1. PEKERJAAN PERSIAPAN.
1.1. Pembersihan Lokasi.
1.1.2. Tanah lokasi harus dibersihkan dari tumbuh – tumbuhan / pohon
– pohon / akar – akar / tanah berhumus atau berlumpur /
bongkaran bangunan, dalam batas lokasi lebih kurang 10 meter
dari rencana bouwplank.
1.1.4. Bila menurut Konsultan Pengawas atau Kontraktor, ada tumbuh
– tumbuhan dan atau pohon yang tidak perlu disingkirkan, maka
harus dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas.
1.1.5.Tumbuh – tumbuhan dan pohon – pohon diluar lokasi ,tidak boleh ditebang ata
u dibongkar, kecuali ada izin dari Pemberi Tugas.
1.1.6. Bila ternyata tanah berhumus atau berlumpur bekas bahan
bongkaran, ternyata menurut penelitian dapat
digunakan untuk tanah penghijauan dihalaman, maka tanah
tersebut dikumpulkan dahulu disuatu tempat yang tidak
mengganggu pekerjaan dan penggunaannya diatur kemudian.
1.1.7. Pembersihan lokasi dinyatakan selesai, bila telah mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas Lapangan.
1.2. Pengukuran Situasi.
1.2.2. Untuk menentukan ketepatan titik pondasi poer, titik sumbu
kolom konstruksi dan lain – lain, dipergunakan alat ukur
Theodolit.
1.2.3. Untuk menentukan titik sumbu kolom / titik tengah pondasi,
harus dipasang patok – patok dari kayu galam, yang ditanam
kan sedemikian rupa sehingga tidak bergerak dengan diberi cat
merah dikepala galam dan ditengah – tengah permukaan galam
dipasang paku.
1.2.4. Titik yang dimaksudkan pada nomor 1.2.2. , dapat dikontrol /
diperiksa pada tanda – tanda yang terdapat pada papan
bowplank.
1.3. Konstruksi Bouwplank.
1.3.1. Untuk pekerjaan konstruksi bouwplank ini, perlu diperhatikan
rencana gambar dan bestek.
1.3.2. Untuk membantu ketepatan berdirinya bangunan / titik sumbu
pondasi / kolom konstruksi, maka harus dibuat konstruksi
bouwplank yang kuat / tidak dapat bergeser karena pekerjaan
disekitarnya.
1.3.3. Konstruksi bouwplank dibuat dari bahan setara papan lanan
berkwalitet baik dengan ukuran 3/20 cm dan tongkat dari galam
diameter 5 cm atau 7 cm panjang 3 meter dengan jarak satu
sama lain adalah 100 cm dan ditanam sedemikian rupa,
sehingga tidak mudah bergerak.
1.3.4. Papan bouwplank harus diratakan dibagian atas dengan jalan
diketam sehingga lurus.
1.3.6. Papan bouwplank bagian atas harus dibuat setinggi peil lantai
0,00.
2. PENENTUAN PEIL.
2.1. Untuk pekerjaan penentuan peil ini, harus diperhatikan rencana gambar
dan bestek.
2.2. Untuk penentuan peil, diambil permukaan atas lantai dari bangunan
utama.
2.5. Pada patok yang dimaksudkan pada nomor 2.4. diatas harus dibuat tanda
yang menunjukkan ketinggian lantai.
2.6. Ukuran ketinggian lantai dari bangunan yang lain, akan berpedoman
kepada patok permanen yang dimaksudkan pada nomor 2.4.
3. PEKERJAAN TANAH / PASIR.
4. PEKERJAAN PONDASI.
4.1. Untuk pekerjaan pondasi ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan
bestek
4.2. Pondasi menggunakan pasangan Batu dan Plat Poer Beton
4.3. Dibawah pondasi diurug pasir dengan ketebalan sesuai gambar
rencana.
4.4. Diatas pondasi pas. batu dikerjakan sloof beton ukuran sesuai gambar
rencana.
4.6. Batu yang dipakai adalah batu yang keras, tidak poreus, bersih dan
besarnya tidak lebih dari 30 cm.
4.7. Batu yang tipis/kecil tidak diperkenankan untuk pekerjaan ini.
4.8. Pondasi lain memakai pondasi Roolag camp. 1:2 tebal ½ bata dan
pondasi Trasraam bata camp. 1:2 tebal 1 bata.
