V
DAFTAR SINGKATAN
A. Latar Belakang
7
Motto RSUD Tuan Rondahaim adalah ‘Kesembuhan Anda Kebanggaan Kami.’
Untuk mencapai sasaran tersebut, RSUD Tuan Rondahaim akan menghadapi
berbagai faktor baik eksternal maupun internal yang secara langsung maupun tidak langsung
dapat menghambat pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Ketidak pastian terhadap
pencapaian tujuan dan sasaran inilah yang disebut dengan Risiko. Apabila RSUD Tuan
Rondahaim tidak dapat mengelola risiko tersebut, maka dapat dipastikan RSUD Tuan
Rondahaim tidak akan mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Untuk
melakukan antisipasi terhadap kondisi ketidak pastian di masa yang akan datang dan
mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan No 25 Tahun 2019 tentang Penerapan
Manajemen Risiko Terintegrasi Di Llngkungan Kementerian Kesehatan, RSUD Tuan
Rondahaim dituntut untuk dapat mengelola risiko yang ada secara terintegrasi. Manajemen
risiko merupakan cara pendekatan yang tepat untuli mengidentifikasi, menganalisis,
mengevaluasi dan mengendalikan risiko yang dapat rnenghambat pencapaian tujuan dan
sasaran RSUD Tuan Rondahaim. Manajemen risiko dapat ditetapkan ke seluruh satuan
kerja lingkup RSUD Tuan Rondahaim.
B. Pengertian
8
6. Retensi adalah keputusan untuk menerima dan menyerap suatu Risiko.
7. Selera Risiko adalah tingkat Risiko yang bersedia diambil instanst dalam
upayanya mewujudkan tujuan dan sasaran yang dikehendakinya.
8. Peta Risiko adalah gambaran total Risiko dan distribusi posisinya dalam grafik
dengan frekuensi pada sumbu horizontal (x) dan konsekuensi pada sumbu
vertikal (y).
9. Probabilitas : Kemungkinan terjadi atau tidak teriadinya sesuatu.
1. Maksud
9
b. Perlindungan terhadap satuan kerja dan pegawai, dan
2. Tujuan
a. Mengantisipasi dan menangani segala bentuk risiko secara efektif dan efisien
b. Meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi
3. Manfaat
b. Melindungi pasien, staf klinis, tenaga kesehatan dan tenaga lain yang
bekerja di rumah sakit, fasilitas dan lingkungan, bisnis rumah sakit.
c. Mengurangi risiko yang tidak diinginkan.
D. Ruang Lingkup
b. Pengunjung
c. Staf Medis
10
3) penanggulangan bencana (em.ergency : risiko kemungkinan terjadi
bencana, respons bila tejadi wabah, bencana dan keadaan emergensi
termasuk evaluasi lingkungan pasien secara terintegrasi.
2) Risiko jatuh
11
3) Pengendalian risiko infeksi
1) Risiko 1‹euangan
2) Risiko hukum
3) Risiko properti
4) Risikoreputasi.
12
A. Kebijakan
1. Rumah sakit mempunyai regulasi berupa pedoman manajemen risiko
terintegrasi dan program manajemen risiko yang luas tidak terbatas pada
pasien, staf medis, tenaga kesehatan dan tenaga lainnya, fasilitas rumah
sakit, lingkungan rumah sakit dan bisnis rumah sakit.
2. Rumah sakit menyusun program manajemen risiko berkelanjutan digunakan
untuk melakukan identifikasi dan merigurangi risiko.
3. Rumah sakit mempunyai daftar risiko di tingkat unit dan tingkat rumah sakit.
4. Rumah sakit telah membuat strategi untuk mengurangi risiko yang ada.
5 Manajemen risiko harus diterapkan secara terintegrasi seluruh area program
dan kegiatan.
