Anda di halaman 1dari 15

Klasifikasi Fiqih

NAMA KELOMPOK :
AHMAD MULKAN NUR 2221609097
DESY DEVIANY LUKMAN 2221609010
FADZILA FITRIANA PURWA PUTRI 2221609030
IRA FADIA HERVISKA PUTRI 2221609060
CINDI NURAINI 2221609072
TOPIK BAHASAN

daftar isi Fiqih Ibadah

Presentasi Fiqih Muamalah dalam


arti sempit dan arti luas

Hapus catatan ini setelah menyunting halaman ini. Terima kasih!


A. Fiqih Ibadah
1. Pengertian Fiqih ibadah

Ibadah secara etimologis berasal dari bahasa arab yaitu


yang artinya patuh, tunduk.

Sedangkan menurut terminologis ialah sebutan yang


mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhoi oleh
Allah azza wa jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan
yang zhahir maupun yang bathin.

Fiqih Ibadah adalah ilmu yang menerangkan tentang


dasar-dasar hukum-hukum syar’i khususnya dalam ibadah
khas seperti meliputi thaharah, shalat, zakat, shaum,
hajji, kurban, aqiqah dan sebagainya yang kesemuanya
itu ditujukan sebagai rasa bentuk ketundukan dan
harapan untuk mecapai ridla Allah.
Ibadah mahdhah juga disebut dengan muamalah ma‟a al-khaliq (ibadah
dalam arti hubungan hamba dengan Allah) atau ibadah ghairu ma‟qulati
al-ma‟na (ibadah yang tidak dapat dipahami maknanya). Ibadah dalam arti
khusus (ibadah mahdhah) adalah termasuk bidang kajian fiqih al-nabawi ,
yang meliputi:
(1) bersuci/berwudhu
(2) shalat, termasuk doa, zikir, dan tilawatil Al Qur‟an
(3) puasa (termasuk ibadah badaniyyah atau ibadah dzatiyyah
(4) zakat (termasuk ibadah maliyyah
(5) haji (termasuk ibadah ijtimaiyyah)
(6) pengurusan jenazah (termasuk ibadah badaniyyah)
(7) penyembelihan hewan
(8) sumpah dan nazar
(9) makanan dan minuman (termasuk ibadah maliyyah).
B. Fiqih Muamalah Dalam Arti
Sempit Dan Arti Luas
1. Fiqh muamalah dalam arti sempit

Fiqh muamalah dalam arti sempit lebih menekankan pada


keharusan untuk menaati aturan-aturan Allah yang telah
ditetapkan untuk mengatur hubungan antara manusia dengan
cara memperoleh, mengatur, mengelola, dan mengembangkan
mal (harta benda). Fiqh muamalah juga membahas tentang hak
dan kewajiban kedua belah pihak yang melakukan akad agar
setiap hak sampai kepada pemiliknya serta tidak pihak yang
mengambil sesuatu yang bukan haknya.
2. Fiqh muamalah dalam arti luas

1. pengertian muamalah dalam arti 2. bahwa pengertian muamalah


dalam arti sempit yaitu semua
luas yaitu aturan-aturan (hukum-
akad yang membolehkan
hukum) Allah untuk mengatur
manusia saling menukar
manusia dalam kaitannya dengan
manfaatnya dengan cara-cara
urusan duniawi dalam pergaulan
dan aturan-aturan yang telah
sosial.
ditentukan Allah dan manusia
wajib menaati-Nya.
Ada 5 Macam Fiqh
Muamalah dalam arti sempit
dan arti luas