4.10. Penulangan pondasi poer dikerjakan sesuai gambar rencana.
4.11. Dibawah pondasi plat poer diberi Pancangan Mini Pile Beton 20/20
mutu K-500 dengan panjang per segmen tiang 6 m’
4.13. Sebelum pemancangan tiang dan pemandu tiang (pile Leader) harus
mengecek kemiringannya selama pemancangan, tiang harus tetap
tegak lurus, pemancangan tidak boleh dilaksanakan tanpa persetujuan
dari konsultan pengawas/Direksi.
4.14. Tiang tidak boleh dipancang sebelum beton mencapai kekuatan tekan
karakteristik yang ditentukan atau tidak boleh kurang dari umur 28
Hari.
4.15. Penyambungan tiang harus menggunakan system Las yang dikerjakan
dengan sempurna (kalau ada sambungan)
4.17. Pemancangan dilakukan dengan alat pancang dengan tripot dan
kepala babi / penumbuk dengan berat sesuai keperluan
4.18. Jumlah pancangan dilaksanakan sesuai jumlah dalam gambar, dan
kepala tiang pancang yang sudah pecah saat ditumbuk supaya
dihentikan dan dipotong sesuai ketinggian.
4.19 Persyaratan pelaksanaan Pondasi pas. Batu :
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan Pondasi, harus dibuat profil /
bentuk pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung yang
bentuk dan ukurannya sesuai dengan Gambar Kerja dan telah
mendapat persetujuan dari Konsultan
3. Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan
dengan campuran 1 PC : 4 PS, terkecuali disyaratkan kedap
air seperti tercantum dalam Gambar Kerja. Untuk kepala
pondasi digunakan adukan kedap air 1 PC : 3 PS.
5. Setiap jarak 50 cm as-as harus ditanam stek besi beton dia10
mm untuk sloof dan dinding pasangan yang tercantum dalam
Gambar Kerja. Pada perletakan kolom beton atau kolom
praktis beton harus ditanamkan stek-stek tulangan kolom
dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan tulangan
pokok pada kolom beton atau kolom praktis tersebut. Stek-
stek harus tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam
minimum 40-d atau sesuai dengan ukuran dalam Gambar
Kerja. Demikian pula dengan bagian stek yang tidak tertanam
atau mencuat ke atas sepanjang minimum 40-d atau sesuai
dengan ukuran dalam Gambar Kerja. Jarak antara stek-stek
ini adalah tiap 100 cm dan atau seperti yang tercantum dalam
Gambar Kerja.
5. PEKERJAAN BETON BERTULANG.
5.2. Pekerjaan beton bertulang memakai beton campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr
meliputi plat poer, sloof beton, kolom, ring balk, balok lantai, sunscreen
dan plat lantai.
5.3. Persyaratan Bahan.
5.3.3. Besar butiran agregat kerikil yang dipakai untuk bahan beton,
harus berada diantara ayakan 4mm - 31,5 mm.
5.3.5. Besar butiran agregat pasir yang dipakai untuk bahan beton,
harus berada diantara ayakan 0,063-4mm
5.3.8. Jenis semen yang dipakai harus jenis semen type satu sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan dalam NI-8.
5.3.13. Bila pemeriksaan air tersebut tidak memenuhi syarat untuk
bahan campuran beton, maka air tersebut tidak boleh dipakai.
5.4. Tulangan
5.5. Bekisting.
5.6. Pekerjaan Beton.
5.6.4. Sebelum pengecoran massal dimulai :
Laporan hasil test mix – design diatas merupakan pedoman
kontraktor dalam melaksanakan pencampuran beton
dilapangan.
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, bekisting harus disiram
air terlebih dahulu.
5.6.5. Khusus pada pengecoran kolom beton bertulang yang langsung
bertemu dinding batu bata atau kusen pintu / jendela / ventilasi
/ penerangan, maka sebelum pengecoran dimulai, Pelaksana
harus mempersiapkan :
- angker untuk kusen pintu / jendela / ventilasi / penerangan
sesuai gambar rencana.
- air adalah 2,5 cm.
- untuk plat 1,5 cm, untuk balok 2 cm dan untuk kolom 2,5
cm.
5.6.7. Pada pengecoran beton, bahan campuran beton harus diaduk
dengan mesin pengaduk Mollen sampai bahan beton bersatu
menjadi satu warna.
5.6.16. Lamanya perawatan khusus untuk pelat minimal selama 1
minggu dan selama perawatan itu beton tidak boleh mendapat
beban yang berat.
6. PEKERJAAN DINDING
6.1. Dinding tembok.
6.1.3. Pasangan batu bata dengan spesi 1 PC : 2 pasir (trasraam)
dilaksanakan pada pekerjaan :
6.1.10. Semua siar tegak dan siar datar pasangan batu bata, harus
terisi penuh dengan spesi dan selanjutnya diratakan dan
dirapikan.
