Nama Anggota:
1. Anggi Dwi Aprilia (01)
2. Isna Anisa Nuraini (10)
3. Riska Putri Amalia (25)
Secara umum, besaran dibedakan menjadi 2 yaitu besaran pokok dan besaran
turunan.
1. BESARAN POKOK
Besaran pokok adalah besaran yang menjadi dasar untuk menetapkan besaran
yang lain. Satuan besaran pokok disebut satuan pokok dan telah ditetapkan
terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan. Besaran pokok sifatnya
bebas, artinya tidak bergantung pada besaran pokok yang lain. Terdapat 7
besaran pokok yang diketahui antara lain:
A. MASSA
Satuan untuk menghitung massa adalah kg
B. PANJANG
C. WAKTU
I = Q/t
F. INTENSITAS CAHAYA
Intensitas cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang suatu
cahaya pancarkan. Cahaya yang terukur tersebut berdasarkan arah atau per
satuan sudut tertentu.
Simbol satuan dari intensitas cahaya adalah I (huruf kapital). Sedangkan untuk
standar 1 candela merupakan sebuah intensitas cahaya dalam arah tertentu.
N = ( 1.25 x L x W x E ) / ( kΦ x ηR x ηLB )
N = Jumlah armatur
1.25 = Faktor Perencanaan
E = Intensitas Penerangan ( Lux )
L = Panjang Ruang ( meter )
W = Lebar Ruang ( meter )
Φ = Flux Cahaya ( Lumen )
η LB = Efisiensi dari armature ( % )
η R = Utilisasi ruangan ( % )
b. Goniophotometer
Penggunaan dari alat satu ini adalah dengan mengukur cahaya yang terpancar
dari sebuah benda, tetapi memiliki sudut yang berbeda.
Ganiofotometer dapat digunakan sebagai pengukur koordinat warna, fluks
cahaya, distribusi intensitas, hingga temperatur warna. Penggunaan
Ganiofotometer adalah di bidang otomotif.
G. SUHU
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), suhu diartikan sebagai ukuran
kuantitatif dari temperatur, panas atau dingin, dan diukur menggunakan
termometer. Suhu menjadi besaran yang akan menyatakan ukuran derajat dingin
dan panas suatu benda. Selain bisa dinyatakan secara kualitatif, suhu juga dapat
dinyatakan secara kuantitatif dengan satuan derajat tertentu.
Nilai derajat sebuah suhu dapat diatur ke dalam empat jenis skala suhu, yaitu
Celsius (C), Farenheit (F), Reamur (R), dan Kelvin(K). Adapun skala suhu akan
didasarkan pada dua titik tepat, yaitu titik tetap bawah dan titik tetap atas. Titik
bawah menandakan titik beku, sementara itu titik atas menunjukkan titik didih.
a. Celcius (C)
Celcius ini merupakan skala suhu yang paling sering dipakai, baik di Indonesia
maupun di luar negeri. Celcius memiliki satuan derajat C. Dalam melakukan
perbandingan antara dingin dan panas, skala Celcius air membeku pada suhu 0
derajat celcius. Sementara skala celcius pada air mendidih adalah 100 derajat
celcius.
b. Farenheit (F)
Kedua adalah Fahrenheit atau dikenal dengan huruf F saja. Dilihat dari Lumen
Learning, Fahrenheit ini merupakan skala pengukur suhu yang paling banyak
dipakai di negara Amerika Serikat. Skala Fahrenheit mempunyai satuan derajat
Farenheit. Adapun di skala ini, air mendidih ada pada suhu 212 derajat F,
sementara air membeku ada pada skala 32 derajat Fahrenheit.
c. Kelvin (K)
Skala pengukuran suhu selanjutnya adalah Kelvin. Skala inilah yang diketahui
tidak memiliki derajat. Satuan pada skala ini adalah Kelvin (K). Sebagai
perbandingan, dalam skala ini air mendidih pada suhu 373,15 Kelvin, dan air
membeku pada suhu 273,15 Kelvin.
d. Reamur (R)
Terakhir ada Reamur, yaitu skala pengukur suhu yang ditemukan oleh Antoine
Ferchault de Reamur pada tahun 1730. Skala Reamur ini mempunyai satuan
derajat Reamur. Pada skala ini, suhu untuk air mendidih yaitu sebesar 80 derajat
Reamur, dan suhu pada air membeku sebesar 0 derajat Reamur.
2. BESARAN TURUNAN
Besaran turunan adalah suatu besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Pada
dasarnya, besaran turunan ini hampir sama dengan besaran pokok yang di mana
kedua besaran tersebut sama-sama berfungsi untuk menghitung suatu yang
dinyatakan dalam Satuan Internasional (SI).