Ahwal al syakhshiyyah
Muamalah
Jinayah
Siyasah
Qadha
1. Ahwal as syakhshiyyah

Bidang al-Ahwal alSyaksiyah, yaitu hukum keluarga, yang mengatur


antara suami istri, anak, dan keluarga. Pokok kajiannya meliputi fiqh
munakahat, fiqh mawaris, wasiyat, dan wakaf.
Jika Fiqh Munakahat membahas hukum nikah, meminang (khitbah), akad
nikah, saksi nikah, mahar (maskawin), wanita-wanita yang haram dinikahi
baik haram karena nasab, mushararoh (persemandaan), dan radha’ah
(persusuan) dan hadanah, soal-soal yang berkaitan dengan putusnya
pernikahan dengan idah, ruju, hakamain, ila’, dzihar, lian, nafkah dan
ihdad yaitu berkabung,
maka Fiqh mawaris membahas hak dan kewajiban ahli waris
terhadap harta warisan, menentukan siapa saja yang berhak
terhadap warisan, bagaimana cara pembagiannya masing
masing.
Selain itu, juga membahas tazhij mayit, yaitu pengurus mayat,
pembayaran utang dan wasiat, serta pembagian-pembagian
harta dan juga halangan-halangan mendapat warisan dan bagian
bagiannya masing-masing ahli waris.
Sementara itu, Fiqh Wasiat membahas orang yang diberi wasiat
dan syarat syaratnya dan bagaimana hukumanya apabila yang
diberi wasiat itu membunuh pemberi wasiat. Demikian juga
membahas barang yang di wasiatkan baik itu berupa manfaat atau
bukan, serta hubungan antara wasiat dan harta waris.
Selain itu fiqh wakaf juga membahas tentang
orang yang mewakafkan serta syaratsyaratnya,
barang yang diwakafkan dan syarat syaratnya,
orang yang menerima wakaf dan
syaratsyaratnya, shigat atau ucapan yang
mewakafakan dan syarat-syaratnya.
2. Mu’amalah dalam arti sempit.

Bidang ini membahas tentang jual beli (bayi), membeli barang


yang belum jadi, dengan disebutkan sifat-sifatmya dan jenisnya
(sallam) gadai (arRahn), kepailitan (taflis), pengampunan (hajru),
perdamaian (al-sulh), pemindahan utang (al-hiwalah), jaminan
hutang,(ad-dhaman alkafalah), perorangan dagang (syarikah),
perwakilan (wikalah), titipan (al- wadi’ah), pinjaman-meminjam, (ai
ariyah), merampas atau merusak harta orang lain, (al qhash), hak
membeli paksa, (syuf’ah), memberi modal dengan bagi untung,
(qiradh), penggarapan tanah, (almuzaroh’ah musaqoh), sewa-
menyewa (al-ji’alah), membuka tanah baru, (ihya al-mawat) dan
barang temuan (luqathah).
3. Jinayyah

Fiqh Jinayah membahas pengertian tindakan


pidana (jarimah), macam jarimah, unsur-unsur
jarimah yang meliputi aturan pidana, perbuatan
pidana, dan pelaku pidana. Kaidah kaidah dalam
penafsiran hukum, asas legalitas, masa berlakunya
aturan pidana dan lingkungan berlakunya aturan
pidana.
Jinayyah membahas tentang :
1. Hukum Qiyas : Untuk pembunuhan sengaja
2. Hudud : Had perzinahan, had minum keras, had
pecurian
3. Al-hirabah : Pembegalan
4. Al-Baghyu : Pemberontakan
4. Siyasah
bidang fiqh siyasah. Fiqih siyasah membahas tentang hubungan antar
seseorang pemimpin dengan yang di pimpinnya atau antara lembaga-
lembaga kekuasaaan di dalam masyarakat dengan rakyatnya.

Secara global, kumpulan materi fiqh siyasah dapat dikelompokkan sebagai


berikut
Pertama, siyasah dusturiah yang membahas tentang hubungan rakyat
dengan pemerintah.
Kedua, Siyasah Maliyah yang membahas tentang perekonomian dalam
masyarakat.
Ketiga, siyasah dauliyah yang membahas tentang hubungan-hubungan
5. Qadha
Bidang fiqh Qadha. Fiqh Qadha ini membahas tentang proses penyelesaian
perkara di pengadilan. Fiqh ini membahas tentang hakim, putusan yang
dijatuhkan, hak yang di langgar, penggugat dalam kasus perdata atau penguasa
dalam kasus pidana dan tergugat dalam kasus perdata atau tersangka dalam
kasus pidana dan tergugat dalam kasus perdata atau tersangka dalam kasus
pidana. Fiqh ini juga membincang syarat-syarat seorang hakim, Tentang
pembuktian, seperti pengakuan, keterangan dan saksi, sumpah, qorinah,
keputusan hakim dengan mengikuti mazhab tertentu, gugatan terhadap hak
yang dilanggar haruslah jelas. Kedudukan yang sama antara penggugat dan
tergugat, kedua-suanya harus didengar keterangannya
Hari Selasa bersih-bersih
Cukup sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai