Anda di halaman 1dari 10

Best Practice

"Meningkatkan Motivasi

Peserta Didik dalam Membaca

Aksara Jawa"

Oleh:
Reni Noviani, S.Pd
SMK Negeri 1 Purwodadi
Situasi
Peserta didik kurang termotivasi dalam
pembelajaran membaca aksara Jawa dan keterampilan
membaca teks aksara Jawa masih rendah. Hal ini terjadi
disebabkan beberapa hal. 1) peserta didik mengganggap
keterpakaian aksara Jawa dalam kehidupan sehari-hari
rendah. 2) Peserta didik sulit dalam menghafal aksara
Jawa. 3) Guru memberikan materi dengan metode
konvensional tanpa menggunakan media pembelajaran
dalam mengajarkan materi aksara Jawa.
Berdasarkan permasalahan di atas, praktik baik
perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan
pembelajaran. Menggunakan model pembelajaran dan
media pembelajaran yang tepat sehingga pempelajaran
inovatif dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu,
penulis yang berperan sebagai guru mendesain
pembelajaran inovatif untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam membaca aksara Jawa
melalui model pembelajaran Problem Based Learning
berbantuan media komik beraksara Jawa. Dengan
oembelajaran tersebut peserta didik dapat termotivasi
dalam menghafal bentuk-bentuk aksara Jawa dan
mampu membaca teks beraksara Jawa.
Tantangan
Pelaksanaan pembelajaran model Problem Based
Learning berbantuan media komik beraksara Jawa ini
tentu saja memiliki tantangan, diantaranya: 1)
membutuhkan persiapan lebih untuk menyiapkan alat,
masalah, konsep, media, dan persiapan lainnya. 2)
memerlukan waktu yang cukup panjang dalam
pelaksanaannya.
Untuk meminimalkan tantangan tersebut, guru akan
melakukan tindakan sebagai berikut: 1) guru
memanfaatkan peralatan yang ada. 2) guru melakukan
pretes untuk mengetahui kebutuhan belajar
peserta didik. 3) Kegiatan pembelajaran dilakukan
secara berkelompok agar dapat lebih menghemat
waktu.
Adapun pihak yang terlibat adalah:
1. Sukamto, S.Pd., M.M. selaku kepala sekolah SMK
Negeri 1 Purwodadi, yang telah memberikan izin
menggunakan fasilitas sekolah dalam proses PPG
selama ini.
2. Rekan guru, yang telah membantu dalam proses
rencana aksi
3. Siswa kelas X TBG 2 sebagai subjek dalam kegiatan
pembelajaran
Aksi
Langkah dalam aksi praktik baik ini menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning dengan
langkah kegiatan sebagai berikut:
Orientasi peserta didik kepada masalah
1. Guru menyampaikan materi mengenai aksara
carakan dan pasangannya, sandangan swara,
sandangan panyigeg wanda, sandangan
mandaswara.
2. Guru menyisipkan ice breaking dengan permainan
sederhana
Mengorganisasikan peserta didik
1. Guru membagi kelompok, tiap kelompok
beranggotakan 4-5 peserta didik secara heterogen.
2. Tiap kelompok mendapatkan LKPD, yaitu menyalin
komik beraksara Jawa ke aksara latin dan mencari
pitutur luhur dari bacaan tersebut.
3. Guru meminta tiap kelompok untuk saling bekerja
sama dan saling membantu.
4. Tiap kelompok menuliskan jawaban mereka pada
LKPD yang telah disediakan
Aksi

Membimbing penyelidikan individu dan kelompok


1. Peserta didik saling berdiskusi untuk menentukan
jawaban
2. Guru memonitor diskusi siswa dengan menanyakan
dan mendampingi pekerjaan mereka

Mengembangkan dan menyajikan hasil


1. Tiap kelompok menyampaikan hasil pekerjaan di
depan kelas
2. Kelompok lain memberikan tanggapan
Aksi

Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan


masalah
1. Pesera didik mendapatkan masukan, tanggapan,
dan koreksi dari guru maupun kelompok lain.
2. Guru memberikan evaluasi secara individu kepada
siswa, sebagai bentuk penilaian pencapaian
penguasaan materi.
Aksi
Media Komik Beraksara Jawa
Refleksi dan Dampak
Dari hasil refleksi pembelajaran yang dilakukan
peserta didik pada akhir pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa peserta didik senang dengan
pembelajaran model Problem Based Learning
berbantuan media komik beraksara Jawa. Penggunaan
model dan media tersebut dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik sesuai tujuan pembelajaran,
yaitu meningkatkan motivasi peserta didik dalam
membaca teks aksara Jawa
Adapun faktor yang menjadi keberhasilan dalam aksi
ini adalah sebagai berikut.
Pertama, penggunaan model problem based learning,
peserta didik secara berkelompok dapat saling
berdiskusi dan bertukar pikiran menyalin komik
beraksara Jawa dan mencari pitutur luhur dari komik
tersebut.
Kedua, penggunaan media komik beraksara Jawa
membuat peserta didik lebih termotivasi. Komik terdiri
dari gambar kartun berwarna dan teks, sangat sesuai
dengan anak remaja sekarang yang suka membaca
webtoon.
Refleksi dan Dampak
Melihat beberapa uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa proses pembelajaran inovatif dapat tercipta
jika model dan media pembelajaran yang ditentukan
tepat dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Pembelajaran yang dapat diambil dari proses dan
kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan oleh
guru yaitu, sebaiknya guru lebih kreatif dan inovatif
dalam memilih model dan media pembelajaran agar
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan sesuai
dengan yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai