MAKALAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai pada mata kuliah
Pembangunan Regional dan Kota
Disusun oleh :
Marcelina Miyosi (2006467772)
Muhammad Nadhif Ramadhani (2006484324)
Nabila Putri (2006468056)
Seftario Virgo (2006468005)
Thesa Eka Ramalia (2006605174)
Yahya Ayyas (2006605161)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
serta karunia-Nya penulis bisa menyusun makalah yang berjudul “Analisis Faktor Dalam
Pembangunan Regional di Kota Bali” dengan lancar.
Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai dalam mata kuliah
Perencanaan Regional dan Perkotaan serta menjadi sarana penulis sebagai mahasiswa untuk
lebih memahami secara mendalam mengenai Faktor Pembangunan Regional di Kota Bali.
dan apa saja Aspek-Aspek dalam Mendorong Pembangunan Regional di Kota Bali sehingga
menjadikan Kota Bali mampu meningkatkan perekonomian dan Exist seperti saat ini.
Tim penulis sangat berterima kasih kepada:
1. Drs. M. Riduansyah Anza, M.Si., Prof. Dr. Irfan Ridwan Maksum, M.Si., Fikri
Akbarsyah Anza, M.Kom selaku pengajar pada mata kuliah Inovasi dan
Kewirausahaan atas segala bimbingan yang diberikan selama kegiatan perkuliahan
sehingga dapat memudahkan penulis dalam menyelesaikan tugas ini;
2. Anggota kelompok 2 yang selalu saling mendukung dan memberikan ide serta
gagasannya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu
Tim penulis menyadari bahwa makalah yang telah disusun ini masih belum sempurna,
untuk itu penulis menerima dengan terbuka segala kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca sebagai bahan evaluasi kami kedepannya agar dapat menjadi lebih baik.
Terakhir, penulis berharap makalah ini dapat memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan
Regional & Perkotaan serta pembahasan di dalamnya dapat menambah pengetahuan serta
manfaat bagi kita semua.
Tim Penulis
Universitas Indonesia
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB 1 3
PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penulisan 4
BAB 2 5
LANDASAN TEORI 5
2.1 Konsep Pembangunan Regional 5
2.2 Aspek - Aspek Pembangunan Regional 6
2.2.1 Aspek Hukum dan Kelembagaan 6
2.2.2 Aspek Sumber Daya Manusia dan Sosial 7
2.2.3 Aspek Lingkungan 8
2.2.4 Aspek Sarana dan Prasarana 9
2.3 Dampak Pembangunan Regional 10
BAB 3 11
PEMBAHASAN 11
3.1 Pembangunan Regional Pariwisata di Bali 11
3.2 Aspek - Aspek Pembangunan Regional 13
3.2.1 Aspek Hukum dan Kelembagaan 13
3.2.2 Aspek Sumber Daya Manusia dan Sosial 14
3.2.3 Aspek Lingkungan 17
3.2.4 Aspek Sarana dan Prasarana 17
3.3 Dampak Pembangunan Regional Terhadap Bali 19
BAB 4 22
PENUTUP 22
4.1 Kesimpulan 22
4.2 Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 24
Universitas Indonesia
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdirinya negara tentunya menginginkan terciptanya tujuan untuk mencapai
kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Dalam mewujudkan itu semua tidaklah mudah,
walaupun sebuah negara memiliki sumber daya yang besar dan melimpah itu juga belum
menjamin jika tidak adanya manajemen yang baik dalam mengolahnya. Pemerintah menjadi
aktor utama dalam mengendalikan sebab pemerintah memiliki Otoritas yang kuat dalam
suatu negara, sehingga hasil yang akan terjadi tergantung dari kebijakan apa yang
dikeluarkan pemerintah. Di indonesia, dalam pemerintahannya di kategorikan menjadi tiga
yaitu pemerintah pusat, provinsi, dan daerah (Kabupaten/kota). Dalam pembagian tugasnya
telah diatur pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah yang
mena ini dikelompokkan menjadi pemerintah absolut, konkuren dan umum.
Dalam menjalankan pemerintahan, negara mengelompokan tugas menjadi dua yaitu
Horizontal dan Vertikal. Pembagian Horizontal atau pembagian tugas sama rata. Pembagian
tugas ini memiliki kesamaan dan kedudukan dalam pemerintahan. Hal ini dilakukan pada
Trias Politika dalam kekuasaan Legislatif, Kekuasaan Eksekutif, Kekuasaan Yudikatif yang
memiliki kedudukan yang sama dengan urusan yang berbeda. Sedangkan Tugas vertical ini
dilakukan oleh pemerintah indonesia muncul setelah diterapkannya sistem desentralisasi
melalui otonomi daerah, dimana pemerintah melihat harus adanya Balance Of power dalam
pemerintahan (Efendi, 2021). Pembagian Tugas Vertical telah dijelaskan pada Pasal 18 Ayat 1
Undang Undang Dasar 1945, bahwa daerah kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah
Provinsi dan daerah provinsi dibagi atas daerah kabupaten dan kota (Efendi, 2021).
Pemerintah memberikan kebebasan kekuasaan kepada pemerintah dibawahnya
(Provinsi/kabupaten dan kota) dalam mengatur rumah tangga pemerintahannya sendiri.
Dalam pelaksanaan Pemerintahan vertikal atau desentralisasi (Otonomi) pemerintah pusat
berperan sebagai support system, Control pada pemerintahan yang dilakukan daerah. Namun
pelimpahan wewenang kepada pemerintah daerah ini dikecualikan atas enam urusan yaitu
politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, agama, moneter, dan fiskal. Upaya tersebut
dilakukan pemerintah dengan harapan terciptanya keadilan dan kemakmuran atas setiap
daerah. Hal tersebut terbukti, dimana pasca reformasi yang dengan diberlakukannya Otonomi
Daerah memunculkan berbagai daerah yang berhasil maju dari berbagai aspek dan berhasil
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Keberhasilan ini tercipta atas adanya
Universitas Indonesia
4
Universitas Indonesia
5
BAB 2
LANDASAN TEORI
Universitas Indonesia
6
(added value) berdasarkan apa yang dimiliki oleh suatu wilayah administratif dan menuju
pada peningkatan kualitas hidup di wilayah bersangkutan. Sehingga, pembangunan regional
dapat diartikan sebagai suatu usaha atau strategi yang diselenggarakan oleh pemerintah
nasional sebagai bentuk campur tangan pemerintah dalam memberikan suatu pengaruh
terhadap jalannya proses pembangunan di daerah-daerah sebagai suatu komponen dari daerah
nasional agar terwujudnya perkembangan ke arah yang dikehendaki. Dalam pelaksanaanya,
pembangunan regional diarahkan pada usaha dalam menciptakan adanya keterpaduan yang
bersumber dari berbagai sektor pembangunan dengan mengikutsertakan berbagai instansi di
mana Bappeda memiliki peran sebagai koordinator untuk merencanakan pembangunan di
daerah demi terlaksananya efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan pembangunan.
Universitas Indonesia
7
Universitas Indonesia
8
dalam hal pencarian dan pengakuan peluang, serta cara-cara baru untuk mencapai
suatu tujuan yang mendasari strategi pada pembangunan daerah. Dengan ini,
diperlukannya hal-hal sebagai berikut:
a. Menemukan dan mengembangkan sektor industri baru untuk menjembatani
ekonomi dengan peluang yang muncul, seperti klaster teknologi.
b. Menemukan dan memperoleh sumber daya baru untuk melaksanakan strategi
pembangunan, seperti mendapatkan dana dari tingkat pemerintahan yang lebih
tinggi untuk menciptakan infrastruktur baru yang mendukung strategi
pembangunan.
Selanjutnya pada indikator partisipasi disini biasanya terdapat pergeseran
paradigma administrasi publik yang beralih menjadi pemerintahan yang berpusat pada
masyarakat. Ini mengartikan bahwa masyarakat menjadi pemain penting dalam
governance. Selain itu, tidaklah segala kegiatan atau pelaksanaan dikerjakan oleh
pemerintah, namun diperlukan juga adanya keterlibatan dengan aktor lain. Lalu pada
indikator keberlanjutan menjadi tujuan utama yang berjangka Panjang dari
pembangunan ekonomi regional seperti halnya menginternalisasi suatu proses dengan
memastikan adanya pembangunan yang berkelanjutan (Stimson et al. 2009). Adapun
tiga dimensi dari Alberti (1996) diantaranya: 1) Pola perkotaan (komunitas, struktur,
fungsi); 2) Arus perkotaan (informasi; sumber daya alam, infrastruktur dan
teknologi); 3) Kualitas perkotaan. Selain itu, terdapat juga tiga dimensi lainnya
menurut Mingshun (2002) diantaranya: 1) kapasitas pembangunan perkotaan; 2)
potensi perkotaan; 3) kapasitas koordinasi perkotaan.
2.2.3 Aspek Lingkungan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pada pasal 1 ayat 1 dijelaskan
bahwa lingkungan didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, usaha,
kondisi, serta makhluk biologis, mencakup manusia serta perilakunya, yang memberi
dampak kepada alam itu sendiri, keberlangsungan perikehidupan, juga kesejahteraan
masyarakat serta makhluk hidup lain. Sedangkan menurut Munadjat Danusaputro,
lingkungan diartikan sebagai segala benda dan usaha serta keadaan, yang tercakup di
dalamnya manusia dan perilakunya, terdapat dalam ruang di mana manusia hadir serta
mempengaruhi eksistensi hidupnya serta kesejahteraan manusia. Dari kedua
pengertian di atas, lingkungan dapat dipahami sebagai sebuah ruang dimana makhluk
hidup dan benda mati berada dan eksistensi dan aktivitas mereka saling
Universitas Indonesia
9
Universitas Indonesia
10
Jawab; (13) Penanganan Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem
Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; (17) Kemitraan
untuk Mencapai Tujuan Bersama.
2.2.4 Aspek Sarana dan Prasarana
Gregory Mankiw (2003) berpendapat bahwa infrastruktur mempunyai makna
bentuk modal publik (public capital) yang terdiri atas jalan raya, jembatan, sistem
drainase, dan lainnya sebagai penanaman modal yang dilaksanakan oleh pemerintah.
Secara umum, sarana dan prasarana yaitu fasilitas untuk kepentingan umum. Contoh
dari sarana dan prasarana ialah jalan tol, stadium, waduk, stasiun, PLTA, dan masih
banyak lagi. Infrastruktur merupakan mesin utama percepatan ekonomi suatu negara.
