PERCOBAAN IX
ENZIM INVERTASE
OLEH
KELOMPOK : VI (ENAM)
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2022
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
enzim yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan tumbuhan dan hewan,
pada kenyataannya enzim banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan dan
menempati posisi penting dalam industri. Enzim merupakan dasar dari industri
saat ini dan di masa depan karena penggunaannya yang hemat energi dan ramah
(Ompusunggu dkk., 2013). Salah satu jenis enzim yang dapat diperoleh dari ragi
Enzim invertase dapat mengubah molekul gula yakni sukrosa yang terlarut
dalam air menjadi gula sederhana yang terdiri atas glukosa dan fruktosa. Enzim
invertase merupakan salah satu enzim yang memiliki peran penting dalam proses
hidrolisis selulosa menjadi glukosa dan fruktosa sebagai gula invert. Enzim
inventase hanya digunakan pada industri makanan khususnya selai dan permen
oleh karena itu fruktosa yang memiliki cita rasa yang lebih manis dan tidak
mudah mengkristal seperti glukosa. Dalam prosesnya enzim tidak pernah terlepas
dari faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya ialah Ph, lama fermentasi dan
Vis.
panjang gelombang di daerah UV (200-400 nm) dan daerah visible (400-800 nm).
Sampel yang dapat diuji dengan alat ini adalah sampel cair yang didalamnya
mengandung senyawa yang bergugus kromofor dan dapat juga digunakan untuk
sampel berwarna. Alat ini merupakan jenis spektrofotometer UV-Vis single beam
atau hanya memiliki satu berkas sinar. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
B. Rumusan Masalah
secara kuantitatif ?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan Enzim Invertase adalah untuk
kuantitatif.
D. Manfaat
kuantitatif.
II. TINJAUAN PUSTAKA
substrat. Ketika menerima dua atau lebih substrat, salah satunya selalu lebih
disukai. Spesifisitas enzim ditentukan oleh situs aktif, domain tertentu dari
molekul peptida. Ada dua teori utama yang berusaha menjelaskan interaksi enzim-
substrat. Diusulkan oleh Fischer pada awal abad ke-20, yang menyatakan bahwa
(substrat) cocok dengan kunci (situs aktif), karena dua kondisi terpenuhi substrat
dan situs aktif memiliki struktur komplementer dan polaritas dan ukuran yang
kompatibel. Yang lain diusulkan oleh Koshland pada tahun 1960, menyatakan
dapat memecah substratnya menjadi bagian yang lebih sederhana seperti sukrosa,
sukrosa untuk membentuk glukosa dan fruktosa dan sangat penting dalam
pematangan. Kandungan gula dan aktivitas enzim pada tahap perkembangan yang
berbeda selama fase berbuah sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan
relatif tinggi tetapi menurun dengan akumulasi sukrosa. Tahap akumulasi serupa
juga dilaporkan pada spesies tanaman lain, seperti pada bit gula, melon manis,
mangga, mandarin dan buah bayberry merah (Topcu dkk., 2022). Tidak hanya
enzim invertase, seluruh enzim disusun oleh protein yang terhubung oleh ikatan
peptida. Enzim invertase memiliki banyak manfaat salah satunya dalam proses
pematangan buah.
Protein adalah polimer dari ratusan asam amino yang disatukan oleh ikatan
peptida, sedangkan polipeptida yang lebih pendek (kurang dari 30 asam amino)
biasanya disebut sebagai peptida. Setiap asam amino memiliki struktur umum
yang mengandung atom karbon pusat (Cα) yang bergabung dengan gugus amino
(NH2) dan gugus asam karboksilat (–COOH) yang keduanya digunakan untuk
membentuk ikatan peptida. Yang paling menarik, adalah bahwa untuk 19 dari 20
asam amino yang berbeda, gugus Cα juga terikat pada gugus R yang berbeda,
memberikan setiap asam amino 'rantai samping' yang unik. Rantai samping
memberikan sifat struktural dan kimia yang khas pada asam amino karena rantai
(Stollar dan David, 2020). Protein mudah diautolisis oleh larutan yang terdionisasi
asam (karbonat) dan dasar (natrium hidroksida) lalu bereaksi dengan bahan kimia
lain sebagai alkali ringan. Natrium bikarbonat banyak ditemui dalam bentuk
kristal yang terdapat dalam bentuk serbuk. Natrium bikarbonat bersifat mudah
terlarut dalam air. Karakteristik natrium bikarbonat adalah memiliki titik lebur
yang tinggi dan merupakan senyawa ionik dengan ikatan kuat. Dalam bentuk
larutann natrium bikarbonat dapat berupa asam, basa atau netral, sifat ini
dan tidak merusak yang mengukur absorbansi atau transmitansi cahaya sebagai
fungsi dari panjang gelombang biasanya dalam kisaran 200-800 nm dan sesuai
untuk kelas senyawa organik yang luas dan beberapa spesies anorganik.
nikel, kobalt, mangan, dan lithium di tempat telah diselidiki. Sampel individu dan
kombinasi yang berbeda dari nikel, kobalt, mangan, dan lithium disiapkan dengan
Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,
Kendari.
