Anda di halaman 1dari 2

Nama : Yudhit rizkayanti tueno

NIM : 151420092

Kelas : 5 D PGSD

Mata Kuliah : Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)

“Problematika Etika Lingkungan di Kabupaten Bone Bolango”

Masalah mengenai lingkungan merupakan suatu masalah yang sulit untuk


dituntaskan, bahkan sampai sekarang masih menjadi penyebab terjadinya bencana-bencana
alam. Entah karena kurangnya pengetahuan dari sumber daya manusia sendiri atau kurangnya
kesadaran dari dalam diri manusia. Kali ini saya akan membahas khususnya mengenai
masalah etika lingkungan yang ada di kabupaten bone bolango, tetapatnya di kawasan
Kecamatan Bulango Selatan.

Di daerah ini terdapat dua aliran air (koala) yaitu aliran air yang kecil dan besar. Pada
saat-saat tertentu, aliran air ini digunakan oleh para petani untuk mengisi air dilahan
sawahnya, yang dilakukan dengan cara menutup satu bagian di aliran air kecil, yang kadang
hal itu menyebabkan aliran air menjadi kering hingga bau amis, bisa juga bahkan membuat
aliran air meluap hingga banjir di sebagian halaman rumah warga. Untuk hal itu biasanya
sering di maklumi, tetapi ada hal lain yang menjadi masalah disini yaitu pada saat panen
sawah, walaupun sekarang sudah ada larangan mengenai pembuangan sampah di aliran air,
tetap ada saja manusia-manusia yang melanggarnya dengan cara mereka tetap saja ada yang
membuang limbah dari sawah yaitu sekam padi ke aliran air kecil, hal ini tentu bukan yang
dilakukan oleh para petani, entah para pelaku itu berasal dari belahan dunia mana, tidak bisa
dipungkiri, ini merupakan aliran air yang tentu saja mengalir, dan belum diketahui pasti siapa
pelaku dari pelanggaran salah satu prinsip dalam lingkungan hidup yaitu prinsip “No Harm”.

Prinsip “no harm” merupakan prinsip yang tidak merugikan alam secara tidak perlu.
Sepertinya bukan hanya masalah sekam padi saja, bahkan pada aliran air (koala) besar masih
banyak terdapat sampah-sampah yang berlalu lalang. Sekarang sudah lebih baik dari masa
sebelumnya-sebelumnya, tetapi entah kenapa tetap masih ada saja para pelaku-pelaku
pelanggar etika lingkungan ini. Bahkan kalau para masyarakat di wilayah sini diberikan
edukasi mengenai lingkungan, belum tentu teratasi karena belum diketahui siapa pelaku dari
pelanggar etika lingkungan ini.
Tindakan yang dilakukan oleh para pelaku tidak hanya melanggar prinsip “No Harm”,
termasuk juga melanggar prinsip-prinsip lingkungan yaitu : prinsip sikap hormat terhadap
alam, prinsip tanggung jawab, prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam, prinsip
demokrasi.

Mungkin dengan terus memberikan edukasi dan memberikan peringatan mengenai


pentingnya etika lingkungan, akan berdampak lebih baik pada pengetahuan dan kesadaran
diri manusia. Sebaiknya edukasi tidak hanya di satu kawasan secara terus-menerus, tetapi
dilakukan bergantian dari satu daerah ke daerah lainnya. Bahkan edukasi juga mungkin harus
dilakukan melalui jejaring sosial, mengingat bahwa adanya perkembangan IPTEK yang
memberikan dampak pada sebagian manusia hanya lebih nyaman berkomunikasi melalui
jejaring sosial. Lewat jejaring sosial cara penyampaian edukasi juga bisa dibuat lebih
semenarik mungkin tentunya.

Anda mungkin juga menyukai