Anda di halaman 1dari 13

eJournal Administrasi Publik, 2021, 9 (1) : 4955-4967

ISSN 0000-0000, ejournal.ap.fisip-unmul.ac.id


© Copyright 2021

IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI KUTAI


KARTANEGARA NO 38 TAHUN 2019 TENTANG
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT
(Studi Kasus Intervensi Penanganan Stunting Oleh Dinas
Kesehatan Di Desa Bakungan Kecamatan Loa Janan)

Rina Novianti1, Enos Paselle2, Tri Susilowati3

Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa Implementasi
Peraturan Bupati Nomor 38 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat untuk
penanganan Stunting oleh Dinas Kesehatan Kabuapten Kutai Kartanegara,
serta untuk mengidentifikasi faktor penghambatnya.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan fokus
penelitian dari teori Grindle yang terdiri dari variabel Isi Kebijakan: (1)
Kepentingan kelompok sasaran; (2) Tipe manfaat; (3) Derajat perubahan yang
diinginkan; (4) Letak pengambilan keputusan; (5) Pelaksana program; (6)
Sumber daya yang dilibatkan. Variabel Lingkungan: (1) Kekuasaan,
kepentingan dan strategi aktor yang terlibat; (2) Karakteristik lembaga dan
penguasa; (3) Kepatuhan dan daya tanggap, serta faktor penghambat
Implementasi Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2019 Tentang Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (Studi Kasus Intervensi Pananganan Stunting oleh
Dinas Kesehatan di Kabupaten Kutai Kartanegara). Teknik pengumpulan data
diperoleh melalu observasi, wawancara dan dokumentasi dengan key informan
dan informan. Analisis data yang digunakan ialah model interaktif yang di
kembangkan oleh Miles, Huberman dan Saldana.
Hasil penelitian disimpulkan bahwa, implementasi Peraturan Bupati
Kutai Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019 Tentang Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat dalam penanangan stunting oleh Dinas Kesehatan di Desa
Bakungan Kecamatan Loa Janan belum dilaksanakan secara maksimal.
Dimana masih ditemukan masyarakat yang tidak mengikuti kegiatan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat dalam penanganan stunting, untuk mensiasatinya
Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara berusahan untuk
meningakatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan perilaku pola hidup
sehat dalam bentuk perlombaan dengan tema menu bekal sehat serta
memberikan informasi manfaat yang akan diterima masyarakat. Agar
masyarakat mendapatkan pengetahuan, meningkatkan minat dan motivasi
masyarakat untuk ikut serta melakukan pola hidup sehat.

1
Mahasiswa Program S1 Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: rinnanovianti@yahoo.com
2
Dosen Pembimbing I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
3
Dosen Pembimbing II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
eJournal Administasi Publik, Volume 9, Nomor 1, 2021: 4955-4967

Kata Kunci : Implementasi, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, Stunting.

Pendahuluan
Dirumuskan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan merupakan sebagai titik awal adanya otonomi daerah. Mengingat
penyelenggaraan pemerintahan daerah ditunjukan buat memesatkan
terwujudnya kesejahteraan warga lewat kenaikan pelayanan pemberdayaan
serta kedudukan dan warga, dan kenaikan daya saing wilayah dengan
mencermati prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, serta kekhasan sesuatu
wilayah dalam sistem Negeri Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu
kesehatan ialah hak asasi manusia serta salah satu faktor kesejahteraan yang
wajib diwujudkan sesuai dengan cita- cita bangsa Indonesia sebagaimana
diartikan dalam Pancasila serta Undang- Undang Dasar Negeri Republik
Indonesia Tahun 1945. Merujuk pada Undang-Undang Kesehatan Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 141 ayat 2 mengatakan arah kenaikan gizi
merupakan kualitas gizi perorangan serta masyarakat lewat perbaikan pola
mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan gizi balance, perbaikan sikap
sadar gizi, aktivitas fisik, serta kesehatan, kenaikan akses serta kualitas
pelayanan gizi yang cocok dengan kemajuan ilmu serta teknologi, serta
kenaikan sistem kewaspadaan pangan serta gizi.
Di Kabupaten Kutai Kartanegara juga telah merumuskan Peraturan
Bupati Nomor 38 Tahun 2019 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, untuk
mempercepat dan mensinergikan dari upaya promotif dan preventif hidup sehat
guna meningkatkan produktivitas penduduk dan mengurangi beban
pembiayaan kesehatan yang ditanggung oleh masyarakat produktivitas
penduduk dan mengurangi beban pembiayaan kesehatan yang ditanggung oleh
masyarakat untuk keperluan berobat.

