Anda di halaman 1dari 30

BAB II SEBUTAN NAMA ALLAH

2.1

Yahweh, Elohim, Adonai Sebenarnya apakah nama yang disembah umat Yahudi dan Kristen yang

benar ? ada beberapa nama Tuhan yang bisa di temukan dalam Alkitab Perjanjian Lama dalam bahasa Ibrani yaitu nama-nama El/Elohim/Eloah, Adonai dan Yahweh atau kombinasi dari perkembangan nama-nama tersebut. Apakah namanama seperti itu merupakan nama diri ( proper name) Tuhan, nama gelar, sebutan atau panggilan umum (generic appellative) ataukah hanya kombinasi dari keduanya ? Dalam Alkitab Ibrani atau yang biasa disebut juga dengan Tenakh ( berasal dari kata Toraj, Neviim dan Ketuvim ) atau Perjanjian Lama Kristen, nama-nama yang pertama digunakan dalam menyebut nama Tuhan yang disembah adalah El, Elohim atau Eloah yang mana ketiganya mempunyai nama atau pengertian yang mirip satu sama lainnya tetapi juga mempunyai pengertian yang berbeda pula. 2.1.1 Yahweh Nama Yahweh kadang-kadang diterjemahkan Yehowa, yang merupakan sebuah nama diri. Dalam naskah asli Ibrani tidak disertakan dengan huruf vocal, terdiri dari 4 huruf konsonan YHWH atau YHVH yang disebut dengan Tetragrammaton dan dalam Alkitab bahasa Indonesia (LAI) Perjanjian Lama diterjemahkan sebagai TUHAN (semuanya dalam huruf besar). YHWY dianggap teramat suci untuk diucapkan jadi Adonay (Tuhan-ku) dipakai sebagai penggantinya bila membacakannya, dan huruf-huruf hidup dari perkataan ini digabung dengan huruf-huruf mati YHWH sehingga terbentuklah Yehowa suatu bentuk yang pertama kalinya diperkenalkan paada permulaan abad 12 M. Dalam tradisi naskah Pentateuch diketahui bahwa nama YHWH baru dikenal Musa sebagai TUHAN Allah yang membawa umat Israel keluar dari Mesir. Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engaku keluar dari Tanah Mesir, dari tempat perbudakan. (Keluaran 20:2). Petunjuk lain bahwa nama itu baru dikenal pada

zaman Musa adalah fakta bahwa Musa sebelumnya hanya mengenal nama Elohim dan nama Yahweh baru dikenal Musa Firman Allah kepada Musa : AKU ADALAH AKU. Lagi firman-Nya : Beginilah kukatakan kepada orang Israel itu : AKULAH AKU telah mengutus aku kepadmu. (Keluaran 3 : 14). Berbeda dengan pandangan umum dan khusus oleh penganut Saksi yehuwa dan kelompok Nasrani yang menganggap bahwa nama Yahweh adalah nama satu-satunya dari kekal sampai kekal, dari ayat diatas menunjukan bahwa pada awalnya pada masa para Patriakh nama El/Elohim/Eloah-lah yang digunakan dan baru pada masa keluaran nama Yahweh dinyatakan kepada Musa. Sekalipun demikian, semua naskah Pentateuch mempercai bahwa Musa tidak berkenalan dengan TUHAN Allah yang berbeda dengan yang dikenal leluhurnya, dan dari Musalah pengajaran tentang TUHAN Allah Yahweh dalam terang Keluaran itu menjadi jelas. Nama Yahweh juga berarti Allah menyatakan diri-Nya sebagai Allah anugerah. Nama ini dianggap nama yang paling sacral dan paling diagungkan diantara nama-nama yang lain, sebagai Allah yang tidak mungkin berubah. Orang yahudi mempunyai rasa takut tersendiri untuk menyebut nama ini, karena mereka selalu ingat kepada Imamat 24:16 yang berbunyi : Siapa yang menghujat nama Tuhan pastilah ia dihukum mati dan dilontari dengan batu oleh seluruh jemaat itu. Baik orang asing maupun orang Israek asli, bila ia menghujat nama Tuhan haruslah dihukum mati. Karena rasa takut itu maka dalam membaca Kitab Suci orang Yahudi menggantinya dengan Adonai atau Elohim seperti pada Keluaran 3:14 dalam ayat tersebut ditafsirkan nama tersebut menunjuk kepada keadaan Tuhan yang tidak berubah. Namun demikian, yang menjadi pokok persoalan bukanlah Allah tidak berubah dalam keberadaan esensiNya, seperti Dia tidak berubah dalam kaitan hubunganNya dengan umatNya melainkan nama itu mengandung jaminan bahwa Allah akan menjadi milik bagi umat Israel pada jaman Musa, sama seperti Allah menjadi Allah bagi Bapa leluhur mereka Abraham, Ishak dan Yakub. Nama itu menekankan kesetiaan perjanjian Allah (Keluaran 15:3 TUHAN itu pahlawan perang; TUHAN, itulah nama-Nya, Mazmur 83:19,

Hosea 12:6, Yesaya 42:8, Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung), dan dengan demikian nama itu tidak dipakai untuk siapapun, kecuali untuk nama Allah orang Israel. Sifat ekslusif dari nama itu muncul dari kenyataan bahwa nama itu tidak pernah muncul dalam bentuk jamak atau dengan awalan.

Kapankah nama Yahweh mulai dikenal? Sebutan Yahweh sudah dipakai sejak Kejadian 2 (Yahweh Elohim), namun Kejadian 4:26 menyatakan bahwa orang mulai memanggil nama Yahweh pada jaman Enos. Lebih jauh lagi, Keluaran 6:2 menyatakan bahwa Allah mulai memperkenalkan diri sebagai Yahweh pada jaman Musa, sedangkan pada bapabapa leluhur Ia hanya memperkenalkan diri sebagai Allah yang mahatinggi (El Shaddai). Manakah yang benar? Apakah nama Yahweh baru dikenal pada jaman Enos? Musa? Atau sejak jaman Adam? Sebelum menganalisa tiga teks di atas, kita terlebih dahulu perlu memahami konsep orang Yahudi tentang mengenal Allah. Dalam Perjanjian Lama (sekitar 26 kali), ungkapan mengenal Allah bukan hanya melibatkan aspek kognitif (intelektual), tetapi juga aspek relasional (hubungan atau pengalaman). Makna ini diilustrasikan dengan jelas melalui arti kata Ibrani yada. Kata ini bisa berarti mengetahui (Kej 3:5, 7, 22; 4:9) atau bersetubuh (Kejadian 4:1, 17). Berdasarkan penggunaan ini kita perlu melihat apakah arti kata mengetahui atau mengenal di suatu teks bersifat intelektual saja atau sekaligus relasional. Berdasarkan pemahaman di atas, marilah kita sekarang meneliti dua teks terakhir untuk mengetahui apakah nama Yahweh sudah dikenal sejak Adam dan Hawa (Kej 2) atau pada waktu jaman Enos (Kej 4:26) atau Musa (Kel 6:2). Kejadian 4:26 Ayat ini telah menimbulkan perbedaan pendapat di antara para penafsir. Para penafsir Yahudi awal melihat kata Ibrani hukhal (LAI:TB mulai) di ayat ini dalam arti mengotori, sehingga Kejadian 4:26 dianggap sebagai permulaan dari penyembahan berhala. Pendapat ini tentu saja memiliki beberapa kelemahan serius. Frase memanggil nama Yahweh dalam kitab Kejadian seringkali dipakai

untuk penyembahan/ibadah yang benar oleh para patriakh (12:8; 13:4; 21:33; 26:25). Selain itu, Kejadian 4:25-26 merupakan kontras bagi Kejadian 4:17-24: ayat 17-24 memaparkan suatu keturunan yang tidak takut terhadap Yahweh, sedangkan ayat 25-26 menandai awal keberadaan suatu keturunan yang baik (pengganti Habel, orang yang benar itu). Young Literal Translation (YLT) menerjemahkan memanggil dengan kata benda preaching (kotbah). Sayangnya, kita tidak bisa mengetahui apa maksud terjemahan ini. Apakah yang dimaksud adalah permulaan aktivitas pemberitaan tentang Yahweh kepada orang-orang pada jaman itu? Seandainya benar, pendapat ini tampaknya tidak sesuai dengan konteks Kejadian. Ayat-ayat selanjutnya tidak mengindikasikan adanya aktivitas ini. Ide tentang menjadi berkat bagi orang lain juga baru muncul di Kejadian 12:1-3. Pendapat yang lebih tepat adalah dengan menganggap Kejadian 4:26 sebagai permulaan ibadah secara umum (public worship). Sebelum jaman Enos, orang memang sudah beribadah kepada Yahweh (Kej 4:1-5), namun ibadah tersebut sifatnya masih individualistik (perorangan). Sejak jaman Enos, orang mulai melakukan ibadah umum kepada Yahweh. Ada beberapa alasan yang mendukung pendapat di atas. Pertama, seperti sudah disinggung sebelumnya, Kejadian 4:17-26 bertujuan membandingkan dua macam keturunan, yaitu keturunan Kain yang berdosa dengan keturunan Set sebagai pengganti Habel, orang yang benar itu. Sebagaimana semua keturunan Kain yang dicatat di ayat 17-24 semuanya adalah orang berdosa, ayat 25-26 juga mencatat munculnya satu keturunan yang beribadah kepada Yahweh. Kedua, Kejadian 4:25-26 diikuti oleh pasal 5 yang berisi silsilah Adam dari Set (ayat 3) dan Enos (ayat 6). Dengan kata lain, pasal 5 merupakan penjelasan tentang keberadaan suatu keturunan yang mengikuti leluhur mereka di 4:25-26. Apalagi silsilah ini juga berakhir dengan keluarga Nuh (ayat 32), seorang yang tidak bercela di antara orang sejamannya (6:8-9). Ketiga, Kejadian 4:17-26 juga harus dipahami sebagai sebuah permulaan budaya manusia. Pada masa inilah orang mulai mendirikan kota (ayat 17), peternakan (ayat 20), seni (ayat 21), ketrampilan tangan (ayat 22). Sebagaimana

