PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 2022 1. Konsep fisikologis autoimun Penyakit Autoimun merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang biasa terjadi pada kaum wanita. Autoimun merupakan gangguan sistem kekebalan tubuh akibat gagalnya pertahanan kestabilan kondisi tubuh, sehingga sistem imun menyerang tubuh yang sehat dianggap sebagai benda asing yang harus dimusnahkan. Penyakit autoimun ini menyebabkan kerugian bagi organ tubuh manusia karena dapat merusak organ-organ sel yang masih sehat dalam tubuh seseorang. Penyakit autoimun merupakan respon imun yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan tubuh sendiri serta mengganggu fungsi fisiologis tubuh. Penyakit autoimun dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor genetik, infeksi, lingkungan, hormonal, daerah/suku, diet dan toksik/obat. Patogenesis autoimun terdiri atas gangguan aktivitas selular dan protein regulator. Gangguan aktivitas selular dapat terjadi apabila tubuh gagal mempertahankan toleransi akan self-antigen dan terjadi aktivasi autoreaktif sel imun terhadap self-antigen tersebut. Mekanisme kegagalan toleransi tersebut diperankan oleh sel T perifer dalam berbagai proses.
2. Kasus autoimun pada lansia
Rheumatoid arthritis (RA) merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan adanya proses peradangan kronik. Prevalensi penderita RA tertinggi di dunia berada di negara Australia sedangkan penderita RA terendah berada di Afrika Selatan, Indonesia sendiri daerah dengan prevalensi penderita RA tertinggi berada di Provinsi Aceh. Tujuan dari Karya Ilmiah Akhir ini untuk melaksanakan asuhan keperawatan dengan masalah rheumatoid arthritis pada lansia dengan metode Studi Kasus. Diagnosa yang diangkat dalam masalah ini adalah gangguan mobilitas fisik, defisit nutrisi dan resiko jatuh. Implementasi diberikan selama 4 hari untuk diagnosa gangguan mobilitas fisik berupa latihan Range Of Motion (ROM). Dari hasil evaluasi implementasi yang diberikan terhadap klien terdapat peningkatan rentang gerak, dan kaku sendi berkurang. Disarankan kepada lansia untuk tetap melanjutkan latihan ROM dengan dukungan keluarga. Rekomendasi bagi puskesmas, dan peneliti selanjutnya untuk dapat melanjutkan asuhan keperawatan kepada klien terkait masalah defisit nutrisi dan risiko jatuh Artritis reumatoid adalah peradangan sendi akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringannya sendiri atau gangguan autoimun. Pada pasien lansia yang mengalami artritis reumatoid gangguan autoimun menyebabkan lansia mengalami radang, rasa nyeri, kaku, dan bengkak pada sendi, serta mempengaruhi segala aktivitas sehari-hari yang dijalani mulai dari aktivitas ringan hingga berat bahkan menimbulkan risiko jatuh. Ada beberapa cara dalam pencegahan risiko jatuh pada lansia artritis reumatoid meliputi perawatan dan pemenuhan kebutuhan lansia, memberikan informasi mengenai penyakit, cara pencegahan risiko jatuh seperti menggunakan alat bantu yang sesuai, pencahayaan cukup, lantai tidak licin, serta latihan keseimbangan The Berg Balance Scale.
a. Tanda dan Gejala Pada Lansia
1. Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari dan malam hari. 2. Kelelahan
b. Penyebab masalah timbul autoimun pada lansia
1. Kebiasaan yang tidak sehat
Kesehatan kulit sangat dipengaruhi oleh kebiasaan hidup sehari-hari. Kebiasaan buruk seperti merokok, minum kopi dan alkohol, stres, sampai kurang tidur, akan membuat kulit menjadi lebih kering. Kulit yang kering menjadi salah satu penanda dari faktor penuaan dini, karena pada usia produktif kulit manusia sebenarnya masih memiliki tekstur yang baik. Namun berbagai kebiasaan buruk itu membuat sel kulit menjadi rusak, dan kulit menjadi lebih kering, karena kulit tidak mampu menangkap dan mempertahankan air dalam lapisan kulitnya. 2. Efek lingkungan Lingkungan juga bisa memberi pengaruh buruk bagi kulit Anda. Misalnya saja terlalu sering berada di ruangan berpendingin udara, udara kotor, polusi, sampai radiasi matahari. "Namun yang paling 'jahat' adalah radiasi. Sebaiknya gunakan krim tabir surya agar kulit tidak rusak dan menjadi kanker," tambahnya. 3. Usia Proses aging atau penuaan akan dimulai pada usia 20-an, namun kulit masih akan mampu menyeimbangkan dan menghambat proses penuaan ini. Kulit akan berkurang kemampuannya untuk memproduksi sel-sel kulit baru ketika sudah memasuki usia di atas 30 tahun. 4. Genetik "Pada kasus penuaan dini, ada juga orang yang mengalami masalah ini karena faktor keturunan," ujarnya. Gen "aging" yang terbawa dalam diri seseorang akan memungkinkan dirinya menjadi tua sebelum waktunya. Sebaliknya, ada yang memiliki faktor keturunan untuk terlihat awet muda. 5. Kondisi fisik dan kesehatan Kulit merupakan salah satu salah satu penanda fisik yang menonjol ketika tubuh mengalami masalah kesehatan. "Ketika tubuh sedang sakit, efeknya akan langsung terlihat pada kulit, misalnya menjadi kusam dan tidak bercahaya," tukas Eddi. Jika kulit tidak dirawat dengan tepat setelah mengalami sakit, kulit akan menjadi semakin bermasalah dan rusak. 6. Perawatan diri Meski akan mengalami masalah penuaan kulit, namun untuk mengurangi dampak kerusakan sebelum waktunya, Anda perlu melakukan perawatan sejak dini. "Perawatan diri yang tepat sesuai kebutuhan kulit akan membuat kulit menjadi sehat dan indah," paparnya.
KESIMPULAN
Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan
kronis pada sendi. Rheumatoid Arthritis juga dapat menyebabkan pada jaringan di sekitar sendi, serta pada organ-organ lain pada tubuh. Penyakit autoimun adalah penyakit yang terjadi ketika jaringan-jaringan tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuh mereka sendiri.