Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TATA TULIS DAN KOMUNIKASI ILMIAH

KALIMAT
Dosen pengampu : Doni Subrata, S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 2 Bahasa Indonesia

1. Anry S P Sihombing (221010006)


2. Indriani Ayu Lestari (221010027)
3. Inarhan (221010005)
4. Maret Frengki Situmorang (221010020)
5. M. Fatkhur Rohman (221010030)

BAB I PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN BATAM
2022

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, yang sudah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun
tugas Bahasa Indonesia ini dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita
tahu bahwa “Kalimat’ merupakan kumpulan kata yang memiliki pengertian
lengkap dan dibangun oleh konstruksi fungsional dan tidak bergantung pada
konstruksi gramatikal yang lebih besar.

Dalam makalah ini kami membahas mengenai Pengertian Kalimat, Syarat


Kalimat yang baik, Jenis-jenis Kalimat, Unsur Kalimat, Kalimat Efektif dan
Penyuntingan Efektivitas Kalimat.

Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk menambah kesempurnaan makalah ini. Demikianlah
makalah ini kami buat, kami ucapkan terima kasih.

Batam, 5 Desember 2022

ii
Kelompok 2

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1 Pengertian kalimat.....................................................................................6
2.2 Jenis-jenis Kalimat....................................................................................7
2.2.1 Berdasarkan bentuk..........................................................................10
2.2.2 Berdasarkan Isi.................................................................................11
2.2.3 Berdasarkan Pengucapan.................................................................12
2.2.4 Berdasarkan Fungsi Subjeknya........................................................12
2.3 Unsur-unsur Kalimat.................................................................................7
2.3.1 Subjek.................................................................................................7
2.3.2 Predikat..............................................................................................7
2.3.3 Objek..................................................................................................8
2.3.4 Pelengkap...........................................................................................9
2.3.5 Keterangan.........................................................................................9
2.4 Kalimat Efektif........................................................................................13
2.4.1 Ciri kalimat efektif...........................................................................14
2.4.2 Syarat Kalimat Efektif.....................................................................15
2.4.3 Penyuntingan Efektifitas Kalimat....................................................16
BAB III PENUTUP..............................................................................................17
3.1 Kesimpulan..............................................................................................17
3.2 Saran........................................................................................................17
BAB IV DAFTAR PUSTAKA............................................................................18

iv
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Manusia dalam berkomunikasi menggunakan dua cara yaitu lisan dan


tertulis. Walaupun kita mengenal cara-cara lain seperti isyarat, gerak, dan simbol-
simbol, namun cara yang paling efektif dalam berkomunikasi sehari-hari manusia
normal adalah dengan cara lisan maupun tertulis. Hakikatnya seseorang menulis
adalah untuk menuangkan sebuah gagasan, fakta, sikap, maupun isi pikiran yang
ada di benaknya. Gagasan, fakta, sikap, maupun isi pikiran tersebut ditulis dengan
jelas dan utuh sehingga pembaca dapat memahaminya dengan jelas. Tujuan
ditulisnya gagasan, fakta, sikap, maupun isi pikiran tersebut juga agar gagasan itu
dapat bertahan lama dan mempunyai bukti otentik, bahwa kita pernah menulis.
Hal ini sesuai dengan kelebihan dari bahasa tertulis yaitu mempunyai bukti
otentik yang kuat. Untuk dapat membuat sebuah tulisan yang menarik, perlu kita
memahami terlebih dahulu bagaimana cara penulisan kalimat yang efektif. Karena
sebuah tulisan yang baik tidak terlepas dari sebuah kalimat yang membangun
tulisan tersebut. kalimat yang baik akan menghasilkan paragraf yang baik,
paragraf yang baik dan padu akan menghasilkan sebuah tulisan yang baik serta
enak dibaca.