Tabel 1.2
Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks BB/U Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Kalimantan Timur 2018
Balita Gizi Kurang
No Kabupaten/Kota (BB/U)
Jumlah %
1 Paser 1,527 13,9
2 Kutai Barat 386 10,8
3 Kutai Kartanegara 1,914 18,0
4 Kutai Timur 1,015 13,3
5 Berau 1,695 17,6
6 Penajam Paser Utara 522 11,0
7 Mahulu 39 6,5
8 Balikpapan 1,696 10,9

4956
Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019 (Rina Novianti)

9 Samarinda 307 13,5


10 Bontanh 972 17,0
Jumlah 10,073 14,11
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Kalimantan Timur, 2019

Dari Tabel 1.2 Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi kabupaten


tertinggi balita gizi kurang, dengan jumlah balita gizi kurang 1,914 mencapai
18.0%. Ada dua faktor penyebab kejadian stunting diantaranya faktor langsung
dan tidak langsung. Faktor langsung disebabkan oleh asupan gizi yang kurang
dalam waktu yang cukup lama dan penyakit infeksi yang sering terjadi pada
balita, seperti ISPA dan Diare. Sedangkan faktor tidak langsung disebabkan
oleh pola asuh yang kurang baik, tidak cukup persediaan pangan, pelayanan
kesehatan dasar tidak memadai, dan sanitasi yang buruk.
Terkait penindakan stunting, pemerintah setelah itu membentuk
kebijakan buat merendahkan angka stunting. Upaya penyusutan angka stunting
dicoba lewat intervensi gizi spesifik serta intervensi gizi sensitif. Intervensi gizi
khusus buat menanggulangi pemicu langsung terbentuknya stunting yang
berhubungan dengan rendahnya konsumsi gizi serta status kesehatan.
Sebaliknya intervensi gizi sensitif buat menanggulangi pemicu tidak langsung
yang berhubungan dengan ketahanan pangan spesialnya akses terhadap
makanan bergizi, kawasan sosial terkait penerapan pemberian santapan balita
serta pengasuhan anak, akses terhadap pelayanan kesehatan, dan kesehatan
lingkungan. Program tersebut dicoba oleh lintas kementerian ataupun lembaga
sebab mencakup sekian banyak sektor.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka masalah
yang dihadapi dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana Implementasi Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 38
Tahun 2019 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat untuk penanganan
stunting oleh Dinas Kesehatan di Desa Bakungan Kecamatan Loa Janan?
2. Apa saja faktor penghambat Implementasi Peraturan Bupati Kutai
Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
untuk penanganan stunting oleh Dinas Kesehatan di Desa Bakungan
Kecamatan Loa Janan?

Kerangka Dasar Teori


Kebijakan Publik
Menurut Chandler dan Plano (dalam Pasolong, 2017: 46-47),
mengatakan bahwa kebijakan publik merupakan pemanfaatan yang strategis
terhadap sumber- sumber energi yang terdapat buat memecahkan permasalahan
publik ataupun pemerintah. Bahkan Chandler serta Plano berpikiran jika
kebijakan publik ialah sesuatu wujud investasi yang kontinu oleh pemerintah

4957
eJournal Administasi Publik, Volume 9, Nomor 1, 2021: 4955-4967

demi kepentingan orang- orang yang tidak berdaya dalam warga supaya mereka
bisa hidup serta turut berpatisipasi dalam pemerintahan.
Dye (dalam Syahrani, 2015: 1) mengatakan “Publik policy is whatever
goverment chose to do or not. To do” (apapun yang diseleksi oleh pemerintah
buat dicoba ataupun tidak dicoba). Dalam definisi ini jelas sekali kalau apabila
pemerintah memilih untuk melaksanakan aksi yang memiliki tujuan tertentu
tercantum kebijakan publik serta sebaliknya apabila pemerintah tidak
melaksanakan suatu pula tercantum kebijakan publik. Sebab pembicaraan
tersebut memiliki pengaruh( akibat) yang relative sama besarnya apabila
pemerintah melaksanakan aksi. Dari definisi ini Dye mendefinisikan kebijakan
publik selaku pilihan pengambilan keputusan pemerintah.

Implementasi Kebijakan
Menurut Wijaya dan Supardo (dalam Pasolong, 2017: 67) mengatakan
bahwa implementasi merupakan mentransformasikan sesuatu rencana kedalam
aplikasi. Orang yang kerap berpikiran kalau implementasi cuma ialah
penerapan apa yang sudah diputuskan legislatif ataupun para pengambil
keputusan, seolah- olah tahapan ini kurang berpegaruh. Hendak namun dalam
realitas bisa dilihat sendiri kalau betapapun baiknya rencana yang sudah terbuat
namun tidak terdapat manfaatnya apabila itu tidak dilaksanakan dengan baik
serta benar. Implementasi pada dasarnya operasionalisasi dari bermacam
kegiatan guna menggapai sesuatu tujuan.
Wahab (dalam Anggara, 2012: 530) menyebutkan bahwa implementasi
kebijakan ialah aspek yang berarti dari keseluruhan proses kebijakan. Secara
umum, implementasi menghubungkan tujuan- tujuan kebijakan terhadap hasil-
hasil aktivitas pemerintah. Ketidak berhasilan implementasi sesuatu kebijakan
diakibatkan keterbatasan sumber daya manusia, struktur organisasi yang kurang
mencukupi, serta koordinasi dengan pihak- pihak yang berkepentingan. Oleh
sebab itu, implementasi kebijakan menemukan perhatian khusus dari para pakar
sehingga bagian dari bidang kajian kebijakan publik.

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat


GERMAS (dalam Direktorat Promkes Kemenkes) adalah suatu gerakan
yang bertujuan buat memasyarakatkan budaya hidup sehat dan meninggalkan
kebiasaan serta sikap warga yang kurang sehat. Aksi GERMAS ini pula disertai
dengan memasyarakatkan sikap hidup bersih sehat serta dorongan buat
program infrastruktur dengan basis warga.
Program ini mempunyai sebagian fokus semacam membangun akses
buat penuhi kebutuhan air minum, instalasi kesehatan warga dan pembangunan
pemukiman yang layak huni. Ketiganya ialah infrastruktur dasar yang jadi
pondasi dari gerakan warga hidup sehat.

Stunting

4958
Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019 (Rina Novianti)

Stunting( kerdil) merupakan situasi dimana bayi memiliki panjang


ataupun tinggi badan yang tidak cukup kecuali dibanding dengan usia. Keadaan
ini diukur dengan panjang serta tinggi tubuh yang lebih berasal dari minus 2
standar deviasi median standar perkembangan anak berasal dari WHO. Bayi
stunting ialah permasalahan gizi kronik yang diakibatkan oleh banyak segi
seperti suasana sosial ekonomi, gizi ibu saat mengandung, kesakitan pada
balita, serta minimnya asupan gizi pada balita. Bayi stunting di jaman
mendatang bisa hadapi terdapat permasalahan di dalam mencapai
perkembangan raga serta kognitif yang maksimal( Kemenkes RI, 2018).

Definisi Konsepsional
Definisi konsep yaitu suatu petunjuk tentang cara mengukur suatu
konsep. Definisi konsep ini merupakan informasi ilmiah yang berguna dalam
suatu penelitian. Pada penelitian ini kebijakan yang akan dikaji yaitu Peraturan
Bupati Kutai Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019 tentang Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat di Kabupaten Kutai Kartanegara. Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat adalah suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara
bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Seperti
dilihat dari kasus stunting yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara
mengalami kasus tertinggi di Kalimantan Timur. Dalam hal ini pencegahan
stunting dapat dilakukan melalui intervensi gizi yang terpadu merupakan upaya
untuk menurunkan stunting, mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif.