Kekurangan infrastruktur atau sarana dan prasarana merupakan salah satu penyebab
terjadinya hambatan bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat (Ndulu, et. al.,
2005). Studi yang dilakukan oleh Ramírez serta Esfahani (1999) menyatakan jika
infrastruktur mempunyai efek dahsyat terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil
penelitian ini menopang apa yang diteliti oleh Aschauer (1989) yakni apabila
infrastruktur secara data statitstik, sangat substansial mempengaruhi output. Secara
umum, infrastruktur pembangunan bisa dikelompokkan menjadi: (1) infrastruktur
ekonomi, yakni infrastruktur fisik yang dimanfaatkan dalam tahap menghasilkan
sesuatu serta yang dimanfaatkan oleh masyarakat, mencakup segala sarana dan
prasarana umum, misalnya tenaga listrik, TIK,, transportasi, drainase, air bersih, serta
sanitasi dan pembuangan residu. (2) infrastruktur sosial, yakni prasarana sosial seperti
kesehatan dan pendidikan.
2.3 Dampak Pembangunan Regional
Pembangunan regional merupakan suatu kebutuhan untuk mengusahakan agar
kesejahteraan masyarakat yang ada di suatu daerah mengalami peningkatan dan pemerataan
pembangunan. Namun, setiap penyelenggaraan kegiatan pembangunan tentunya akan
dihadapkan oleh berbagai dampak yang akan timbul, di mana dampak merupakan pengaruh
kuat yang menghadirkan suatu akibat tertentu baik itu positif maupun negatif. Menurut
Hikmah Arif (2009: 10), pada umumnya dampak merupakan segala sesuatu yang timbul
akibat dari adanya sesuatu. Dampak yang ditimbulkan bisa juga berat, tergantung dari
konsekuensi sebelum dan sesudah adanya sesuatu.
Dampak pembangunan regional dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
ditimbulkan akibat adanya suatu kejadian atau pembangunan yang ada di dalam masyarakat
dan menghasilkan perubahan yang memberikan pengaruh, baik itu positif maupun negatif
Universitas Indonesia
11
Universitas Indonesia
12
BAB 3
PEMBAHASAN
Universitas Indonesia
13
dengan munculnya bebragai desa wisata yang di kembangakan oleh pemerintah lokal.
Sekarang, Bali telah memiliki 294 desa wisata yang menjadi iconix untuk dikunjungi Putri
(2022), serta 20 tempat wisata yang menjadi sasaran wisatawan yakni Pura Tanah Lot, Pantai
Kuta, Pura Uluwatu, Pura Ulun Danu Beratan Bedugul, pemandangan danau dan Gunung
Batur Kintamani, Bali Safari Marine Park, Pantai Tanjung Benoa, Ubud monkey forest,
Seminyak, Sawah Terasering Tegalalang, Pura Besakih, Pantai Pandawa, Air Terjun
Sekumpul, Garuda Wisnu Kencana, Pantai Jimbaran, Pura Tirta Empul Tampak Siring, Desa
Penglipuran, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Penida, terakhir Pulau Gili Trawangan
(Suadnyana, 2022). Pariwisata Bali juga berhasil mendapatkan berbagai penghargaan seperti
Best Destination Of the Year oleh Pulau Dewata Bali dari TTG (Travel trade gazette) 2019,
Bali Safari Park sebagai Bali Leading Theme Park yang diselenggarakan ITTA Foundation,
memenangkan Tripadvisor Travelers' Choice Awards sebagai destinasi terpopuler dunia di
tahun 2017, 2018, dan 2021.
Keberadaan pariwisata Bali yang dirasakan oleh pemerintah sangat memberikan
kontribusi terhadap perekonomian dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat Bali. Ini
terbukti dengan terus meningkatnya kunjungan wisatawan yang datang. Badan Pusat Statistik
mencatat kunjungan pada agustus 2022 sebanyak 276,659 kunjungan. Angk ini mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2020 dan tahun 2021 yang disebabkan oleh faktor pandemi
Covid-19. Jika dilihat pada tahun sebelum pandemi di tahun 2018, BPS melaporkan jumlah
kunjungan sebanyak 498.819 (Candrawati, 2019). Tingginya angka pengunjung yang
mengunjungi wisata di Kota Bali akan bermuara pada pertumbuhan Perekonomian dan
menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat semakin membaik. Hal ini dikarenakan
banyak dari masyarakat juga mengandalkan kehidupannya dari kontribusi sektor pariwisata.
Tidak hanya itu, pemerintah kota Bali juga menjadikan sektor swasta menjadi mobilitas
utama untuk meningkatkan pendapatan daerah. hal ini terlihat dari besarnya sumbangsi yang
diberikan dari sektor wisata kota Bali terhadap pemerintah yaitu di skala nasional sebesar
50% persen revenue aspek pariwisata di sumbang dariwisata Bali. Mobilitas pengunjung
yang tinggi di kota Bali akan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui tingginya
transaksi jual beli dengan pengunjung, tingginya kebutuhan akan jasa penginapan dan
sejenisnya, Properti industri tekstil yang banyak diminati wisatawan, dan meningkatkannya
sektor UMKM.
Universitas Indonesia
14
Universitas Indonesia
15
Universitas Indonesia
16
Bongkasa Pertiwi menjadi desa wisata tertuang dalam SK Bupati Badung Nomor 47
Tahun 2010 tentang penetapan Kawasan Desa Wisata di Kabupaten Badung. Untuk
mendukung kesadaran dan keikutsertaan masyarakat lokal akan pentingnya
pengelolaan Desa Wisata karena masyarakat asli Desa Bongkasa Pertiwi yang paling
memahami seluk beluk desanya maka pada 14 Mei 2009 dibentuklah Kelompok
Sadar Wisata Bongkasa Pertiwi berdasarkan Surat Keputusan Perbekel Bongkasa
Pertiwi Nomor 11 Tahun 2009. Partisipasi masyarakat tercermin dari tahapan -
tahapan dibawah ini (Karnayanti, et al 2019) :
a. Partisipasi Masyarakat dalam Tahap Perencanaan
Partisipasi masyarakat hanya sebatas pemberi dukungan dari pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh pihak elite desa atau partisipasi pasif karena tidak
terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan. Berikut ini aktor - aktor yang
terlibat langsung dalam perencanaan Desa Wisata, yaitu tokoh masyarakat,
POKDARWIS, BUM Desa, Pemerintah Desa, Kepala Banjar di ketiga Banjar, serta
dibantu oleh Dinas Pariwisata Provinsi Bali dalam memetakan potensi alam dan
budaya.
b. Partisipasi Masyarakat dalam Tahap Pengorganisasian
Melakukan pembentukan POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata Bongkasa
Pertiwi) yang telah ditentukan melalui musyawarah pembentukan dan penetapan
pengurus Desa Wisata Bongkasa Pertiwi. Dihadiri oleh Perbekel (Kepala Desa),
Tokoh Masyarakat, dan calon anggota Desa Wisata. Hal ini menandakan bahwa
partisipasi masyarakat tidak dilibatkan dalam pemilihan anggota pengurus
POKDARWIS. Informasi yang tersebar secara tidak langsung kepada masyarakat
setempat bukan mengenai pembentukan lembaga pengelola desa wisata, melainkan
hanya menunjuk salah satu warga yang berkemampuan pada bidang pariwisata.
c. Partisipasi Masyarakat dalam Tahap Pelaksanaan
Dari segi pelaksanaan belum sepenuhnya masyarakat setempat terlibat hal ini
disebabkan karena pandangan masyarakat yang menganggap bahwa hasil kerja di
desa sedikit sehingga memilih bekerja diluar dan kurangnya kesadaran dan
pemahaman masyarakat setempat terhadap potensi desa mereka. Hal ini tergambar
dari hasil wawancara salah satu warga, yaitu Ni Nengah Sukasih yang belum bisa
mengikuti sosialisasi dan pelatihan desa wisata karena keterbatasan waktu serta
kegiatan tersebut bukanlah prioritas sebagian masyarakat. Jadi partisipasi masyarakat
Universitas Indonesia
17
Universitas Indonesia
18
puluhan masyarakat selama 6 hari kepada masyarakat, salah satu keterampilan yang
diajarkan, yaitu bidang tata rias. Melalui wadah ini diharapkan masyarakat dapat
menjadi penata rias profesional tanpa menghilangkan unsur budaya Bali. Tentunya
pelatihan ini sangat sesuai karena masih berkaitan dengan daya tarik wisatawan untuk
melihat seni tari dan pertunjukkan khas Bali (bali.antaranews.com,2022). Selain itu,
penguatan pemberdayaan UMKM Perempuan turut dilakukan oleh Uprintis Indonesia
guna meningkatkan kemampuan berbisnis bagi perempuan agar tangguh dan memiliki
daya saing secara lokal maupun internasional. (Balipost.com, 2022)
3.2.3 Aspek Lingkungan
Bali adalah sebuah Provinsi kecil di selatan Indonesia yang diapit oleh Pulau
Jawa serta Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Bali mempunyai luas yang cukup
kecil dibanding Provinsi lainnya di Indonesia, yaitu hanya sebesar 5.636,66 kilometer
persegi saja. Provinsi ini terkenal karena merupakan Provinsi yang terisolasi dengan
Provinsi lainnya sebab berbentuk pulau yang dikelilingi Selat Lombok, Selat Bali,
Laut Bali, dan juga Samudera Hindia. Hal ini juga menyebabkan budaya bali masih
lestari dan unik dibandingkan Provinsi lainnya. Akibat landscape alamnya yang
berbentuk pulau, maka Bali memiliki garis pantai yang cukup panjang, yaitu 593
kilometer. Bali juga memiliki sejumlah gunung, antara lain Gunung Agung, Gunung
Batur, Gunung Merbuk, Gunung Batukaru, dan Gunung Silangjana. Di antara kelima
gunung tersebut, Gunung Agung menjadi gunung tertinggi dengan ketinggian
mencapai 3.142 mdpl. Selain keindahan alamnya, Bali juga terkenal dengan
kebersihan lingkungan masyarakatnya. Hal ini tercermin dari rekor yang dipecahkan
oleh sebuah desa di Bali bernama Penglipuran. Desa ini mendapatkan desa terbersih
ketiga di dunia menurut Green Destinations Foundation. Hal ini juga didukung oleh
banyaknya jumlah hutan di sini, antara lain hutan mangrove Tuban, hutan pinus Suter,
hutan danau Tamblingan, hutan bambu penglipuran, dan masih banyak lagi. Tidak
heran, jika kualitas udara dan air di desa-desa Bali masih cukup terjaga. Dari berbagai
penjelasan terkait kondisi geografis Bali di atas, tidak mengherankan apabila
perekonomian dan bisnis di Bali ditopang oleh sektor pariwisata. Pariwisata menjadi
denyut utama kehidupan warga asli Bali. Bali juga dinobatkan sebagai destinasi
wisata terbaik nomor 1 di Dunia pada tahun 2021 menurut Tripadvisor.com.
3.2.4 Aspek Sarana dan Prasarana
Dalam rangka mendukung keberhasilan pariwisata di Bali, maka terdapat
beberapa sarana dan prasarana yang disediakan. Terdapat tiga dermaga
Universitas Indonesia
19
penyeberangan yang telah mulai dibangun pada tahun 2020. Adapun ketiga dermaga
penyeberangan tersebut meliputi Sanur, Nusa Penida, dan Nusa Lembongan.
Pendirian ketiga dermaga ini dikenal dengan sebutan dermaga segitiga emas yang
manfaatnya cukup signifikan dan dibutuhkan dalam mengakomodir jumlah wisatawan
di Bali yang mengalami peningkatan. Pembangunan dermaga tersebut dengan
menerapkan skema kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). Melalui
pembangunan dermaga ini, adanya harapan untuk semakin menambah jumlah
wisatawan yang berasal dari lokal maupun mancanegara ke Bali, sehingga tidak hanya
mampu meningkatkan pembangunan di Bali, akan tetapi dapat memajukan
perekonomian Indonesia. Nusa Penida dan juga daerah lainnya seperti Nusa
Ceningan, dan Nusa Lembongan disebut sebagai gugus pulau yang lokasinya berada
di sebelah tenggara Pulau Bali. Terhitung dari beberapa tahun belakangan, kepulauan
ini menjadi semakin terkenal dan disebut sebagai destinasi yang layak dikunjungi.
Dermaga tersebut akan digunakan salah satunya untuk menyokong kepentingan
peningkatan sektor wisata, yakni Nusa Penida yang telah berkembang menjadi
destinasi wisata yang semakin diminati. Sehingga pelayanan dermaga ini harus
diberikan dengan layak dan memadai sesuai dengan standar internasional.
Selain penyediaan dermaga, terdapat juga perkeretaapian yang disediakan
sebagai sarana dan prasarana pariwisata di Bali. Konsep transportasi massal ini
diselenggarakan melalui jaringan kereta api sepanjang 565 Km, yang dimulai dari step
1 meliputi Bali Selatan sampai dengan Bali Utara dan step 2 meliputi Bali Barat
sampai dengan Bali Timur. Melalui penyediaan sarana dan prasarana di bidang
perkeretaapian yang merupakan moda transportasi ini, maka tersedianya pelayanan
angkutan secara massal bagi wisatawan dengan memperhatikan keselamatan,
keamanan, kenyamanan yang menjadi lebih terjamin, cepat dan lancar, tertib dan
teratur, serta efisien.
Adapun suplai energi merupakan salah satu bagian dari sarana dan prasarana
lainnya yang disediakan dan dapat melalui upaya pemakaian energi bersih yang
lakukan dengan memanfaatkan gas bumi yang kini telah menjadi tren di sektor
pariwisata di Bali, khususnya bagi perhotelan dan restoran. Transisi pemakaian energi
bersih ini dipercepat oleh pemerintah Provinsi Bali melalui regulasi yang dibuat
dalam Peraturan Gubernur (Pergub), yaitu Pergub Nomor 48 Tahun 2019 tentang
Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Regulasi ini bertujuan
untuk menjadi landasan hukum dalam membangun ekosistem energi bersih di Pulau
Universitas Indonesia
20
Dewata. Keoptimisan terhadap pelaku industri pariwisata seperti hotel, restoran, dan
kafe di Bali akan menerapkan penggunaan Compressed Natural Gas (CNG) sejalan
dengan manfaat yang kian dirasakan oleh para wisatawan atau konsumen yang telah
lebih dulu menggunakannya.
Pasokan CNG yang ditujukan untuk industri perhotelan di Bali akan
bersumber dari Jawa Timur melalui sinergi dengan transporter PT Pertamina Patra
Logistik. Setelah pasokan ini tiba di Bali, kemudian pasokan tersebut akan
dikumpulkan di Terminal Gas Mengwi, Badung sebelum dipindahkan menuju fasilitas
kendaraan berisi tangki penyimpanan bahan bakar gas atau mobile refueling unit
(MRU), setelah itu baru diisi ke moda yang lebih kecil, yaitu CNG cradle. Biasanya
CNG dipilih dalam rangka pemenuhan kebutuhan energi gas pada wilayah yang
belum tersambung pipa gas. Hotel di Bali yang mengawali penggunaan CNG adalah
The Trans Hotel Bali pada April 2022. Kemudian diikuti oleh Prime Plaza Hotel
Sanur. Pemanfaatan CNG untuk hotel ini sebagai wujud dalam memanfaatkan gas
alam sebagai energi transisi yang lebih ramah lingkungan dan mendukung efisiensi
biaya bagi pelaku industri. Melalui pemanfaatan energi bersih akan meningkatkan
kualitas pariwisata di Bali. Hal ini akan memberikan branding dan nilai tambah yang
tentunya berbeda di mata para wisatawan karena sektor pariwisata yang semakin
memperhatikan isu lingkungan.
