Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa Implementasi
Peraturan Bupati Nomor 38 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat untuk
penanganan Stunting oleh Dinas Kesehatan Kabuapten Kutai Kartanegara,
serta untuk mengidentifikasi faktor penghambatnya.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan fokus
penelitian dari teori Grindle yang terdiri dari variabel Isi Kebijakan: (1)
Kepentingan kelompok sasaran; (2) Tipe manfaat; (3) Derajat perubahan yang
diinginkan; (4) Letak pengambilan keputusan; (5) Pelaksana program; (6)
Sumber daya yang dilibatkan. Variabel Lingkungan: (1) Kekuasaan,
kepentingan dan strategi aktor yang terlibat; (2) Karakteristik lembaga dan
penguasa; (3) Kepatuhan dan daya tanggap, serta faktor penghambat
Implementasi Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2019 Tentang Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (Studi Kasus Intervensi Pananganan Stunting oleh
Dinas Kesehatan di Kabupaten Kutai Kartanegara). Teknik pengumpulan data
diperoleh melalu observasi, wawancara dan dokumentasi dengan key informan
dan informan. Analisis data yang digunakan ialah model interaktif yang di
kembangkan oleh Miles, Huberman dan Saldana.
Hasil penelitian disimpulkan bahwa, implementasi Peraturan Bupati
Kutai Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019 Tentang Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat dalam penanangan stunting oleh Dinas Kesehatan di Desa
Bakungan Kecamatan Loa Janan belum dilaksanakan secara maksimal.
Dimana masih ditemukan masyarakat yang tidak mengikuti kegiatan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat dalam penanganan stunting, untuk mensiasatinya
Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara berusahan untuk
meningakatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan perilaku pola hidup
sehat dalam bentuk perlombaan dengan tema menu bekal sehat serta
memberikan informasi manfaat yang akan diterima masyarakat. Agar
masyarakat mendapatkan pengetahuan, meningkatkan minat dan motivasi
masyarakat untuk ikut serta melakukan pola hidup sehat.
1
Mahasiswa Program S1 Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: rinnanovianti@yahoo.com
2
Dosen Pembimbing I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
3
Dosen Pembimbing II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
eJournal Administasi Publik, Volume 9, Nomor 1, 2021: 4955-4967
Pendahuluan
Dirumuskan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan merupakan sebagai titik awal adanya otonomi daerah. Mengingat
penyelenggaraan pemerintahan daerah ditunjukan buat memesatkan
terwujudnya kesejahteraan warga lewat kenaikan pelayanan pemberdayaan
serta kedudukan dan warga, dan kenaikan daya saing wilayah dengan
mencermati prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, serta kekhasan sesuatu
wilayah dalam sistem Negeri Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu
kesehatan ialah hak asasi manusia serta salah satu faktor kesejahteraan yang
wajib diwujudkan sesuai dengan cita- cita bangsa Indonesia sebagaimana
diartikan dalam Pancasila serta Undang- Undang Dasar Negeri Republik
Indonesia Tahun 1945. Merujuk pada Undang-Undang Kesehatan Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 141 ayat 2 mengatakan arah kenaikan gizi
merupakan kualitas gizi perorangan serta masyarakat lewat perbaikan pola
mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan gizi balance, perbaikan sikap
sadar gizi, aktivitas fisik, serta kesehatan, kenaikan akses serta kualitas
pelayanan gizi yang cocok dengan kemajuan ilmu serta teknologi, serta
kenaikan sistem kewaspadaan pangan serta gizi.
Di Kabupaten Kutai Kartanegara juga telah merumuskan Peraturan
Bupati Nomor 38 Tahun 2019 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, untuk
mempercepat dan mensinergikan dari upaya promotif dan preventif hidup sehat
guna meningkatkan produktivitas penduduk dan mengurangi beban
pembiayaan kesehatan yang ditanggung oleh masyarakat produktivitas
penduduk dan mengurangi beban pembiayaan kesehatan yang ditanggung oleh
masyarakat untuk keperluan berobat.