Metode Penelitian
Penelitian kualitatif menurut Flick (dalam Gunawan, 2013: 81) ialah
specific revevance to the study of social relations, owing to the fact of the
pluralization of life worlds (penelitian kualitatif merupakan keterkaitan spesifik
pada studi hubungan sosial yang berhubungan dengan kenyataan dari
pluralisasi dunia kehidupan). Tata cara ini diterapkan buat memandang serta
menguasai subjek serta objek penelitian yang meliputi orang, lembaga
bersumber pada kenyataan yang tampak secara apa terdapatnya. Lewat
pendekatan ini hendak terungkap gambaran mengenai aktualisasi, realias sosial,
serta anggapan sasaran penelitian.

Fokus Penelitian
Berdasarkan dengan rumusan masalah yang telah disusun peneliti
sebelumnya, maka fokus penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Implementasi Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2019 tentang Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat:
a. Isi Kebijakan (Content of Policy)
1. Kepentingan kelompok sasaran
2. Tipe manfaat

4959
eJournal Administasi Publik, Volume 9, Nomor 1, 2021: 4955-4967

3. Derajat perubahan yang diinginkan


4. Letak pengambilan keputusan
5. Pelaksana Program
6. Sumberdaya yang dilibatkan
b. Lingkungan Implementasi (Context of Implementation)
1. Kekuasaan, Kepentingan dan Strategi aktor yang terlibat
2. Karakteristik Lembaga dan Penguasa
3. Kepatuhan dan Daya Tanggap
2. Faktor penghambat dalam Impelementasi Peraturan Bupati Nomor 29 Tahun
2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Gerakan Hidup Sehat.

Sumber dan Jenis Data


a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh pengumpul data
(peneliti) dari objek penelitiannya. Data primer berupa hasil pengamatan,
hasil wawancara, atau jawaban tertulis yang diajukan oleh responden key
informan yaitu Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi
Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara, serta informan
Kepala Dinas Kesehatan dan staff Dinas Kesehatan, Kepala Dinas dan staff
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana serta masyarakat yang menggalami
kasus stunting di Kabupaten Kutai Kartanegara
b. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan atau digunakan oleh
organisasi yang bukan pengelolahnya. Data yang diperoleh seperti catatan
atau dokumentasi instansi/perusahaan berupa absensi, gaji, laporan
keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, dan lain sebagainya.

Teknik Pengumpulan Data


Tekni pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data
yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan yaitu dengan :
a. Observasi
b. Wawancara
c. Dokumentasi

Teknik Analisis Data


Menurut Miles, Huberman dan Saldana (2014:31-33) di dalam analisis
data kualitatif terdapat tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan.
Aktivitas dalam analisis data yaitu: Data Condensation, Data Display dan
Conclusion Drawing/Verification.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Pembahasan penelitian merupakan isi dari hasil analisa data dan fakta
yang peneliti dapatkan dilapangan serta disesuaikan dengan teori yang

4960
Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019 (Rina Novianti)

digunakan, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori implementasi


kebijakan publik menurut Merilee S. Grindle (dalam Subarsono, 2015: 93)
mengenai Analisis Kebijakan Publik. Menurutnya, keberhasilan implementasi
dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni isi kebijakan (content of policy) dan
lingkungan implementasi (context of implementation).

Implementasi Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019


Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Studi Kasus Intervensi
Penanganan Stunting Oleh Dinas Kesehatan di Desa Bakungan
Kecamatan)
1. Isi Kebijakan (content of policy)
a. Kepentingan kelompok sasaran
Dengan kebijakan germas yang bertujuan untuk menurunkan prevalensi
penyakit menular dan penyakit tidak menular serta dampak ditimbulkan
berupa kematian maupun kecacatan, menurunkan beban pembiayaan
pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit, mengantisipasi
terjadinya penurunan produktivitas masyarakat karena permasalahan
kesehatan dan mengurangi beban finansial masyarakat dalam pembiayaan
kesehatan. Karena stunting merupakan malnutrisi yang berjalan dirahim dan
selama dua tahun pertama kehidupan anak bisa sebabkan rendahnya
intelijensi dan turunnya kapasitas fisik yang pada selanjutnya bakal sebabkan
penurunan produktivitas, perlambatan pertumbuhan ekonomi dan
perpanjangan kemiskinan.
b. Tipe manfaat
Pada hasil penelitian bahwa manfaat dari Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat oleh Dinas Kesehatan yaitu mengontrol pola hidup masyarakat yang
kurang sehat dengan memilih makanan yang sehat dan mengubah perilaku
hidup masyarakat untuk mengkonsumsi buah dan sayur serta mealukan
aktivitas fisik setiap, karena dilihat kasus stunting yang cukup tinggi di
kabupaten Kutai Kartanegara. Dimana masyarakat masih mengkonsumsi
makanan cepat saji yang berbasis karbohidrat. Selain itu karena banyaknya
pengguna aplikasi pesan makan online membuat masyarakat makin malas
untuk bergerak dan selektif untuk memilih makanan sehat.
c. Derajat perubahan yang diinginkan
Dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Kutai Kartanegara memiliki target perubahan yang ingin dicapai yaitu
masyarakat diharapakan mengkonsumsi buah dan sayur serta melakukan
aktivitas fisik setiap hari dalam pelaksanaan Peraturan Bupati Nomor
38Tahun 2019 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Kutai
Kartanegara dalam penanganan stunting. Melalui sosialisasi yang diberikan
oleh Dinas Kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
melakukan perilaku pola hidup sehat, seperti makan buah dan sayur dirangkai
dalam bentuk perlombaan agar meningkatkan minat masyarakat. Selain itu

4961
eJournal Administasi Publik, Volume 9, Nomor 1, 2021: 4955-4967

Dinas Kesehatan juga memberikan sosialisasi media sosial tentang pentingnya


melakukan aktivitas fisik yang bisa dilakukan dilingkungan rumah maupun
ditempat kerja.
d. Letak pengambilan keputusan
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara membuat Peraturan Bupati
Nomor 38 Tahun 2019 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang
kemudian Dinas Kesehatan sebagai pelaksana dalam kebijakan ini. Jadi pihak
yang bersangkutan pada letak pengambilan keputusan yaitu pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara yang berkerjasama dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten Kutai Kartanegara. Dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang
terlibat di dalamnya adalah pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dan
Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara. Dimana Dinas Kesehatan
mempunyai kewenangan dan tanggung jawab untuk merumuskan kebijakan
dibidang kesehatan. Pembagian wewenang sudah diterapkan sesuai dengan
tugas dan fungsinya. Dalam pelaksanaannya sudah berkordinasi antar instansi
lain untuk bekerjasama untuk terwujudnya tujuan dalam pelaksanaan
Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2019 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat dalam penanganan stunting.
e. Pelaksana program
Implementasi kebijakan tidak tidak sering mengaitkan banyak pemangku
kebijakan serta stakeholder. Oleh sebab itu, kordinasi ialah salah satu cara
berarti dalam memperhitungkan kefektifan sesuatu implementasi kebijakan.
Terkadang sesuatu kebijakan dikira baik dalam segi konten tetapi lemah
dalam segi penerapan. Realita ini sangat bisa jadi terjalin sebab koordinasi
antar lembaga ataupun antar organisasi yang sepatutnya melaksanakan serta
mengawasi malah tidak terlaksana.
Dari hasil wawancara, pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara membuat
program ragapantas yang bertujuan untuk menurunkan angka kejadian
stunting pada keluarga 1000 HPK. Dalam Peraturan Bupati Kutai Kartanegara
Nomor 66 Tahun 2019 Tentang Pelenggaraan Gerakan Peduli Pencegahan
dan atasi stunting, pelaksana program intervensi terdapat 5 pantas yang
merupakan hasil pemetaan sebagai dasar pelaksanaan intervensi oleh OPD
pengampu yang ada diwilayah Kabupaten Kutai Kartanegara yang termuat
dalam SK Tim Konvergensi Percepatan dan Penanganan Stunting di
Kabupaten Kutai Kartanegara.
f. Sumber daya yang dilibatkan
Dari hasil wawancara dengan narasumber, bisa disimpulkan kalau sumber
daya manusia yang terdapat dalam implementasi kebijakan germas yang
terdapat di desa Bakungan Kecamatan Loa Janan dari kader yang terdapat di
posyandu Flamboyan telah kompeten serta handal memahami mengenai
tentang materi yang hendak di informasikan disaat kegiatan germas dalam
penanganan stunting, tetapi dalam sumber sarana serta prasaran masih kurang
dialami di posyandu Flamboyan desa Bakungan Kecamatan Loa Janan.