A. GAYA
Gaya adalah besaran turunan yang di mana satuannya berasal dari perkalian
antara massa dengan percepatan. Apabila digambarkan, maka satuan tersebut
adalah (kg m / s2) atau lebih dikenal dengan satuan Newton. Jadi, ketika
menghitung besaran turunan gaya, maka kamu perlu memberikan satuan
Newton (N). besaran turunan gaya biasanya ditemukan pada pelajaran fisika.
Adapun rumus dari gaya, yaitu F = m . a
B. USAHA
Usaha adalah besaran turunan yang memiliki satuan turunan bernama Joule.
Satuan Joule diperoleh dari gaya sudah dikalikan dengan jarak yang jika ditulis
menjadi (kg m2 s-2). Sama halnya dengan gaya, usaha ini sering kita temukan
pada pelajaran fisika. Usaha memiliki rumus, yaitu W = F . s.
C. KECEPATAN
Kecepatan adalah besaran turunan yang diperoleh melalui penghitungan jarak
yang sudah ditempuh dibagi dengan waktu tempuh dan satuan yang muncul
adalah m/s. Satuan besaran turunan yang dibaca menjadi meter per detik atau
meter per second. Besaran turunan kecepatan memiliki rumus, yaitu V = s / t.
Besaran turunan kecepatan sering kita temukan pada pelajaran matematika.
D. PERCEPATAN
Percepatan adalah salah satu besaran turunan yang dihasilkan dari penghitungan
besaran turunan kecepatan dan waktu tempuh. Besaran turunan kecepatan akan
dibagi dengan waktu tempuh yang sudah dilakukan. Jika, satuan turunan
kecepatan disimbolkan dengan huruf V, maka percepatan disimbolkan dengan
huruf a. Rumus dari besaran turunan percepatan adalah a= Δv / Δt.
E. MOMENTUM
Contoh besaran turunan berikutnya adalah momentum. Momentum adalah
asalnya dari perkalian antara massa dengan kecepatan, sehingga menghasilkan
rumus seperti meter per second atau kilogram meter per detik (kg m/s).
Sementara itu, rumus dari besaran turunan momentum yaitu P = m v.
F. DAYA
Daya adalah besaran turunan memiliki satuan watt. Satuan watt ini didapatkan
dari satuan turunan usaha dan satuan pokok waktu. Rumus dari besaran turunan
daya ini adalah P = W/t atau bisa dikatakan seperti nilai usaha dibagi dengan
waktu. Daya ini umumnya kita temukan pada mata pelajaran fisika.
G. MASSA JENIS
Massa jenis adalah besaran turunan yang berasal dari besaran pokok massa dan
turunan dari besaran pokok panjang (m3), sehingga menciptakan satuan seperti
(kg / m3) atau kilogram per meter kubik. Nama dari besaran turunan massa jenis
adalah Rho. Sedangkan rumus dari massa jenis adalah ρ= /V.
H. FREKUENSI
Frekuensi adalah besaran turunan yang menyatakan akan adanya getaran atau
putaran ulang per peristiwa dalam satuan detik atau bisa ditulis seperti (s–1).
Satuan turunan frekuensi sering kita dengan nama Hertz. Adapun rumus dari
frekuensi adalah 1/{periode(t)} atau f = 1/t . Pada umumnya besaran turunan
frekuensi sering digunakan untuk menghitung getaran suara.
I. MUATAN LISTRIK
Muatan listrik termasuk ke dalam besaran turunan. Muatan listrik adalah
besaran turunan yang memiliki satuan Coulomb. Besaran turunan muatan bisa
dihitung dengan cara pengukuran tidak langsung dan rumusan dari besaran
muatan adalah I = Q/t. Besaran turunan bisa kamu temukan pada ilmu
pengetahuan fisika.
J. TEGANGAN LISTRIK
Tegangan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang biasanya
digunakan untuk menghitung perbedaan tegangan listrik. Satuan turunan dari
tegangan ini sering sekali kita gunakan pada bidang kelistrikan, yaitu Volt (V).
Sementara itu, rumus dari tegangan listrik adalah V = I . R.
K. HAMBATAN LISTRIK
Hambatan listrik merupakan besaran turunan yang sangat berkaitan dengan
kelistrikan. Satuan dari besaran hambatan listrik adalah satuan ohm. Besaran
turunan hambatan listrik mempunyai rumus, yaitu R = V / I.
