Anda di halaman 1dari 1

Ternak sapi (1)

Di Asia Tenggara, penurunan hasil produksi ternak hingga 20% telah diproyeksikan akan terjadi pada
tahun 2050, sebagai akibat dari perubahan suhu dan curah hujan secara regional, sehingga  berdampak
pada pakan dan ketersediaan pakan ternak. Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk Asia dan
permintaan standard hidup yang lebih tinggi, penurunan produksi ternak ini dapat berdampak buruk
pada lebih dari satu miliar orang pada tahun 2050 (Hijioka et al., 2014).

Hal yang sama berlaku untuk pulau-pulau di negara-negara kepulauan pasifik (Oseania), yang sangat
rentan terhadap peristiwa cuaca ekstrem dan kenaikan permukaan laut, dan pada tahun 2050,
perubahan iklim diproyeksikan akan membatasi sumber daya air tawar, yang merupakan sumber daya
yang sangat penting  dalam sistem produksi ternak (Nurse et al., 2014).

Peternakan di negara berkembang memberikan kontribusi yang jauh lebih tinggi terhadap pendapatan
masyarakat dan memiliki peran sosial ekonomi yang penting (Thornton dan Gerber, 2010; Robinson et
al., 2014). Selain itu, negara berkembang lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim global dan
ternak lebih memungkinkan terkena kejadian ekstrem karena sedikit infrastruktur dan sumber daya
untuk menjaga ternak tetap aman.

Anda mungkin juga menyukai