6.2. Plesteran.
6.1.10. Semua siar tegak dan siar datar pasangan batu bata, harus
terisi penuh dengan spesi dan selanjutnya diratakan dan
dirapikan.
6.2. Plesteran.
6.3. Dinding Keramik.
6.3.3. Nat- nat pada pasangan keramik , harus diisi dengan semen
yang berwarna sama dengan keramik tersebut.
7. PEKERJAAN LANTAI / PASANGAN GRANIT.
7.2. Untuk Lantai dikerjakan dari beton cor camp. 1:3:5 dengan tebal 7 cm
dan beton cor camp. 1:3:5 tebal 10 cm dengan tulangan susut.
7.3. Penutup Lantai memakai GRANIT setara ESENZA dengan ukuran 40 x
40 (dikerjakan sesuai gambar rencana) dikerjakan dengan perekat
spesie 1 PC : 3 pasir.
7.6. Pemasangan granit harus dikerjakan oleh tenaga yang benar-benar
ahli, sehingga tidak terjadi pemasangan yang bergelombang dan
nat-nat yang tidak lurus.
7.7. Pada setiap 9,0 M2 granit, dipasang slang air kecil yang berdiameter
+ 5,0 mm di sekeliling granit.
7.11. Cara Pemasangan granit :
8. PEKERJAAN RANGKA KUDA-KUDA / ATAP
8.1. Untuk pekerjaan rangka kuda dan atap perlu diperhatikan rencana
gambar dan bestek.
8.3. Kontraktor diwajibkan untuk memperlihatkan brosur/sample, spesifikasi
produk kepada pemilik proyek untuk mendapatkan persetujuan.
8.4. Sebelum produk dipasang diperiksa terlebih dahulu terhadap cacat atau
kerusakan produk.
8.5. Untuk penutup bangunan dipasang atap genteng setara TIGOLA yang
disetujui oleh direksi.
8.6. Untuk warna atap dikonsultasikan dengan pemilik proyek.
8.7. Nok pemuung type C setara atap.
8.8. Listplank setara KALSIPLANK tebal 9 mm dikerjakan sesuai gambar
rencana.
9. PEKERJAAN KUSEN / PINTU / KACA / PERLENGKAPAN
9.2. Kusen pintu dan jendela dari bahan alumunium.
9.3. Untuk kusen alumunium terpasang lengkap dengan karet.
9.4. Pintu pintu menggunakan panil Meranti dengan finishing duco.
9.5. Pasangan jendela kaca mati oneway 5 mm rangka alumunium.
9.6. Pasangan ventilasi kaca oneway 5 mm rangka alumunium
9.8. Bahan kaca yang akan dipasang, harus diperiksakan dahulu kepada
Direksi dan bila disetujui barulah boleh dipasang.
− Pegangan pintu (handle) stainless steel p = 30 cm
− Kunci tanam 2 slaag setara SES.
− Engsel pintu.
− Grendel pintu.
− Espagonelette tanam.
9.14. Perlengkapan Jendela rangka Alumunium :
− Casement 8”.
− Grendel jendela.
− Pegangan jendela
9.18. Semua alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang harus bermutu baik
tidak cacat dan disetujui oleh Direksi.
9.19. Pengadaan dan pemasangan Rel jendela geser
9.20. Untuk penahan kaca agar tidak bergetar dipasang sylikon dengan
warna sesuai kosen yang dipakai.
10. PEKERJAAN PLAFOND
10.1. Untuk pekerjaan plafond ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan
bestek.
10.4. Plafond dikerjakan dari bahan Kalsiboard tebal 3.5 mm dipasang tanpa
nat. Pemasangannya sesuaikan dengan gambar rencana.
10.5. Lembaran plafond yang dipasang pada rangka hollow menggunakan
sekrup khusus Kalsiboard.
10.9. Setiap bangunan dibuatkan pintu kontrol untuk bisa naik keatas / dalam
plafond.
nat. Pemasangannya sesuaikan dengan gambar rencana.
11. PEKERJAAN LISTRIK.
11.2. Untuk instalasi listrik harus dilaksanakan oleh instalatir yang disyahkan
oleh PLN setempat.
11.3. Semua keperluan untuk pekerjaan pemasangan instalasi listrik ini
disesuaikan dengan keperluan / gambar dan harus berkwalitas baik.
Untuk instalasi penerangan menggunakan kabel jenis N Y A diameter
2,5 mm, sedangkan diameter 4 mm untuk stop kontak daya.