budaya sekuler ini dimulai oleh keturunan Kain, demikian juga budaya rohani (ibadah secara umum) dimulai oleh keturunan Set atau Enos. Berdasarkan semua penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa Kejadian 4:26 tidak bertentangan dengan penyebutan nama Yahweh di Kejadian 2:1-4:16. Artinya, nama Yahweh memang sudah dikenal pada masa sebelum Enos, tetapi waktu itu ibadah kepada Yahweh belum nejadi sebuah budaya. Keluaran 6:2 Bagaimana dengan Keluaran 6:2 yang menyatakan bahwa Allah memperkenalkan diri kepada para leluhur hanya dengan nama Allah yang mahatinggi (El Shaddai, Kejadian 17:1; 28:3; 35:11; 43:14; 48:3), sedangkan nama Yahweh baru dinyatakan kepada Musa? Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita perlu memahami pengertian mengenal Yahweh menurut Musa. Ungkapan ini muncul beberapa kali di kitab Keluaran dengan arti yang tidak hanya terbatas pada pengetahuan secara intelektual saja. Keluaran 14:4 menyatakan, orang Mesir akan tahu bahwa Akulah Yahweh, padahal di Keluaran 5:2 Firaun sudah tahu bahwa nama Allah Israel adalah Yahweh. Ucapan Firaun di Keluaran 5:2 juga penting untuk disimak. Firaun mengatakan bahwa ia tidak mengenal Yahweh, tetapi ia bisa menyebut nama Yahweh. Hal ini menunjukkan bahwa Firaun sudah tahu ada sebutan Yahweh, namun ia tidak mengenal Yahweh secara pribadi/langsung. Dengan kata lain, Firaun belum mengalami atau melihat sifat Yahweh. Penjelasan lain kita dapatkan dari Keluaran 6:6. Dalam teks ini Allah mengatakan bahwa Musa akan mengenal bahwa Dialah Yahweh, padahal di bagian sebelumnya Allah sudah memperkenalkan diri kepada Musa sebagai Yahweh (Kel 3:14-16; 6:3). Apa yang kita bisa simpulkan dari hal ini? Musa sebenarnya sudah tahu nama Yahweh, tetapi Ia belum mengalami sifat dari Yahweh. Yahweh akan menyatakan diri sebagai Allah perjanjian yang menjadikan bangsa Israel sebagai umat-Nya, melepaskan mereka dari perbudakan dan memberikan tanah perjanjian (ayat 6-7). Inilah yang akan dilakukan Allah sehingga Musa akan tahu bahwa Dialah Yahweh.

Semua penjelasan di atas menunjukkan bahwa tidak ada kontradiksi antara Kejadian 2-3,4:26 dan Keluaran 6:2. Nama Yahweh memang sudah dikenal oleh para patriakh, tetapi mereka belum mengalami-Nya sebagai Allah perjanjian. Dengan kata lain, mereka hanya menerima janji di Kejadian 12:1-3 dan 15:13-16, namun mereka belum melihat pemenuhan janji itu. Pada jaman Musalah janji itu direalisasikan Allah.

2.1.2 Elohim Nama El dan variasinya (Elohim dan Eloah) adalah nama yang digunakan dalam Alkitab Ibrani sejak awal Kitab Kejadian, nama-nama itu ternyata mempunyai arti baik sebagai nama diri maupun sebagai kata generic (gelar/sebutaan tergantung dari konteks yang digunakan), dan kemudian digunakan bangsa-bangsa keturunan Adam lainnya sesuai dengan dialek mereka masing-masing. Yakub menyebut El dalam kedasayatanNya (Kejadian 28:17), dan kepada Yakub (Kejadian 33:20) Ia mendirikan mezbah di situ dan dinamainya itu : Allah Israel ialah Allah . Memang El semula dikenal sebagai Allah di atas allah (The Supreme God) atau Allah Maha Tinggi (The Most High God) dan dalam Alkitab Ibrani Perjanjian Lama digunakan untuk menyebut Allah Israel. El sebagai nama diri disejajarkan dengan nama Yahweh (Kejadian 28:16-19) dan dalam sajak Bileam disebut bahwa El tidak lain adalah Yahweh yang membawa umat Israel keluar dari Mesir (Bilangan 23:8,19, 22-23; 24:4, 8, 16, 23) dan di temapt lain nama El disebut lagi sebagai sejajar dengan Yahweh (Mazmur 85:8-9 ; Yesaya 42:5) dan acap kali dijadikan padan katanya. El dalam tradisi alkitab sering digunakan sebagai pengganti nama Yahweh. Distribusi penggunaan El sebagai nama diri sama dengan Yahweh memang sangat tidak teratur tetapi penting dan sering digunakan dalam kesusastaraan Israel yang awal Nama El ini tidak sekedar menyebut kata generic sebagai Nama Diri Allah tertinggi tetapi dengan gabungan kata lain juga menunjuk nama diri yang nyata

G. Johanes botterwech, Theological Dictionary of the Old Testament, vol. I 258-259

(definitive) seperti El Shadday (Allah yang Mahakuasa, Kejadian 17:1), El Elyon (Allah yang Mahatinggi, Bilangan 24:16), El Olam (Allah Yang Kekal, Kejadian 21:33), El Bethel (Allah Yang di Berhel, Kejadian 31:13), El Roi (Allah Yang Mahamelihat, Kejadian 16:13), dan El Elohe Yisrael (El. Allahnnya Israel, Kejadian 33:20). Nama Elohim banyak terdapat dalam Perjanjian Lama dalam pengertian sama dengan El tetapi biasanya untuk menyebut nama diri Allah dalam benruk jamak (Kejadian 1:26) tetapi juga kadang-kadang digunakan sebagi bentuk tinggal. Nama Elohim menekankan bhawa Allah Pencipta adalah Tuhan yang mutlak atas ciptaan dan sejarah. Itulah sebabnya ayat pembuka penciptaan dalam Kitab Kejadian 1:1 menggunakan kata-kata ini. Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Nama Elohim juga digunakan untuk menyatakan TUHAN Yahweh Israel. Nabi Elia yang namanya berarti Allahku (Eli) TUHAN (Yah) (tepatya Tuhan adalah Allahku), berkata di gunung Karmel : Kalau TUHAN itu Allah ikutilah Dia dan kalau Baal, ikutilah Dia (1 Raja-Raja 18:21) Juga disejajarkan dengan El dan Yahweh dalam : Sebab Aku, TUHAN Allahmu, adalah Allah yang cemburu . (Ulangan 5:9) Namun, dibandingkan dengan nama El yang lebih banyak digunakan sebagai nama diri Tuhan, nama Elohim lebih banyak digunakan sebagai sebutan/gelar. Nama Eloah adalah bentuk tunggal dari Elohim dan menunjuk pada pengertian yang sama dengan El. Dalam Alkitab bahasa Indonesia (LAI), nama El/Elohim/Eloah dalam perjanjian lama diterjemahkan dengan kara Allah (huruf kecil dengan huruf pertama capital), karena itu untuk mengerti apakah kata Allah dalam LAI itu merupakan terjemahan dari nama diri El/Elohim/Eloah ataus ebagai sebutan/gelar untuk menunjuk Elohim, perlu dibaca teks aslinya atau dapat juga diraba dari pengertian konteks kalimatnya. Yang jelas, ketiga nama/sebutan EL/ELOHIM/ELOAH memiliki kesamaan dan juga perbedaan.

Antara Elohim dan Yahweh Dari penyelidikan arti kata Elohim dan Yahweh di Perjanjian Lama, kita bisa melihat bahwa keduanya memiliki makna yang berbeda. Kata Elohim muncul sebanyak 2602 kali. Dari 2602 kali pemunculan kata Elohim, sekitar 2570 di antaranya merujuk pada Allah yang benar, sedangkan sisanya memiliki arti beragam. Elohim bisa merujuk pada dewa-dewa (Kel 18:11; 20:3; 23:13; 32:23; Ul 4:7, 28; 6:14; 7:4; 10:17), malaikat/makhluk surgawi (Mzm 8:5 [KJV/NIV]) atau hakim-hakim (Kel 21:6 [KJV]). Kata Yahweh (YHWH) muncul 5321 kali, sedangkan bentuk pendek Yah muncul 50 kali. Kata ini merupakan nama diri dari Allah di Alkitab. Kata ini tidak pernah dipakai untuk allah/dewa lain. Memang beberapa orang memiliki nama yang ada unsur Yah atau YHWH-nya, tetapi mereka tidak bermaksud memposisikan diri sebagai Yahweh, misalnya Yosua berarti Yahweh adalah keselamatan (Bil 13:8, 16), Elia berarti Allah adalah Yahweh. Apa yang kita bisa dapatkan dari penjelasan di atas? Tanpa bermaksud mengabaikan kompleksitas dan kerumitan studi tentang nama Allah (bahkan di kalangan para sarjana isu ini belum konklusif), kita secara umum bisa menyimpulkan perbedaan Elohim dan Yahweh sebagai berikut:

Elohim

Yahweh

Hanya sebagai sebutan untuk suatu Nama diri dari Elohim-nya bangsa Israel Pribadi yang dianggap Allah atau ilahi. (umat milik Allah yang benar) Elohim bisa berarti Allah, ilah/dewa, malaikat. Dipakai untuk Allah bangsa Israel maupun Hanya untuk Allah bangsa Israel atau umat dewa-dewa kafir Lebih dikaitkan dengan Allah, Allah saja kebesaran Lebih dikaitkan Allah. dengan kehadiran lebih

(transendensi)

walaupun (immanensi)

Yahweh

penggunaan Elohim di beberapa tempat dikaitkan sebagai Allah perjanjian bermakna kedekatan juga (Kej 17:8; 26:24; 28:13; Im 20:24; Yer 23:23; )

2.1.3 Adonai Selain nama El/Elohim/Eloah dan Yahweh, nama Adonai juga digunakan untuk menyebut Tuhan. Nama ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dalam Perjanjian lama sebagai Tuan atau Tuhan (huruf kecil dengan huruf pertama capital). Nama ini sebenarnya merupakan nama panggilan yang ditunjukan untuk menghormati seseorang (1 Samuel 24:9 ; 26:17; Yeremia 22:18). Nama ini kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan nama Yahweh sebagai TUHAN, Tuhan.(Yahweh, Adonai...) seperti dalam Yosia 3:13 berbunyi Segera sesudah kaki para imam pengangkat tabut TUHAN, Tuhan semesta bumi, berhenti di dalam air sungai Yordan itu akan terputus Dalam Alkitab Perjanjian Lama ada sekitar 300 kali Adonai dikaitkan sebagai kata di depan kata Yahweh (Adonai Yahweh) di mana lebih dari dua pertiganya ada di Kitab Yehezkiel. Dalam menerjemahkan nama Adonai Yahweh tampaknya untuk tidak menimbulkan pengulangan, maka oleh LAI tidak diterjemahkan sebagai Tuhan TUHAN melainkan sebagai Tuhan ALLAH. Di sini Yahweh diterjemahkan sebagai ALLAH (semua huruf besar). Yahweh tidak diterjemahkan sebagai Allah (huruf kecil dengan huruf pertama capital) yang adalah terjemahan El/Elohim/Eloah. Pengecualian yang mirip juga ditemukan ketika nama Yah disatukan dengan nama Yahweh menjadi Yah Yahweh, ini tidak akn diterjemahkan sebagai TUHAN TUHAN tetapi sebagai TUHAN ALLAH seperti dalam Yesaya 12:2 ..sebab TUHAN ALLAH itu kekuatan dan mazmurku, ia telah menjadi keselamatanku. Adakalanya Adonai juga digunakan sebagai pengganti nama diri Yahweh (Yesaya 6:1, 8 : Mikha 4:13 ; Zakharia 4:14; 6:5). Penggantian ini dapat dimaklumi, apalgi kalau diingat bahwa pada waktu pembuangan, nama Yahweh (TUHAN) banyak diganti dengan nama El (Allah), dan sebelum Musa (Kel 6:1-2) El banyak diganti dengan Yahweh.

2.2

El Shadday (Allah Maha Kuasa) Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN

menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya : Akulah Allah Yang Maha Kuasa, hiduplah di hadapan-Ku denga tidak bercela. Pemamana Allah yang adalah Keluarga terungkap melalui Nama-Nya. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam suatu keluarga pasti ada seorang bapa, ibu dan anak, maka melalui Nama-Nya juga terungkap Allah sebagai Bapa, sebagai Ibu dan sebagai Anak. Allah sebagai Bapa dan Allah sebagai Anak, diperkenalkan oleh Yesus kepada para pemuka agama yahudi, yang tercatat dalam Injil Yohanes. Para pemuka Yahudi menganggap bahwa pernyataan Yesus tersebut sama dengan menyebutkan bahwa Yesus merupakan Allah, namun Yesus dengan tegas menyatakan bahwa Ia bukan Allah tetapi Anak Allah. Jadi, baik Allah sebagai Bapa maupun Allah sebagai Anak Allah telah dinyatakan melalui Yesus. Sementara itu, Allah sebagai Ibu diungkapkan di dalam Nama El Shaddai. Nama El Shaddai adalah Nama gabungan yang terdiri dari El yang artinya Pencipta yang perkasa dan Shaddai yang berarti Maha Kuasa. Terdapat kata Shaddai dan kata Shad yang berbeda kata namun memiliki makna yang sama yaitu buah dada (Kejadian 49:25 ; Ayub 3:12 dan Mazmur 22:10). Jadi El shaddai adalah Allah yang Maha Kuasa yang menyediakan kebutuhan Umat-Nya sama seperti seorang Ibu yang menyusui anaknya. Didalam Kej. 1:2 ada tertulis, "...Roh Allah melayang-layang diatas permukaan air". Kata melayang-layang biasanya dipakai untuk melukiskan seekor burung yang sedang mengerami telur atau anak-anaknya yang masih kecil didalam sarangnya. Ini juga berbicara Allah sebagai ibu. Demikian juga dengan lahir dari Roh, suatu istilah yang muncul didalam PB, juga mengungkapkan Allah sebagai Ibu. Jadi, Allah sebagai Bapa, Allah sebagai Ibu, maupun Allah sebagai Anak, terungkap melalui Nama-NamaNya. Dan Bapa, Ibu serta Anak, adalah suatu Keluarga. "...Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendakNya kepada kita..."(Efesus1:3-14)

Didalam renungan keluarga ini, kita akan melihat bagaimana Allah, yang adalah Keluarga Sejati itu, memiliki kehendak dan rencana. Kehendak dan rencanaNya ini dilaksanakan bersama-sama secara Keluarga, sebagaimana yang diuraikan dalam Efesus 1:3-14. Dalam ayat 5 diuraikan bagaimana Allah Bapa, "...menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan kehendakNya". Bapa yang memiliki Anak TunggalNya, kita lihat disini, menghendaki kita juga agar menjadi anak-anakNya. Karena kehendak Bapa ini, Yesus tidak malu menyebut kita saudaraNya, seperti tertulis dalam Ibrani 2:12, "...Aku akan memberitakan namaMu kepada saudara-saudaraKu...". Namun hubungan Yesus dengan Allah Bapa tetaplah unik dan berbeda. Itu sebabnya Ia tidak berkata tentang Allah sebagai Bapa kita, melainkan Bapamu dan BapaKu. Tetapi, sebagaimana tertulis pada ayat 5, penentuan dan penetapan kita sebagai anak-anakNya, adalah melalui Yesus Kristus. Artinya, Yesus perlu mengalami kematian di kayu salib dan mencurahkan darahNya untuk pengampunan dosa, serta dibangkitkan dan naik kesorga, sebelum kita dapat dilahirkan oleh Roh dan menjadi anak-anakNya. Bukan hanya dilahirkan oleh Roh, tetapi kita juga dimeteraikan dengan Roh Kudus. Pemeteraian kita dengan Roh Kudus ini merupakan suatu jaminan / panjar (dp = down payment), bahwa kita akan menerima keseluruhannya yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah (ayat 14). Kita lihat disini bagaimana Allah yang adalah Keluarga, secara bersama-sama menjalankan kehendakNya, dimana tujuan akhirnya adalah, "...in the dispensation of the fullness of the times He might gather together in one all things in Christ...(1:10, The New KJV ). Jadi, inilah misteri (rahasia) kehendakNya, yaitu pada dispensasi kegenapan waktu, Ia dapat mempersatukan segala sesuatu didalam Kristus. Tetapi, yang akan kita renungkan disini adalah bagaimana Allah menjalankan rencana dan kehendakNya secara Keluarga. Oleh sebab itu, kita yang melayaniNya, dalam arti menjalankan kehendakNya di muka bumi ini, haruslah melakukannya secara keluarga. Bapa, Ibu dan anak-anak didalam suatu keluarga