L. LUAS
Luas adalah besaran turunan yang berasal dari dari besaran pokok panjang.
Sedangkan nilai luas diperoleh melalui perkalian antara panjang dan lebar (p x
l). Satuan yang dipakai pada besaran turunan luas yaitu meter kubik (m2).
Rumus luas ini biasanya digunakan untuk menghitung luas dari bangun datar
atau bangun dua dimensi.
M. VOLUME
Volume adalah besaran turunan yang diturunkan dari besaran pokok panjang,
sehingga menghasilkan rumus volume yaitu panjang dikali lebar dikali tinggi
pada suatu benda. Setelah menghitung volume, maka satuan turunan volume
yaitu meter kubik (m3). Besaran turunan volume ada pada pelajaran matematika
bidang bangun ruang atau bangun tiga dimensi.
N. TEKANAN
Tekanan adalah besaran turunan yang diturunkan dari besaran turunan gaya
dengan besaran turunan luas atau jika ditulis menjadi seperti N/m2. Rumus dari
besaran turunan, yaitu P = F / A.
C. PENGELOMPOKAN SATUAN
Satuan dikelompokkan kedalam 2 kelompok yaitu satuan baku dan satuan tidak
baku
1. SATUAN BAKU
Satuan baku adalah satuan yang telah ditetapkan dan diakui penggunaannya
secara internasional. Satuan ini disebut juga dengan Sistem Satuan
Internasional (International System of Units), sering disingkat dengan SI.
Satuan baku disebut juga satuan standar, yang diperoleh dari hasil
pengukuran dengan alat pengukuran yang baku. Dalam dunia ilmiah, satuan
inilah yang disepakati oleh semua orang khususnya ilmuwan untuk
menyatakan hasil pengukuran. Satuan baku ditetapkan oleh komunitas
khusus ilmuwan dunia yang bernama Lembaga Berat dan Ukuran
Internasional (Inggris: The International Bureau of Weights and Measures)
(Prancis: Bureau international des poids et mesures, BIPM) yang didirikan
pada tanggal 20 Mei 1875, di Sevres, Prancis.
Satuan baku besaran panjang: sentimeter (cm), meter (m), dan kilometer
(km)
Satuan baku besaran massa: gram (g) dan kilogram (kg)
Satuan baku besaran waktu: sekon (s), menit, dan jam.
Satuan baku besaran suhu: celcius, kelvin, reaumur, dan fahrenheit.
Satuan baku besaran kuat arus listrik: miliampere (mA) dan ampere (A)
Satuan baku besaran intensitas cahaya: candela (cd)
Satuan baku besaran jumlah zat: mol.
Satuan baku besaran luas: meter persegi (m2), sentimeter persegi (cm2),
kilometer persegi (km2)
Satuan baku besaran volume: meter kubik (m3) dan sentimeter kubik
(cm3).
Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak ditetapkan sebagai satuan
pengukuran ilmiah. Satuan ini tidak berlaku umum atau tidak diakui secara
internasional.Satuan tidak baku merupakan satuan yang apabila digunakan oleh
orang yang berbeda dapat menghasilkan pengukuran yang berbeda. Contoh:
mengukur panjang buku menggunakan jengkal tangan.
Satuan tidak baku tidak bisa digunakan dalam pengukuran ilmiah karena
memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain sebagai
berikut:
Jawaban : D
Jawaban : C
Jawaban : B
4. Gambar tersebut menunjukkan hasil pengukuran diameter tabung
menggunakan jangka sorong. Berdasarkan gambar tersebut hasil yang
benar adalah ….
A. 5,70 cm
B. 5,75 cm
C 5,76 cm
D. 5,86 cm
E. 6,30 cm
Jawaban : B
Pembahasan:
skala utama : 5,7
skala nonius : 0,05
= 5,7 + 0,05 = 5,75
Jawaban : D
Pembahasan
72 km = 72 x 1.000 m= 72.000 m
1 jam = 1 x 3.600 sekon = 3.600 s
72 km/jam = 72.000 m : 3.600 s = 20 m/s
Jadi, kecepatan sepeda motor yang dinyatakan dalam SI adalah 20 m/s
Jawaban : A
100°C
= [(9/5) x 100°C] + 273°
= [180] + 273°
= 453°K
Jawaban: A
Volume balok
=pxlxt
= 20cm x 5cm x 1cm
= 100 cm³
Jawaban: B
°F = °C
Misalkan derajat suhu adalah variabel a, maka:
(°F-32)/°C = 9/5)
(a-32)/a = 9/5
Jawaban : A
Jawaban : D