1. Alat-Alat
tabung reaksi, gelas kimia 50 mL, erlenmeyer 250 mL, pipet tetes, gelas ukur 100
mL, timbangan analitik, kapas, kain kasa, spektrofotometer UV-Vis, rak tabung,
2. Bahan-Bahan
enzim 1:10; 1:100; 1:1000, larutan enzim tanpa pengenceran dan akuades (H2O).
C. Prosedur Kerja
dipipet 1 mL
masing-masing dimasukkan ke dalam tabung
reaksi
ditambahkan 2 mL reagen biuret
dikocok
didiamkan selama 30 menit
diukur absorbansinya menggunakan
spektrofotometer UV-Vis 540 nm
dipipet 1 mL
diencerkan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
ditambahkan 2 mL reagen biuret
dikocok
didiamkan selama 30 menit
diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis
Machin, A., 2012, Potensi Hidrolisis Tempe Sebagai Penyedap Rasa Melalui
Pemanfaatan Eksrak Buah Nanas, Biosaintifika, 4(2).
Malik, M., Chan K. H. dan Azimi, G., 2021, Quantification of Nickel, Cobalt, and
Manganese Concentration Using Ultraviolet-Visible Spectroscopy, RSC
advances, 11(45).
Ompusunggu, H. E. S. dan Silaban R., 2013, Kajian Biomedik Enzim Amilase
dan Pemanfaatannya dalam Industri, Journal Unimed, 5(3).
Permatasari, D., Rahman M. dan Yasmi Z., 2022, Pengaruh Pemberian Dosis
Baking Soda (Natrium Bikarbonat) yang Berbeda Terhadap Kadar Do
(Dissolved Oxygen) dengan Tingkat Kematian Ikan Budidaya di Perairan
Bekas Galian Tambang Intan PT. Galuh Cempaka, Aquatic, 5(1).
Prabawa, A. A., Utomo E. H. dan Abdullah A., 2012, Produksi Enzim Invertase
oleh Saccharomyces Cerevisiae Menggunakan Substrat Gula dengan
Sistem Fermentasi Cair, Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 1(1).
Sanjaya, W.T.A., Giyato, Rahayu W. dan Dwi A.S., 2020, Keanekaragaman
Enzim Invertase Pengembangan Stram Unggul dan Teknologi, Jurnal
Bioteknologi dan Biosains Indonesia, 7(1).
Stollar, E. J., dan Smith D. P., 2020, Uncovering Protein Structure, Essays in
Biochemistry, 64(4).
Topcu, H., Degirmenci I., Sonmez D. A., Paizila A., Karci H., Kafkas S., Ebru K.,
Sezali E. dan Alatawi A., 2022, Sugar, Invertase Enzyme Activities and
Invertase Gene Expression in Different Developmental Stages of
Strawberry fruits, Plants, 11(4).
Vitolo, M., 2020, Brief Review on Enzyme Activity, World Journal of
Pharmaceutical Research, 9(2).
Warono, D. dan Syamsudin, 2013, Untuk Kerja Spektrofotometer untuk Analisa
Zat Aktif Ketoprofen, Kowversi, 2(2).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
b. Larutan Enzim
0.2
0.15
0.1
0.05
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Konsentrasi (ppm)
y = 0,01x + 0,1612
y = 0,218
y = 0,01x + 0,1612
0,01x = 0,0568
0,0 568
x =
0,0 1
x = 0,568 ppm
b. Larutan Standar 4 ppm
y = 0,01x + 0,1612
y = 0,130
y = 0,01x + 0,1612
0,01x = -0,0312
-0, 0312
x =
0,01
x = - 3,12 ppm
y = 0,01x + 0,1612
y = 0,248
y = 0,01x + 0,1612
0,01x = 0,0868
0,0868
x =
0,0 1
x = 8,68 ppm
d. Larutan Standar 8 ppm
y = 0,01x + 0,1612
y = 0,254
y = 0,01x + 0,1612
0,01x = 0,0928
0,0928
x =
0,01
x = 9,28 ppm
y = 0,01x + 0,1612
y = 0,256
y = 0,01x + 0,1612
0,01x = 0,0948
0,0948
x =
0,01
x = 9,48 ppm
f. Larutan Enzim 1:10
y = 0,01x + 0,1612
y = 0,246
y = 0,01x + 0,1612
0,01x = 0,0848
0,0848
x =
0,01
x = 8,48 ppm
y = 0,01x + 0,1612
y = 0,170
y = 0,01x + 0,1612
0,01x = 0,0088
0 ,0088
x =
0,01
x = 0,88 ppm
h. Larutan Enzim 1:1000
y = 0,01x + 0,1612
y = 0,134
y = 0,01x + 0,1612
0,01x = -0,0272
0, 0 272
x =
0,0 1
x = -2,72 ppm
B. Pembahasan
besar menjadi potongan-potongan kecil yang lebih mudah diserap tubuh. Namun
ada juga enzim yang membantu mengikat dua molekul menjadi satu untuk