6. Dalam rangka pencapaian tujuan penyelenggaraan manajemen risiko
terintegrasi dibentuk Tim Penyelenggara Manajemen Risiko Terintegrasi yang
terdiri atas Bidang/bagian, K3RS , PPI, KMKP, SPIP, Ka. Instalasi sebagai
penanggung jawab pada unit kerjanya.
7. Setiap satuan kerja harus membuat dan menetapkan daftar risiko dan
menyusun rencana perlakuan risiko.
8. Daftar risiko yang telah ditetapkan harus disampaikan kepada Direktur.
9. Rumah sakit telah melakukan failure mode effect analysis/ efek modus
kegagalan (FMEA/AEMK), Hazard Vulnerability Analysis (HVA), Infection
Control risk Assessment (ICRA), Pre Construction risk Assessment (PCRA),
Hospital Safety Index (HSI) setahun sekali pada proses berisiko tinggi yang
diprioritaskan.
10. Rumah sakit telah melakukan tindak lanjut hasil failure mode effect nlysis/ efek
modus kegagalan (FMEA/AEMK), Hazard Vulnerability Analysis (HVA),
Infection Control risk Assessment (ICRA), Pre Construction risk Assessment
(PCRA), Hospital Safety Index (HSI).
11. Manajemen ristko harus diterapkan secara terintegrasi seluruh area program
dan kegiatan;
B. Dasar Hukum.
1. Undang –Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Repubhk Indonesia Nomor 659 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit Kelas Dunia;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438/Menkes/ Per/IX/ 2010
tentang Standar Pelayanan Kedokteran;
22. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 00 1 Tahun 2012 tentang
Sistem Rujukan Kesehatan Perorangan;
23. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 008 Tahun 2012 tentang
Kode Etik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementrian Kesehatan;
24. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pelaksanaan Analisis Beban Kerja di Lingkungan Kementrian Kesehatan;
25. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
26. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien;
27. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
29. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
30. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2019 tentang
Penetapan Manajemen Risiko Terintegrasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan;
31. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang
Akreditasi Rumah Sakit;
32. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2020 tentang
Kornite Mutu Rumah Sakit;
Derektur RSUD
Tuan Rondahaim
Kasie Pelayanan Kasie Pengembangan Kasie Medical Record Kasie Rehabilitasi Kasie Keperawatan Kasie Profesi & Mutu
Medik Kesehatan & Perawatan rawat Medis Asuhan Keperawatan
2. Direktur
a. Menetapkan kebijakan, strategi penerapan, dan metodologi
manajemen risiko.
b. Menetapkan rencana kerja pelaksanaan manajemen risiko Terintegrasi.
17
c. Melakukan monitoring dan evaluasi risiko terkait SDM rumah sakit dan
Kompetensinya
15. Seluruh anggota staf memiliki tanggung}awab pribadi dalam hat pelaksanaan
manajemen risiko, dan seluruh tingkatan manajemen harus mengerti dan
mengimplemeritasikan strategi dan kebijakan manajemen risiko.
17
PROGRAM KERJA MANAJEMEN RESIKO
Penjelasan gambar
Bagian awal dari manajemen risiko adalah memastikan adanya mandat dan
komitmen yang kuat dan berkelanjutan oleh seluruh struktur manajemen risiko
dan seluruh pemangku kepentingan terkait serta perencanaan strategis untuk
mencapai komitmen disemua tingkatan. Untuk mencapai komitmen di semua
tingkatan, seluruh struktur manajemen risiko dan seluruh pemangku
kepentingan terkait harus:
a. mendefinisikan dan mendukung kebijakan manajemen risiko;
18
f. menetapkan akuntabilitas dan tanggung jawab pada tingkat yang
sesuai dalam organisasi;
g. memastikan bahwa sumber daya yang diperlukan dialokasikan untuk
manajemen risiko;
h. menyampaikan manfaat manajemen risiko kepada semua stakeholder; dan
i. memastikan bahwa kerangka keria untuk mengelola risiko tetap
sesuai.