I.2 Rumusan Masalah

Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas


dalam makalah ini. Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa
permasalahan yang terdiri dari:

1. Apa itu kalimat?


2. Apa saja unsur-unsur yang ada pada kalimat?
3. Apa saja jenis-jenis kalimat?
4. Bagaimana menyusun dan mengenal sebuah kalimat yang baik dan efektif?

I.3 Tujuan

Bersumber pada rumusan masalah yang telah kami susun di atas, adapun
tujuan dalam pembuatan makalah ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa itu kalimat


2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari pada kalimat
3. Untuk mengetahui unsur-unsur yang terdapat pada kalimat

4
4. Untuk memahami cara menyusun dan mengenal sebuah kalimat yang baik
dan efektif

5
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian kalimat

Nugraheni (2017:80) mengungkapkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa


berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna
yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan
pikiran yang utuh, baik secara lisan maupun tulisan. Dalam bahasa lisan, kalimat
adalah satuan bahasa yang terbentuk atas gabungan kata dengan kata, gabungan
kata dengan frasa, atau gabungan frasa dengan frasa, yang minimal berupa sebuah
klausa bebas yang paling tidak mengandung subjek dan predikat, satuan bahasa
itu didahului oleh suatu kesenyapan awal, diselingi atau tidak diselingi oleh
kesenyapan akhir yang berupa intonasi final, yaitu intonasi berita, tanya, perintah,
dan kagum. Dalam bahasa tulis, kalimat adalah satuan bahasa yang diawali
dengan huruf kapital, diselingi atau tidak diselingi tanda koma (,), titik dua (:),
atau titik koma (;), dan diakhiri dengan lambang intonasi final yaitu tanda titik (.),
tanda tanya (?), tanda seru (!).

Untuk lebih memahami definisi mandiri dan berintonasi final, perhatikan


contoh berikut:

1. Mahasiswa itu cerdas. (disebut kalimat)


2. Itu mahasiswa cerdas. (disebut kalimat)
3. Mahasiswa cerdas itu. (bukan kalimat)

Analisis fungsi kalimat (S, P, O, Pel, dan K) ketiga kalimat diatas sebagai
berikut:

1. Mahasiswa itu cerdas. (disebut kalimat)


S P
2. Itu mahasiswa cerdas . (disebut kalimat)
S P
3. Mahasiswa cerdas itu. (bukan kalimat)
S

Kalimat (3) belum dapat disebut sebagai kalimat karena belum berintonasi
final, belum memiliki informasi yang lengkap, dan masih dapat dilanjutkan. Akan
menjadi kalimat jika kalimat (3) dilengkapi dengan predikat, misalnya Gadis
menakjubkan itu sudah menikah.

6
II.2 Unsur-unsur Kalimat

Suatu kalimat terdiri atas beberapa unsur pembentuk kalimat. Kalimat


sendiri setidaknya terdiri atas unsur subjek dan predikat.

Berikut adalah penjabaran mengenai unsur-unsur pembentuk kalimat:

II.2.1 Subjek

Subjek adalah kata benda dalam sebuah kalimat yang dapat berupa nama
orang, hewan, benda, sapaan, dan lain-lain.

Contoh subjek dalam suatu kalimat ditandai dengan kata yang dicetak
tebal:

 Rani berjualan di bazar itu.


 Ayah kami sedang lomba memancing.

Subjek memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Kata atau frase biasanya berkelas kata benda (nomina), contohnya


pada kalimat berikut, “Ilmu kehutanan akan tetap dibutuhkan selama
manusia hidup di bumi”.
2. Nomina tidak pernah diawali oleh kata tugas (kata depan atau kata
sambung) karena kata tugas mengubah fungsi nomina menjadi
keterangan. Kalimat berikut menunjukan bahwa kata benda yang
diawali kata tugas akan menjadi keterangan. “Tentang ilmu kehutanan
membahas mengenai kelestarian pepohonan di hutan.”
3. Ada kata petunjuk (artikel) ini atau itu. Contohnya adalah “Suara ini
dikenal sebagai suara burung yang paling terancam punah di Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango.”
4. Subjek bukan kata ganti tanya. Adakalanya subjek bukan sebagai kata
benda (nomina), namun pada umumnya diikuti artikel ini atau itu.
Sebagai contoh pada kalimat berikut, “Berenang (itu)”
5. Subjek dapat dicari dengan menggunakan kata tanya siapa dan apa.
6. Subjek dapat ditambahkan akhiran -nya. Sebagai contoh, “Masalahnya
ialah tersangka tidak bisa digiring ke Polres untuk dimintai
keterangan.”
7. Pada struktur bahasa Indonesia, subjek pada umumnya berada pada
awal kalimat.

II.2.2 Predikat

Predikat adalah bagian yang menandai apa yang telah diucapkan ataupun
dituliskan oleh pihak pertama.

7
Contoh dalam kalimat adalah kata-kata yang dicetak tebal.

 Gadis itu cantik.


 Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.

Predikat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Pada umumnya predikat berada di sebelah kanan subjek.


2. Predikat menjelaskan subjek sehingga kalimat menjadi bermakna,
sebagai contoh “Sektor kehutanan berkembang secara fluktuatif.”
3. Predikat dapat berkategori kata kerja (verba), kata benda (nomina),
kata depan (preposisi), atau kata sifat (adjektiva) sehingga predikat
menyebabkan beberapa jenis kalimat tunggal.
4. Predikat mengisyaratkan perlu tidaknya kata lain di sebelah kanannya
agar kalimat menjadi lebih lengkap.
5. Pada umumnya, predikat dapat dicari dengan menggunakan kata tanya
bagaimana.
6. Predikat dapat diikuti partikel -lah, contohnya adalah sebagai berikut
“Tertawalah ia pada saat malam itu.”

II.2.3 Objek

Objek adalah sebuah hal atau perkara yang akan menjadi topik
pembicaraan. Fungsi objek adalah membentuk kalimat utama pada kalimat
berpredikat transitif, memperjelas makna dalam sebuah kalimat, dan membentuk
kesatuan atau kelengkapan pikiran dalam kalimat.

Objek memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Objek berada di samping kanan predikat tanpa disisipi kata, kecuali


pada kalimat pasif. Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut, “ITB
mengadakan langkah-langkah pelestarian alam di sekitar kampus.”
2. Kata atau frasa yang bisa menjadi objek berkelas kata benda,
contohnya “Tingkat pendidikan petani yang rendah menyebabkan
penguasaan teknologi”
3. Objek dapat berpindah posisi menjadi subjek bila predikatnya diubah
menjadi pasif, contohnya “Pemerintah dapat menciptakan kondisi
yang kondusif” menjadi “Kondisi yang kondusif dapat diciptakan oleh
pemerintah.”
4. Objek dapat tersurat atau tersirat. Contoh objek tersirat terdapat pada
kalimat berikut “Kecurangan dalam pemilu dilaporkan ke Mahkamah
Konstitusi”, sedangkan contoh kalimat objek tersurat adalah sebagai

8
berikut “Kecurangan dalam pemilu dilaporkan oleh Panwaslu ke
Mahkamah Konstitusi.”
5. Objek dapat diganti dengan akhiran -nya.

II.2.4 Pelengkap

Pelengkap adalah bagian frasa verbal yang membuatnya menjadi predikat


lengkap dalam sebuah klausa. Fungsi pelengkap adalah melengkapi kalimat
lainnya seperti subjek, predikat, objek, dll agar kalimat tersebut dapat berdiri
sendiri.

Pelengkap memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Pelengkap berkategori kata atau frasa nominal, verbal, atau adjektival.


2. Pelengkap berada setelah verba semitransitif dan dwitransitif. Contoh
pada kalimat yang mengandung verba semitransitif adalah “Hal itu
merupakan masalah besar.” Contoh pada kalimat yang mengandung
verba dwitransitif adalah “Pak Wirya menugasi mahasiswa membuat
desain.”
3. Pelengkap dapat didahului oleh preposisi.
4. Pelengkap tidak dapat dipasifkan (jika dapat dipasifkan tidak dapat
menjadi subjek).

II.2.5 Keterangan

Keterangan adalah sebuah bagian kalimat yang memiliki tujuan untuk


memperjelas kalimat. Unsur keterangan memiliki fungsi untuk menambah
informasi pada kalimat yang akan disajikan sehingga komunikasi mudah
dipahami. Tanpa unsur kalimat keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini
dapat ditemukan terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan
informasi yang terkait dengan tempat, waktu, sebab, dan lain-lain.

Ciri-ciri unsur kalimat keterangan adalah Letaknya bisa berpindah-pindah.


Misalnya “Hari ini kami akan praktik lapangan ke hutan” menjadi “Kami akan
praktik lapangan hari ini ke hutan.” Keterangan dapat dihilangkan dalam sebuah
kalimat. Biasanya, kata atau kelompok kata didahului kata depan.

II.3 Jenis-jenis Kalimat

Jenis kalimat dapat diklasifikasikan dalam tiga bagian, yaitu berdasarkan


bentuk, isi, pengucapan, dan maknanya. Berikut penjabaran mengenai jenis-jenis
kalimat.

9
II.3.1 Berdasarkan bentuk

a. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa atau satu
susunan struktur subjek —predikat. Hal yang menjadi tanda bahwa kalimat
tersebut merupakan kalimat tunggal, yaitu dengan adanya satu informasi saja yang
didapat dari kalimat tersebut.

Berikut contoh kalimat tunggal:

 Orang itu guru kami. (S – P)


 Andin sedang membuat surat lamaran. (S – P – O)
 Permisi! (P)

b. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri minimal dua atau lebih
kalimat tunggal. Kalimat majemuk terbagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.

- Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang memiliki dua klausa yang
kedudukannya setara. Jenis kalimat ini dapat ditandai dengan bentuk konjungsi
dan, tetapi, serta, atau, dan sedangkan.

Berikut adalah contoh kalimat majemuk setara:

 Santi menjahit baju dan Yuli membuat jus.


 Winda makan soto ayam, tetapi David makan ayam bakar.

- Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri atas induk


kalimat dan anak kalimat atau istilah lain dalam linguistik adalah klausa utama
dan klausa subordinatif. Pada jenis kalimat ini induk kalimat (klausa utama) dapat
berdiri sendiri, sedangkan anak kalimat (klausa subordinatif) tidak bisa. Oleh
karena itu, anak kalimat sangat bergantung dengan induk kalimat agar dapat
memberikan informasi yang jelas.

Berikut adalah contoh kalimat majemuk bertingkat:


 Supriyanto tetap berangkat — (induk kalimat) meskipun —
(konjungsi) hari telah gelap — (anak kalimat) Supriyanto tetap
berangkat meskipun hari telah gelap.

10
 Ketika hujan turun — (anak kalimat) Hermawan masih berada di atas
bus — (induk kalimat) Ketika hujan turun, Hermawan masih berada di
atas bus.

II.3.2 Berdasarkan Isi

a. Kalimat Berita (Kalimat Deklaratif)

Kalimat berita adalah kalimat yang berfungsi untuk menyampaikan


informasi atau pernyataan. Ciri-ciri dari jenis kalimat berita, di antaranya:

 Berisi informasi
 Intonasinya netral
 Tulisan diakhiri tanda baca titik (.)

Berikut adalah contoh kalimat berita:

 Agung sedang mengejar pencuri motor.


