Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

UJIAN TENGAH SEMESTER

Dosen : Dr. Nurhattati. M. Pd


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian
Waktu : Senin, 17 Oktober 2022

Nama : Putri Yulia Eka Sukandi


NIM : 2104666
Prodi : Administrasi Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia

Soal
1. Membuat dan memilih salah satu judul penelitian Skripsi, Kualitatif atau kualitatif.
2. Membuat Bab I latar belakang dari judul tersebut yang terdiri dari
a. Latar belakang masalah
b. Identifikasi masalah
c. Perumusan masalah
d. Tujuan penelitian
3. Membuat bab II yang terdiri dari
a. Definisi/pengertian
b. Konstruk, teori, kerangka berfikir
c. Hipotesis penelitian

Catatan:
1. Hasil pekerjaan dikumpulkan hari tanggal Senin tanggal 17 Oktober pukul 18.00. WIB
2. File UTS dalam bentuk PDF dijadikan menjadi satu folder oleh kordinator mata kuliah.
Kordinator mata kuliah membuat Link Google Drive, link nya dikirimkan ke saya
3. Jika terdapat hasil UTS sama maka tidak akan mendapatkan nilai dan tidak ada UTS susulan
atau perbaikan.

Selamat Mengerjakan !!!


KUANTITATIF
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 1 CIMAHI

Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Metodologi
Penelitian yang diampu oleh :

Dr. Nurhattati, M.Pd


Dr. Ahmad Jauhari Hamid Ripki, M.Pd

Disusun Oleh :
Putri Yulia Eka Sukandi
2104666

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTA ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
BAB I
A. Latar Belakang
Guru adalah satu komponen penting dalam proses pembelajaran, yang memiliki
peran dalam menyampaikan ilmu pengetahuan dan dalam upaya pembentukan sumber daya
manusia. Guru juga tidak semata-mata hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga
sebagai pendidik yang bertugas melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing
yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Berdasarkan Tugas
Keprofesionalan Guru menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) bahwa tugas pokok
guru diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar serta tugas guru dalam kelembagaan
merupakan bentuk kinerja guru. Kinerja guru akan sangat berpengaruh pada keberhasilan
siswa dalam proses pembelajaran. Apabila kinerja guru meningkat, maka berpengaruh pada
peningkatan kualitas output atau keluaran.
Mengetahui pentingnya tugas, tanggung jawab, dan peran guru, maka perlu adanya
seorang pemimpin yang dapat mempengaruhi dan membantu guru sehingga tercapainya
tujuan sekolah. Kepemimpinan memang suatu yang krusial dalam pendidikan karena pasti
sekolah membutuhkan nahkoda atau penggerak bagi guru dan siswa yang diharapkan akan
berdampak baik untuk sekolah kedepannya. Kepala sekolah memiliki peran penting dalam
membina dan meningkatkan kinerja guru sehingga sikap kepemimpinan kepala sekolah
menjadi salah satu indikator dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah dikatakan
baik dalam kepemimpinannya apabila ia mampu melaksanakan peran kepala sekolah sebagai
seorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Kepala sekolah sendiri
berfungsi untuk merencanakan, mengorganisasikan, serta mengawasi seluruh kegiatan
pendidikan yang diselenggarakan di sekolah.
Berdasarkan pengamatan penulis selama bersekolah di SMA Negeri 1 Cimahi,
penulis menyimpulkan bahwa kinerja guru dalam proses pembelajaran masih belum optimal.
Hal ini karena penulis masih melihat guru yang absen dalam proses pembelajaran serta
metode mengajar yang masih monoton. Kepala sekolahpun kurang dalam mengawasi guru
ketika proses belajar mengajar, karena penulis sendiri jarang melihat kepala sekolah
melakukan pengawasan atau sekedar berkeliling di sekitaran sekolah. Hal ini berarti kepala
sekolah belum melaksanakan fungsi pengawasan dengan baik. Fenomena lainpun penulis
temukan ketika bersekolah disana dimana kurangnya motivasi dan arahan dari kepala
sekolah kepada guru sehingga berpengaruh pada kinerja guru. Selain itu ketika proses belajar
mengajar masih ada guru yang melakukan metode pembelajaran secara monoton dan tidak
ada komunikasi dua arah sehingga siswa mudah bosan dan mengantuk selama pembelajaran.
Oleh karena itu penulis ingin mengetahui apakah hubungan antara kepala sekolah dengan
guru tersebut dapat meningkatkan kinerja guru. Dengan demikian penulis mengambil judul
“Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 1
Cimahi”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang saya uraikan di atas, maka terdapat masalah yang
teridentifikasi yaitu :
1. Kurangnya pengawasan kepala sekolah pada proses belajar mengaja
2. Kinerja guru dalam proses pembelajaran masih belum optimal
3. Kurangnya motivasi dari kepala sekolah kepada guru sehingga dapat menjadi faktor
kurangnya keinginan guru untuk meningkatkan kualitas kinerjanya
4. Iklim di sekolah yang berubah-ubah sehingga mempengaruhi kinerja guru
C. Rumusan Masalah
1. Adakah pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri
1 Cimahi?
2. Bagaimana pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA
Negeri 1 Cimahi?
3. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA
Negeri 1 Cimahi
D. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum :
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan
kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Cimahi
b. Tujuan Khusus :
1. Untuk mengidentifikasi pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja
guru di SMA Negeri 1 Cimahi?
2. Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru
di SMA Negeri 1 Cimahi
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kinerja guru di SMA Negeri 1 Cimahi

BAB II
I. Definisi/pengertian
A. Definisi Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan dan wewenang untuk
mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan serta mendorong timbulnya
kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan siswa
dalam melaksanakan tugas masing-masing demi kemajuan dan memberikan inspirasi
sekolah dalam mencapai tujuan.
B. Definisi Kinerja Guru
Kinerja guru dapat diartikan sebagai tingkat kenerhasilan guru dalam melaksanakan
tugas dan pendidikan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang nya berdasarkan
standar kinerja yang telah ditetapkan selama periode tertentu dalam kerangka mencapai
tujuan pendidikan
.
II. Konstruk
Jenis Variabel Definisi Operasional
Menurut Adlan mengatakan bahwa
indikator kepemimpinan kepala sekolah
yaitu :
1) Pengambilan keputusan
2) Pembagian tugas kepada bawahan
Variabel Bebas : 3) Pemberian sanksi/hukuman
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X) 4) Pemberian penghargaan terhadap
prestasi
5) Menjalin komunikasi
6) Monitoring pelaksanaan tugas
7) Pembinaan disiplin
8) Rapat kerja
Indikator penilaian kinerja guru mengacu
pada Permendiknas Nomor 41 Tahun
2007 tentang Standar Proses, yaitu terdiri
dari:
Variabel Terikat : 1) Menyusun Rencana Pembelajaran
Kinerja Guru (Y) 2) Melaksanakan Program Pembelajaran
3) Melaksanakan hubungan antar pribadi
4) Mengevaluasi hasil pembelajaran
5) Melaksanakan program remedial