2. Rancangan kerangka kerja pengelolaan risiko Rancangan
kerangka kerja pengelolaan risiko meliputi:
a. pemahaman tentang organisasi dan konteksnya;
c. akuntabilitas;
e. sumber daya;
4. Monitoring dan tinjauan kerangka keria manajemen risiko Dalam rangka memastikan
bahwa manajemen risiko secara efektif dan berkelanjutan dalam mendukung kinerja
organisasi, organisasi harus:
a. mengukur kinerja manajemen risiko melalui indikator, yang secara berkala direviu;
b. mengukur secara berkala kemajuan dan penyimpangan dari rencana manajemen
risiko;
c. meninjau secara berkala apakah kerangka kerja manajemen risiko, kebijakan dan
rencana masih sesuai, mengingat konteks eksternal dan internal organisasi; laporan
risiko, kemajuan terhadap rencana manajemen risiko dan seberapa baik kebijakan
manajemen risiko dilaksanakan;
d. review efektivitas kerangka kerja manajemen risiko.
5. Perbaikan berkelanjutan terhadap kerangka kerja manajemen risiko berdasarkan hasil
monitoring dan evaluasi, keputusan harus dibuat bagaimana kerangka manajemen
risiko, kebijakan dan rencana dapat diperbaiki. Keputusan ini harus mengarah pada
perbaikan dalam manajemen risiko organisasi dan budaya manajemen risiko.
B. Proses Manajemen Rislko Terintegrasi
Proses Manajemen Risiko
KOMUNIKASI MONITORING
DAN
DAN
REVIU
KONSULTASI
a. rapat berkala;
b. rapat insidental;
6) Tingkatan atau bobot risiko yang dapat diterima atau ditoleransi, dan
22
3. Penilaian Risiko
a. Identifikasi risiko
3) mengumpulkan data dan informasi tentang risiko yang mungin terjadi atas
kegiatan tersebut, baik risiko yang pernah terjadi maupun yang belum
pernah terjadi.
4) mencari penyebab dari risiko-risiko yang telah diidentifikasi untuk
mendapatkan penyebab utamanya.
5) mengidentifikasi apakah penyebab tersebut sifatnya dapat dikendalikan
(controllablej atau tidak dapat dikendalikan (tzncontrolloble) bagi unit keria.
6) mengidentifikasi dampak jika risiko tersebut terjadi.
7) mengisi hasil butir (1) - (6) di atas, dalam formulir identifikasi risiko dan
memperbaharui setiap saat terjadi pernyataan risiko. ldentifikasi
pernyataan risiko dapat dilakukan dengan mendasarkan pada hasil
penilaian risiko sebelumnya dengan penyelarasan terhadap perkembangan
situasi lingkungan internal dan eksternal yang terj
20
Formulir identifikasi risiko
24
b. Analisis risiko
Perangkat yang dibutuhkan dalam melakukan analisis risiko adalah sebagai berikut:
1) Tabel kemungkinan (probabilitas) terdiri atas:
Level Kriteria Kemungklnan
Frekuensi
Kemungkinan (Probabilitas)
25
2) Kategori dampak (konsekuensi) terdiri dari:
26
Kategori risiko
c. Evaluasi risiko
31
Tujuan evaluasi risiko adalah untuk membantu dalam membuat
keputusan, berdasarkan hasil analisis risiko, berkaitan dengan risiko
yang memerlukan prioritas penanganannya.
Keterangan
1 Easy = Mudah dikontrol
2 Moderate easy = Agak mudah dikontrol
3 Moderate difficult = Agak sulit dikontrol
4 Difficult = Sulit untuk dikontrol
31
d. menilai efektivitas penanganan itu.
