Evaluasi Perwasitan Cabor Tinju 3
Evaluasi Perwasitan Cabor Tinju 3
JUDUL:
IMPLEMENTASI KEILMUAN PERWASITAN CABOR TINJU
ii
INSTRUKSI PENUGASAN
Buatlah simulasi cara mengisi scorinshet dalam melaksanakan perwasitan pada cabor
tinju.
3
KATA PENGANTAR
Penyusun,
Kelompok
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Analisis Situasi
Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Gorontalo
merupakan salah satu wadah pembinaan prestasi umum khususnya di bidang
olahraga pelajar yang ada di Provinsi Gorontalo dan berpusat di Kota Gorontalo yang
terdapat beberapa Cabor diantaranya Tinju, Silat, Taekwondo, Takraw, Karate.
Wadah yang berada pada naungan Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan
Olahraga ini, secara rutin setiap tahunnya melakukan proses pembinaan bagi para
atlet yang nantinya dipersiapkan untuk mengikuti event pelajar nasional.
Di Indonesia, tinju dipopulerkan oleh Hindia Belanda. Pada masa itu, dunia
tinju tidak mempunyai induk, karena setiap tinju dilaksanakan tidak ada organisasi
yang bertanggung jawab. Akhirnya pada 28 April 1955, Didi Karta Sasmita,
Komandan Kepolisian Jakarta, mulai mendirikan PERTIGU (Persatuan Tinju dan
Gulat). Saat itu dunia pertinjuan Indonesia diketuai oleh Frans Mendur. Pada 30
Oktober 1959 dibentuklah PERTINA (Persatuan Tinju Amatir Indonesia). Hal itu
dilatarbelakangi oleh keinginan Indonesia untuk berpartisipasi dalam Olimpiade
Roma tahun 1960. Saat itu, IOC (International Olympic Committee) mengharuskan
adanya olahraga tinju amatir yang berdiri secara mandiri. Di Indonesia, tinju mulai
populer karena lahirnya beberapa juara tinju dunia seperti Chris John. Petinju
berjuluk The Dragon itu mencatat rekor sebagai peringkat kedua dalam daftar petinju
yang dapat mempertahankan gelar juara tinju sepanjang masa. Dari Indonesia, Chris
John bukanlah satu satunya petinju asal Indonesia yang berhasil menebus kejuaraan
dunia. Dia menjadi petinju Indonesia kelima yang dapat meraih gelar dunia setelah
Ellyas Pical, dan Nico Thomas.
5
BAB II
KAJUAN PUSTAKA
Dalam rilisnya, AIBA dengan senang hati melaporkan bahwa perubahan dan
pembaruan berkaitan dengan sistem dan peraturan Perwasitan dan penilaiannya (R & Js)
diterima secara positif oleh para atlet dan ofisial (bidang teknis).
Sejak 2016, AIBA telah sepenuhnya mengubah sistem manajemen R & Js untuk
menumbuhkan budaya transparansi dan fair play, masuk dan keluar dari ring tinju.
Sistem baru itu telah diuji untuk pertama kalinya di Youth Olympic Games 2018, dan
Women’s World Championship 2018.
B. Prinsip-prinsip perwasitan
Yang perlu diperhatikan, adalah pembentukan sistem protes untuk pelatih dan
petinju yang telah disetujui, diuji dan ditetapkan pelaksanaannya pada 2019 Kejuaraan
Dunia Putra 2019. Tom Virgets, Direktur Eksekutif AIBA, mengatakan: “AIBA
6
berkomitmen untuk menjaga integritas tinju dan kompetisinya di semua level.
Berkolaborasi dengan tim audit independen hanyalah salah satu cara kami bekerja keras
untuk memastikan kami menjaga olahraga kami tetap bersih dan kompetisi kami jujur.
Seperti Federasi Olahraga Internasional lainnya, AIBA akan terus berusaha
meningkatkan wasit dan hakim, dan akan tetap waspada dengan fakta bahwa kami
melayani petinju kami di tempat pertama. ”
7
BAB III
KESIMULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan yakni
Wasit sudah berusaha maksimal yang terbaik dalam melakukan tugasnya sebagai
wasit.
B. Saran
Khususnya kepada wasit, secara keseluruhan memang sudah baik, namun
masih memerlukan sedikit penekanan untuk meraih hasil yang maksimal.
Contoh scorinshit
8
Daftar Pustaka
Offset.
https://tinjuindonesia.com/2018/12/03/sistem-perwasitan-dan-penilaian-aiba-yang-baru-
diterima-positif-atlet-ofisial/