4962
Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019 (Rina Novianti)

2. Lingkungan Implementasi (context of implementation)


a. Kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat
Kepentingan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara adalah
memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh kepada masyarakat,
dengan begitu Dinas Kesehatan akan tetap melakukan pengawasan dalam
melakukan kegiatan penanganan stunting yang ada di desa, selain itu Dinas
Kesehatan juga melakukan kordinasi dengan instansi lain untuk berpartisipasi
dalam Peraturan Bupati Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019
Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dalam penangan stunting.
Strategi yang dilakukan dalam implementasi juga akan menentukan
keberhasilan program seperti dilakakukannya sosialisasi kepada masyarakat
tentang penanganan stunting dengan menggunakan media sosial. karena untuk
sosialisasi secara langsung pada saat ini terkendala oleh covid19, sehingga
Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara membuat alternatif lain untuk
menyampaikan secara online kepada masyarakat.
b. Karakteristik lembaga dan penguasa
Karakteristik dalam suatu lembaga yang ada di Kabupaten Kutai
Kartanegara sangat berpengaruh terhadap pelaksana kebijakan lalu
dilaksanakan, seperti Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai
pelaksana program ini cukup tanggap. Karena telah mempersiapkan program
untuk penangan stunting sebelum Kabupaten Kutai Kartanegara dipilih
sebagai lokus penanganan stunting seperti memberbaiki kualitas layanan dan
organisasi kemasyarakatan yang ada di desa dalam intervensi pencegahan
stunting. Dinas Kesehatan melakukan kordinasi dengan instansi lain untuk
intervensi penanganan stunting dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
yang ada diwilayah Kabupaten Kutai Kartanegara yang termuat dalam Tim
penurunan stunting. Selain itu Dinas Kesehatan juga melakukan aksi bersama
posyandu dan puskesmas untuk menurunkan angkat stunting yang ada di
desa. Dengan melakukan pelatihan-pelatihan yang diikuti tenaga kesehatan,
kader posyandu untuk penanganan stunting yang dibantuk oleh puskesmas.
c. Kepatuhan dan daya tanggap
Dari hasil wawancara dapat dianalisis bahwa pelaksana tingkat pusat
sampai di desa memiliki peranan masing-masing sesuai dengan peraturan
Bupati Nomor 38 Tahun 2019 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup di
Kabupaten Kutai Kartanegara dalam penanganan stunting. Dimana ditingkat
desa memberikan informasi kepada masyarakat, sedangkan ditingkat Dinas
Kesehatan menambahkan pelatihan-pelatihan dan mengawasi untuk
penanganan stunting. Namun didalam pelaksanaannya dilingkup desa tingkat
kepatuhan dari kelompok sasaran dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
masih tidak cukup kepatuhannya sehinga berjalan hambatan didalam
pelakanannya.

4963
eJournal Administasi Publik, Volume 9, Nomor 1, 2021: 4955-4967

Faktor penghambat dalam Impelementasi Peraturan Bupati Kutai


Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019 Tentang Gerakan Hidup Sehat
(Intervensi Pananganan Stunting oleh Dinas Kesehatan di Desa Bakungan
Kecamatan Loa Janan)
Pelaksanaan Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 29 Tahun
2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Gerakan Hidup Sehat dalam penindakan
stunting oleh Dinas Kesehatan di Desa Bakungan Kecamatan Loa Janan telah
dicoba dengan tugas pokok serta fungsi dari pihak- pihak terkait, namun masih
saja ditemui sebagian hambatan dalam penerapannya, masih ditemui ego
sektoral serta insiatif dari warga masih kurang bila tidak di kontrol oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara. Meski telah dicoba sosialisasi namun
pemahaman warga masih saja kurang.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa, jumlah desa Kabupaten Kutai
Kartanegara mencapai 237 desa yang membuat Dinas Kesehatan Kabupaten
Kutai Kartanegara kewalahan karena sumber daya manusia yang kurang
sehingga tidak dapat melaksanakannya dengan optimal. Selain itu covid19 juga
menjadi hambatan pada tahun ini, sebab untuk progres kerja yang langsung
turun kelapangan seperti sosialisasi langsung dengan masyarakat tidak dapat
dilaksanakan walaupun Dinas Kesehatan sudah melakukan alternatif lain
seperti melakukan sosialisasi secara online, tetapi menurut Dinas Kesehatan
sering ada kendala dalam melaksanakannya. Namun dari covid19 juga
mendapatkan manfaat sebab masyarakat mau tidak mau harus menjaga
kebersihan, memakai masker dan mencuci tangan. Dan diharapkan juga dengan
adanya Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2019 Tentang Gerakan Hidup Sehat
dalam Pananganan Stunting dapat segera dituntaskan.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Implementasi
Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2019 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (Studi Kasus Intervensi Penanganan Stunting oleh Dinas Kesehatan di
Kabupaten Kutai Kartanegara) maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan
sebagai berikut :

1. Implementasi Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019


Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dalam penanganan stunting oleh
Dinas Kesehatan di Desa Bakungan Kecamatan Loa Janan masih belum
optimal dari segi sarana dan prasarana serta kepatuhan dan daya tanggap
dari kelompok sasaran, walaupun Pelaksanaan Perbup tersebut sudah sesuai
dengan tugas dan fungsi dari pihak-pihak terkait.
a. Isi Kebijakan (Content of Policy)
Pemerintah mengeluarkan program pendukung untuk germas yaitu
ragapantas, dimana sasaran yang diambil dari keluarga 1000 HPK.
Program ini sudah berjalan dengan cukup baik dilihat dari di Desa

4964
Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019 (Rina Novianti)

Bakungan Kecamantan Loa Janan mempunyai kepentingan yang sama,


yaitu untuk menangani kasus stunting yang cukup tinggi di Kabupaten
Kutai Kartanegara. Tipe manfaat yang akan diberikan dari Germas yaitu
sangat bermanfaat dalam mengontrol pola hidup masyarakat melalui
program pemeriksaan kesehatan secara dini, mengkonsumsi makanan
sehat dan melakukan aktivitas fisik secara rutin. Derajat perubahan yang
diinginkan yaitu masyarakat diharapkan dapat mengkonsumsi buah dan
sayur serta melakukan aktivitas fisik setiap hari dalam pelaksanaan
kebijakan germas. Dalam letak pengambilan keputusan pelaksanaan
Germas dalam penanganan stunting sudah berjalan dengan baik sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing pelaksana. Dalam pelaksana
kebijakan Germas dalam penanganan stunting terdapat 5 pantas sebagai
dasar pelaksana intervensi oleh OPD pengampu. Sumber daya yang
dilibatkan yaitu kader posyandu Flamboyan Desa Bakungan sudah
kompeten dan profesional menguasai tentang materi penanganan
stunting. Namun dalam hal sumber sarana dan prasarana masih kurang
dirasakan, seperti alat kesehatan di posyandu Flamboyan Desa
Bakungan.
b. Lingkungan Implementasi (Context of Implementation)
Implemetasi Peraturan Bupati Kutai kartanegara Nomor 38 Tahun 2019
Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dalam penanganan stuting
dalam konteks kekuasaan Dinas Kesehatan sebagai inisiator untuk
memberikan ide dalam pembuatan kebijakan dibidang kesehatan,
sedangkan untuk kepentingan adalah memberikan pelayanan kesehatan
menyeluruh kepada masyarakat. Karena terkendala covid19 segala
aktivitas untuk turun langsung tidak bisa dilakukan. Sehingga Dinas
Kesehatan membuat alternatif lain untuk memberikan sosialisasi secara
online melalui media sosial agar masyarakat tetap melaksanakan
kebijakan germas dalam penanganan stunting. Karakteristik lembaga dan
penguasa Dinas Kesehatan sebagai pelaksana program ini cukup tanggap.
Karena telah mempersiapkan program penanganan stunting sebelum
Kabupaten Kutai Kartanegara dipilih menjadi lokus penanganan stunting.
Namun untuk kepatuhan dan daya tanggap dari kelompok sasaran dari
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat masih kurang kepatuhannya.

