Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH KONTEKS DEMOGRAFIS SOSIAL DAN BUDAYA PADA

KELANGSUNGAN BISNIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Analisis Lingkungan Bisnis

Dosen Pengampu:
1. Dra. Siti Ning Farida, M.Si
2. Maharani Ikaningtyas, S.E., M.AB.

Disusun Oleh:
Kelompok 8
1. Rangga Dwi Darmawan 21042010141
2. Denny Januartha 21042010216
3. Rachman Bin Muhammad 21042010233
4. Raissalma Queena Alhilwa 21042010269
5. Mihta Destiana 21042010306

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
SURABAYA
2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat yang
telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas menganalisis Lingkungan
Bisnis dengan baik. Dibuatnya makalah ini di dengan tujuan untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah Analisis Lingkungan Bisnis. Judul makalah yang dibuat ialah PENGARUH
KONTEKS DEMOGRAFIS SOSIAL DAN BUDAYA PADA KELANGSUNGAN BISNIS.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Siti Ning Farida, M.Si dan Ibu
Maharani Ikaningtyas, S.E., M.AB. selaku dosen pengampu mata kuliah Analisis Lingkungan
Bisnis program studi Administrasi Bisnis di Universitas Pembangunan Nasional “veteran”
Jawa Timur.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah yang disusun
masih jauh dari kata sempurna dengan demikian penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca. Dan berharap makalah ini dapat memberikan sebuah manfaat
kepada para pembaca terima kasih.

Surabaya, Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
2.1 Demografi 3
2.2 Organisasi ada dan beroperasi dalam masyarakat dan tunduk pada berbagai p
engaruh demografis dan sosial budaya 4
2.3 Perubahan Demografis Dapat Mempengaruhi Sisi Permintaan dan Penawaran
Ekonomi 6
2.4 Masyarakat biasanya juga mengandung sub budaya yang dapat mempengaruhi
keyakinan, sikap, dan tindakan seseorang 7
2.5 Faktor Demografi, Sosial dan Budaya dalam Segmentasi Pasar. 9
BAB III 11
PENUTUP 11
3.1 Kesimpulan 11
3.2 Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang sangat luas dan berpenduduk sangat banyak.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil)
Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk Indonesia mencapai 275,36 juta jiwa
pada Juni 2022. Lalu pada akhir 2022 , berdasarkan dari data Badan Pusat Statistik
(BPS) jumlah penduduk di Indonesia diproyeksikan sebanyak 275,77 juta jiwa pada
tahun 2022 ini mengalami kenaikan jumlah yaitu sebesar 1,13% dibandingkan pada
tahun 2021. Menurut usianya, 69,25% penduduk Indonesia berada pada jenjang usia 15
– 64 tahun. Potensi mendirikan bisnis di Indonesia ini sangat besar karena ada potensi
pembeli yang besar. Hal ini merupakan sebuah catatan untuk perusahaan yang bisa
dijadikan peluang dalam pengembangan bisnis mereka. Perusahaan dapat menciptakan
suatu proyek atau bahan produksi dengan tujuan untuk membantu mensejahterakan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka di Indonesia.

Hubungan demografi dengan bisnis saat ini merupakan hal yang harus
digunakan sebagai bahan dari penentu perusahaan dapat memasarkan produk atau jasa
yang mereka miliki. Bagaimana tidak, data dari demografi merupakan data yang dapat
membantu perusahaan untuk mengetahui segala macam kriteria yang dimiliki oleh
masyarakat untuk menjadi patokan target konsumen mereka. Semakin banyak data yang
dapat diperoleh dari analisis kependudukan, semakin besar pula peluang bagi
perusahaan mengelola konsumennya karena ketika perusahaan menemukan data sesuai
dengan yang mereka cari, maka perusahaan pun mulai ekspansi ke sana. Dari
pengumpulan data tersebut pula, perusahaan dapat mengetahui bagaimana kebiasaan
sosial yang dilakukan oleh masyarakat dalam melakukan kegiatan jual beli. Tidak hanya

1
sosial, kebudayaan yang ada pada masyarakat juga bisa menjadikan tolak ukur perilaku
konsumen pada kegiatan berkonsumsi (jual beli). Perusahaan juga dapat membuka
lowongan pekerjaan untuk membantu meningkatkan ekonomi negara. Saat ini,
penduduk Indonesia paling banyak dikuasai oleh orang – orang yang memiliki umur
produktif. Pebisnis atau perusahaan pada umumnya akan senang dengan kabar tersebut
karena artinya mereka memiliki potensi untuk mendapatkan Sumber Daya Manusia
yang siap untuk bekerja dengan kemampuan yang sesuai akan lebih banyak. Dengan
begitu kebutuhan produksi mereka akan terpenuhi.

Demografi, sosial dan kebudayaan memiliki hubungan terhadap kelangsungan


bisnis yang ada di Indonesia. Mengingat jumlah penduduk yang banyak, berbagai suku
dan kebudayaan, Indonesia memiliki potensi mendirikan bisnis yang besar dengan
berbagai kriteria bisnis karena ada potensi pembeli yang besar pula. Untuk mengetahui
pengaruh konteks demografis, sosial dan budaya pada kelangsungan bisnis, maka
makalah ini akan menyajikan paparan terkait topik tersebut dengan rumusan masalah
sebagai berikut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari demografi?

2. Bagaimana hubungan demografi dengan kelangsungan bisnis?

3. Mengapa sosial budaya sangat berpengaruh pada bisnis?

1.3 Tujuan

1. Mengerti akan apa yang dimaksud demografi

2. Mengetahui hubungan antara demografi dan kelangsungan bisnis

3. Memahami alasan sosial budaya memiliki pengaruh terhadap bisnis

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Demografi

Kata demografi pertama kali digunakan oleh Achille Guilard pada tahun 1885,
dalam bukunya yang berjudul Elements de Statistique Humaine, ou Demographie
Comparee. Demografi berasal dari kata demos yang berarti penduduk dan grafein yang
berarti gambaran. Jadi demografi adalah ilmu yang mempelajari penduduk atau manusia
terutama tentang kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk yang terjadi.
Demografi sendiri sebenarnya melibatkan studi ilmiah tentang ukuran, penyebaran
penduduk secara geografi maupun spasial, komposisi penduduk, dan perubahan yang
terjadi dari waktu ke waktu. Pada tahun tersebut Achille Guilard mengatakan bahwa
demografi merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu dari keadaan dan sikap
manusia yang dapat diukur yaitu meliputi perubahan secara umum, fisik dan kondisi
moral.

David V. Glass mengatakan bahwa demografi terbatas pada studi penduduk sebagai
akibat pengaruh dari proses demografi yaitu fertilitas, mortalitas dan migrasi. Pressat
(1985) mengatakan bahwa demografi adalah studi tentang populasi manusia dalam
hubungannya dengan perubahan yang terjadi akibat kelahiran, kematian, dan migrasi.
Istilah ini juga digunakan untuk mengacu kepada fenomena yang diamati. Sedangkan
PBB (1958) mendefinisikan bahwa demografi adalah studi ilmiah terhadap populasi
manusia, terutama terhadap jumlah, struktur, dan perkembangannya. Masalah demografi
lebih ditekankan pada perubahan dinamika kependudukan karena pengaruh perubahan
fertilitas, mortalitas dan migrasi.

Philip M.Hauser dan Dudley Duncan (1959) mendefinisikan bahwa demografi


adalah ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan tersebut, yang biasanya

3
timbul karena peristiwa kelahiran, kematian dan migrasi (gerak teritorial) dan mobilitas
status. Sementara itu Donald J.Bogue (1973) mengatakan bahwa demografi adalah ilmu
yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besaran, komposisi dan
distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya
lima komponen demografi yaitu kelahiran, kematian, perkawinan, migrasi dan mobilitas
sosial. Walaupun demografi mempertahankan analisis deskriptif dan komparatif
berkesinambungan terhadap tren yang ada, pada setiap proses yang terjadi dan hasil
yang ditimbulkan, tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan bagian dari teori
untuk menjelaskan peristiwa yang dibandingkan dan direncanakannya. Berdasarkan
beberapa definisi di atas, maka dapat dikatakan bahwa demografi adalah studi tentang
penduduk yang dilihat dari ukuran (jumlah), struktur/komposisi, persebaran ke ruangan
serta faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah, struktur dan persebaran penduduk yaitu
fertilitas, mortalitas dan migrasi di suatu wilayah tertentu.

Dalam demografi terdapat aspek kependudukan yang statis dan dinamis sifatnya.
Aspek statis ditunjukkan oleh komposisi penduduk misalnya. Komposisi penduduk
merupakan gambaran kondisi penduduk pada suatu titik tertentu, yaitu pada saat
dilaksanakan sensus atau survei. Sesudah tanggal atau hari tersebut, komposisi
penduduk akan berubah. Perubahan komposisi ini terjadi karena perubahan kelahiran,
kematian dan migrasi. Jadi dalam demografi juga dipelajari aspek statis dan aspek
dinamis, yang keduanya saling mempengaruhi. Contoh, jumlah kelahiran akan
mempengaruhi jumlah penduduk muda di suatu wilayah tertentu.

2.2 Organisasi ada dan beroperasi dalam masyarakat dan tunduk pada berbagai
pengaruh demografis dan sosial budaya

organisasi dibutuhkan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Organisasi dalam hal
ini mempunyai dua pengertian yang tidak terpisahkan sebagai suatu keutuhan bagaikan
dua sisi mata uang. Organisasi mempunyai 2 pengertian yaitu organisasi sebagai wadah
dan organisasi sebagai proses. Organisasi sebagai wadah ialah Organisasi yang berguna
sebagai wadah statis, karena merupakan badan organisasi yang mewadahi seluruh

4
anggotanya dengan, status posisinya. Jadi merupakan piranti manajemen atau Tools of
Management. Sedangkan organisasi sebagai proses ialah Organisasi yang berguna
sebagai proses dinamis. Organisasi selalu bergerak menuju tercapainya tujuan
organisasi. Organisasi sebagai proses dinamis, karena harus mengadakan pembagian
tugas kepada para anggotanya. Juga harus memberikan tanggung jawab, wewenang dan
mengadakan hubungan baik ke dalam maupun ke luar dalam rangka mencari
keberhasilan organisasi.

Berorganisasi memiliki peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan


berorganisasi mental kepemimpinan akan terbentuk dan melatih diri untuk dapat
mengeksekusi keputusan. Berorganisasi memberi ruang lebih untuk berekspresi,
mengembangkan kemampuan diri, membangun kepercayaan diri, menambah teman,
meningkatkan wawasan dan pengetahuan, serta memupuk jiwa yang peduli. Selain itu,
organisasi juga memberikan pengaruh positif terhadap Budaya. Budaya organisasi
berfungsi sebagai perekat, pemersatu, identitas, citra, brand, yang berbeda dengan
organisasi lain yang dapat dipelajari dan diwariskan kepada generasi berikutnya, dan
dapat dijadikan acuan perilaku manusia dalam organisasi yang berorientasi pada
pencapaian tujuan atau hasil/target yang ditetapkan.

Dalam hal disorganisasi yang sangat menyedihkan adalah kebiasaan masyarakat


biasanya sangat sedikit dalam bekerja pada lingkungan yang baru sebagai suatu
rangsangan untuk melakukan perubahan.Ada beberapa hal yang menjadi faktor adanya
perubahan sosial yang terjadi di masyarakat yaitu sebagai berikut:

1. Kontak dengan kebudayaan lain.


Kontak langsung maupun tidak langsung telah mendorong terjadinya
perubahan sosial dan kebudayaan. Seperti contoh pengaruh adanya
masyarakat asing didaerah tertentu dan juga adanya internet yang
menyebarkan pengaruh kebudayaan asing.
2. Sistem pendidian formal yang maju.
Sumber Daya Manusia (SDM) suatu tempat akan meningkatkan

5
kesejahteraan masyarakat, karena mereka lebih dapat memanfaatkan
alam dengan efektif dan efisien.
3. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginankeinginan yang
maju.
Setiap karya dapat berpotensi untuk memajukan peradaban manusia.
Seperti karya atau penemuan telepon. Pada awalnya telepon tidak
dianggap oleh masyarakat sebagai karya yang hebat mereka lebih
meremehkannya, tapi suatu ketika masyarakat mengetahui fungsi
sesungguhnya, maka karya tersebut menjadi sangat dihargai masyarakat.
4. Sistem terbuka lapisan masyarakat.
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal yang luas
atau berarti memberi kesempatan kepada para individu untuk maju atas
dasar kemampuan sendiri. Dalam keadaan demikian, seseorang mungkin
akan mengadakan identifikasi dengan warga-warga yang mempunyai
status lebih tinggi.
5. Penduduk yang heterogen.
Pada masyarakat yang terdiri dari kelompok sosial yang mempunyai latar
belakang kebudayaan ras ideologi yang berbeda mudah terjadinya
pertentangan yang mengundang kegoncangan. Keadaan demikian
menjadi pendorong bagi terjadinya perubahan dalam masyarakat.

2.3 Perubahan Demografis Dapat Mempengaruhi Sisi Permintaan dan Penawaran


Ekonomi

Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan, penawaran, harga, dan


kuantitas. Ketika permintaan dan penawaran saling bertemu akan mempengaruhi satu
sama lain sehingga membentuk satuan harga dan kuantitas (jumlah barang).
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran

● Faktor yang mempengaruhi permintaan

6
Minat konsumen dalam membeli barang/jasa tingkat harga tertentu

1. Harga barang/jasa

2. Pendapatan masyarakat

3. Selera masyarakatnya

4. Kualitas barang

5. Harga barang lain

6. Jumlah penduduk

7. Ramalan masa depan

● Faktor yang mempengaruhi penawaran

Kesediaan atau kemampuan produsen untuk membuat barang/jasa untuk dijual


kepada konsumen dengan rentang harga tertentu

1. Biaya produksi

2. Harapan akan mendapatkan laba

3. Faktor-faktor non ekonomi

Demografi adalah memainkan peran yang berpengaruh dalam kesehatan


ekonomi. Hal ini juga dapat berpengaruh terhadap permintaan dan penawaran pasar
ekonomi. Ada tiga alasan utama mengapa ekonom percaya populasi yang menua
menyebabkan pertumbuhan PDB melambat:

1. Ada lebih sedikit orang usia kerja untuk menyediakan tenaga kerja dan
menciptakan barang dan jasa.
2. Pertumbuhan populasi yang lebih rendah dapat menyebabkan pajak yang lebih
tinggi.

7
3. Orang yang lebih tua dikenal lebih banyak menabung dan meminjam, artinya
lebih sedikit uang yang digunakan untuk pertumbuhan investasi.

2.4 Masyarakat biasanya juga mengandung sub budaya yang dapat


mempengaruhi keyakinan, sikap, dan tindakan seseorang

Lingkungan sosiokultural atau sosial budaya (sociocultural environment)


merujuk pada tren dan perkembangan perubahan dalam sikap, perilaku, dan nilai-nilai
dalam masyarakat secara keseluruhan. Lingkungan ini berkaitan erat dengan populasi,
gaya hidup, budaya, selera, adat dan tradisi. Faktor-faktor tersebut dibuat oleh
masyarakat dan seringkali, diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya.

Beberapa contoh variabel lingkungan sosial budaya yang penting adalah:

Budaya. Nilai dan kebiasaan individu dapat berubah individu melalui kontak dengan
budaya tertentu.

Kebiasaan kecenderungan atau mode perilaku yang mewakili cara berperilaku dalam
menanggapi situasi yang diberikan.

Keyakinan dan nilai-nilai. Keyakinan merujuk pada apa yang kita rasakan atas sesuatu
atau seseorang. Sedangkan, nilai-nilai adalah keyakinan yang relatif bertahan lama dan
menjadi panduan untuk perilaku yang sesuai dengan budaya.

Jumlah dan pertumbuhan populasi. Penambahan populasi tidak hanya menyediakan


lebih banyak tenaga kerja dan permintaan atas barang dan jasa, tetapi juga dapat
menjadi masalah sosial seperti kejahatan dan kemiskinan, terutama ketika ketersediaan
lapangan kerja tidak mencukupi.

Komposisi usia. Di beberapa negara, populasi usia produktif mendominasi dan menjadi
peluang bagi pertumbuhan ekonomi dan permintaan barang dan jasa. Namun, di

8
sejumlah negara lain, seperti di Jepang, proporsi populasi tua mendominasi, yang mana
memunculkan peluang sekaligus tantangan bagi perekonomian dan perusahaan

Geografi. Populasi mungkin terkonsentrasi di wilayah geografis tertentu, misalnya di


lahan pertanian subur atau di kawasan industri.

Etnisitas. Suatu negara, seperti Indonesia, mungkin terdiri berbagai suku dan etnis yang
berbeda. Ini berimplikasi pada berbagai aspek seperti bahasa, budaya, kebiasaan dan
selera.

Struktur rumah tangga dan keluarga. Populasi suatu masyarakat dapat dipecah
berdasarkan jumlah anak.

Pekerjaan, misalnya pekerja kerah putih vs pekerja kerah biru.

Kekayaan dan kelas sosial. Orang-orang dari kelas sosial yang berbeda mungkin
memiliki nilai yang berbeda yang mencerminkan posisi mereka dalam masyarakat.

Perubahan dalam beberapa faktor sosial budaya mungkin membutuhkan waktu


bertahun-tahun. Namun, beberapa diantara mereka berubah semakin cepat dan dinamis,
misalnya berkat dukungan teknologi. Faktor sosial budaya terus berubah. Itu dapat
berimplikasi pada peluang dan ancaman yang perusahaan hadapi. Dan akhirnya,
perubahan tersebut juga menentukan strategi perusahaan yang harus perusahaan pilih.

Perubahan sosial dan budaya menantang perusahaan untuk menemukan cara untuk yang
lebih efektif untuk beradaptasi agar tetap di depan pesaing mereka. Misalnya, perubahan
komposisi usia mempengaruhi perubahan pola permintaan. Ketika populasi usia tua
mulai mendominasi, permintaan terhadap layanan kesehatan dan pensiun meningkat.

Selanjutnya, perubahan komposisi usia juga mempengaruhi kebijakan rekrutmen.


Perusahaan harus menghadapi lebih sedikit orang muda dengan produktivitas yang
menurun. Faktor sosial budaya yang berbeda juga mempengaruhi praktik, kebijakan dan
aktivitas bisnis. Budaya mempengaruhi selera dan gaya hidup. Karena itu, budaya juga
mempengaruhi jenis produk dan layanan yang harus ditawarkan bisnis.

9
Selain itu, manajemen sumber daya manusia mungkin perlu mengatasi perbedaan
budaya dalam perekrutan. Sebagai contoh, beberapa etnis minoritas memiliki bahasa
tubuh yang berbeda yang mungkin sulit untuk ditafsirkan oleh beberapa pewawancara.

2.5 Faktor Demografi, Sosial dan Budaya dalam Segmentasi Pasar.

Pemasaran merupakan ujung tombak dari suatu bisnis. Pemasaran adalah


rangkaian kegiatan yang berkaitan erat dengan bisnis, bertujuan untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen melalui proses jual beli. Bisnis perlu menentukan
strategi pemasaran yang mereka gunakan untuk memasarkan produk mereka. Strategi
pemasaran terdiri dari tiga unsur, yaitu segmenting, targeting, dan positioning.
Segmenting atau segmentasi pada dasarnya adalah strategi untuk memahami struktur
pasar, sedangkan targeting atau penargetan adalah tentang memilih dan menjangkau
pasar. Setelah memilih pasar sasaran, proses selanjutnya adalah positioning atau
penempatan. Penempatan produk pada dasarnya adalah strategi untuk masuk ke dalam
benak konsumen.

Demografi adalah statistik penting yang menggambarkan populasi. Penting


untuk pemasar mengumpulkan data demografi yang terkait erat dengan permintaan
untuk berbagai jenis produk. Kebutuhan konsumen, keinginan, tingkat penggunaan, dan
preferensi merek sering dikaitkan dengan variabel demografis. Menurut Kotler dan
Keller (2012) “Segmentasi Demografis adalah segmentasi yang membagi pasar menjadi
kelompok berdasarkan variabel seperti usia, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan,
pendidikan, dan kelas sosial. Variabel ini sangat populer bagi pemasar karena variabel
demografis sering terkait erat dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.”. Dengan
adanya data demografis yang dimiliki oleh perusahaan dalam menentukan pasar
mereka, perusahaan bisa lebih leluasa dalam menentukan strategi pasar yang akan
mereka gunakan. Contohnya, misalkan ada perusahaan yang ingin membuka cabang
usahanya di daerah lain, maka perusahaan bisa mencari tahu kota mana saja yang cocok
dijadikan wilayah untuk membuka cabang yang baru. Hal ini tidak hanya dilihat dari
keadaan ekonomi wilayah itu, tapi juga demografinya.

10
Informasi dari demografis bisa membantu bisnis untuk membangun imej yang
sesuai dengan target pasarnya. Demografis memungkinkan suatu usaha untuk dapat
prediksi seputar trend permintaan konsumen melalui data yang didapatkan, sehingga
memungkinkan bisnis untuk membuat strategi pemasaran dan marketing plan yang
tepat sasaran. Data tersebut juga dapat membantu bisnis menentukan media yang akan
digunakan untuk kegiatan marketing-nya. Sebagai contoh, jika sebuah bisnis
menargetkan audiens senior, tentu penggunaan media sosial tidak akan seefektif seperti
memasarkan ke audiens yang muda yang mengandalkan sosial media. indikator yang
bisa digunakan dari informasi demografis, antara lain :

● Suku bangsa atau ras


● Tingkat pendidikan
● Kelas sosial
● Pendapatan
● Status pekerjaan
● Agama
● Lokasi
● Bahasa yang digunakan
● Preferensi
● Hobi dan ketertarikan

Lingkungan sosial budaya yang berjalan di masyarakat terus mengalami


perubahan dan perkembangan seiring dengan perkembangan zaman. Lingkungan sosial
dan budaya yang sering berubah ini menjadi pemicu dari perilaku konsumen. Budaya
mempengaruhi selera dan gaya hidup. Karena itu, budaya juga mempengaruhi jenis
produk dan layanan yang harus ditawarkan bisnis. Budaya yang ada di masyarakat desa
dengan masyarakat yang hidup di tengah kota memiliki perbedaan yang tentunya
berpengaruh pada kehidupan sosial yang mereka jalani. Masyarakat yang hidup di
tengah kota rata - rata cenderung hidup dengan individualisme yang tinggi sehingga
mereka jarang untuk terpengaruh dengan keadaan sekitarnya. Sedangkan pada

11
masyarakat pedesaan, mereka hidup dengan berkelompok dan memungkinkan satu sama
lain mempengaruhi dalam kehidupan sosial mereka, salah satunya dalam hal konsumsi.
Perubahan sosial dan budaya menantang perusahaan untuk menemukan cara untuk yang
lebih efektif untuk beradaptasi agar tetap di depan pesaing mereka. Misalnya, perubahan
komposisi usia mempengaruhi perubahan pola permintaan. Ketika populasi usia tua
mulai mendominasi, permintaan terhadap pelayanan kesehatan dan pensiun meningkat.
Selanjutnya, perubahan komposisi usia juga mempengaruhi kebijakan rekrutmen.
Perusahaan harus menghadapi lebih sedikit orang muda dengan produktivitas yang
menurun.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kata Demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti ’Demos’ adalah rakyat
atau penduduk dan ’Grafein’ adalah menulis. Jadi Demografi adalah tulisan atau
karangan mengenai penduduk. Istilah ini pertama kali dipakai untuk pertama kalinya
oleh Achille Guilard.

Perubahan Demografis Dapat Mempengaruhi Sisi Permintaan dan Penawaran


Ekonomi karena Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan, penawaran, harga,
dan kuantitas. Ketika permintaan dan penawaran saling bertemu akan mempengaruhi
satu sama lain sehingga membentuk satuan harga dan kuantitas. Dalam Demografi juga
dibutuhkan sebuah organisasi untuk mencapai sebuah tujuan. Berorganisasi memiliki
peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan berorganisasi mental
kepemimpinan akan terbentuk dan melatih diri untuk dapat mengeksekusi keputusan.
Selain itu dalam Masyarakat biasanya juga mengandung sub budaya yang dapat
mempengaruhi keyakinan, sikap, dan tindakan seseorang, sehingga Faktor yang

12
mempengaruhi Demografi, Sosial dan Budaya dalam Segmentasi Pasar dapat
ditemukan.

3.2 Saran

Sistem data kependudukan Indonesia terkadang tidak update dengan data kependudukan
yang dimiliki, misalnya data kematian, perpindahan penduduk sehingga menimbulkan
masalah terkadang terjadinya saat pemilu dan dalam pengurusan data yang lainnya.
Dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dalam memperbaharui data
tersebut.

Pada status perkawinan poligami tidak terteranya hukum yang jelas dalam perkawinan
ini misalnya dalam melindungi hak istri yang di poligami tidak memiliki hak buku
nikah dalam mengabsahkannya suatu perkawinan. Perlu adanya payung hukum yang
jelas dalam perkawinan yang diperbolehkan ini agar tidak merugikan salah satu pihak
dalam perkawinan ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip And Gary Amstrong. 2012. Principles Of Marketing Global 14th Edition.
New Jersey: Prentice. Dikutip Dari Buku Manajemen Pemasaran Teori & Implementasi
Dr. Sudaryono 2016

Sudaryono. 2016, Manajemen Pemasaran Teori dan Implementasi, penerbit C.V ANDI
OFFSET

A Sumeke, dkk. ANALISIS SEGMENTASI DEMOGRAFI DAN PSIKOGRAFI PADA


TOKO RAPS ID. Jurnal EMBA Vol.10 No. 1. Januari 2022, Hal. 202 - 207

Bungin, B. (2006). Sosiologi komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi


Komunikasi di Masyarakat
(1st ed.). Kencana.

Hidayat, R. S. (2017). Analisis Pengaruh Strategi Segmenting , Targeting dan


Positioning Terhadap Keputusan
Pelanggan Membeli Nu Green Tea. Jurnal Ekonomika Dan Manajemen, 6(1), 28–44.
https://journal.budiluhur.ac.id/index.php/ema/article/view/336.

Purba, B., Sn, A., Purba, E., Pawer, S., Panjaitan, D., Damanik, D., Iqbal, M., Lubis, A.,
Muhammad, M.,
Rahmadana, M., Khairad, F., Ginting, A., Muhammadin, A., Mangiring, H., Simarmata,
H., Yayasan, P.,
& Menulis, K. (2021). Ekonomi Demografi.

Wahyudi, H. (2013). Segmentasi Pasar Berdasarkan Demografi Terhadap Produk Mobil


Nissan Pada PT. Wahana

14
Wirawan Manado. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 1(3).
https://www.neliti.com/publications/1548/segmentasi-pasar-berdasarkan-demografi-terh
adap-produk-mobil-nissan-pada-pt-waha.

Zulfikar, Mayvita, Purboyo. PENGARUH DEMOGRAFIS TERHADAP TINGKAT


PREFERENSI, KEPUASAN DAN PERSEPSI RISIKO MASYARAKAT PADA
PRODUK HIJAU DI SEKTOR OBAT TRADISIONAL. Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan
Keuangan. Volume 3, Nomor 2, Juni 2019.

Artikel :
https://pluang.com/id/blog/glossary/demografi-adalah
https://dataindonesia.id/ragam/detail/bps-jumlah-penduduk-indonesia-sebanyak-27577-j
uta-pada-2022
https://www.academia.edu/11935388/pengaruh_demografi_terhadap_bisnis

15

Anda mungkin juga menyukai