Sehingga dalam memecahkan persoalan yang berkaitan dengan kemudahan
mobilisasi, kepadatan lalu lintas, dan melancarkan mobilitas dalam berwisata di Bali
maka dapat dilakukan melalui pembangunan dermaga, percepatan penerapan energi
bersih, dan peningkatan pelayanan transportasi massal dengan jaringan kereta api bagi
wisatawan di Bali yang sudah dijelaskan sebelumnya. Sarana dan prasarana ini juga
sebagai wadah dalam mewujudkan pemerataan, meningkatkan pertumbuhan, menjaga
stabilitas, serta sebagai pendorong dan penggerak dalam pembangunan, khususnya
pembangunan di daerah Bali. Melalui penyediaan sarana dan prasarana ini maka akan
mewujudkan kemudahan dalam berkunjung ke tempat-tempat pariwisata yang
terdapat di Bali sehingga dapat menciptakan daya tarik wisata baru dalam rangka
menikmati keindahan Pulau Bali. Sehingga sektor pariwisata yang ada di Bali dapat
mengalami perkembangan yang menuju pada pembangunan daerah di Bali.
3.3 Dampak Pembangunan Regional Terhadap Bali
Pariwisata maupun perkembangan pariwisata, secara umum, memberikan dampak
positif maupun negatif terhadap berbagai aspek di setiap objek wisata. Hal tersebut sejalan
Universitas Indonesia
21
dengan yang dinyatakan oleh (Limbong and Soetomo, 2014), pariwisata di setiap tempat
wisata memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif yang diberikan dari adanya
pembangunan regional dalam potensi pariwisata Bali yang dilansir dari catatan laporan
perekonomian Provinsi Bali dalam November 2021 yang disampaikan oleh Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali tercatat bahwa:
Kondisi pengangguran di Bali pada bulan agustus 2021 tercatat lebih membaik
dibandingan pada bulan februari 2021. Pada bulan februari 2021 tercatat bahwa ada 139,14
ribu orang dan pada bulan agustus 2021 terdapat 138,67 ribu orang. Hal ini menunjukkan
adanya penurunan pada pengangguran yang terdapat di Bali. Sama hal nya dengan penduduk
usia kerja yang memiliki kabar baik yaitu meningkat dari bulan februari sejumlah 3,48 orang
menjadi 3,51 juta orang pada bulan agustus 2021. Kabar baik ini beriringan dengan naiknya
jumlah angkatan kerja di Bali dari 2,57 juta orang pada Februari 2021 menjadi 2,58 juta
orang pada Agustus 2021.
Data yang disajikan menunjukkan bahwa tingkat pengangguran turun dengan
meningkatnya kegiatan pariwisata domestik, terutama karena peningkatan kegiatan
pariwisata. Pemerintah juga terus menggencarkan perbaikan dari pelaksanaan program
pemulihan pariwisata seperti program Work from Bali dan persiapan menjadi tuan rumah
event internasional di akhir tahun. Tidak hanya itu, tenaga kerja Bali juga terus bertambah
yang semakin menguntungkan perekonomian di sektor pariwisata dan sektor lainnya.
Selain itu, target APBD tahun 2021 tertinggi masih menjadi milik Kabupaten Badung
senilai Rp3,80 triliun atau 22,66% dari total APBD kabupaten/kota Bali. Provinsi Badung
merupakan pusat pariwisata Bali dan struktur perekonomiannya didominasi oleh sektor
akomodasi dan pariwisata. Singkatnya, ada potensi besar untuk penerimaan pajak daerah dan
perpajakan. Oleh karena itu, Provinsi Badung juga merupakan salah satu provinsi Bali
dengan tingkat kemandirian pajak tertinggi sebesar 71,01% per Q3 2021. Dari data itu juga
tergambar bahwa sektor pariwisata masih menjadi pemasukan terbesar di Bali yang tepatnya
di kabupaten badung sebagai pusat dari pariwisata.
Bali juga masih memiliki dampak negatif dari pembangunan regional potensi
wisatanya diantaranya:
1. Masih banyaknya sampah-sampah yang terkumpul di Bali, Menurut data Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Provinsi Bali menghasilkan 915,5 ribu
ton sampah pada 2021. Hal ini menjadikan Bali sebagai provinsi penghasil sampah
ke-8 di Indonesia. Berdasarkan wilayah, sampah yang dihasilkan di Bali sebagian
besar berasal dari Kota Denpasar yaitu sebesar 349,5 ribu ton pada tahun 2021.
Universitas Indonesia
22
Selanjutnya adalah Provinsi Gianyar sebanyak 141,4 ribu ton, Provinsi Buleleng
sebanyak 123,7 ribu ton, Provinsi Badung sebanyak 116,7 ribu ton dan Kabupaten
Tabanan sebanyak 84,2 ribu ton. Dilihat dari sumbernya, sebagian besar sampah di
Bali berasal dari kegiatan domestik yaitu sebesar 40,58% dari total sampah provinsi.
Diikuti oleh limbah dari kegiatan komersial sebesar 18,22% dan limbah pasar sebesar
17%.
2. Kemiskinan masih meningkat di Bali, Tingkat kemiskinan sebesar 4,53% atau 201,97
ribu orang pada Maret 2021, naik dari 4,45% (196,92 ribu orang) pada periode yang
berakhir September 2020 dan 3,78% (165.19.000 orang) pada periode yang berakhir
Maret 2020. Kemiskinan masih meningkat, namun masih dapat dikendalikan dengan
pelaksanaan program bantuan sosial dan pengentasan kemiskinan oleh pemerintah
pusat dan daerah. Dari sisi perlindungan sosial, pemerintah pusat akan mendukung
penyaluran bantuan bukan uang berupa Program Sembako dan Program Keluarga
Harapan (PKH) dengan besaran subsidi sebesar Rp200.000/KPM/bulan pada tahun
2021. Selain manfaat berupa program sembako dan PKH, pemerintah pusat
meningkatkan target penerimaan Bantuan Sosial Tunai (BST) secara nasional pada
tahun 2021 dari 10 juta KPM menjadi 12 juta KPM, dan adanya bantuan subsidi
listrik yang dibagikan kepada rumah tangga dari 450-900 VA.
Universitas Indonesia
23
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bali merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang mengandalkan potensi
pariwisata untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Keindahan wisata alam Bali
berhasil memikat hati para wisatawan domestik dan mancanegara untuk berkunjung
menikmat daerah-daerah wisata disana. Kemajuan sektor pariwisata Bali diandalkan sebagai
salah satu pendorong pembangunan regional. Kehadiran pariwisata di Bali ini yang
diharapkan dapat membuka jalan menuju perubahan suatu kondisi kearah yang lebih baik dan
berkelanjutan di dalam masyarakat Bali. Dalam pembangunan regional memuat aspek-aspek
pendukung kelancaran pariwisata di Bali, seperti adanya payung hukum yang tercantum
dalam Peraturan Gubernur Bali No. 28 Tahun 2020 tentang tata Kelola Pariwisata Bali ;
kemudian sumber daya anggaran yang berasal dari DAK, APBD, dan investor dalam negeri
maupun asing ; adanya keterlibatan masyarakat setempat untuk merealisasikan desa wisata ;
kondisi lingkungan sekitar yang bersih dan nyaman membuat para wisatawan betah untuk
berkunjung ; serta tunjangan infrastruktur yang memadai untuk memfasilitasi para turis,
seperti dermaga, kereta api, serta penggunaan kendaraan listrik bermotor. Dengan demikian
perencanaan pembangunan regional Bali pada sektor pariwisata dapat memberikan
berkontribusi nyata bagi masyarakat Bali, seperti berkurangnya pengangguran di Bali.
Walaupun tanpa kita sadari peningkatan kedatangan turis yang berkunjung ke Bali juga
berpotensi terhadap pencemaran lingkungan.
4.2 Saran
Berdasarkan paparan di atas penulis menemukan permasalahan yang perlu dilakukan
tinjauan kembali. Penulis mengusulkan beberapa saran yang sekiranya dapat menjadi
masukan bagi Provinsi Bali, yaitu 1) pada aspek sumber daya manusia dan sosial dari segi
partisipasi masyarakat pada salah satu desa wisata di Kabupaten Badung, yakni Desa
Bongkasa Pertiwi masih sangat kurang optimal maka dari itu masyarakat harus terlibat dalam
proses pengambilan keputusan sehingga masyarakat merasa memiliki peranan penting dalam
mengelola desa wisata tersebut, selain itu diperlukan pula dorongan motivasi dari pejabat
desa, serta sosialisasi dan pelatihan secara rutin dan konsisten. 2) Peningkatan jumlah turis
yang berdampak terhadap populasi sampah di Bali yang terus meningkat hingga menduduki
peringkat ke-8 dari 34 Provinsi harus disertai dengan sistem pengelolaan sampah yang baik
ataupun meminimalisir sampah tersebut dengan melakukan 3R (Reuse, Recycle, Reduce),
Universitas Indonesia
24
Universitas Indonesia
25
DAFTAR PUSTAKA
Artikel Jurnal Ilmiah
Situs Website
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. (2022, February 2). Badan Pusat Statistik Provinsi Bali.
Retrieved November 15, 2022, from
https://bali.bps.go.id/pressrelease/2022/02/02/717641/perkembangan-pariwisata-provi
nsi-bali-desember-2021.html
bali.antaranews.com. (2022, August 31). Dinas Pariwisata Bali bekali 100 ASN jadi
perancang event pariwisata budaya - ANTARA News Bali. Antara News bali.
Retrieved November 16, 2022, from
https://bali.antaranews.com/berita/290621/dinas-pariwisata-bali-bekali-100-asn-jadi-p
erancang-event-pariwisata-budaya
Balipost.com. (2022, July 21). Gerakkan Ekonomi Bali, Potensi UMKM Perlu
Dimaksimalkan. BALIPOST.com. Retrieved November 16, 2022, from
https://www.balipost.com/news/2022/07/21/281316/Gerakkan-Ekonomi-Bali,Potensi-
UMKM...html
BALIPOST.com. (2019, February 25). Ekonomi dan Budaya dalam Pariwisata Bali.
https://www.Balipost.com/news/2019/02/25/69576/Ekonomi-dan-Budaya-dalam-Pari
wisata...html. Accessed 16 November 2022.
https://kemlu.go.id/bangkok/id/news/2234/Bali-raih-penghargaan-best-destination-of-
the-year
Biro Komunikasi dan Dan Informasi Publik. (2019, Nov 15). Februari 2020, Kemenhub
Mulai Bangun 3 Dermaga Penyeberangan Untuk Dukung Pariwisata di Bali.