2. Faktor penghambat implementasi Peraturan Bupati Kutai Kartanegara


Nomor 38Tahun 2019 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup sehat dalam
penanganan stunting oleh Dinas Kesehatan di Desa Bakungan Kecamatan
Loa Janan, inisiatif dari masyarakat masih kurang dalam melaksanakannya
dan kesadaran terhadap adanya Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor
38Tahun 2019 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup sehat dalam penanganan
stunting. Selain itu jumalh desa di Kabupaten Kutai Kartanegara yang
mencapai 237 desa dan keterbatasan sumber daya manusia untuk melakukan

4965
eJournal Administasi Publik, Volume 9, Nomor 1, 2021: 4955-4967

kegiatan seperti pencatatan kelompok sasaran 1000 HPK dan pelatihan-


pelatihan untuk kader. Masalah pelayanan kesehatan yang tidak merta juga
dirasakan masyarakst karena jumlah sumber daya kesehatan, sarana dan
prasarana yang belum mencukupi kebutuhan masyarakat

Saran
Mengenai pelaksanaan Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 38
Tahun 2019 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dalam penanganan
stunting oleh Dinas Kesehatan di Desa Bakungan Kecamatan Loa Janan,
peneliti memberikan beberapa sasaran sebagai bahan masukan dalam para
pelaksana kebijakan yaitu :

1. Perlu adanya rekrument dan klasifikasi sumber daya manusia bagi para
pelaksana program agar terdapat lebih memaksimalkan kualitas kerja guna
mendukung keterlaksaan dan keberhasilan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
dalam penanganan stunting di masyarakat.
2. Peningkatan sarana dan prasarana, seperti pelayanan kesehatan dan alat
kesehatan disetiap desa. Dengan cara melibatkan masyarakat dalam tahap
perencanaan melalui survey untuk menganalisis kebutuhan masyarakat yang
ada di desa.
3. Pemerintah harus lebih berinovasi dalam menyebarluaskan informasi dan
sosialisasi kepada masyarakat dalam pelaksanaan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat dalam penanganan stunting melalui media yang tersedia. Salah
satu caranya dengan meningkatkan kemampuan mengelola konten yang ada
di media sosial. Dengan melalukan identifikasi masalah mengenai stunting
berserta penanganan stunting dibuat konten berbagai macam bentuk, seperti
infografis, videografis dan vlog dikemas menarik untuk memikat perhatian
masyarakat sasaran yang dituju.
4. Kader di posyandu harus melakukan inovasi, seperti menyambangi setiap
rumah bayi, balita dan ibu hamil atau dengan menggunakan media sosial
grup whatsapp untuk melakukan pemantauan dan membuka sesi konseling
mengenai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dalam penanganan stunting
dengan kelompok sasaran untuk meningkatkan minat masyarakat.

Daftar Pustaka
Anggara, Sahya. 2012. Ilmu Administrasi Negara. Bandung : CV Pustaka Setia

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta
: PT Bumi Aksara

Milles, B. Mathew, A. Michael Huberman dan Johny Saldana, 2014.


Qualitative Data Analysis. Edisi Ketiga. Sage Publications, Inc.

4966
Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019 (Rina Novianti)

Pasolong, Harbani. 2017. Teori Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta

Subarsono. 2015. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Syahrani. 2015. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Makindo Grafika

Dokumen

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang


Kesehatan

Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019 Tentang Gerakan


Masyarakat Hidup Sehat di Daerah

Sumber Internet

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian


Kesehatan RI. 2017. GERMAS - Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
http://promkes.kemkes.go.id/germas (diakses pada 20 Desember 2019
pukul 10.33)

Kemenkes. 2018. Pemerintah Komit Turunkan Stunting.


https://www.kemkes.go.id/article/view/18052800005/pemerintah-komit-
turunkan-stunting.html (diakses pada 26 Juli 2020)

4967

Anda mungkin juga menyukai