Kristen, haruslah berfungsi sesuai peranannya dalam keluarga, untuk melayani Tuhan dan menggenapi kehendakNya. Didalam Efesus 1:3-14, kita lihat bagaimana Bapa merencanakan, Anak melaksanakan dan Roh menolong serta memberi kekuatan, sehingga

kehendakNya jadi, demikian juga diharapkan terjadi didalam suatu keluarga Kristen. Apabila didalam suatu keluarga kristen, hanya salah satu anggotanya saja yang melayani Tuhan, maka hal ini belum sejalan dengan rencanaNya. Bahkan, jika bapa, ibu dan anak-anak aktif didalam kegiatan kekristenan, tetapi tidak bekerja sama sebagai tim yang sehati sepikir, maka barangkali ini belum dapat disebut sebagai melakukan kehendakNya. Kita perlu merenungkan hal ini, terutama para bapa sebagai kepala keluarga. "...Akulah Allah Yang Mahakuasa (El Shaddai), hiduplah dihadapanKu dengan tidak bercela" (Kejadian 17:1 ) Telah kita ketahui bahwa Allah yang menyatakan Diri sebagai Ibu terungkap didalam Nama El Shaddai. Nama El Shaddai adalah Nama gabungan yang terdiri dari El, yang berarti Pencipta yang perkasa, dan Shaddai, yang berarti Maha Kuasa. Tetapi kata Shaddai dan kata Shad, walaupun dua kata yang berbeda namun bermakna sama yaitu buah dada (seperti dalam Kejadian 49:25, Ayub 3:12, dan Maz. 22:10). Jadi, El Shaddai adalah Allah yang Maha Kuasa yang menyediakan kebutuhan UmatNya, seperti seorang Ibu yang menyusui anaknya. Dalam konteks yang bagaimana El Shaddai pertama kali menyatakan DiriNya ? Kejadian 17:1 adalah pertama kali Allah menyatakan Diri sebagai El Shaddai, dan disini El Shaddai menegur Abram agar hidup dihadapanNya dengan tidak bercela. Memang Abram telah gagal, ketika ia mendengarkan usul Sarai untuk menghampiri Hagar. Sekalipun Ismael diberkati juga, namun perjanjian Allah tetap akan diadakan dengan Ishak yang akan dilahirkan Sarai (17:20-21). Jadi, El Shaddai memenuhi kebutuhan Abram seperti seorang Ibu memenuhi kebutuhan anaknya, namun dengan cara memberi teguran. Tetapi, teguran El Shaddai adalah teguran yang penuh berkat serta memenuhi kebutuhan UmatNya, seperti seorang Ibu yang menyusui anaknya. Dalam Kejadian 17, teguran El Shaddai memulihkan Abram. Sejak saat itu,

Abram berubah menjadi Abraham, dan perjanjian sunat-pun dimulai. Demikian juga dengan Naomi, yang dipulangkan dari daerah Moab oleh teguran El Shaddai (Rut 1:20). Sekalipun Naomi menganggap dirinya mengalami malapetaka, namun justru melalui teguran El Shaddai, maka kehidupannya dipulihkan dan ia mendapat anak melalui Rut, yang pada gilirannya menurunkan raja Daud. Dari kasus-kasus yang telah disebutkan diatas, El Shaddai memenuhi kebutuhan umatNya dengan cara memberi teguran. Tetapi, El Shaddai juga memenuhi kebutuhan umatNya dengan banyak cara lain sesuai kondisi. Dalam kasus berkat Ishak kepada Yakub, El Shaddai diharapkan memberi keturunan dan membuat Yakub menjadi sekumpulan bangsa-bangsa (Kej. 28:3). Tetapi, yang harus diingat ialah pertama kali El Shaddai menyatakan DiriNya adalah memberi teguran. Pengertian-pengertian selanjutnya haruslah dibangun diatas pengertian pertama kali.

2.3

El Olam (Allah Yang Kekal) Nama El, nama yang paling sederhana yang dengannya Allah disebut

dalam Perjanjian Lama adalah nama El. Dalam Alkitab terjemahan bahasa Inggris di pakai kata God atau god (Allah atau Dewa) Kata padanan ini mempunyai bentuk yang sama asalnya dari bahasa-bahasa Semitis lainnya, dan berarti suatu allah atau dewa dalam pengertian yang paling luas. Karena sifatnya yang umum ini maka kata ini sering dihubungkan dengan kata sifat (ajektif) dan sebutan (predikat) tertentu. Misalnya Ulangan 5:9 mencatat Aku, Tuhan (Yahweh), Allah-mu (Elohim), adalah Allah (El) yang cemburu. El adalah kata benda nama diri, nama dari Allah akbar orang Kanaan yang anaknya adalah Baal. Bentuk jamak dari El adalah Elohim dan bila dipakai sebagai jamak, diterjemahkan dewa-dewa. Kata Ibrani Olam, menurut kamus Ibrani yang disusun oleh Genesius, berarti waktu yang tersembunyi, yang panjang, yang permulaan dan akhirnya tidak diketahui, kekekalan. Kata ini muncul sebanyak 439 kali dalam Perjanjian Lama. Dalam bahasa Ibrani yang memiliki arti sama dengan Olam yaitu Aionios yang berarti kekal, abadi Allah yang abadi (Roma 16:26), hidup yang kekal

(Roma 2:7). El-Olam. Berarti Allah yang kekal. Dialah yang mengatur kehidupan manusia dan memberi hidup yang kekal kepada manusia. El-Olam bahwa Allah yang kekal selalu memegang teguh semua janjiNya (1 Timotius 1:17). El Olam pertama kali disebut dalam kitab Kejadian 21:33 ketika Abraham memanggil nama TUHAN, Allah yang kekal untuk menyatakan pujiannya kepada Allah yang kekal dan tak berubah, yang telah dengan setia berpegang kepada Firman dan perjanjiann-Nya. Allah telah menyertai Abraham dan memberkati dengan memberikan dia seorang anak laki-laki yang dinamai Ishak dan memberkati Abraham dengan kelimpahan sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya (Kejadian 12:2-3). Bahkan Abimelek serta panglimanya pun datang dan berkata pada Abraham , Allah menyertai engkau dalam segala sesuatu yang engkau lakukan (Kejadian 21:22). .TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan langit dan bumi dari ujung ke ujung ; .. (Yesaya 40:28). Sesungguhnya, El Olam adalah Allah yang kekal, abadi, setia dan tak berubah. Allah dan Firman-Nya kekal dan selamanya, dan walaupun pada faktanya dunia ini dan segala sesuatu akan berubah dan berlalu,Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap adadan mereka berubah ; tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-mu tidak berkesudahan. (Mazmur 102 : 26-27; Ibrani 1:11-12) dan Firman Tuhan tetap untuk selamalamanya (1 Petrus 1:25; Yesaya 40:8) dan Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-ku tidak akan berlalu (Matius 24:35 ; Markus 13:31 ; Lukas 21:33)

2.4

El Elyon (Allah Maha Tinggi) Dalam kitab Kejadian 14 : 18 19 Melkisedek, Raja Salem, membawa

roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi. Lalu ia memberkati Abram, katanya : Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi, dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi yang telah menyerahkan musuhmu ketanganmu.. Dari ayat tersebut dapat dilihat bahwa Melkisedek yang seorang imam mengatakan bahwa Allah adalah Allah Yang Mahatinggi. Allah yang memiliki

tahta paling tinggi diantara segalanya, bahka Ia pun yang telah menciptakan jagat raya ini serta segala perangkatnya. El Elyon adalah nama yang diaplikasikan kepad Eloah sebagai El yang Maha Tinggi. Dia adalah Allah yang Maha Tinggi. Dia adalah Allah, Bapa yang kita kenali dari Greek yang menyumbangkan nama dalam Lukas 1:35. El Elyon adalah entiti yang membahagi bangsa (Keluaran 32:8). Dia telah menyerahkan Israel sebagai bahagian Jehova. Maka Jehova di sini merupakan Jehova orang Israel dan orang bawahan kepada Eloah atau El Elyon. Ianya adalah Eloah atau Elyon yang merupakan objek penyembahan. Orang Israel tidak menyembah

kepada bawahan elohim. Perhatikan Keluaran 32:8 telah diubah dalam teks Masoretic yang dibaca mengikut bilangan Anak-Anak orang Israel berbanding dengan Anak Allah atau jumlah malaikat (LXX) atau eliym atau Allah (DSS). El Elyon merupakan nama Allah yang artinya Allah Yang Mahatinggi. Ini berasal dari kata El (Elohim = Pencipta yang perkasa) dan Elyon adalah kata superlative yang memiliki kedudukan tertinggi, sehingga bisa diartikan bahwa Tuhan adalah Allah segala allah. El Elyon adalah nama bagi Allah yang seringkali dihubungkan dengan Penciptaan-Nya, yang menyatakan bahwa Dia berkuasa, dimana segala kekuasaan-Nya adalah yang paling tinggi serta pemilik langit dan bumi. Hal ini jugalah yang membuat iblis ingin memiliki derajat yang sama dengan Allah, ia sangat ingin untuk menyamai Yang Mahatinggi seperti tertulis dalam Yesaya 14:14 Aku hendak ingin mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi !. Ia ingin menjadi penguasa dari segala sesuatu yang ada, hal ini dibuktikan dengan menawarkan kerajaan-kerajaan dunia kepada Yesus dengan harapan Yesus akan memilikinya dan mengakui bahwa iblis merupakan penguasa (Matius 4 : 1 11). Namun disini Yesus menunjukan keteladanan kepada umat-Nya bahwa hanya ada satu allah yaitu Allah Yang Mahatinggi atau El Elyon yang layak diakui sebagai Allah yang empunya langit dan bumi dan yang paling berkuasa. Oleh karena ketaatan-Nya itulah kepada-Nya diberikan nama di atas segala nama. El Elyon telah memberikan karunia kepada Yesus dan anak-anak-Nya. Seperti dalam Filipi 2;10-11 : supaya dalam nama Yesus bertekut lutut segala yang

ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku : Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan allah, Bapa ! Kejadian 14:18-22 menunjukkan bahawa Allah Maha Tinggi adalah penakluk surga dan bumi dan Melchisedek merupakan imam kepada Allah Maha Tinggi. Maka Mesiah juga merupakan imam kepada Allah Maha Tinggi dan ianya bukan Allah. Seseorang tidak boleh menjadi imamnya sendiri. Teks ini perlu dibandingkan dengan Zakariah 6:13 dan 14:9. Zakariah 6:13 Dialah yang akan mendirikan bait TUHAN, dan dialah yang akan mendapat keagungan dan akan duduk memerintah di atas takhtanya. Di sebelah kanannya akan ada seorang imam dan permufakatan tentang damai akan ada di antara mereka berdua (RSV). Maka itu kita faham bahawa takhta yang Maha Tinggi telah digulingkan oleh Mesiah melalui delegasi. Kesatuan kerajaan berasal dari kekuatan Eloah. Zakariah 14:9 Maka TUHAN akan menjadi Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu TUHAN adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya (RSV). Yehovah (diterjemahkan Allah) akan menjadi raja atas seluruh bumi. Kemudian Yehovah akan menjadi satu (ehad) dan namanya satu (ehad). Kesatuan yang diberikan dari penguasaan Yehovah adalah bahawa Allah menjadi semua dalam semua (1Kor 15:28; Ef 4:6). Maka Allah adalah hanya Bapa dan Dia adalah atas segalanya. Kristus adalah termasuk dalam konteks ini. Iman umat Kristiani harus disandarkan kepada El Elyon, Sang Pencipta langit dan bumi. Maka dari itu janganlah kita bimbang akan setiap permasalah yang sedang menghadang, janganlah takut akan gelombang hidup karena Tuhan akan menjagamu. Tuhan berkata Aku pelihara burung di udara, bunga bakung di lembahpun dipelihara. Jangan sekali-kali takut dan bimbang akan kehidupan ini. El Elyon akan selalu membantu dan tidak akan pernah meninggalkan dan membiarkan kita sekalian berjalan sendiri. Kita memiliki El Elyon, sang pencipta langit dan bumi. Kalau kita membaca kembali di Mazmur, lalu Dia berakata, sebetulnya begini bunyinya. Dia, yang tinggal di tempat rahasia, tempat perlindungan El Elyon akan bermalam dibawah naungan Yang Mahakuasa yaitu El Shaddai.

2.5

El Gibor (Allah Maha Besar) Dalam Yesaya 9:5 :"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang

putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang : Penasehat Ajaib, Allah Yang Perkasa ( El Gibbor ), Bapa yang Kekal, Raja Damai." Serta tertulis demikian Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dasyat, yang tidak memandang bulu ataupun yang menerima suap (Ulangan 10:17). El Gibbor yang berarti Allah yang Perkasa, adalah salah satu nama diantara nama-nama kekuatan Allah diantaranya : Allah yang Perkasa, Yang Kuat, Gunung Batu, Kota Benteng dan TUHAN Kekuatanku, TUHAN Semesta Alam/ Yehovah Saboath). Dalam Perjanjian Lama nama-nama kekuatan Allah ini dipakai jika umat Tuhan mengalami badai dalam kehidupan rohani mereka disaat mereka merasa lemah, kecewa atau saat mereka membutuhkan kekuatan secara emosi. Kata perkasa dalam hal ini menyatakan tentang kekuatan dan ketangkasan fisik yang luar biasa dalam hal memberikan peristirahatan, perlindungan dan naungan bagi umat-Nya. Perlindungan dan peristirahatan serta naungan inilah yang akan kita peroleh jika kita serahkan apa saya yang perlu Allah lindungi, dalam kata lain Allah tidak dapat melindungi apa yang belum kita serahkan secara keseleruhannya pada-Nya. Tidak ada satu masalahpun yang tidak dapat diatasi oleh Allah Yang Perkasa (El Gibbor), dia sanggup menyediakan perhentian, lindungan dan naungan bagi kita semua dari setiap badai yang menerjang kita, oleh sebab itu Allah disebut sebagai Allah Yang Maha Perkasa. Maksud dari Allah EL-Gibbor adalah agar kita memiliki hati yang takut pada Allah, sehingga kita menghormati dan menyembahNya sebagai satu-satunya Tuhan.

El Gibbor : Tuhan adalah Pahlawan Perang TUHAN itu pahlawan perang; Tuhan, itulah nama-Nya (Keluaran 15:3) Selama ini kita mengenal Tuhan hanya dari satu sisi dimana Tuhan itu adalah kasih, penyayang dan memahami keadaan kita, akan tetapi seberapa dalamnya kasih Tuhan itu pun pasti ada batas dan itu adalah keadilan-Nya. Seperti mata uang yang mempunyai dua sisi, demikian Tuhan pun punya suatu sisi yang lain, dan sisi itu adalah sisi Seorang Pahlawan. (Keluaran 15:3). Dengan roh Tuhan yang juga adalah pahlawan, kita perlu bangkit menjadi pahlawan pahlawan Tuhan yang tidak kompromi dengan dunia ini. Sebagai pahlawan Tuhan, kita perlu mempunyai sifat yang mau taat dan siap melakukan perintah-Nya. Kadang kali kita tidak suka disiplin, atau bahkan takut untuk di disiplin sehingga kita memilih untuk menghindar dan mundur dari kedisiplinan. Diperjalanan kita bersama Tuhan, sekalipun kita selalu melakukan kehendak-Nya, tidak ada jaminan dimana hidup kita akan selalu mulus. Akan tetapi, ada saatnya seperti ketika bangsa Israel dikejar oleh Firaun setelah keluar dari Mesir, dan Musa berseru kepada Tuhan akan keadaan mereka ( Kel. 13:1516), dan disaat itulah Tuhan menunjukan diri-Nya sebagai El Gibbor. (Keluaran 15:4). Seorang prajurit tidak berperang bagi dirinya sendiri tapi bagi negerinya. Demikianlah kita pahlawan pahlawan Tuhan, jangan sampai kita mempunyai dua kehidupan atau mendua hati karena kita tidak akan memperoleh apa apa. Supaya kita dapat memperoleh kemenangan demi kemenangan ,kita harus dengan sepenuhnya setia dan taat akan Tuhan, dan Tuhan sendirilah yang akan melawan mereka yang menentang Dia.(Keluaran 15:7) Keperkasaan Tuhan dapat kita lihat juga di Yesaya 42:13 Tuhan berperang sebagai pahlawan, seperti orang perang Ia membangkitkan semangatNya untuk bertempur. Kemudian dalam Ulangan 1:30-31, disana Tuhan Menunjukan ketika kita melakukan kehendak-Nya atau segala sesuatu bagi-Nya, dan disaat orang lain menentang kita, Tuhan lah sendiri yang akan membela, tapi sekalipun kita tetap harus menjalankan pertentangan itu, tetap lah bersyukur karena Dia sedang melatih kita untuk bertambah kuat. Dan Tuhan pasti mengalahkan para musuh kita.

Ada beberapa cara bagaimana Tuhan mampu berperang bersama Tuhan dilihat dari Kitab Yoel 3 :9-10 .bersiaplah untuk peperangan, gerakanlah para pahlawan; suruhlah prajurit tampil maju!, .baiklah orang yang tidak berdaya berkata : Aku ini pahlawan! . diantaranya dengan : 1. PROCLAIM THE WAR Serukan kabar perang. Perang ini punya dua makna; diri kita sendiri dan kepada dunia luar. Kedalam, kita harus perangi kemalasan, tidak disiplin, egois, ketidaktaatan, kesombongan, kepahitan dan lain sebagainya. Kepada dunia luar, kita tidak kompromi dengan system dunia yg tidak sama dengan Firman Tuhan. 2. WAKE UP THE MIGHTY MEN Membangkitkan semangat juang para pahlawan Kristus. Menggabungkan para pahlawan untuk menjadi satu kesatuan yang bergerak bersama. Memiliki dimensi pandang yang lebih tinggi dan sama dengan dimensinya Tuhan. Tempa mata bajak menjadi parang (swords) dan pisau pemangkas menjadi tombak (spears) . Semua bidang pekerjaan kita bukan cuma sekedar cari uang tapi jadi medan tempur untuk meninggikan panji Kerajaan Sorga. Tidak ada lagi sekuler dan religius. 3. LET THE WEAK SAY, I AM STRONG Contoh semangat kepahlawanan (2 Samuel 23:20-23): Arti dari Benaya adalah Tuhan yang telah membangun, Yoyada artinya adalah Tuhan yang mengetahui dan Kabzeel artinya dikumpulkan oleh Tuhan. Benaya adalah anak muda, anak dari seorang imam, yang tidak ada hubungan atau latihan militer, akan tetapi dia tidak mengijinkan masa lalunya menjadi alasan untuk menjadi pahlawan bagi Daud dikemudian hari. Benaya bahkan mengalahkan musuh musuh yang gagah perkasa, Membunuh panglima Moab, yg wajahnya seperti singa. Membunuh panglima Mesir dengan senjata tombak nya mereka sendiri, membunuh singa digua kecil dimusim dingin. Dan saat itu, Benaya berperang bagi Daud yang sedang dalam buronan. Ketika Daud menjadi raja, Benaya menjadi perwira yang kedudukannya kedua tertinggi, dibawah triwira utamanya (1 Tawarikh 27:56), Isybaal orang Hakhmoni, Eleazar anak Dodo dan Sama anak Age.

Triwira ini ketika Daud di goa Adulam sekedar mengatakan dia ingin minum air dari gerbang Betlehem, mereka pergi mempertaruhkan hidup menerobos pasukan Filistin dan Saul demi air minum Daud (2 Samuel 23:817). Setelah raja Daud meninggal dan Salomo menjadi raja, Benaya menggantikan Joab menjadi Panglima tentara seluruh kerajaan Israel. (1 Raja-raja 2:35). Seperti contoh tokoh tokoh pahlawan yang luar biasa ini, marilah kita bangkit menjadi pahlawan Tuhan yang gagah perkasa, yang mau taat dan di disiplin oleh-Nya dan hidup tidak kompromi di dunia ini, dan mau melakukan yang lebih lagi bagi Tuhan.

2.6

Yehova Shalom (Tuhan Keselamatan) Shalom merupakan kata yang berasal dari bahasa Ibrani yang artinya

sejahtera, tidak ada yang hilang, tidak ada perpecahan, kesehatan, dan kelengkapan. Kata keselamatan dalam beberapa terjemahan lain adalah damai sejahtera. Jadi, jika masalah-masalah, orang-orang dan harta milik bisa merenggut kedamaian batin kita, maka kita perlu mengenal Allah sebagai Yehovah Shalom. Ada tiga hal yang harus kita lakukan untuk mengenal nama ALLAH ini. Shalom memiliki muatan makna yang jauh melampaui makna kedamaian fenomenal relasi horizontal sesama manusia dalam dunia yaitu Messianic Meaning . Jika kita kembali membaca dalam Kitab Yesaya 9:6, shalom dihubungkan sangat erat dengan juruselamat yang disebut The Prince of Peace . David Silver mempertegas hubungan shalom dengan juruselamat dengan sebuah kalimat oleh karena itu, jika kita kembali kepada esensi shalom, kita bukan hanya meneriakkan kedamaian tetapi all the above meanings of the word over that person ( prince of peace ) yang mengarah kepada Yesus Kristus sebagai jalan, kebenaran dan hidup, tiada seorangpun sampai kepada Bapa kecuali melalui Aku ( Yohanes 14:6 ) dan tiada nama lain yang diberikan kepada manusia yang oleh-Nya kita dapat diselamatkan ( Kisah Para Rasul 4:12 ).

Pikirkan tentang kehadiran TUHAN Kitab Hakim-hakim melanjutkan sejarah israel setelah kematian Yosua. Berkali-kali Israel melupakan Tuhan, bahkan kitab Hakim-hakim mencatat kurang lebih 325 tahun Israel jungkir balik dalam beribadah kepada Tuhan. Mereka berulang kali meninggalkan Tuhan untuk menyembah berhala-berhala bangsabangsa kafir. Itu sebabnya Allah mengizinkan mereka menderita di tangan musuh mereka. Kemudian, ketika mereka berbalik kepada Tuhan minta pertolongan, Tuhan mengirimkan mereka penyelamat yang disebutHakim. Awal penggunaan nama Yehovah Shalom ialah ketika bangsa

Israel melakukan apa yang jahat di mata Tuhan (Hakim-hakim 6:1). Akibatnya, Tuhan mengizinkan mereka di tindas oleh Bangsa Midian yang kejam. Bangsa Midian ini membuat banyak kerusakan bagi bangsa Israel. Mereka

menghancurkan ladang-ladang, membunuh banyak orang, membawa lari semua terna. Sehingga orang Israel hidup dalam ketakutan di gunung-gunung dan di guagua. Mereka begitu melarat, sehingga mereka berteriak minta tolong kepada Tuhan(6:2-7). Kemudian datanglah Malaikat Tuhan kepada Gideon yang sedang mengirik gandum di tempat pemerasan anggur. Setelah rasa takut Gideon hilang, maka ia kehilangan damai, kita sering melupakan Tuhan seperti Gideon. Pada hal, ALLAH itu menyertai kita. Karena itu, jangan lupakan kehadiran Tuhan. Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi TUHAN dan menamainya : TUHAN itu keselamatan, . (Hakim-Hakim 6:24) Setelah Gideon melepaskan bani Israel dari penjajahan bangsa Midian , maka ia menyebut Tuhan sebagai YEHOVAH SYALOM. Karena saat itu bani Israel merasa hidup damai (sentosa) dan tidak ada bangsa yang menjajah ataupun memusuhinya.

Keselamatan dari TUHAN a. Keselamatan dari TUHAN yang bersifat kekal meliputi keutuhan hidup manusia tidak dapat disamakan dengan keselamatan hasil karya manusia oleh segala kepandaian maupun hikmatnya yang bersifat jasmani dan terbatas.

b. Keselamatan dari TUHAN tidak dapat dipisahkan dari kurban binatang yang diperintahkan untuk dilaksanakan umat Israel dalam waktu maupun jenis pengurbanan yang telah ditetapkan oleh TUHAN (bdng Keluaran 20:24,Kaubuatlah bagi-Ku mazbah dari tanah dan persembahkanlah di atasnya kurban bakaranmu dan kurban keselamatanmu, kambing dombamu dan lembu sapimu. Pada setiap tempat yang Kutentukan menjadi tempat peringatan bagi nama-Ku, Aku akan datang kepadamu dan memberkati engkau.) c. Keselamatan dari TUHAN tidak dijanjikan kepada kehidupan yang bercabang hati melainkan hanya bagi orang yang dengan sepenuh hati beriman, berpengharapan dan mengasihi Tuhan. Mengapa? Sebab tujuan dari keselamatan TUHAN adalah keimaman yang berlangsung turun-temurun dan bersifat kekal. Pemahaman yang benar mengenai keselamatan hidup dalam Kristus akan membentuk karakter keimaman seseorang, yaitu tekun dalam pelayanan dan segenap hati, pikiran maupun perbuatannya terarah hanya kepada Kristus - Imam Agung.

Yesus sebagai Raja Damai Yesus disebut sebagai Yehova Shalom dikarenakan oleh beberapa hal berikut : 1. Yesus disebut juga dengan Raja Damai dalam Yesaya 9:5 Sebab seorang anak yang telah lahir untuk kita, seoarang putera telah diberikan untuk kita; lambing pemerintahan ada diatas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai 2. Kelahiran Yesus membawa damai dibumi, seperti yang tertulis dalam Injil Lukas 2:14 ..dan damai sejahtera dibumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya. 3. Kita diperdamaikan dengan Allah, dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (2 Korintus 5:18)

4. Damai Yesus diberikan dan ditinggalkan sewaktu Ia naik ke sorga (Yohanes 14:27) Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu, . 5. Kita diharuskan dan ditugaskan untuk membawa damai tersebut kepada sesama, Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah (Matius 5:9) 6. Kita harus memeberitakan kabar perdamian dalam Yesus (2 Korintus 5:19), Allah telah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidka menghitung pelanggaran mereka, .

