabung reaksi yang berbeda-beda dan direaksikan dengan larutan reagen

biuret. Reagen biuret berfungsi sebagai indikator warna pada larutan yang akan

menandakan terbentuknya ion Cu2+ kompleks dari gugus amina pada molekul

protein. Hal ini dikarenakan reagen biuret mengandung CuSO4 dan memiliki

prinsip ketika bereaksi antara tembaga sulfat dengan senyawa yang berisi dua atau

lebih ikatan peptida seperti pada protein akan memberi warna ungu (Machin,

2012). Setelanjutnya larutan dikocok yang bertujuan untuk mempercepat proses

reaksi. Lalu larutan didiamkan selama 30 menit agar dapat membuat proses

hidrolisi menjadi lebih optimal. Selanjutnya larutan protein standar yang telah

divariasikan konsentrasinya diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis

dengan panjang gelombang 540 nm. Spektrofotometer UV-Vis memiliki prinsip

kerja berdasarkan hukum Lambert-Beer, dimana besarnya cahaya akan

berbanding lurus dengan konsentrasi zat penyerap dan jarak yang ditempuh sinar

dalam suatu media (Warono dan Syamsudin, 2013).

Perlakuan selanjutnya adalah pengukuran absorbansi larutan sampel,

dimana larutan enzim invertase yang dihasilkan dari roti tawar diencerkan dengan

variasi 1:10, 1:100 dan 1:1000 masing-masing direaksikan dengan larutan enzim

tanpa pengenceran. Setelah itu dilakukan pengocokan dan didiamkan agar proses

hidrolisis yang terjadi lebih optimal. Enzim invertase dapat diperoleh dari roti
yang mengandung ragi, dimana saat roti direaksikan dengan Na2CO3 maka sel-sel

ragi yang ada pada roti akan mengalami pemecahan sel dan menghasilkan enzim

invertase. Kemudian larutan didiamkan dan dilakukan pengukuran dengan

menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 540 nm.

Berdasarkan pengamatan menunjukkan nilai absorbansi larutan protein

dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8 dan 10 secara berturut-turut adalah 0,218 Abs, 0,130

Abs, 0,248 Abs, 0,254 Abs dan 0,256 Abs. Sedangkan hasil dari nilai absorbansi

larutan enzim 1:10, 1:100 dan 1:1000 secara berturut-turut adalah 0,246 Abs,

0,170 Abs dan 0,134 Abs. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan,

diperoleh data pada kurva tidak sesuai karena nilai absorbansi berbanding terbalik

dengan konsentrasi. Berdasarkan hukum Lambert-Beer nilai absorbat berbanding

lurus dengan konsentrasi yang dimana semakin tinggi konsentrasi, maka semakin

tinggi pula nilai absorbansinya (Neldawati dkk., 2013). Berdasarkan kurva dan

analisis data diperoleh persamaan linier y = 0,01x + 0,1612 dengan nilai

koefisien determinasi (R2) sebesar 0,353. Koefesien determinasi dengan simbol R 2

merupakan proporsi variabilitas dalam suatu data yang dihitung didasarkan pada

model statistik. Dalam regresi R2 ini dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik

garis regresi mendekati nilai data asli yang dibuat model. Jika R2 sama dengan 1,

maka angka tersebut menunjukkan garis regresi cocok dengan data secara

sempurna (Aulia dkk., 2013). Berdasarkan referensi hasil yang diperoleh

menunjukkan nilai R2 menunjukkan tingkat pengukuran yang tidak baik dan tidak

akurat.
V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan yang diperoleh maka dapat

disimpulkan bahwa konsentrasi tertinggi enzim invertase pada larutan protein

standar berada pada larutan protein standar dengan konsentrasi 10 mg/L

sedangkan pada larutan enzim invertase, konsentrasi tertingginya berada pada

perbandingan 1:10. Nilai absorbansi yang diperoleh pada larutan protein standar

secara berturut-turut adalah sebesar 0,218 Abs, 0,130 Abs, 0,248 Abs, 0,254 Abs

dan 0,256 Abs. Nilai absorbansi pada larutan enzim invertase pada masing-masing

perbandingan secara berturut-turut adalah 0,246 Abs, 0,170 Abs dan 0,134 Abs.
LAPORAN SEMENTARA

Judul : Enzim Invertase


Tujuan : untuk mengetahui pengaruh konsentrasi substrat terhadap enzim

invertase secara kuantitatif

Alat : blender, tabung reaksi, gelas kimia, erlenmeyer, pipet tetes, gelas ukur,

timbangan analitik, kapas, kain kasa, spektrofotometer UV-Vis, rak

tabung, batang pengaduk dan labu ukur 10 ml, 100 ml, 1000 ml.

Bahan : larutan protein (albumin) standar 2, 4, 6, 8 dan 10 mg/ml, akuades

(H2O), reagen biuret, larutan enzim 1:10, 1:100, 1:1000 dan larutan

enzim tanpa pengenceran.

Data Pengamatan :

a. Larutan Protein Standar


No Perlakuan Hasil Pengamatan
.
Larutan protein 2 mg/mL + 4 mL reagen
1. biuret + dikocok + didiamkan selama 30 0,218 Abs
menit + diukur absorbansinya
Larutan protein 4 mg/mL + 4 mL reagen
2. biuret + dikocok + didiamkan selama 30 0,130 Abs
menit + diukur absorbansinya
Larutan protein 6 mg/mL + 4 mL reagen
3. biuret + dikocok + didiamkan selama 30 0,248 Abs
menit + diukur absorbansinya
Larutan protein 8 mg/mL + 4 mL reagen
4. biuret + dikocok + didiamkan selama 30 0,254 Abs
menit + diukur absorbansinya
Larutan protein 10 mg/mL + 4 mL reagen
5. biuret + dikocok + didiamkan selama 30 0,256 Abs
menit + diukur absorbansinya

b. Larutan Enzim
No Perlakuan Hasil Pengamatan
.
Larutan enzim 1:10 + larutan tanpa
pengenceran + 4 mL reagen biuret + dikocok
1. 0,246 Abs
+ didiamkan selama 30 menit + diukur
absorbansinya
Larutan enzim 1:100 + larutan tanpa
pengenceran + 4 mL reagen biuret + dikocok
2. 0,170 Abs
+ didiamkan selama 30 menit + diukur
absorbansinya
Larutan enzim 1:1000 + larutan tanpa
pengenceran + 4 mL reagen biuret + dikocok
3. 0,134 Abs
+ didiamkan selama 30 menit + diukur
absorbansinya

Kendari, 1 November 2022

Asisten

Khalifa Syuhra K.

Anda mungkin juga menyukai