III. Kerangka Teori


A. Kepemimpinan Kepala Sekolah
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah terjemahan dari bahasa Inggris leadership yang berasal dari kata
“leader”. Pemimpin (leader) adalah orang yang memimpin, sedangkan pemimpin
merupakan jabatannya. Dalam pengertian lain, secara etimologi istilah kepemimpinan
berasal dari kata dasar pimpin, yang artinya membimbing atau tuntun dari kata dasar
pimpin lahirlah kata kerja memimpin yang artinya membimbing dan menuntun. Gibson,
dkk. mengatakan kepemimpinan adalah upaya menggunakan berbagai jenis pengaruh
yang bukan paksaan untuk memotivasi anggota organisasi agar mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan Miftah Toha mendefinisikan kepemimpinan (leadership) merupakan
hubungan antara seseorang dengan orang lain, pemimpin mampu mempengaruhi orang
lain agar bersedia bekerja bersamasama dalam tugas yang berkaitan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
2. Indikator Kepemimpinan Kepala Sekolah
Menurut Adlan (2014) menyebutkan indikator kepemimpinan kepala sekolah sebagai
berikut :
1) Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah proses memilih diantara alternatif-alternatif tindakan
untuk mengatasi masalah. Kepemimpinan seorang pemimpin sangat besar perannya
dalam mengambil keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung
jawab terhadap hasilnya adalah tugas seoranh pemimpin.
2) Pembagian Tugas Kepada Bawahan
Menurut Hasibuan (2007). Pembagian kerja yaitu informasi tertulis yang
menguraikan tugas dan tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan, dan
aspek-aspek pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi.
3) Pemberian Sanksi/hukuman
Menurut Sastrohadiwiryo (2001:293) tujuan utama mengadakan sanksi disiplin kerja
bagi pegawai yang melanggar norma-norma perusahaan adalah memperbaiki dan
mendidik para pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin. Sanksi atas
pelanggaran disiplin yang dijatuhkan haruslah setimpal dengan pelanggaran disiplin
yang dilakukan sehingga secara adil dapat diterima. Pada umumnya sebagai pegangan
pemimpin meskipun tidak mutlak, tingkat dan jenis sanksi disiplin kerja terdiri atas
sanksi disiplin berat, sanksi disiplin sedang, dan sanksi disiplin ringan.
4) Pemberian penghargaan terhadap prestasi
Pemberian penghargaan bagi karyawan merupakan suatu tanda apresiasi dari
pemimpin atau perusahaan dan bertujuan untuk menaikkan motivasi karyawan lain
untuk bisa berhasil juga, karena dengan adanya persaingan yang sehat, maka suasana
kerja akan terasa lebih kompetitif dan produktif.
5) Menjalin komunikasi
Banyak para ahli yang menyetujui bahwa komunikasi adalah fungsi kepemimpinan
inti bagi para pemimpin. Sehingga untuk memenuhi fungsi kepemimpinan dengan
baik, para pemimpin juga perlu memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Dengan
kata lain, komunikasi yang efektif dan kepemimpinan yang efektif memiliki
keterkaitan yang sangat erat.
6) Monitoring pelaksanaan tugas,
Kegiatan monitoring dilaksanakan untuk mengetahui tingkat pencapaian dan
kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan dengan hasil capaian saat
dilaksanakan monitoring tersebut. Monitoring juga dilakukan dalam rangka
mengetahui permasalahan yang terjadi selama kegiatan yang telah dijalankan.
7) Pembinaan Dispilin
Menurut Raharjo (2000:44), bahwa pembinaan disiplin kerja adalah upaya untuk
menggali potensi dan kompetensi kualitas kerja. Kecenderungan manusia ke arah
tidak disiplin daripada ke arah disiplin, untuk itulah agar manusia ini menjadi disiplin
yang harus diusahakan.
8) Rapat Kerja
Rapat kerja juga penting bagi sebuah lembaga yayasan, karena dengan rapat kerja ini
semua pihak dalam sebuah yayasan yang ikut serta dalam rapat,bisa berdiskusi untuk
memecahkan setiap masalah yang ada. Dengan rapat kerja juga semua anggota rapat
bisa mencapai berbagai tujuan untuk memperbaiki atau menguatkan pondasi dalam
sebuah perusahaan. Selain itu juga rapat kerja juga memiliki beberapa fungsi dan
manfaat bagi sebuah organisasi, diantaranya adalah dapat merumuskan setiap masalah
dan memecahkan masalah, sebagai sarana penyampaian informasi dan juga sebagai
sarana untuk bernegosiasi.

B. Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja Guru
Kinerja berasal dari terjemahan performance. Ada pula yang memberikan pengertian
performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja
mempunyai makna yang luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana
proses itu berlangsung. Wibowo (2012: 7) menyatakan bahwa kinerja adalah tentang
melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Menurut Barnawi
dan Mohammad Arifin (2017: 14) kinerja guru dapat diartikan sebagai tingkat
keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas dan pendidikan sesuai dengan tanggung
jawab dan wewenang nya berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama
periode tertentu dalam kerangka mencapai tujuan pendidikan.
2. Indikator Kinerja Guru
Indikator penilaian kinerja guru mengacu pada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses, yaitu terdiri dari :
a. Merencanaan proses pembelajaran.
Perencanaan proses pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan
merumuskan tujuan-tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran,
cara apa yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi atau bahan
apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikan bahan serta media atau
alat apa yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran tersebut.
b. Melaksanaan proses pembelajaran.
Pelaksanaan proses pembelajaran adalah segala upaya bersama antara guru dan siswa
untuk berbagi dan mengolah informasi, dengan harapan pengetahuan yang diberikan
bermanfaat dalam diri siswa dan menjadi landasan belajar yang berkelanjutan
c. Melaksanakan Hubungan Antar Pribadi
Hubungan interpersonal atau hubungan antar pribadi adalah interaksi antara
seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi sebagai
motivasi untuk bekerjasama secara produktif sehingga dicapai kepuasan ekonomi,
psikologis dan sosial.
d. Mengevaluasi Hasil Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran juga diartikan sebagai evaluasi terhadap proses belajar
mengajar. Secara sistematik, evaluasi pembelajaran, yang mencakup komponen
input, yakni perilaku awal siswa, komponen input instrumental yakni kemampuan
profesional guru/ tenaga kependidikan, komponen kurikulum (program studi,
metode, media), komponen administratif (alat, waktu dan dana), komponen proses
ialah perosedur pelaksanaan pembelajaran, komponen output ialah hasil
pembelajaran yang menandai ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini
perhatian ditujukan hanya pada evaluasi terhadap komponen proses dalam kaitannya
dengan komponen input istrumental
e. Melaksanakan Program Remedial
Pembelajaran remedial itu sendiri adalah pembelajaran yang diberikan pada siswa
yang belum mencapai ketuntasan pada KD tertentu dengan menggunakan metode
yang berbeda, yang diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat
ketuntasan pada siswa.
3. Faktor yang mempengaruhi kinerja guru
Menurut Burhanudin (2005:34) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru
diantaranya adalah
1. Tingkat pendidikan guru,
Tingkat pendidikan guru akan sangat mempengaruhi baik tidaknya kinerja guru.
Kemampuan seorang sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya, karena melalui
pendidikan itulah seseorang mengalami proses belajar dari tidak tahu menjadi tahu,
dari tidak bisa menjadi bisa. Selama menjalani pendidikannya seseorang akan
menerima banyak masukan baik berupa ilmu pengetahuan maupun keterampilan
yang akan mempengaruhi pola berpikir dan prilakunya. Ini berarti jika tingkat
pendidikan seseorang itu lebih tinggi maka makin banyak pengetahuan serta
ketrampilan yang diajarkan kepadanya sehingga besar kemungkinan kinerjanya
akan baik karena didukung oleh bekal ketrampilan dan pengetahuan yang
diperolehnya.
2. Supervisi pengajaran
faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru adalah supervisi pengajaran yaitu
serangkaian kegiatan membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya.
Kepala sekolah bertugas memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan
penelitian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan pengembangan
pengajaran berupa perbaikan program dan kegiatan belajar mengajar. Sasaran
supervisi ditujukan kepada situasi belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya
tujuan pendidikan secara optimal.
3. Program penataran
kinerja guru juga dipengaruhi oleh program penataran yang diikutinya. Untuk
memiliki kinerja yang baik, guru dituntut untuk dapat memiliki kemampuan
akademik yang memadai, dan mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya kepada para
siswa untuk kemajuan hasil belajar siswa. Hal ini menentukan kemampuan guru
dalam menentukan cara penyampaian materi dan pengelolaan interaksi belajar
mengajar. Untuk iitu guru perlu mengikuti program-program penataran
4. Iklim yang kondusif
Iklim yang kondusif di sekolah juga akan berpengaruh pada kinerja guru, di
antaranya: pengelolaan kelas yang baik yang menunjuk pada pengaturan orang
(siswa), maupun pengaturan fasilitas (ventilasi, penerangan, tempat duduk, dan
media pengajaran). Selain itu hubungan antara pribadi yang baik antara kepala
sekolah, guru, siswa dan karyawan sekolah akan membuat suasana sekolah
menyenangkan dan
5. Kondisi fisik dan mental guru,
Agar guru memiliki kinerja yang baik maka harus didukung oleh kondisi fisik dan
mental yang baik pula. Guru yang sehat akan dapat menyelesaikan tugas-tugasnya
dengan baik. Oleh karenanya faktor kesehatan harus benar-benar diperhatikan.
Begitu pula kondisi mental guru, bila kondisi mentalnya baik dia akan mengajar
dengan baik pula.
6. Gaya kepemimpinan kepala sekolah
Kemampuan manajerial kepala sekolah akan mempunyai peranan dalam
meningkatkan kinerja guru. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan
suatu pola kerjasama antara manusia yang saling melibatkan diri dalam satu unit
kerja (kelembagaan). Dalam proses mencapai tujuan pendidikan, tidak bisa terlepas
dari dari kegiatan administrasi. Peningkatan kinerja guru dapat dicapai apabila guru
bersikap terbuka, kreatif, dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Suasana kerja
yang demikian ditentukan oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah, yaitu cara
kepala sekolah melaksanakan kepemimpinan di sekolahnya.
7.