2.7

Yehova Nissi (Tuhan Panji) Lalu Musa mendirikan sebuah mezbah dan menamainya: TUHANlah

panji-panjiku ! (Keluaran 17:15) Selama 430 tahun, bangsa Israel hidup dalam perbudakan di Mesir. Karena begitu lamanya mereka diperbudak, tingkah laku mereka, karakter serta kehidupan mereka benar-benar mencerminkan kehidupan budak. Begitulah mereka menjalani kehidupannya dan memandang dirinya sendiri. Hidup sebagai budak. Namun, Allah punya cara pandang yang berbda terhadap bangsa Israel. Terbukti bahwa selama 430 tahun bangsa Israel menjadi budak, tetapi dalam kitab Keluaran 12;41-42, Tuhan berkata, Sesudah lewat empat ratus tiga puluh tahun, tepat pada hari itu juga, keluarlah segala pasukan TUHAN dari Tanah Mesir dalam ayat tersebut, kata segala pasukan Tuhan, dituliskan sebagai the hosts ( Dalam bahasa Ibrani : Tseb-aw-aw) yang artinya barisan tentara. Jadi Allah tidak memandang mereka sebagai budak, melainkan sebagai pasukan tentara. Sebagai pasukan tentara Tuhan, salah satu perlengkapan mereka adalah panji-panji. Dalam Bilangan 1:52, disebutkan bahwa, Orang Israel haruslah berkemah masing-masing dekat panji-panjinya, menurut pasukan mereka, Sebagai seorang pasukan, mereka berada dalam kelompoknya sesuai dengan lambing panji-panji dalam suku mereka masing-masing. Jadi, panji-panji mereka tidak polos, melainkan ada lambing-lambangnya. Tuhan kita adalah Tuhan yang banyak melakukan tindakan profetis dan jug amenggunakan symbol-simbol.

Pertama kali kata Jehova Nissi (TUHANlah panji-panjiku) disebut yaitu setelah Yosua dan pasukannya menang atas Amalek. Pada waktu bangsa Israel di bawah pimpinan Yosua berperang, Musa, Harun, dan Hur naik ke puncak bukit, Di sana Musa mengangkat tangannya selama Yosua berperang. Saat Musa angkat tangan , umat Israel menang, tetapi ketika Musa menurunkan tangannya,Israel kalah. Tangan Musa yang diangkat itu seperti panji-panji yang diangkat di hadapan Tuhan. Untuk itu selama mereka berperang, Musa mengangkat tangannya sampai bangsa Israel benar-benar menang. Setelah kemenangan tercapai, Musa membangun mezbah dan menamainya Tuhanlah panji-panjiku. Sebuah panji-panji melambangkan sebuah kekuasaan. Contohnya, ketika sebuah peperangan dimenangkan, daerah berhasil ditaklukan, di sana pasti ada panji baru yang ditancapkan. Jadi, ketika kita berdoa dan mengibarkan panji-panji itulah yang melambangkan bahwa kita sedang meninggikan Allah kita.

2.8

Yehova Tzidkenu (Tuhan Keadilan) Kebenaran berarti secara moral benar atau dibenarkan tetapi ada beberapa

sinonim yang mampu mengartikan lebih baik, seperti : tidka bersalah, suci, polos, adil dan tanpa dosa. Ketika Allah menyatakan diriNya sebagai TUHAN KEBENARAN KAMI seperti yang tercatat dalam Yeremia 23:6 .dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya : TUHAN keadilan kita. Dari ayat ini kita mengetahui bahwa Allah telah diberikan sebutan sebagai Allah maha adil dan Allah yang menjadi kebenaran bagi kita. Tuhan selalu mengingatkan bangsa Israel agar hidup sesuai dengan apa yang diperintahkanNya, namun bangsa Israel terlalu keras hati, menyembah para berhala dan ketidaksetiaan pada Tuhan. Dengan demikian maka penghakiman Tuhan diturunkan terhadap mereka walaupun Tuhan merasa enggan

melakukannya. Tetapi disaat penghakiman itu datang, Tuhan tidak membiarkan mereka begitu saja. Tuhan menunjukan penghiburan kepada mereka dengan cara akan mengirimkan bagi Umat Israel seorang Mesias, orang yang akan membawa mereka dari kebebasan dosa yang selama ini mereka tanggung dan juga yang memberikan solusi akan setiap masalah mereka serta pemegang kekuasaan

tertinggi tahta Daud. Sekitar 600 tahun kemudian nubuat ini digenapi dalam pribadi Yesus Kristus. Mengapa Kristus menjadi kebenaran bagi kita ? pertama, karena setiap orang kecuali Yesus telah berdosa, dan kita tidak mempunyai hak untuk berdiri di hadapan Tuhan dan mengatakan, ini aku Tuhan, benar, adil, tanpa dosa dan tak bercacat. Kita tidak mampu melakukan hal tersebut, kecuali Yesus. Ia mampu berdiri di hadapan Sang Bapa dan mengatakan hal tersebut. Yesus merupakan perwujudan dari kebenaran. Secara harafiah, Kristus adalah inkarnasi dari suatu hokum, kehendak, dan kebenaran Allah. Suatu kebenaran sejati ketika Ia melakukan penebusan dosa kita di kayu salib, Ia membiarkan kita boleh masuk ke pelataran kebenarannya. Karena Kristus mati bagi kita, maka sepenuhnya diampuni dari segala dosa, diampuni oleh darah Kristus, Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diriNya, supaya Ia menghapus segala dosa dan di dalam Dia tidak ada dosa ( 1 Yohanes 3:5). Dalam hidupnya Yesus Kristus diberikan ketaatan yang sempurna terhadap hukum Allah sebagai perwakilan umat manusia, Ia hidup di luar hukum Allah dengan sempurna dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Sementara yang kita lihat bahwa hukum Allah tertulis dalam batu di Sinai, semuanya digenapi dalam Pribadi Putra terkasihNya. Dia mengasihi Tuhan dengan segenap hatinya, Dia mengasihi sesamanya seperti Ia mengasihi dirinya sendiri. Kristus menyatakan diriNya sebagai jalan kebenaran dan hidup, seperti kata Yesus dalam Yohanes 14 : 6 Akulah jalan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Kedua, hal yang menguatkan bahwa Kristus adalah Tuhan Kebenaran terletak pada ayat Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. (1 Korintus 1 ; 30-31). Hal ini merupakan pernyataan bahwa Kristuslah kebenaran bagi kita agar kita dapat beroleh hidup pembenaran di hadapan Allah. Hal ini ditunjukan dituliskan dalam Kisah Para Rasul bahwa oleh karena Yesus diberitakan kepada kita semua mengenai pengemapunan dosa dan

dalam Dialah setiap orang yang mempercaya memperoleh kebebasan dari segala dosa yang tidak didapatkan dalam hukum Musa.

2.9

Yehova Yireh (Allah Menyediakan) Ada beberapa nama Allah yang mungkin sering disebut oleh banyak orang

percaya dengan nama Jehovah Jireh yang artinya Tuhan menyediakan. Dan Abraham menamai tempat itu : TUHAN menyediakan ; sebab itu sampai sekarang dikatakn orang; di atas gunung TUHAN, akan disediakan (Kejadian 22 : 14). Nama tersebut untuk pertama kalinya disebut oleh Abraham di atas gunung Moria, ketika ia akan mengorbankan anak yang dikasihinya, Ishak kepada Tuhan. Begitu mengetahui bahwa Abraham dengan taat melakukan apa yang diperintahkanNya, Tuhan mengirimkan malaikat dan berkata-kata terhadap Abraham agar tidak membunuh anak itu dan menyampaikan bahwa ia taat segala perintahNya. Kemudian, sebagai gantinya Tuhan menyediakan seekor domba sebagai persembahannya. Dari sinilah muncul nama Jehova Jireh yang artinya TUHAN menyediakan. Jehova Jireeh berasal dari Ibrani, yang artinya dalam bahasa inggris adalah The Lord will Provide dan dalam bahasa Indonesia artinya Tuhan yang menyediakan. Selain itu kata itu menunjukan The Lord Who Sees yang artinya Tuhan yang Melihat sehingga secara keseluruhan Jehovah Jireh adalah Tuhan yang melihat apa yang diperlukan dan yang akan menyediakan. Jehovah Jireh menggambarkan kepedulian Tuhan terhadap kebutuhan manusia dimana Tuhan menyatakan diriNya sebagai segala sumber keperluan kita dan kita tidak usah khawir tentang apapun. Raja Daud dalam Mazmur 37:25 mengatakan, Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidka pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti demikian juga dengan Yesus, dalam injil Lukas 12: 29-30 Ia mengatakan, jadi, janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu makan atau apa yang akan kamu minum dan janganlah cemas hatimu. Semua itu dicari bangsa-bangsa di dunia yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu tahu, bahwa kamu memang memerlukan semuanya itu.

