Anda di halaman 1dari 5

Critical Review Journal

Tax Increment Financing: Incentivising Real Estate


Development Through The Public Sector
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

Tahun Akademik 2020/2021

Oleh:
NUZUL PUTRI DELIANI 10070319063
KELAS C

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG


2021 M / 1443 H
Judul : Tax Increment Financing: Incentivising Real
Estate Development Through The Public
Sector
Penulis : Adam Baldwin
Nama Jurnal : Economic Affairs
Tahun, Volume dan Nomor : 2016, 36(1)
DOI : 10.1111/ecaf.12154

• Penjelasan Singkat
Dalam pendahuluan dijelaskan bahwa Tax Increment Financing (TIF)
adalah alat pembiayaan yang digunakan oleh pemerintah daerah dan nasional
untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan terkait fasilitas
publik. Tax Increment Financing (TIF) dapat digunakan untuk meningkatkan
kegiatan ekonomi di daerah. Pada 1950-an, TIF diperkenalkan di California dan
sebagian besar studi kasus berfokus pada Amerika Serikat. Namun, awal 2000-
an, akademisi, badan perdagangan (British Property Federation), think tank (Core
Cities) telah berdebat untuk adopsi secara luas di Inggris.

Tax Increment Financing (TIF) dapat diterapkan dalam kasus dimana


sumber keuangan yang tersedia untuk proyek regenerasi daerah tidak dapat
menutupi biaya infrastruktur awal program. Kualifikasi untuk Tax Increment
Financing (TIF) umumnya ada dua: pertama, suatu daerah dianggap 'terbelakang',
dan kedua, regenerasi daerah tidak akan terjadi ‘but for’ Tax Increment Financing
(TIF) yang diusulkan. Akibat persyaratan yang terakhir, ekonom real estate sering
mengaitkan area lama pasca-regenerasi dengan asumsi ‘but for’. Perbedaan
utama antara Tax Increment Financing (TIF) dan program pinjaman pemerintah
adalah pendapatan diasumsikan untuk diidentifikasi, program regenerasi khusus
daerah yang bertentangan dengan pembiayaan belanja publik pada umumnya.

Metode yang digunakan dalam jurnal adalah metode analisis deskriptif dan
studi literatur. Dalam pembahasan dijelaskan bahwa Pemerintah dapat
menerapkan Tax Increment Financing (TIF) pada suatu wilayah yang dianggap
membutuhkan pembaruan perkotaan. Pemerintah daerah mengumpulkan dana
untuk mendanai proyek. Proyek biasanya dilakukan oleh sektor publik atau oleh
usaha patungan dengan penyedia sektor swasta. Mereka juga menghasilkan
investasi sektor swasta melalui pertumbuhan peluang pengembangan real estate
di daerah tersebut. Keuntungan lain atas nilai real estate dan aktivitas ekonomi
‘dicatat’ melalui sistem pajak. Pada akhirnya, risiko awal biasanya ditanggung oleh
admnistrator proyek pada saat sektor swasta, berdasarkan asumsi rasionalitas,
tidak mengalokasikan modal pembangunan ke daerah tersebut. Insentif sektor
swasta merupakan tonggak penting dalam tahap awal program TIF.

Dalam beberapa kasus, di Inggris proporsi yang signifikan dari total Tax
Increment Financing (TIF) dikumpulkan di tingkat nasional daripada di tingkat
regional, otoritas lokal memiliki insentif yang lebih kecil untuk menggunakan Tax
Increment Financing (TIF). Di Amerika Serikat, arsitektur fiskal memfasilitasi
kebangkrutan kota di tingkat lokal dalam situasi ekstrem. Di Eropa, pengurangan
utang yang dipaksakan secara sukarela dapat memberikan solusi. Demikian pula,
Private Finance Initiative (PFI) Inggris Raya dan Kemitraan Pemerintah-Swasta
menggunakan kapasitas sektor swasta dan publik untuk menyediakan
infrastruktur, sekolah, penjara dan rumah sakit. Dalam PFI, kontraktor swasta
membayar biaya konstruksi yang kemudian mereka pulihkan melalui sewa kembali
ke sektor publik. Alternatif Tax Increment Financing (TIF) untuk Pemerintah ialah
Area Layanan Khusus (dimana pembayar pajak menyetujui kenaikan tarif pajak
sebagai imbalan untuk control atas penggunaan dana tersebut), Zona
Pemberdayaan (metode AS dimana keringanan pajak, kredit upah dan bujukan
tambahan untuk menarik bisnis ke area yang ditentukan) dan Pajak Penilaian
Khusus (diluar pajak property normal untuk membiayai proyek khusus yang
menguntungkan lingkungan setempat).

• Kekurangan dan Solusi


Terdapat beberapa kekurangan dalam jurnal ini, diantaranya:
1. Pembahasan mengenai Tax Increment Financing (TIF) kurang mendetail
2. Tidak dijelaskan mengenai waktu pengalihan Tax Increment Financing
(TIF) berlangsung
3. Tidak dijelaskan bagaimana cara pencairan dana Tax Increment
Financing (TIF)
4. Tidak dijelaskan bagaimana Tax Increment Financing (TIF) mensubsidi
pembangunan di daerah
Solusi yang dapat saya berikan ialah diperlukannya penjelasan yang lebih
detail mengenai Tax Increment Financing (TIF) dan ditambahkan pembahasan
mengenai waktu pengalihan, cara pencairan dana dan penjelasan Tax Increment
Financing (TIF) dalam mensubsidi pembangunan daerah. Penjelasan tersebut
perlu ditambahkan secara runtut agar pembaca dapat mengerti dengan jelas
semua informasi mengenai pembahasan Tax Increment Financing (TIF) ini.

• Kesimpulan dan Saran

Pembiayaan kenaikan pajak telah menjadi metode pembiayaan nilai publik


yang relatif populer. Pihak berwenang sering kali dapat memulai regenerasi
daerah dan pembaruan perkotaan. Analisis studi kasus hingga saat ini menyoroti
fakta bahwa banyak peluang dan kelemahan dalam penggunaan Tax Increment
Financing (TIF) tergantung dari cara penerapannya. Sementara banyak yang
berpendapat bahwa Tax Increment Financing (TIF) memberikan pendekatan yang
lemah dan didanai pembayar pajak untuk menghilangkan risiko terhadap
pembangunan swasta, yang lain berpendapat bahwa, Tax Increment Financing
(TIF) dapat menjadi alat yang tepat untuk pembaruan perkotaan.

Saran yang dapat saya berikan ialah Pemerintah Daerah harus


menyediakan infromasi yang luas dan mudah diakses tentang penggunaan,
pendapatan dan pengeluaran Tax Increment Financing (TIF). Informasi ini akan
memungkinkan pejabat terpilih lokal untuk melakukan penyesuaian TIF pada
ketentuan penggunaan sesuai kebutuhan. Selain itu, Pemerintah Pusat harus
melacak dan memantau penggunaan Tax Increment Financing (TIF). Pemantauan
dasar membantu negara bagian mengevaluasi penggunaan TIF dan membantu
legislator negara bagian lebih memahami apakah peraturan TIF mencapai tujuan.

• Hal yang Dapat diambil Pelajaran

Dalam jurnal ini, saya dapat mengambil pelajaran bahwa segala sesuatu
apabila kita benar dalam cara penerapannya, maka hal tersebut akan memberi
manfaat. Misalnya pada Tax Increment Financing (TIF), jika dilakukan dan
menerapkannya dengan benar, maka Tax Increment Financing (TIF) akan
memberi manfaat berupa pembaharuan perkotaan.
Daftar Pustaka

BBC News (2015) ‘George Osborne: Councils to Keep £26bn in Business Rates’,
5 October. http://www.bbc.co.uk/news/business-34445311 (accessed 15
November 2015).

British Property Federation (2008) Tax Increment Financing: A New Tool for
Funding Regeneration in the UK? London:British Property Federation.
http://www.bpf.org.uk/sites/default/files/resources/Tax-Increment-Finance-
toolfor-funding-regeneration.pdf (accessed 27 October 2014).

Dye, R. F. and D. F. Merriman (2000)‘The Effects of Tax Increment Financing on


Economic Development’, Journal of Urban Economics 47(2), 306–28.

Felix, R. A. and J. R. Hines Jr. (2013) ‘Who Offers Tax-based Business


Development Incentives?’, Journal of Urban Economics 75, 80–91.

Johnstone, N. (2010) ‘Scotland Leads the Way in Tax Increment Financing’,


Property Week, 26 March.

Keuhn, A. (1985) ‘Tax Increment Financing’, Land Use Law & Zoning Digest 37(5),
3–7.

Newmark, D. and J. Kolko (2010) ‘Do Enterprise Zones Create Jobs? Evidence
from California’s Enterprise Zone Program’, Journal of Urban Economics
68(1), 1–19.

Peterson, S. (2014) ‘Tax Increment Financing: Tweaking TIF for the 21st Century’,
Urban Land, 9 June. http://urbanland.uli.org/economy-markets-trends/tax-
increment-financing-tweaking-tif-21st-century (accessed 18 November
2014).

Sears, C. (2011) Tax Increment Financing. Library of the House of Commons,


Standard Note SN/PC/05797, 21 July.

Wilkinson, S. and R. Reed (2008) Property Development (5th edn). London:


Routledge.

Anda mungkin juga menyukai