Tabel 1.2
Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks BB/U Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Kalimantan Timur 2018
Balita Gizi Kurang
No Kabupaten/Kota (BB/U)
Jumlah %
1 Paser 1,527 13,9
2 Kutai Barat 386 10,8
3 Kutai Kartanegara 1,914 18,0
4 Kutai Timur 1,015 13,3
5 Berau 1,695 17,6
6 Penajam Paser Utara 522 11,0
7 Mahulu 39 6,5
8 Balikpapan 1,696 10,9
4956
Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019 (Rina Novianti)
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka masalah
yang dihadapi dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana Implementasi Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 38
Tahun 2019 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat untuk penanganan
stunting oleh Dinas Kesehatan di Desa Bakungan Kecamatan Loa Janan?
2. Apa saja faktor penghambat Implementasi Peraturan Bupati Kutai
Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
untuk penanganan stunting oleh Dinas Kesehatan di Desa Bakungan
Kecamatan Loa Janan?
4957
eJournal Administasi Publik, Volume 9, Nomor 1, 2021: 4955-4967
demi kepentingan orang- orang yang tidak berdaya dalam warga supaya mereka
bisa hidup serta turut berpatisipasi dalam pemerintahan.
Dye (dalam Syahrani, 2015: 1) mengatakan “Publik policy is whatever
goverment chose to do or not. To do” (apapun yang diseleksi oleh pemerintah
buat dicoba ataupun tidak dicoba). Dalam definisi ini jelas sekali kalau apabila
pemerintah memilih untuk melaksanakan aksi yang memiliki tujuan tertentu
tercantum kebijakan publik serta sebaliknya apabila pemerintah tidak
melaksanakan suatu pula tercantum kebijakan publik. Sebab pembicaraan
tersebut memiliki pengaruh( akibat) yang relative sama besarnya apabila
pemerintah melaksanakan aksi. Dari definisi ini Dye mendefinisikan kebijakan
publik selaku pilihan pengambilan keputusan pemerintah.
Implementasi Kebijakan
Menurut Wijaya dan Supardo (dalam Pasolong, 2017: 67) mengatakan
bahwa implementasi merupakan mentransformasikan sesuatu rencana kedalam
aplikasi. Orang yang kerap berpikiran kalau implementasi cuma ialah
penerapan apa yang sudah diputuskan legislatif ataupun para pengambil
keputusan, seolah- olah tahapan ini kurang berpegaruh. Hendak namun dalam
realitas bisa dilihat sendiri kalau betapapun baiknya rencana yang sudah terbuat
namun tidak terdapat manfaatnya apabila itu tidak dilaksanakan dengan baik
serta benar. Implementasi pada dasarnya operasionalisasi dari bermacam
kegiatan guna menggapai sesuatu tujuan.
Wahab (dalam Anggara, 2012: 530) menyebutkan bahwa implementasi
kebijakan ialah aspek yang berarti dari keseluruhan proses kebijakan. Secara
umum, implementasi menghubungkan tujuan- tujuan kebijakan terhadap hasil-
hasil aktivitas pemerintah. Ketidak berhasilan implementasi sesuatu kebijakan
diakibatkan keterbatasan sumber daya manusia, struktur organisasi yang kurang
mencukupi, serta koordinasi dengan pihak- pihak yang berkepentingan. Oleh
sebab itu, implementasi kebijakan menemukan perhatian khusus dari para pakar
sehingga bagian dari bidang kajian kebijakan publik.
Stunting
4958
Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019 (Rina Novianti)
Definisi Konsepsional
Definisi konsep yaitu suatu petunjuk tentang cara mengukur suatu
konsep. Definisi konsep ini merupakan informasi ilmiah yang berguna dalam
suatu penelitian. Pada penelitian ini kebijakan yang akan dikaji yaitu Peraturan
Bupati Kutai Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019 tentang Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat di Kabupaten Kutai Kartanegara. Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat adalah suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara
bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Seperti
dilihat dari kasus stunting yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara
mengalami kasus tertinggi di Kalimantan Timur. Dalam hal ini pencegahan
stunting dapat dilakukan melalui intervensi gizi yang terpadu merupakan upaya
untuk menurunkan stunting, mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif.
