Anda di halaman 1dari 6

MATERI 5

METODE BERPIKIR
FILOSOFIK
 Metode Filosofik,
 Cara Penarikan Kesimpulan
 Cara Pendekatan Objektif
 Perbedaan Aliran Pemikiran

1
Metode Filosofik
 Filsafat dituntut untuk mempelajari
metode yang diperlukan sebagai Cara Memperoleh Pengetahuan
konsekuensinya (memahami dan
menangkap sifat hakekat dari obyek- berhubungan erat
nya).
 Filsafat dituntut untuk mempelajari Cara Pengenalan dan Kriterianya
kesanggupan “sifat pengenalan
manusia” baik yang bersifat jasmani berhubungan erat
maupun rohani, dan kriteria kebenaran
pengetahuan dengan alat-alat tersebut. Cara Penalaran dan Kriterianya
 Filsafat juga dituntut untuk mempelajari
cara penarikan kesimpulan yang sah,
berhubungan erat
dan cara pendekatannya terhadap
obyek yang dipelajari.
 Isi pengetahuan berupa pengertian yang Penarikan Kesimpulan
terkandung dalam simbol-simbol
bahasa, baik berupa pengertian- Yang pada dasarnya dibedakan dua
pengertian tunggal atau jamak yang Induktif dan Deduktif
berdiri sendiri maupun yang tersusun
dalam rangkaian kalimat yang berupa
pernyataan. 2
Cara Penarikan Kesimpulan  Cara penarikan deduktif terutama
Cara Deduktif banyak digunakan matematika, bidang
Cara penarikan kesimpulan dari sifat umum sosial terutama digunakan dalam
bergerak kesifat khusus atau partikulair. Pikir penerapan hukum dan dalam penerapan
bergerak dari sifat umum yang berupa dalil, hukum, teori dalam praktek.
teori atau konsep umum dalam bandingannya  Cara penarikan induktif banyak
dengan sifat umum lain atau dengan hal-hal atau digunakan terutama untuk penelitian
peristiwa yang khusus, untuk ditarik kesimpulan ilmiah dalam pengembangan ilmu serta
baik yang umum maupun yang khusus. menyusun teori.
Cara Induktif  Ada semacam induksi yang tidak dapat
Cara penarikan kesimpulan dari berbagai peristiwa dipertanggungjawabkan yaitu disebut
khusus untuk disusun suatu kesimpulan umum “Penyama-rataan”. Ini harus dihindari.
yang mencakup berbagai peristiwa tersebut,
dengan mengambil sifat-sifat umum yang
 Analogi merupakan cara penarikan
mencakup atau yang meliputinya. kesimpulan berdasarkan kesamaan atau
kemiripan kejadian.
Cara ini membutuhkan kemampuan abstraksi sehingga
dalam berpikir tidak terikat oleh benda-benda konkrit,
 Cara analogik ini tidak selalu tepat,
agar kesimpulan yang diambil sah dalam arti dapat sebab ada faktor-faktor lain yang
dipertanggungjawabkan, maka diperlukan persyaratan- berpengaruh yang tidak diperhitungkan.
persyaratan tertentu. Cara ini untuk mengembangkan daya
Syarat yang dimaksud antara lain bahwa berbagai fantasi/daya cipta dalam situasi tertentu,
sumber informasinya dapat mewakili benda-benda, akan tetapi tidak dapat memberikan
peristiwa dan hal-hal cakupannya, meskipun tidak sumbangan dalam bidang keilmuan.
masuk dalam penyelidikan 3
Cara Pendekatan Obyek Sudut Pandang (Tinjauan Teoritik)
 Sudut pandang atau tinjauan teoritik
 Pendekatan Analitik: berusaha merupakan tempat tinjau terhadap obyek,
memahami obyek dengan memecah- sehingga dari tempat tinjau itu, arah
mecah pengertian tentang obyek itu perhatian terhadap obyek menjadi lurus
menjadi bagian-bagian yang lebih dan sasaran tinjau menjadi lebih terang.
Tentu cara pandang obyek tidak satu,
kecil untuk diketahui sifat-sifat yang tetapi dapat berbeda-beda.
terkandung didalamnya. Hasilnya
 Dalam proses berpikir filosofik berusaha
diperbandingkan satu sama lainnya mengungkap segala kenyataan sampai
sehingga dapat diketahui sifat-sifat sifat yang paling inti. Selalu memandang
intinya. obyek pengetahuan itu dari sudut
pandang yang luas, sehingga timbul
 Pendekatan Sintetik: merupakan berbagai aliran sebagai konsekuensinya.
usaha untuk menggabungkan segala  Perbedaan tersebut disebabkan oleh
pengetahuan yang ada dalam perbedaan titik berat penggunaan alat
menyusun dunia baru. Proses ini pengenalan yang dimiliki manusia untuk
acapkali disebut “membangun menghubungkan dirinya dengan obyek
dan adanya perbedaan anggapan di
sistem”, disebut juga filsafat dalam metafisika mengenai inti atau sifat
spekulatif. hakekat dari segala sesuatu.

4
Perbedaan aliran akibat anggapan Penyebab lain perbedaan di atas
metafisis adalah:
 Aliran Idealisme: beranggapan  Titik berat penggunaan alat pengenalan
bahwa inti dasar dari segala sesuatu dalam menangkap obyek pengetahuan.
itu adalah jiwa (nyawa, roh, hidup) Yaitu bersumber pada Jasmaniah dan
yang sifatnya abstrak. Rohaniah.
 Aliran Materialisme: beranggapan  Jasmaniah (Pancaindera)
bahwa inti dasar dari segala sesuatu  Empirisme: yang berpendapat bahwa
itu adalah materi yang bersifat kebenaran pengetahuan manusia itu
konkrit dan dapat ditangkap oleh terletak pada pengalaman manusia
pancaindera meskipun sebagai inti. Hanya hal-hal/
menggunakan alat penolong. peristiwa/benda yang dapat dialami
 Masing-masing aliran mengembang- sebagai kriteria kebenaran.
kan studinya yang seterusnya  Positivisme: merupakan penegasan dari
menimbulkan berbagai aliran yang aliran empirisme dan menekankan bahwa
berbeda, baik yang sangat ekstrim sesuatu yang secara positif dapat dialami
maupun yang berdekatan, dan ada oleh pancaindera yang dianggap sebagai
juga aliran yang berusaha untuk kebenaran.
mempersatukannya.
 Sensisme: aliran yang mengutamakan
pancaindera sebagai alat utama
menangkap kenyataan. 5
 Alat pengenalan rohaniah (akal, rasa
dan kehendak) hasil kerjanya berupa
gagasan-gagasan atau cita (idea) atau
gambaran tentang obyek yang dikenal
(idealisme). Aliran ini beranggapan
adanya kebenaran yang tertinggi yang
bersifat abstrak dan absolut (mutlak).
 Aliran Rasionalisme: yang juga
menekankan penggunaan kerja akal
sebagai sumber kebenaran.
 Aliran Supranaturalisme: yang
beranggapan bahwa kebenaran itu tidak
hanya yang datang dari Tuhan, akan
tetapi semua kebenaran yang ada pada
metafisika yang bersifat kefilsafatan.
 Aliran Revelasionisme: yang
beranggapan bahwa satu-satunya
kebenaran berasal dari Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai