Anda di halaman 1dari 5

RESUME TREND DAN ISSUE, PENGARUH LUKA TERHADAP KUALITAS HIDUP

LANSIA, KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DAN MENGGUNAKAN LITERASI


DALAM ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN LUKA PADA MASA 4,0

A. Trend Dan Issue

 Definisi Trend
Trend
adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, tren jugadapat di
definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya
sedang popular di kalangan masyarakat.
Trend
adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta

 Definisi Issu.
Issu
adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidakterjadi pada
masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik,
hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang
krisis.
Issu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelasfaktannya
atau buktinya.

 Definisi Trend dan Issu Keperawatan


Trend dan Issu Keperawatan
adalah sesuatu yang sedang d.bicarakan banyak orang tentang praktek/mengenai
keperawatan baik itu berdasarkan fakta ataupun tidak, trend dan issukeperawatan tentunya
menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan.
Saat ini trend dan issu keperawatan yang sedang banynak dibicarakan orang adalahAborsi,
Eutanasia dan Transplantasi organ manusia, tentunya semua issu tersebut
menyangkutketerkaitan dengan aspek legal dan etis dalam keperawatan.

 Permasalahan Pada Lansia

1.Permasalahan Umum

a. Makin besar jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.


b. Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut
kurangdiperhatikan,dihargai dan dihormati.
c. Lahirnya kelompok masyarakat industry.
d. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan lanjut usia.Belum
membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia.

 Permasalahan Khusus

a) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik,mental


maupun sosial.
b) Berkurangnya integrasi sosial usila.
c) Rendahnya produktifitas kerja lansia.
d) Banyaknya lansia yang miskin,terlantar dan cacat.berubahnya nilai sosial masyarakat yang
mengarah pada tatanan masyarakat individualistik.
e) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu
kesehatan fisik.

Fenomena Bio-Psico-Sosio-Spiritual Dan Penyakit Lansia


1. Perubahan fisik
2. Perubahan mental

Perubahan-perubahan Psikososial Karakteristik Penyakit pada Lansia:


1. Penyakit sering multiple,yaitu saling berhubungan satu sama lain.

2. Penyakit bersifat degeneratif yang sering menimbulkan kecacatan.

3. Gejala sering tidak jelas dan berkembang secara perlahan.Perubahan mental

4. Sering bersama-sama problem psikologis dan sosial.

5 .Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut.

6. Sering terjadi penyakit iatrogenik. Hasil Penelitian Profil Penyakit Lansia di 4 Kota
(Padang,Bandung,Denpasar dan Makassar sebagai berikut :

1. Fungsi tubuh yang dirasakan menurun : penglihatan (76,24%),daya ingat (69,39%),seksual


(58,04%),kelenturan(53,23%),gigi dan mulut (51,12%).
2. Masalah kesehatan yang sering muncul : sakit tulang atau sendi (69,39%), sakit kepala
(51,15%), daya ngat menurun (38,51%), selera makan menurun (30,08%), mual/perut perih
(26,66%), sulit tidur (24,88%), dan sesak nafas (21,28%).
3. Penyakit kronis : rematik (33,14%),darah tinggi (20,66%),gastritis (11,34%),dan jantung
(6,45%).

B. KUALITAS HIDUP LANSIA


A. Definisi
Kualitas hidup lansia merupakan tingkat kesejahteraan dan kepuasan dengan peristiwa atau
kondisi yang dialami lansia, dipengaruhi penyakit atau pengobatan. Kualitas hidup pada lansia ini
bisa didapatkan dari kesejahteraan hidup lansia, emosi, fisik, pekerjaan, kognitif serta kehidupan
sosial. Kualitas merupakan alat ukur untuk menilai keberhasilan tindakan suatu pelayanan
kesehatan selain morbiditas, mortalitas, fertilisasi, serta kecacatan (Destiawati, 2016). Kualitas
hidup ini seharusnya dapat diperhatikan bagi professional kesehatan agar dapat menjadi acuan
keberhasilan dari suatu tindakan intervensi maupun terapi (Khodijah, 2014).

Menurut WHO (1996) kualitas hidup atau Quality of Life adalah persepsi individual tentang
posisi di masyarakat dalam konteks nilai dan budaya terkait adat setempat dan berhubungan
dengan keinginan dan harapan yang merupakan pandangan multidimensi, yang tidak
terbatashanya dari fisik melainkan juga dari aspek psikologis. Sedangkan, Kualitas hidup menurut
World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) Group (dalam Fitriana & Ambarini, 2012),
didefinisikan sebagai persepsi individu mengenai posisi individu dalam hidup dalam konteks
budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar
yang ditetapkan dan perhatian seseorang.

B. Dimensi-Dimensi Kualitas Hidup


1. Dimensi Kesehatan Fisik, yaitu kesehatan fisik dapat mempengaruhi kemampuan individu
untuk melakukan aktivitas.
2. Dimensi Psikologis, yaitu terkait dengan keadaan mental individu. Keadaan mental
mengarah pada mampu atau tidaknya individu menyesuaikan diri terhadap berbagai
tuntutan perkembangan sesuai dengan kemampuannya, baik tuntutan dari dalam diri
maupun dari luar dirinya.
3. Dimensi Hubungan Sosial, yaitu hubungan antara dua individu atau lebih dimana tingkah
laku individu tersebut akan saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki tingkah
laku individu lainnya.
4. Dimensi Lingkungan, dalam hal lansia cakupan yang termasuk dalam dimensi lingkungan
terdiri dari keamanan fisik, lingkungan rumah, sumber penghasilan, kesehatan dan
perhatian sosial, kesempatan untuk memperoleh informasi baru, partisipasi dalam
kesempatan berekreasi dn waktu luang, serta lingkungan fisik dan transportasi

C. PENGARUH LUKA TRHADAP HIDUP LANSIA


Pengukuran Kualitas Hidup
Dalam pengukuran kualitas hidup dapat diukur dengan menggunakan instrument pengukuran
kualitas hidup yang telah diuji dengan baik. Pengukuran dapat dilakukan dnegan berbagai sudut
pandnag berbeda-beda dan dapat dibandingkan dnegan memfokuskan pada salah satu kategori
(Nofitri, 2009)
Data kualitas hidup lansia diperoleh melalui pengisian instrumen penelitian yang berupa skala
Likertoleh 44 responden lansia di Panti Werdha Ria Pembangunan. Berdasarkan pengolaahan data
kuesioner model skala Likert diperoleh skor diperoleh skor terendah 60, skor tertinggi 84, dan skor
ratarata sebesar 77. Varians (S2) variabel Dukungan sosial keluarga sebesar 29,81 dan simpangan
baku (S) sebesar 5,46.
Deskriptif data dan distribusi frekuensi Dukungan Sosial keluarga terdiri dari rentang skor
sebesar 24, banyaknya kelas interval sebesar 7 dan panjang kelas sebesar 4. Selain itu terdapat data
yang dihasilkan dan dapat dilihat pada tabel 2 berikut :
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup

No. Interval Batas Batas F F relatif


Bawah Atas Absolut
1 60-63 60-63 63,5 3 6,8%
2 64-67 64-67 67,5 1 2,3%
3 68-71 68-71 71,5 1 2,3%
4 72-75 72-75 75,5 5 11,4%
5 76-79 76-79 79,5 19 43,2%
6 80-83 80-83 83,5 14 31,8%
7 2,3%
84-87 84-87 87,5 1
Total 44 100%
frekuensi pada variabel Kualitas Hidup di atas dapat diketahui banyaknya kelas interval sebsar 7 kelas.
Frekuensi relatif terbesar berada pada kelas kelima yaitu dengan rentang 76-79 sedangkan jumlah
responden sebanyak 19 lansia. Sementara itu frekuensi terendah berada pada kelas kedua yaitu pada rentang
64-67 sebanyak 1 responden.
Hasil dari perhitungan skor perdimensi kualitas hidup yang pertama adalah dimensi hubungan sosial yang
mendapat presentase tertinggi sebesar 85,79 %, dimensi psikologis sebesar 81,02 %, dimensi lingkungan
78,16 %, dan terendah yaitu kesehatan fisik sebesar 73,86 %.

D. MENGGUNAKAN LITERASI DALAM ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA


DENGAN LUKA PADA MASA 4,0
A. Definisi
Literasi pada era revolusi industri 4.0 menjadi hal yang perlu dibahas oleh para akademisi.
Hal ini menunjukan bahwa kesadaran akan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
upaya untuk memahami kondisi zaman. Mau tidak mau masyarakat harus mengambil bagian di
dalamnya supaya tidak tertinggal pada perkembangan zaman. Manusia memang perlu
memperbarui pola hidup dan pemikiran setiap terjadinya revolusi pada semua ranah. Seperti
halnya kurikulum pada ranah pembelajaran yang kerap kali dirubah. Hal ini terjadi karena
kurikulum di Indonesia selalu menyesuaikan dengan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi.
B. Jenis – Jenis Literasi
1. Literasi media
Literasi media adalah kemampuan seseorang dalam memahami bentuk media,
literasi media juga membuat orang mampu menyerap informasi yang
disampaikan media secara baik.
2. Literasi dasar
Literasi dasar adalah kemampuan dasar dalam membaca, menulis,
mendengarkan dan juga berhitung.
3. Literasi teknologi
Litersasi teknologi adalah suatu kemampuan dalam mengetahyui sekaligus
memahami hal-hal yang berhubungan dengan teknoilogi, seperti software dan
hardware.
4. Literasi perpustakaan
Lietrasi perpustakaan adalah kemampuan dalam memahami dan membedakan
karya tulis yang berbentuk fiksi maupun nonfiksi
5. Literasi visual
Literasi visual adalah pemahaman yang lebih dalam menginterpretasi dan
mengkap suatu makna dari informasi yang berbentuk visual atau gambar.
Artinya, bisa dikomunikasikan dari proses membaca.

Anda mungkin juga menyukai