Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FISIKA

BESARAN DAN SATUAN

Nama Anggota:
1. Anggi Dwi Aprilia (01)
2. Isna Anisa Nuraini (10)
3. Riska Putri Amalia (25)

SMK CITRA MEDIKA KOTA MAGELANG


A. PENGERTIAN BESARAN DAN SATUAN
Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, dapat
dinyatakan dengan angka, serta memiliki nilai dan satuan.
Tiga syarat penting ini harus dipenuhi agar dapat disebut sebagai besaran. Jika
tidak memenuhi ketiga syarat tersebut, atau salah satunya tidak ada, maka tidak
bisa disebut sebagai besaran. Misalnya sesuatu tersebut bisa diukur dan dapat
dinyatakan dengan angka, namun tidak memiliki satuan, maka tidak bisa disebut
sebagai besaran.

Sementara itu, satuan digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran.


Dalam satuan, kita mengenal yang namanya Satuan Internasional (SI), yaitu
satuan yang distandarisasi dan diakui penggunaanya secara Internasional. 
B. PENGELOMPOKAN BESARAN

Secara umum, besaran dibedakan menjadi 2 yaitu besaran pokok dan besaran
turunan.

1. BESARAN POKOK

Besaran pokok adalah besaran yang menjadi dasar untuk menetapkan besaran
yang lain. Satuan besaran pokok disebut satuan pokok dan telah ditetapkan
terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan. Besaran pokok sifatnya
bebas, artinya tidak bergantung pada besaran pokok yang lain. Terdapat 7
besaran pokok yang diketahui antara lain:

A. MASSA
Satuan untuk menghitung massa adalah kg

B. PANJANG
C. WAKTU

D. JUMLAH MOLEKUL ZAT


Jumlah zat adalah besaran pokok fisika yang mengukur jumlah cuplikan zat
elementer yang dapat berupa elektron, atom, ion, molekul, atau partikel tertentu.
E. KUAT ARUS
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan
elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan
waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere.

Kuat arus listrik dilambangkan dengan I, sementara banyaknya muatan listrik


dilambangkan dengan Q dan waktu dilambangkan dengan t. Berdasarkan
pengertian di atas maka kuat arus listrik dapat dirumuskan sebagai:

I = Q/t

I = kuat arus listrik dalam (Ampere)


Q= muatan listrik dalam (Coulomb)
t = waktu dalam (second)

Alat ukur kuat arus listrik disebut sebagai amperemeter. Pemasangan


amperemeter harus dipasang dengan urutan seri terhadap hambatan (beban).

F. INTENSITAS CAHAYA
Intensitas cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang suatu
cahaya pancarkan. Cahaya yang terukur tersebut berdasarkan arah atau per
satuan sudut tertentu.

Simbol satuan dari intensitas cahaya adalah I (huruf kapital). Sedangkan untuk
standar 1 candela merupakan sebuah intensitas cahaya dalam arah tertentu.

Sumber cahaya untuk 1 cendala memiliki frekuensi 540 x 1012 Hz dengan


intensitas radian pada arah 1/628 watt per steradian.

Rumus intensitas cahaya:

N = ( 1.25 x L x W x E ) / ( kΦ x ηR x ηLB )

N = Jumlah armatur
1.25 = Faktor Perencanaan
E = Intensitas Penerangan ( Lux )
L = Panjang Ruang ( meter )
W = Lebar Ruang ( meter )
Φ = Flux Cahaya ( Lumen )
η LB = Efisiensi dari armature ( % )
η R = Utilisasi ruangan ( % )

Alat Pengukur Intensitas

a. Light Meter atau Lux Meter


Pengertian intensitas cahaya adalah sebuah satuan besaran cahaya. Gelombang
elektromagnetik suatu cahaya adalah sekitar 380-750 nm.
Besarnya intensitas cahaya dapat terukur oleh Light Meter. Biasanya,
penggunaan alat ini lebih banyak pada bidang fotografi untuk mengatur
eksposur yang tepat.

b. Goniophotometer
Penggunaan dari alat satu ini adalah dengan mengukur cahaya yang terpancar
dari sebuah benda, tetapi memiliki sudut yang berbeda.
Ganiofotometer dapat digunakan sebagai pengukur koordinat warna, fluks
cahaya, distribusi intensitas, hingga temperatur warna. Penggunaan
Ganiofotometer adalah di bidang otomotif.

G. SUHU
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), suhu diartikan sebagai ukuran
kuantitatif dari temperatur, panas atau dingin, dan diukur menggunakan
termometer. Suhu menjadi besaran yang akan menyatakan ukuran derajat dingin
dan panas suatu benda. Selain bisa dinyatakan secara kualitatif, suhu juga dapat
dinyatakan secara kuantitatif dengan satuan derajat tertentu.

Nilai derajat sebuah suhu dapat diatur ke dalam empat jenis skala suhu, yaitu
Celsius (C), Farenheit (F), Reamur (R), dan Kelvin(K). Adapun skala suhu akan
didasarkan pada dua titik tepat, yaitu titik tetap bawah dan titik tetap atas. Titik
bawah menandakan titik beku, sementara itu titik atas menunjukkan titik didih.

a. Celcius (C)
Celcius ini merupakan skala suhu yang paling sering dipakai, baik di Indonesia
maupun di luar negeri. Celcius memiliki satuan derajat C. Dalam melakukan
perbandingan antara dingin dan panas, skala Celcius air membeku pada suhu 0
derajat celcius. Sementara skala celcius pada air mendidih adalah 100 derajat
celcius.

b. Farenheit (F)
Kedua adalah Fahrenheit atau dikenal dengan huruf F saja. Dilihat dari Lumen
Learning, Fahrenheit ini merupakan skala pengukur suhu yang paling banyak
dipakai di negara Amerika Serikat. Skala Fahrenheit mempunyai satuan derajat
Farenheit. Adapun di skala ini, air mendidih ada pada suhu 212 derajat F,
sementara air membeku ada pada skala 32 derajat Fahrenheit.

c. Kelvin (K)
Skala pengukuran suhu selanjutnya adalah Kelvin. Skala inilah yang diketahui
tidak memiliki derajat. Satuan pada skala ini adalah Kelvin (K). Sebagai
perbandingan, dalam skala ini air mendidih pada suhu 373,15 Kelvin, dan air
membeku pada suhu 273,15 Kelvin.

d. Reamur (R)
Terakhir ada Reamur, yaitu skala pengukur suhu yang ditemukan oleh Antoine
Ferchault de Reamur pada tahun 1730. Skala Reamur ini mempunyai satuan
derajat Reamur. Pada skala ini, suhu untuk air mendidih yaitu sebesar 80 derajat
Reamur, dan suhu pada air membeku sebesar 0 derajat Reamur.

Apabila diambil kesimpulan, maka perbandingan antara keempat suhu di atas


adalah sebagai berikut:

C : R : F : K = 100 : 80 : 180 : 100


C:R:F:K=5:4:9:5

2. BESARAN TURUNAN

Besaran turunan adalah suatu besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Pada
dasarnya, besaran turunan ini hampir sama dengan besaran pokok yang di mana
kedua besaran tersebut sama-sama berfungsi untuk menghitung suatu yang
dinyatakan dalam Satuan Internasional (SI).

A. GAYA
Gaya adalah besaran turunan yang di mana satuannya berasal dari perkalian
antara massa dengan percepatan. Apabila digambarkan, maka satuan tersebut
adalah (kg m / s2) atau lebih dikenal dengan satuan Newton. Jadi, ketika
menghitung besaran turunan gaya, maka kamu perlu memberikan satuan
Newton (N). besaran turunan gaya biasanya ditemukan pada pelajaran fisika.
Adapun rumus dari gaya, yaitu F = m . a

B. USAHA
Usaha adalah besaran turunan yang memiliki satuan turunan bernama Joule.
Satuan Joule diperoleh dari gaya sudah dikalikan dengan jarak yang jika ditulis
menjadi (kg m2 s-2). Sama halnya dengan gaya, usaha ini sering kita temukan
pada pelajaran fisika. Usaha memiliki rumus, yaitu W = F . s.

C. KECEPATAN
Kecepatan adalah besaran turunan yang diperoleh melalui penghitungan jarak
yang sudah ditempuh dibagi dengan waktu tempuh dan satuan yang muncul
adalah m/s. Satuan besaran turunan yang dibaca menjadi meter per detik atau
meter per second. Besaran turunan kecepatan memiliki rumus, yaitu V = s / t.
Besaran turunan kecepatan sering kita temukan pada pelajaran matematika.

D. PERCEPATAN
Percepatan adalah salah satu besaran turunan yang dihasilkan dari penghitungan
besaran turunan kecepatan dan waktu tempuh. Besaran turunan kecepatan akan
dibagi dengan waktu tempuh yang sudah dilakukan. Jika, satuan turunan
kecepatan disimbolkan dengan huruf V, maka percepatan disimbolkan dengan
huruf a. Rumus dari besaran turunan percepatan adalah a= Δv / Δt.

E. MOMENTUM
Contoh besaran turunan berikutnya adalah momentum. Momentum adalah
asalnya dari perkalian antara massa dengan kecepatan, sehingga menghasilkan
rumus seperti meter per second atau kilogram meter per detik (kg m/s).
Sementara itu, rumus dari besaran turunan momentum yaitu P = m v.

F. DAYA
Daya adalah besaran turunan memiliki satuan watt. Satuan watt ini didapatkan
dari satuan turunan usaha dan satuan pokok waktu. Rumus dari besaran turunan
daya ini adalah P = W/t atau bisa dikatakan seperti nilai usaha dibagi dengan
waktu. Daya ini umumnya kita temukan pada mata pelajaran fisika.
G. MASSA JENIS
Massa jenis adalah besaran turunan yang berasal dari besaran pokok massa dan
turunan dari besaran pokok panjang (m3), sehingga menciptakan satuan seperti
(kg / m3) atau kilogram per meter kubik. Nama dari besaran turunan massa jenis
adalah Rho. Sedangkan rumus dari massa jenis adalah ρ= /V.

H. FREKUENSI
Frekuensi adalah besaran turunan yang menyatakan akan adanya getaran atau
putaran ulang per peristiwa dalam satuan detik atau bisa ditulis seperti (s–1).
Satuan turunan frekuensi sering kita dengan nama Hertz. Adapun rumus dari
frekuensi adalah 1/{periode(t)} atau f = 1/t . Pada umumnya besaran turunan
frekuensi sering digunakan untuk menghitung getaran suara.

I. MUATAN LISTRIK
Muatan listrik termasuk ke dalam besaran turunan. Muatan listrik adalah
besaran turunan yang memiliki satuan Coulomb. Besaran turunan muatan bisa
dihitung dengan cara pengukuran tidak langsung dan rumusan dari besaran
muatan adalah I = Q/t. Besaran turunan bisa kamu temukan pada ilmu
pengetahuan fisika.

J. TEGANGAN LISTRIK
Tegangan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang biasanya
digunakan untuk menghitung perbedaan tegangan listrik. Satuan turunan dari
tegangan ini sering sekali kita gunakan pada bidang kelistrikan, yaitu Volt (V).
Sementara itu, rumus dari tegangan listrik adalah V = I . R.

K. HAMBATAN LISTRIK
Hambatan listrik merupakan besaran turunan yang sangat berkaitan dengan
kelistrikan. Satuan dari besaran hambatan listrik adalah satuan ohm. Besaran
turunan hambatan listrik mempunyai rumus, yaitu R = V / I.

L. LUAS
Luas adalah besaran turunan yang berasal dari dari besaran pokok panjang.
Sedangkan nilai luas diperoleh melalui perkalian antara panjang dan lebar (p x
l). Satuan yang dipakai pada besaran turunan luas yaitu meter kubik (m2).
Rumus luas ini biasanya digunakan untuk menghitung luas dari bangun datar
atau bangun dua dimensi.
M. VOLUME
Volume adalah besaran turunan yang diturunkan dari besaran pokok panjang,
sehingga menghasilkan rumus volume yaitu panjang dikali lebar dikali tinggi
pada suatu benda. Setelah menghitung volume, maka satuan turunan volume
yaitu meter kubik (m3). Besaran turunan volume ada pada pelajaran matematika
bidang bangun ruang atau bangun tiga dimensi.

N. TEKANAN
Tekanan adalah besaran turunan yang diturunkan dari besaran turunan gaya
dengan besaran turunan luas atau jika ditulis menjadi seperti N/m2. Rumus dari
besaran turunan, yaitu P = F / A.

C. PENGELOMPOKAN SATUAN

Satuan dikelompokkan kedalam 2 kelompok yaitu satuan baku dan satuan tidak
baku

1. SATUAN BAKU

Satuan baku adalah satuan yang telah ditetapkan dan diakui penggunaannya
secara internasional. Satuan ini disebut juga dengan Sistem Satuan
Internasional (International System of Units), sering disingkat dengan SI.

Satuan baku disebut juga satuan standar, yang diperoleh dari hasil
pengukuran dengan alat pengukuran yang baku. Dalam dunia ilmiah, satuan
inilah yang disepakati oleh semua orang khususnya ilmuwan untuk
menyatakan hasil pengukuran. Satuan baku ditetapkan oleh komunitas
khusus ilmuwan dunia yang bernama Lembaga Berat dan Ukuran
Internasional (Inggris: The International Bureau of Weights and Measures)
(Prancis: Bureau international des poids et mesures, BIPM) yang didirikan
pada tanggal 20 Mei 1875, di Sevres, Prancis.

Contoh Satuan Baku:

 Satuan baku besaran panjang: sentimeter (cm), meter (m), dan kilometer
(km)
 Satuan baku besaran massa: gram (g) dan kilogram (kg)
 Satuan baku besaran waktu: sekon (s), menit, dan jam.
 Satuan baku besaran suhu: celcius, kelvin, reaumur, dan fahrenheit.
 Satuan baku besaran kuat arus listrik: miliampere (mA) dan ampere (A)
 Satuan baku besaran intensitas cahaya: candela (cd)
 Satuan baku besaran jumlah zat: mol.
 Satuan baku besaran luas: meter persegi (m2), sentimeter persegi (cm2),
kilometer persegi (km2)
 Satuan baku besaran volume: meter kubik (m3) dan sentimeter kubik
(cm3).

2. SATUAN TIDAK BAKU

Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak ditetapkan sebagai satuan
pengukuran ilmiah. Satuan ini tidak berlaku umum atau tidak diakui secara
internasional.Satuan tidak baku merupakan satuan yang apabila digunakan oleh
orang yang berbeda dapat menghasilkan pengukuran yang berbeda. Contoh:
mengukur panjang buku menggunakan jengkal tangan.

Contoh Satuan Tidak Baku

 Satuan tidak baku besaran panjang: jengkal, depa, hasta.


 Satuan tidak baku besaran massa: mayam, entik
 Satuan tidak baku besaran luas: tumbak, bahu.
 Satuan tidak baku besaran volume: botol, gelas, ember.

Kelemahan Satuan Tidak Baku

Satuan tidak baku tidak bisa digunakan dalam pengukuran ilmiah karena
memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain sebagai
berikut:

 Satuan tidak baku memiliki sifat yang tidak tetap, hasil


pengukurannya berbeda-beda.
 Satuan tidak baku sulit ditiru. Misalnya, sulit untuk menemukan
panjang jengkal orang yang sama persis.
 Penggunaannya terbatas atau tidak bisa digunakan secara umum.
 Tidak bisa diubah atau dikonversi ke satuan lain.
CONTOH SOAL

1. kelompok besaran berikut, yang termasuk kelompok besaran pokok


dalam system Internasional adalah...
A. Suhu, volume, massa jenis dan kuat arus
B. Kuat arus, panjang, waktu, dan massa jenis
C. Panjang, luas, waktu dan jumlah zat
D. Kuat arus, intersitas cahaya, suhu, waktu
E. Intensitas cahaya, kecepatan, percepatan, waktu

Jawaban : D

2. Besaran pokok panjang dapat diturunkan menjadi …


A. volume dan daya
B. volume dan kuat arus listrik
C. luas dan volume
D. luas dan tegangan
E. tinggi dan kecepatan

Jawaban : C

3. Kelompok besaran di bawah ini yang merupakan kelompok besaran


turunan adalah …
A. Panjang lebar dan luas
B. Kecepatan, percepatan dan gaya
C. Kuat arus, suhu dan usaha
D. Kecepatan, berat dan suhu
E. Intensitas cahaya, banyaknya mol dan volume

Jawaban : B
4. Gambar tersebut menunjukkan hasil pengukuran diameter tabung
menggunakan jangka sorong. Berdasarkan gambar tersebut hasil yang
benar adalah ….
A. 5,70 cm
B. 5,75 cm
C 5,76 cm
D. 5,86 cm
E. 6,30 cm

Jawaban : B

Pembahasan:
skala utama : 5,7
skala nonius : 0,05
= 5,7 + 0,05 = 5,75

5. Sebuah sepeda motor bergerak dengan kecepatan sebesar 72 km/jam jika


dinyatakan dalam satuan Internasional (SI) maka kecepatan sepeda
motor adalah …
A. 36 ms-1
B. 30 ms-1
C. 24 ms-1
D. 20 ms-1
E. 15 ms-1

Jawaban : D

Pembahasan
72 km = 72 x 1.000 m= 72.000 m
1 jam = 1 x 3.600 sekon = 3.600 s
72 km/jam = 72.000 m : 3.600 s = 20 m/s
Jadi, kecepatan sepeda motor yang dinyatakan dalam SI adalah 20 m/s

6. Suhu suatu benda adalah 100°C, setara dengan.....


a. 453°F
b. 373°F
c. 273°F
d. 300°F

Jawaban : A

100°C
= [(9/5) x 100°C] + 273°
= [180] + 273°
= 453°K

8. Sebuah balok memiliki panjang 20 cm, lebar 5 cm dan tinggi 1 cm.


Volume balok tersebut adalah.....
a. 100 cm³
b. 10 cm³
c. 0,1 cm³
d. 0,01 cm³

Jawaban: A

Volume balok
=pxlxt
= 20cm x 5cm x 1cm
= 100 cm³

9. Pada termometer Fahrenheit dan Celcius akan menunjukkan angka yang


sama pada suhu.....
a. 40°
b. -40°
c. 35°
d. -35°

Jawaban: B
°F = °C
Misalkan derajat suhu adalah variabel a, maka:
(°F-32)/°C = 9/5)
(a-32)/a = 9/5

10. Ukuran derajat panas suatu benda disebut.....


a. Suhu
b. Termometer
c. Entalpi
d. Koefisien muai

Jawaban : A

11. Raksa digunakan untuk mengisi termometer, karena.....


a. Pemuaiannya teratur
b. Titik bekunya tinggi
c. Pemuaiannya tidak teratur
d. Titik didihnya tinggi

Jawaban : D

Anda mungkin juga menyukai