menghasilkan molekul baru. Enzim invertase merupakan salah satu enzim yang
berperan sebagai katalis dalam proses hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan
sukrosa (gula invet). Enzim invertase diproduksi oleh bakteri, fungi, tumbuhan
tingkat tinggi, dan beberapa sel hewan. Salah satunya adalah ragi Saccharomyces
standar dengan konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm dan 10 ppm dimasukkan
kedalam tabung reaksi yang berbeda-beda dan direaksikan dengan larutan reagen
biuret. Reagen biuret berfungsi sebagai indikator warna pada larutan yang akan
menandakan terbentuknya ion Cu2+ kompleks dari gugus amina pada molekul
protein. Hal ini dikarenakan reagen biuret mengandung CuSO4 dan memiliki
prinsip ketika bereaksi antara tembaga sulfat dengan senyawa yang berisi dua atau
lebih ikatan peptida seperti pada protein akan memberi warna ungu (Machin,
reaksi. Lalu larutan didiamkan selama 30 menit agar dapat membuat proses
hidrolisi menjadi lebih optimal. Selanjutnya larutan protein standar yang telah
berbanding lurus dengan konsentrasi zat penyerap dan jarak yang ditempuh sinar
dimana larutan enzim invertase yang dihasilkan dari roti tawar diencerkan dengan
variasi 1:10, 1:100 dan 1:1000 masing-masing direaksikan dengan larutan enzim
tanpa pengenceran. Setelah itu dilakukan pengocokan dan didiamkan agar proses
hidrolisis yang terjadi lebih optimal. Enzim invertase dapat diperoleh dari roti
yang mengandung ragi, dimana saat roti direaksikan dengan Na2CO3 maka sel-sel
ragi yang ada pada roti akan mengalami pemecahan sel dan menghasilkan enzim
Abs, 0,248 Abs, 0,254 Abs dan 0,256 Abs. Sedangkan hasil dari nilai absorbansi
larutan enzim 1:10, 1:100 dan 1:1000 secara berturut-turut adalah 0,246 Abs,
0,170 Abs dan 0,134 Abs. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan,
diperoleh data pada kurva tidak sesuai karena nilai absorbansi berbanding terbalik
lurus dengan konsentrasi yang dimana semakin tinggi konsentrasi, maka semakin
tinggi pula nilai absorbansinya (Neldawati dkk., 2013). Berdasarkan kurva dan
merupakan proporsi variabilitas dalam suatu data yang dihitung didasarkan pada
model statistik. Dalam regresi R2 ini dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik
garis regresi mendekati nilai data asli yang dibuat model. Jika R2 sama dengan 1,
maka angka tersebut menunjukkan garis regresi cocok dengan data secara
menunjukkan nilai R2 menunjukkan tingkat pengukuran yang tidak baik dan tidak
akurat.
V. KESIMPULAN
perbandingan 1:10. Nilai absorbansi yang diperoleh pada larutan protein standar
secara berturut-turut adalah sebesar 0,218 Abs, 0,130 Abs, 0,248 Abs, 0,254 Abs
dan 0,256 Abs. Nilai absorbansi pada larutan enzim invertase pada masing-masing
perbandingan secara berturut-turut adalah 0,246 Abs, 0,170 Abs dan 0,134 Abs.
LAPORAN SEMENTARA
Alat : blender, tabung reaksi, gelas kimia, erlenmeyer, pipet tetes, gelas ukur,
tabung, batang pengaduk dan labu ukur 10 ml, 100 ml, 1000 ml.
(H2O), reagen biuret, larutan enzim 1:10, 1:100, 1:1000 dan larutan
Data Pengamatan :
b. Larutan Enzim
No Perlakuan Hasil Pengamatan
.
Larutan enzim 1:10 + larutan tanpa
pengenceran + 4 mL reagen biuret + dikocok
1. 0,246 Abs
+ didiamkan selama 30 menit + diukur
absorbansinya
Larutan enzim 1:100 + larutan tanpa
pengenceran + 4 mL reagen biuret + dikocok
2. 0,170 Abs
+ didiamkan selama 30 menit + diukur
absorbansinya
Larutan enzim 1:1000 + larutan tanpa
pengenceran + 4 mL reagen biuret + dikocok
3. 0,134 Abs
+ didiamkan selama 30 menit + diukur
absorbansinya
Asisten
Khalifa Syuhra K.