Universitas Indonesia
26
Retrieved from:
http://dephub.go.id/post/read/februari-2020,-kemenhub-mulai-bangun-3-dermaga-pen
yeberangan-untuk-dukung-pariwisata-di-bali
Biro Komunikasi dan Informasi Publik. (2010, Dec 27). Perkeretaapian Untuk Pariwisata di
Bali: Harus Dikelola Profesional Dan Tepat Waktu. Retrieved from:
http://dephub.go.id/post/read/perkeretaapian-untuk-pariwisata-di-bali-harus-dikelola-p
rofesional-dan-tepat-waktu-2901
Budiman. (2021). Manajemen Pembangunan Wilayah. FISIP UIN SGD Press: Bandung.
CNBC Indonesia. (2021, Desember 22). Sandi Uno: Bali Penyumbang Devisa Terbesar di
Pariwisata RI,
https://www.cnbcindonesia.com/news/20211222193439-4-301297/sandi-uno-Bali-pen
yumbang-devisa-terbesar-di-pariwisata-ri. Accessed 16 November 2022.
Databoks. (2022, October 4) Kunjungan Wisatawan Asing ke Indonesia Naik Lagi pada
Agustus 2022.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/10/04/kunjungan-wisatawan-asing-k
e-indonesia-naik-lagi-pada-agustus-2022. Accessed 15 November 2022.
Detikcom. (2022, August 13). Jumlahnya Kian Meningkat, Bali Kini Miliki 294 Desa
Wisata.https://www.detik.com/Bali/wisata/d-6233093/jumlahnya-kian-meningkat-Bali
-kini-miliki-294-desa-wisata. Accessed 16 November 2022.
https://Balimanagement.villas/id/blogs/kunjungan-wisatawan-ke-Bali/
Dihni, V. A. (2022, June 22). Ini Wilayah Penghasil Sampah Terbanyak di Bali. Katadata.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/06/22/ini-wilayah-penghasil-sampah-
terbanyak-di-Bali
Haryanto, M. P. (2018). Perimbangan Penerapan Sanksi Pidana Dalam UU No 32 Tahun
2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dihubungkan
Dengan Asas Subsidiaritas Hukum Pidana. http://repository.unpas.ac.id/33706/
Intan, N. (2021, April 9). Dorong Pariwisata, Sri Mulyani Alokasi Anggaran Khusus Bali.
Republika. Retrieved November 15, 2022, from
https://www.republika.co.id/berita/qra0l0370/dorong-pariwisata-sri-mulyani-alokasi-a
nggaran-khusus-bali
Laporan Perekonomian Provinsi Bali November 2021. (2021, November 29).
https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/lpp/Pages/Laporan-Perekonomian-Provinsi-
Bali-November-2021.aspx
Universitas Indonesia
27
Ridwan, Muhammad. (2022, Nov 11). PGN Genjot Penyaluran Gas Bumi ke Sektor
Pariwisata Bali. Retrieved from:
https://m-bisnis-com.cdn.ampproject.org/v/s/m.bisnis.com/amp/read/20221106/44/15
95264/pgn-genjot-penyaluran-gas-bumi-ke-sektor-pariwisata-bali?amp_gsa=1&_j
s_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#amp_tf=Dari%20%251%
24s&aoh=16683505367688&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com
Sitoresmi, A. R. (2021). Pengertian Lingkungan, Macam, Manfaat dan Cara
Melestarikannya yang Wajib Diketahui.
https://hot.liputan6.com/read/4684938/pengertian-lingkungan-macam-manfaat-dan-ca
ra-melestarikannya-yang-wajib-diketahui
Stimson, R. J., Stough, R., & Salazar, M. (2009). Leadership and institutions in regional
endogenous development. Edward Elgar Publishing.
Water Sport Bali.(2022, Juni 9). 20 Tempat Wisata Untuk Dikunjungi Bali Bagi Yang Pertama
Kali Ke Bali. Accessed 16 November 2022.
https://www.water-sport-Bali.com/20-tempat-wisata-untuk-dikunjungi-Bali/.
Tirto.ID. (2021,September 7).Konsep Pembagian Kekuasaan Secara Vertikal di Indonesia &
Contohnya.https://tirto.id/konsep-pembagian-kekuasaan-secara-vertikal-di-indonesia-
contohnya-giM2. Accessed 15 November 2022.
Wiratmini, N. P. E. (2021, Maret 22). Asing Dominasi Investasi Pariwisata di Bali. Bisnis
Bali. Retrieved November 15, 2022, from
https://bali.bisnis.com/read/20210322/561/1370829/asing-dominasi-investasi-pariwis
ata-di-bali
Yusuf, N. F. (2022, April 19). Pemkab Badung tingkatkan kemampuan wirausaha warganya -
ANTARA News Bali. Antara News bali. Retrieved November 16, 2022, from
https://bali.antaranews.com/berita/276813/pemkab-badung-tingkatkan-kemampuan-w
irausaha-warganya
Perundang-Undangan
Undang-undang (UU) No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Peraturan Gubernur Bali Nomor 28 Tahun 2020 Tentang Tata Kelola Pariwisata Bali
Universitas Indonesia