IV. Kerangka Berpikir


Berdasarkan penjelasan deskripsi teori diatas, dapat diketahui bahwa kepemimpinan sekolah
sangat penting dalam menunjang kinerja guru karena dengan kinerja guru yang baik akan
menghasilkan lulusan yang baik sesuai dengan apa yang diharapkan sekolah.
Dalam menilai efektivitas kinerja guru di sekolah, terdapat faktor yang mempengaruhinya
yaitu kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah mempunyai peran yang penting dalam
meningkatkan kinerja guru. Kinerja guru dapat tercapai dengan maksimal apabila indikator
kinerja guru terpenuhi yaitu harus mampu membuat perencanaan pembelajaran, mampu
menguasai materi pembelajaran, mampu menguasai strategi dan metode mengajar, mampu
mengelola kelas, serta mampu membuat evaluasi dan penilaian
Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir yang sudah penulis buat :

Kepemimpinan Kepala
Kinerja Guru
Sekolah

1) Pengambilan keputusan
2) Pembagian tugas kepada 1) Menyusun Rencana
bawahan Pembelajaran
3) Pemberian 2) Melaksanakan Program
sanksi/hukuman Pembelajaran
4) Pemberian penghargaan 3) Melaksanakan
terhadap prestasi hubungan antar pribadi
5) Menjalin komunikasi 4) Mengevaluasi hasil
6) Monitoring pelaksanaan pembelajaran
tugas 5) Melaksanakan program
Kinerja Guru Optimal

Tercapainya Tujuan
Pendidikan

V. Hipotesis Penelitian
Peneliti menentukan hipotesis penelitian yaitu “Terdapat Pengaruh Kepemimpinan Kepala
Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Cimahi”
VI. Populasi
A. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh guru yang ada di SMA Negeri 1 Cimahi
yaitu berdasarkan data terbaru terdapat total seluruh guru berjumlah 68 orang.
B. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Menurut Arikunto, penentuan pengambilan sampel apabila kurang dari 100, lebih baik
diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah
subjeknya besar, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%. Dalam penelitian ini,
jumlah guru sebanyak 68 orang atau sampel kurang dari 100, sehingga peneliti
mengambil sampel 100% agar hasil yang diperoleh lebih akurat. Jadi jumlah sampel
sama dengan populasi yaitu 68 orang.

Anda mungkin juga menyukai