Pemilihan penanganan risiko tidak harus saling tertutup atau tepat dalam
segala situasi. Pilihan yang dapat dilakukan mencakup ha1 berikut:
d. Mengubah kemungkinan;
31
Metode penangan risiko dapat menggunakan seperti tertuang dalam
bagan dibawah:
Monitoring dan evaluasi adalah bagian dari proses manajemen risiko yang
memastikan bahwa seluruh tahapan proses dan fungsi manajemen risiko memang
berjalan dengan baik. Monitoring adalah pemantauan rutin terhadap kinerja
aktual proses manajemen risiko dibandingkan dengan rencana yang akan
dihasilkan. evaluasi adalah peninjauan atau pengkajian berkala atas kondisi saat ini
dan dengan fokus tertentu.
Monitoring dan evaluasi merupakan bagian yang mendasar dan sangat
penting dalam proses manajemen risiko, terutama dalam proses manajemen
31
risiko bagi keseluruhan organisasi. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
secara berkelanjutan bertujuan untuk memberikan jaminan yang wajar
terhadap pencapaian sasaran penerapan sistem manajemen risiko secara
keseluruhan.
Pelaksanaan monitoring dilaksanakan dengan dua pendekatan yaitu
pemantauan berkelanjutan (on going monitoring} dilakukan oleh pelaksana
pekerjaan dan pemantauan terpisah (separate monitoring) dilakukan oleh Aparat
Pengawas Internal Pemerintah (APIP).
Sasaran dari monitoring dan evaluasi adalah untuk memberikan jaminan
terhadap pencapaian sasaran penetapan sistem manajemen risiko secara
keseluruhan. Oleh karenanya, laporan monitoring dan evaluasi lebih merupakan
pelaporan terhadap kelemahan yang masih ada, tanpa meninggalkan hal-hal
positif yang telah dicapai. Pelaporan kelemahan ini menjadi fokus karena
kegagalan penerapan manajemen risiko berarti memperbesar kegagalan
pencapaian sasaran organisasi.
C. Pelatihan Staf
1) Direksi
4) Tim K3RS
5) Komite PPI
6) SPI
31
27
28
29
30
31
32
MONITORING, EVALUASI DAfl PELAPORAN
A.
33
Lampiran 1. Proses Manajemen Risiko
N Ruang Unit Ruan Sum Risk Assessment Teknik Pengelolaan Strate P Wak Monitoring dan Evaluasi
O Kerj g/Ar ber gi tu
Lingkup/ Resiko(Treat Risck) I
a/ ea Infor Re-assessment
mitiga
Kategori
Bida masi C
Kontrol Pembia si/pro
ng/
Resiko yaan duksi
Probab Impact/ Total Cont To Reng Wak
Bagi Risiko
(Risk risiko ily/like Dampa RiskSc rol tal king
an tu
(Financ
lihocd k (1-5) ore abilit Sc
Control) Prior
ial
(1-5) y ore
Risk) itas
(1-4)
r
Resik Probab Impact/ Scor Kontr Control Total Reng .Hindari Transfe
e
o/Kon ily/like Dampa e ol ability Scor king Resiko r
s
disi lihocd k (1-5) Risk Intern e Risiko
(1-4) Prior Pencegah
i
Saat (1-5) al Asuran
itas an
k
ini yang si
Kerugian
resik o
ada
o Reduksi Terima
saat
ini Kerugian /
Retensi
Segregasi
Risiko
Transfer
dgn
Kontrak
1 OPERASIONALpro
ses
internal/eksternal
yang mempengaruhi
operasional
organisasi
2 KEPATUHAN tidak
mematuhi atau tidak
melaksanakan
peraturan/ketentuan
yang
berlaku/kepatuhan
terhadap hukum dan
peraturan
3 KEUANGAN
segala sesuatu yang
menimbulkan
tekanan terhadap
keuangan dan
belanja organisasi
4 LEGAL
tuntutan hukum
terhadap organisasi
5 REPUTASI
menurunnya
kepercayaan publik/
masy karena
persepsi negatif
6 FRAUD
kecurangan oleh
publik internal yang
mengikuti keuangan
negara
7 KEBIJAKAN
Risiko yang
disebabkan adanya
penetapan kebijakan
organisasi
internal/eksternal
yang berdampak
langsung terhadap
organisasi