Metode Penelitian
Penelitian kualitatif menurut Flick (dalam Gunawan, 2013: 81) ialah
specific revevance to the study of social relations, owing to the fact of the
pluralization of life worlds (penelitian kualitatif merupakan keterkaitan spesifik
pada studi hubungan sosial yang berhubungan dengan kenyataan dari
pluralisasi dunia kehidupan). Tata cara ini diterapkan buat memandang serta
menguasai subjek serta objek penelitian yang meliputi orang, lembaga
bersumber pada kenyataan yang tampak secara apa terdapatnya. Lewat
pendekatan ini hendak terungkap gambaran mengenai aktualisasi, realias sosial,
serta anggapan sasaran penelitian.
Fokus Penelitian
Berdasarkan dengan rumusan masalah yang telah disusun peneliti
sebelumnya, maka fokus penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Implementasi Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2019 tentang Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat:
a. Isi Kebijakan (Content of Policy)
1. Kepentingan kelompok sasaran
2. Tipe manfaat
4959
eJournal Administasi Publik, Volume 9, Nomor 1, 2021: 4955-4967
4960
Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019 (Rina Novianti)
4961
eJournal Administasi Publik, Volume 9, Nomor 1, 2021: 4955-4967
4962
Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019 (Rina Novianti)
4963
eJournal Administasi Publik, Volume 9, Nomor 1, 2021: 4955-4967
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Implementasi
Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2019 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (Studi Kasus Intervensi Penanganan Stunting oleh Dinas Kesehatan di
Kabupaten Kutai Kartanegara) maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
4964
Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019 (Rina Novianti)
4965
eJournal Administasi Publik, Volume 9, Nomor 1, 2021: 4955-4967
Saran
Mengenai pelaksanaan Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 38
Tahun 2019 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dalam penanganan
stunting oleh Dinas Kesehatan di Desa Bakungan Kecamatan Loa Janan,
peneliti memberikan beberapa sasaran sebagai bahan masukan dalam para
pelaksana kebijakan yaitu :
1. Perlu adanya rekrument dan klasifikasi sumber daya manusia bagi para
pelaksana program agar terdapat lebih memaksimalkan kualitas kerja guna
mendukung keterlaksaan dan keberhasilan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
dalam penanganan stunting di masyarakat.
2. Peningkatan sarana dan prasarana, seperti pelayanan kesehatan dan alat
kesehatan disetiap desa. Dengan cara melibatkan masyarakat dalam tahap
perencanaan melalui survey untuk menganalisis kebutuhan masyarakat yang
ada di desa.
3. Pemerintah harus lebih berinovasi dalam menyebarluaskan informasi dan
sosialisasi kepada masyarakat dalam pelaksanaan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat dalam penanganan stunting melalui media yang tersedia. Salah
satu caranya dengan meningkatkan kemampuan mengelola konten yang ada
di media sosial. Dengan melalukan identifikasi masalah mengenai stunting
berserta penanganan stunting dibuat konten berbagai macam bentuk, seperti
infografis, videografis dan vlog dikemas menarik untuk memikat perhatian
masyarakat sasaran yang dituju.
4. Kader di posyandu harus melakukan inovasi, seperti menyambangi setiap
rumah bayi, balita dan ibu hamil atau dengan menggunakan media sosial
grup whatsapp untuk melakukan pemantauan dan membuka sesi konseling
mengenai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dalam penanganan stunting
dengan kelompok sasaran untuk meningkatkan minat masyarakat.
Daftar Pustaka
Anggara, Sahya. 2012. Ilmu Administrasi Negara. Bandung : CV Pustaka Setia
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta
: PT Bumi Aksara
4966
Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 38 Tahun 2019 (Rina Novianti)
Dokumen
Sumber Internet
4967