11.4. Pekerjaan listrik yang dimaksud meliputi :
1 Penyambungan daya baru dari PLN
2 Instalasi Titik Lampu
3 Instalasi Stop Kontak
4 Lampu SL 18 Watt
5 Lampu Setara BL 1 x 36 (36 Watt) Hemat Energi
6 Lampu Setara RD 100 HLG 18 Watt
7 Stop Kontak 200 Watt Outbow ex. BROCO
8 Pengadaan dan pemasangan panel utama
9 Pengadaan dan pemasangan panel penerangan
10 Material bantu
11.5. Semua perlengkapan yang akan dipasang harus baru dan mendapat
persetujuan Direksi.
11.6. Dalam pipa tidak boleh ada sambungan kabel, sambungan hanya boleh
dilakukan pada doos-doos PVC maksimum 2 buah sambungan
kemudian diisolasi dan dilasdop.
11.7. Pipa yang menuju ke stop kontak dan saklar ditanam dalam tembok.
11.8. Saklar-saklar dan stop kontrak dipasang pada dinding setinggi 160 cm
dari muka lantai.
11.10.Untuk keperluan ini baru bisa diterima bila instalatir memenui syarat
syarat.
− Harus memiliki ijin PLN setempat untuk pemasangan instalasi
listrik serta surat-surat lain yang menurut peraturan pemerintah
harus ada.
− Harus menghubungi PLN setempat sehubungan dengan adanya
pekerjaan ini.
− Tidak menyimpang dan merubah rencana pemasangan dan
penggunaan bahan yang telah ditentukan.
12. PEKERJAAN SANITAIR
12.1. Untuk pekerjaan sanitair ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan
bestek.
12.2. Pekerjaan Closed.
12.2.1. Closed yang dipakai adalah closed jongkok terpasang
lengkap.
12.3. Pekerjaan Bak Mandi
12.4. Pekerjaan Wastafel.
12.4.1. Wastafel yang dipakai adalah produksi setara KIA Standar
atau wastafel produksi sejenis KIA yang lengkap dengan
kaca / cermin dan gantungan handuk
12.5. Pekerjaan Septictank
12.5.1. Septictank dibuat dari beton bertulang dikerjakan sesuai
rencana gambar dan bestek.
12.5.4. Pada Septictank, dibuat lubang kontrol dan yang sewaktu-
waktu diperlukan dapat dibuka.
12.5.5. pekerjaan peresapan septictank dikerjakan sesuai gambar
rencana.
12.6. Pekerjaan Instalasi Air Bersih dan Kotor.
12.6.5. Bila pemasangan pipa tertanam didalam dinding tembok ,
harus dilaksanakan sebelum diplester,dan harus benar-
benar tertutup dengan plesteran dengan hasil penyelesaian
yang waterpass datar/vertikal.
12.6.7. Untuk sambungan instalasi air bersih ke PDAM.
13. PEKERJAAN CAT–CATAN / PLITURAN.
13.1. Seluruh permukaan dinding bagian luar dan dalam balok, kolom dan
plafond yang tampak dan tidak dilapis dengan keramik, harus dicat
dengan khusus untuk dinding tembok. Cat yang dipakai setara Jotun.
13.2. Seluruh pekerjaan kayu, kusen, jalusi, kisi – kisi, bingkai daun pintu /
jendela dan pintu panil, harus dicat kilat setara Jotun.
13.9. Bahan cat dasar, cat lapis dan cat tembok, harus memakai cat yang
masa pemakaiannya masih berlaku, sehingga warnanya masih
sesuai dengan aslinya.
13.10. Bahan cat harus benar - benar diaduk sampai merata menjadi satu
warna, sehingga warna cat sama pada permukaan yang dicat.
13.11. Penentuan warna bahan cat, harus dikonsultasikan dengan Pemilik
Bangunan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan.
14. PEKERJAAN LAIN - LAIN.
14.1. Pekerjaan saluran air pas. Bata dan Bak kontrol finishing plesteran.
Diatas saluran air dipasang Grill Baja.
14.2. Rabat Beton sekeliling Bangunan tebal 7 cm.
14.3. Pasir urug bawah rabat tebal padat 10 cm. dipadatkan dengan lat
pemadat sesuai petunjuk direksi/konsultan pengawas.
14.4. Railling tangga dan pagar Void bahan Stainless Steel dikerjakan
sesuai gambar rencana.
14.5. Pagar balkon dari pas. Bata dikerjakan sesuai gambar rencana.
15. PEKERJAAN PENYELESAIAN.