Anda di halaman 1dari 2

Nama : Zequer Pearls Rynatha

NIM : 8621320004

Prodi : S1 PAK

Mata Kuliah : Pengantar Teologi Sistematika

Dosen : Dr. Setio Dharma Kusuma, S.T., M.Th.

Apakah kata “Lucifer” dalam Yesaya 14:12 merupakan nama untuk pribadi
Iblis? Bagaimana dengan kata “bintang timur” dalam Wahyu 22:18? Berikan alasannya!

Alkitab Perjanjian Lama diterjemahkan dalam Bahasa Ibrani dan Perjanjian Baru
diterjemahkan dalam Bahasa Yunani. Tetapi, ada terjemahan lain yang disebut dengan Vulgata
yaitu Bahasa Latin oleh St. Jerome di mana kata “Lucifer” yang menjadi perdebatan dalam
dunia Kristiani yang baru muncul sekitar abad ke-4. Kata “Lucifer” merupakan hasil tafsiran
dari teolog-teolog barat, orang Yahudi tidak mengenal kata “Lucifer”. Dalam Yesaya 14:12
kata “Bintang Timur” terjemahan King James Version menggunakan kata “Lucifer”. Ayat ini
dalam teks bahasa Asli Alkitab yaitu Bahasa Ibrani tidak ada yang menggunakan kata

“Lucifer”, melainkan menggunakan kata ‫ ַׁש ַׁחר‬- ‫“ ֵה ֵילל ֵבן‬HEYLEL BEN-SHACHAR”


yang berarti “Bintang Timur Putra Fajar”. Jadi, dalam Bahasa Ibrani tidak tertulis kata
“Lucifer”. Secara etimologi, kata “Lucifer” dalam Bahasa Latin “Lux/Lucis yaitu cahaya”
dan “Ferre yaitu pembawa”. Berdasarkan teks dan konteks, kata “Lucifer” dalam Yesaya
14:12 merujuk pada raja Babel, bukanlah Iblis/Setan. Berarti “Lucifer” adalah Pembawa
Cahaya/Terang yang merujuk pada pengertian positif bukan negatif. Sebutan “Bintang Timur”
dalam Yesaya 14:12 merupakan nama oknum Malaikat yaitu “Lucifer” sebagai penghulu yang
memerintah atas Malaikat-malaikat lainnya. Akan tetapi, sampai pada taraf tertentu, “Lucifer”
ingin menyamai Allah sehingga terjatuh. Yesaya menyatakan dengan tersirat bahwa “Lucifer”
adalah penguasa Babel di alam roh dan beberapa abad kemudian, Yehezkiel yang hidup
sezaman dengan Daniel mengatakan juga bahwa Lucifer memiliki otoritas atas Tirus yang
menjabat di surga dengan wilayah kekuasannya bernama bintang timur (Dan. 10).
Sedangkan dalam Wahyu 22:16, kata “bintang timur” adalah sebuah indikasi bahwa
setelah Yesus menggenapi nubuatan mengenai diri-Nya sebagai Sang Tunas dan Ia menyatakan
diri-Nya sebagai satu-satunya penguasa tahta bintang timur yang merupakan penggenapan
nubuat nabi-nabi dalam Perjanjian Lama (Yes. 11:1,10; Yer. 23:5, 33:15; Zak. 3:8; 6:12-13).
Allah mengingat janji yang dinyatakannya dengan raja Daud. Dalam 2 Sam. 7:1-17 tertulis
bahwa Allah mengadakan dua jenis perjanjian yaitu perjanjian Allah untuk keluarga Daud dan
perjanjian Allah untuk tahta kerajaan Daud. Yesus Kristus disebut Sang Tunas atau Tunas
Daud yang berarti Yesus datang ke bumi melalui garis keturunan Daud. Ia telah mengalahkan
Iblis yang berkuasa atas maut. Dengan demikian, tahta bintang timur yang dahulu dimiliki oleh
“Lucifer” kini telah direbut oleh Yesus Kristus yang datang dari keturunan Daud.

“Karena kesombongan telah menjadi akar dari pemberontakan Lucifer, respon Allah
adalah membuat ciptaan jenis lain, ciptaan yang ditakdirkan untuk mengambil alih tempat
Lucifer. Ciptaan baru yang Allah pikirkan untuk tujuan ini adalah manusia atau dalam bahasa
Ibrani:”Adam” dari kata “Adamah” yaitu bumi. Ras Adam adalah ras bumi. Namun,
pewahyuan Kitab Suci yang tersingkap membuat jelas bahwa Allah memiliki maksud bagi ras
Adam, suatu takdir yang lebih tinggi dari pada Malaikat. Penting untuk menyadari bahwa
penciptaan Adam dan ras Adam adalah bagian dari respon Allah terhadap pemberontakan
Lucifer. Dalam pengertian tertentu, ras baru ini dirancang untuk memenuhi takdir dari mana
Lucifer telah jatuh dan bahkan lebih tinggi dari itu. Inilah salah satu alasan utama mengapa
Lucifer menentang ras kita sebagai pihak yang akan menggantikan dia dan masuk ke dalam
takdir yang telah gagal ia raih.” (Derek Prince)

Anda mungkin juga menyukai