 Aku tidak ingin ikut ke pasar.

b. Kalimat Tanya (Kalimat Interogatif)

Kalimat tanya adalah kalimat yang berfungsi untuk mencari tahu tentang
suatu informasi atau jawaban dari respon lawan bicara. Ciri-ciri dari kalimat ini
diantaranya:

 Berisi pertanyaan
 Tanggapannya berupa jawaban
 Dalam ragam tulis, kalimat ini diakhiri tanda baca tanya (?)

Berikut adalah contoh kalimat tanya:

 Bagaimana keadaan kamu sekarang?


 Kapan kamu akan menyelesaikan pekerjaan rumah?

c. Kalimat Perintah (Kalimat Imperatif)

Kalimat perintah adalah kalimat yang berfungsi memberikan perintah


untuk melakukan sesuatu. Ciri-ciri dari kalimat perintah di antaranya:

 Berisi perintah
 Intonasinya perintah (agak naik)
 Tanggapannya bentuk perbuatan (tindakan)
 Kalimat ini diakhiri tanda baca seru (!)

Berikut adalah contoh kalimat perintah:

11
 Segera rapikan kamarmu!
 Ayo kita berangkat sekarang!

d. Kalimat Seruan

Kalimat seruan adalah kalimat yang bertujuan untuk mengungkapkan


perasaan. Ada beberapa ciri dari jenis kalimat seruan, di antaranya bernotasi tinggi
dan diakhiri dengan tanda baca seru.

Berikut adalah contoh kalimat seruan:

 Wah, kamu hebat sekali!


 Hore, kita menang!

II.3.3 Berdasarkan Pengucapan

a. Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang disampaikan secara langsung tanpa


adanya perantara. Dalam ragam tulis, kalimat langsung ditandai dengan tanda
baca petik dua (“…”) yang berfungsi untuk membedakan dengan kalimat penjelas.

Berikut adalah contoh kalimat langsung:

 “Apa kamu besok ingin aku antar ke toko?” tanya Febby.


 “Kemarin aku bertemu dengan Sarah di kampus.” ujar Anto.

b. Kalimat tidak langsung

Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan


yang pernah dikatakan orang lain. Adapun ciri-ciri dari kalimat tak langsung di
antaranya:

 Tidak menggunakan tanda petik


 Ada perubahan kata ganti orang
 Bisa ditambah konjungsi bahwa

II.3.4 Berdasarkan Fungsi Subjeknya

a. Kalimat Aktif

Kalimat aktif adalah kalimat yang unsur subjeknya melakukan tindakan.


Adapun ciri-ciri yang dapat kenali dari kalimat aktif, yaitu memiliki imbuhan me-
atau ber- dan memiliki pola kalimat S-P-O atau S-P-O-K.

12
Berikut adalah contoh kalimat aktif:

 Maryam membeli buah-buahan.


 Afifah sedang makan di restoran.

Hal lain yang perlu diketahui bahwa kalimat aktif diklasifikasikan menjadi
2, di antaranya:

 Kalimat Aktif Transitif

Kalimat aktif transitif adalah kalimat aktif yang dapat diikuti atau
disisipi oleh unsur objek. Dalam kalimat aktif transitif biasanya
menggunakan imbuhan me-. Selain itu, kalimat ini dapat diubah menjadi
kalimat pasif. Predikatnya:

- Para petani menanam sayur.


- Ibu membawa oleh-oleh dari Bandung.

 Kalimat Aktif Intransitif

Kalimat aktif intransitif adalah kalimat aktif yang tidak dapat


disisipi dengan unsur objek. Kalimat ini menggunakan predikat yang
berimbuhan ber-. Kalimat ini pun tidak bisa diubah menjadi bentuk
kalimat pasif:

- Kakak bermain di depan rumah.


- Salsa kelelahan setelah seharian bekerja terlalu keras.

b. Kalimat Pasif

Kalimat Pasif Kalimat pasif adalah kalimat yang unsur subjeknya


diberikan suatu tindakan atau pekerjaan. Imbuhan yang biasanya terdapat dalam
kalimat ini, yaitu di-, ter-, ke-an, atau ter-kan. Jenis kalimat ini diikuti oleh kata
depan oleh.

Contoh:

 Risma diantar oleh Ami.

II.4 Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan


penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca
secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki
kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca.
Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran

13
penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat pikiran
tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis
atau pembicaranya (Sarmadan & Alu, 2015).

II.4.1 Ciri kalimat efektif

Kalimat efektif memiliki sejumlah ciri-ciri, yaitu:

a. Kelogisan

Kelogisan penting untuk menghindari kesan ambigu pada kalimat. Kalimat


yang logis harus memiliki subjek, keterangan, predikat, induk, dan anak kalimat
yang jelas. Selain itu, subjek tidak boleh ganda, dan predikat tidak didahului kata
“yang”.

Contoh:

- Kepada bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kami persilahkan.


(tidak efektif).
 Bapak Kepala Sekolah dipersilahkan menyampaikan pidatonya
sekarang. (efektif)

b. Kesepadanan

Kesepadanan yang dimaksud ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan)


dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan ini diperlihatkan oleh kesatuan
gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Perhatikan kelengkapan
struktur kalimat dan penggunaannya. Pastikan kalimat memiliki unsur klausa,
minimal subjek dan predikat. Lalu jangan letakkan preposisi (kata depan) sebelum
subjek karena akan mengaburkan pelaku dalam kalimat.

Contoh:

- Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (tidak efektif)


 Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif)

c. Kesejajaran

Memiliki kesamaan bentuk/imbuhan. Jika bagian kalimat itu


menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula.

Contoh:

- Harga minyak disesuaikan atau kenaikan itu secara wajar. (tidak


efektif)

14
 Harga minyak disesuaikan atau dinaikkan secara wajar. (efektif)

d. Kehematan

Kehematan adalah penggunaan kata yang ringkas dan tidak bertele-tele,


namun tidak mengurangi makna atau mengubah informasi. Caranya dengan
menghilangkan pengulangan subjek yang sama pada anak kalimat, menghindari
pemakaian superordinat pada hiponim kata, dan menghindari kesinoniman kata
dalam kalimat.

Contoh:

- Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan


tinggi. (tidak efektif)
 Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi.
(efektif)

e. Ketegasan

Yang dimaksud dengan ketegasan ialah suatu perlakuan penonjolan pada


ide pokok kalimat. Tak selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat,
meskipun memang peletakan subjek biasanya selalu mendahului predikat. Namun,
dalam beberapa kasus, boleh meletakkan keterangan di awal kalimat untuk
memberi efek penegasan.

Penegasan kalimat seperti ini sering dijumpai pada jenis kalimat perintah,
larangan, ataupun anjuran yang biasanya diikuti partikel lah atau pun.

Contoh:
- Kamu makanlah nasi itu sampai habis agar tidak mubazir! (tidak
efektif)
 Makanlah nasi itu sampai habis agar tidak mubazir! (efektif)

II.4.2 Syarat Kalimat Efektif

Ada beberapa syarat utama suatu kalimat dapat dikatakan efektif, di


antaranya:

 Mengikuti kaidah kebahasaan yang baik dan benar


 Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur subjek + predikat
 Menggunakan diksi yang tepat
 Struktur bahasanya bersifat sistematis atau urut
 Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku
 Tidak boros kata atau bertele-tele

15
 Tidak boleh ambigu

II.4.3 Penyuntingan Efektifitas Kalimat

Ragam ilmiah senantiasa menggunakan kalimat efektif. Kalimat efektif


adalah kalimat yang mampu menyampaikan gagasan dari penulis kepada pembaca
secara tepat dan menimbulkan gagasan yang sama antara penulis dan pembaca.

Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menyunting


efektivitas kalimat penulisan riset.
1. Memperhatikan tiap kalimat dalam draft penulisan riset.
2. Mengutamakan penulisan kalimat dengan pola S-P-(O/Pel)-K atau K-
S-P-(O/Pel) ketika melakukan penyuntingan.
3. Mengecek dan memperbaiki penulisan kalimat sesuai dengan karakter
ragam ilmiah yang efektif, singkat, padat, ringkas, dan jelas.
4. Mengecek dan memperbaiki penggunaan ejaan secara tepat.
5. Mengecek dan memperbaiki penggunaan pilihan kata yang sesuai
konteks.
6. Mengecek dan memperbaiki pemilihan kata baku.
7. Mengecek dan memperbaiki kesatuan gagasan kalimat.
8. Mengecek dan memperbaiki kesejajaran/kepararelan kalimat.
9. Mengecek dan memperbaiki penekanan makna dalam kalimat.
10. Mengecek dan memperbaiki penggunaan kata depan sebelum subjek.
11. Mengecek dan memperbaiki penggunaan unkapan.
12. Mengecek dan memperbaiki penggunaan kata hubung dalam kalimat.
13. Mengecek dan memperbaiki penggunaan kata hubung antar kalimat.
14. Mengecek dan memperbaiki kalimat yang berbentuk pleonasme.
15. Mengecek dan memperbaiki kalimat yang berbentuk redudansi.
16. Mengecek dan memperbaiki kalimat yang terkontaminasi.
17. Mengecek dan memperbaiki kalimat yang ambigu.
18. Mengecek dan memperbaiki kalimat yang menggunakan kata depan
yang tidak perlu.
19. Mengecek dan memperbaiki kalimat yang tidak memiliki subjek.
20. Mengecek dan memperbaiki kalimat yang salah nalar/tidak logis.
21. Mengecek kalimat yang memiliki bentuk kata yang salah.
22. Mengecek kalimat yang masih terpengaruh bahasa daerah/asing.

16
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah:

1. Kalimat merupakan satuan bahasa yang mengandung suatu pikiran


lengkap. Dalam sebuah kalimat paling kurang mengandung suatu subjek
dan predikat. Kalimat dalam wujud lisan diucapkan dengan suara naik
turun, dan keras lembut, disela jeda dan diakhiri dengan sebuah intonasi
akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan sebuah
huruf kapital dan diakhiri dengan sebuah tanda titik (.), tanda tanya (?) dan
tanda seru (!).
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau
pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami
pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang
dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
3. Ciri-ciri kalimat efektif yaitu: kelogisan, kesepadanan struktur,
kesejajaran, kehematan, dan ketegasan makna.

III.2 Saran

Sebagai seorang mahasiswa agar dapat memahami materi dengan baik,


karena dapat membantu mahasiswa dalam pengerjaan tugas akhir.

17
DAFTAR PUSTAKA

Febriani, M. (2016, April 12). Jenis-Jenis Kalimat. Dipetik Desember 1, 2022,


dari blog.unnes: https://blog.unnes.ac.id/meinafebri/2016/04/12/jenis-
jenis-kalimat/

Nugraheni, A. S. (2017). Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis


Pembelajaran Aktif. Jakarta: Prenadamedia Group.

Sarmadan, & Alu, L. (2015). Buku Ajar Bahasa Indonesia dan Karya Tulis
Ilmiah. Yogyakarta: Deepublish.

Sumarni, R. (2017, Desember 20). 5 Unsur-Unsur Kalimat dalam Bahasa


Indonesia. Dipetik November 30, 2022, dari dosenbahasa:
https://dosenbahasa.com/unsur-unsur-kalimat-dalam-bahasa-indonesia

Widyartono, D. (2018). Bahasa Indonesia Riset : Panduan Menulis Karya Ilmiah


di Perguruan Tinggi (Edisi Revisi). Malang: Universitas Negeri Malang.

18

Anda mungkin juga menyukai