Tuhan tahu apa yang kita butuhkan dan apa yang kita perlukan sebelum kita meminta kepadaNya, Tuhan peduli dan telah menyiapkan sejak awal kita membutuhkan, bukan sejak kita berdoa. Ia telah memyiapkan pertolonganNya dan menyediakan apa yang kita butuhkan sejak sebelum kita meminta kepadanya. Allah hadir dalam kehidupan Abraham sebagai Tuhan yang menyediakan dan hari ini juga Tuhan menyatakan diriNya kepada keturunan Abraham juga sebagai Tuhan yang menyediakan. Karena kita semua adalah anak-anak Abraham didalam iman kepada Kristus dan berhak menerima janji-janji Allah kepada Abraham (Galatia 3:29). Ribuan tahun telah lewat dan banyak orang menerima berkat dari Abraham dan menyaksikan Allah nyata dalam hidupnya sebagai Jehovah-Jireh. Mulai dari Ishak anak tunggalnya, Yakub dan sampai Musa, Yosua, Samuel, Daud, Daniel, dan para rasul juga sekarang terhadap banyak orang beriman, Allah hadir sebagai Tuhan yang menyediakan segala keperluan hidup mereka, seperti terhadap Abraham. Tetapi tidak sedikit juga orang-orang tidak pernah melihat Allah menyatakan dirinya sebagai Johovah-Jireh seperti kepada Abraham walau ia disebut orang Kristen. Jehova Jireh dimana Tuhan melihat sebelum kejadian akan terjadi , Ribuan tahun sebelum Yesus mengatakan bahwa kebutuhan kita akan kurban penebusan itu salah. Dan menggantinya dengan memberikan hadiah terbesar dari semuanya itu dengan mengganti oleh Tuhan Anak Domba. Sesuai dengan Injil Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadanya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Melalui ayat ini bisa digambarkan Allah itu sangat peduli dengan anak-anaknya, dengan dunia ini sehingga ia mau turun ke dunia ini untuk menebus umatNya yang berdosa dan memperoleh hidup yang kekal.

2.10

Yehova Tsebaot (Tuhan Semesta Alam) Ya TUHAN, Allah semesta alam, dengarlah doaku, pasanglah telinga, ya

Allah Yakub (Mazmur 84:9)

Kata sabaoth adalah tsebaah menurut Konkordansi Strong dan berarti suatu kumpulan, kumpulan orang-orang atau benda-benda, misalnya satu pasukan. Kata itu digunakan untuk mengacu pada pasukan malaikat atau bendabenda langit, pasukan surgawi, atau semua hal yang ada di bumi. Nama Yehova Sabaoth tidak digunakan dalam Alkitab sebelum Kitab 1 Samuel; setelah 1 Samuel kata itu digunakan dalam dua hari tiga contoh oleh individu-individu. Saat itu Israel kelihatannya tidak merasa perlu untuk memanggil Allah sebagai Tuhan semesta alam. Namun ketika kita membaca Kitab Yesaya, Yeremia, Amos, Haggai, Zakharia, dan Maleakhi, kita menemukan nama untuk Allah ini digunakan berkali-kali. Namun itu muncul lima puluh dua kali dalam empat belas pasal Kitab Zakharia, dan delapan puuh tiga kali dalam lima puluh dua pasal Kitab Yeremia. Allah berulang-ulang disebut sebagai Tuhan Semesta Alam dalam Kitab Yesaya dan Yeremia, namun tidak dalam Kitab Yehezkiel. Mengapa? Karena nama ini termasuk dalam tahap tertentu dalam pengalaman umat Allah. Ini adalah nama bagi orang-orang di tengah pertempuran sebab mereka mengetahui bahwa kemampuan mereka tidak memadai. Dalam keputusan mereka memanggil nama Yehova Sabaoth. Sebaliknya, nama itu tidak digunakan orang-orang yang tidak lagi berperang seperti orang-orang dalam Kitab Yehezkiel sewaktu mereka dipakasa untuk tinggal dalam penawaran selama tujuh puluh tahun. Tuhan semesta alam adalah nama yang mengingatkan umat-Nya tentang siapa Dia yang sebenarnya. Dia bukan hanya Allah yang membebaskan, namun juga Allah yang menghakimi.

2.11

Yehova Rapha (Tuhan Penyembuh) Dalam Keluaran 15:22-27 menceritakan penderitaan perjalanan Musa

bersama bangsa Israel yang menyusuri Laut Teberau ke padang gurun Syur dengan perjalanan tiga hari lamanya dengan menahan rasa dahaga karena disana tidak ditemukan air. Ketika sampai di Mara mereka tidak bisa minum karena airnya pahit oleh sebab karenanya tempat itu dinamakan Mara. Sehingga orangorang menggerutu pada Musa, kemudian Musa berseru pada TUHAN dan

TUHAN menunjukan kepada Musa sepotong kayu dan dia melemparkannya ke dalam air itu. Dan air itu menjadi manis sehingga bangsa Isarel dapat meminumnya, namun TUHAN membuat keputusan dan hukum bagi mereka serta menguji mereka. Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mataNya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintahNya dan tetap mengikuti segala ketetapanNya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang sebab Aku TUHANlah yang menyembuhkan engkau. Dari kejadian tersebut, Tuhan sangat peduli terhadap umatnya sehingga Ia melakukan mukzijat dengan mengubah air pahit menjadi air manis agar umatNya tetap hidup serta dalam ayat 26 Tuhan menyinggung bahwa Ia tidak akan menimpakan penyakit manapun karena TUHANlah yang menyembuhkan. Disini jelas bahwa Tuhan mengatakan dirinya sebagai penyembuh segala penyakit. Penyembuh bagi mereka yang taat kepadaNya. Tuhan adalah Tuhan penyembuh segala penyakit kita, tentu sakit dan penyakit termasuk ke dalam janji penyembuhan Allah. Dalam ayat ke 26 sangat jelas menyatakan bahwa jika kita berdosa maka penyakit itu akan ditimpakan kepada bangsa Isarael tetapi jika tidak berdosa dan taat akan perintahnya maka penyakit itu tidak akan ditimpakan pada mereka. Jika diimplikasikan dalam kehidupan kita, walaupun hidup kita telah ditebus oleh Kristus namun perubahan besar itu tak kunjung datang pada hidup kita, maka semuanya itu sia-sia. Secara perlahan mungkin perubahan bagi tubuh akan datang. Apabila Kristus tidak menebus kita dari dosa-dosa, sebagai konsekuensinya kita semua akan menderita kematian kekal di neraka. Tetapi sekali lagi bahwa Ia adalah jehova Rapha yang menyembuhkan kita dari dosa-dosa kita, menyebuhkan tubuh kita untuk tidak mengalami penderitaan tubuh yang menderita akan dosa. Seperti yang Yesus katakan dalam Matius 8:17 .Dialah yang memikul kelemahan kita dan menangung penyakit kita. Yehova Rapha bukanlah sekedar Tuhan penyembuh dari segala penyakit tetapi menyembuhkan segala kesulitan, penyembuh dari semuanya. Banyak sekali masalah yang dihadapi di dunia ini, tetapi kesulitan tersebut datang bukan tanpa

alasan. Salah satu alasan mengapa kesulitan itu datang kepada kita adalah untuk menunjukan bahwa kita dapat mengenal Allah sebagai Yehova Rapha, seperti Raja Daud menuliskan dalam Mazmur 3:1-7 dan kitab II Samuel 22:1-7 apabila kita mengalami kesulitan hidup, musuh-musuh menyerang kita TUHANlah yang menjadi pelindung kita dan juga sebagai penyembuh terhadap kesulitan-kesulitan.

2.12 Yehova Mekadeshkem (Allah Maha Kudus) Allah membawa umat-Nya ke Gunung Sinai tempat Dia member perjanjian hokum dan pola tabernakel di mana mereka akan menyembah Allah mereka. Perintah-perintah ini akan mengkhususkan mereka sebagai kepunyaan Allah. Disini mereka akan mengenal Yahweh sebagai Yehova Mekedeshkem melalui perayaan hari sabat (Keluaran 31:12-18) Kata menguduskan, mengkhususkan, kudus, dan orang kudus semuanya berasal dari akar kata yang sama, qadash dalam bahasa Ibrani dan hagios dalam bahasa Yunani. Untuk pertama kalinya dalam Alkitab, di Gunung Sinai tujuan perintah hari Sabat disebutkan di depan orang-orang Israel. Katakanlah kepada orang Israel, demikian : akan tetapi hari-hari sabatKu harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu dapat mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu. (Keluaran 31:13). ). Karena Allah membuat hari Sabat kudus bagi umat Israel, Dia menguduskan umat Israel, atau mengkhususkan mereka sebagai kepunyaan-Nya. Kekudusan bukanlah suatu pilihan bagi orang percaya, namun itu merupkan bagian dari perjanjian abadi, suatu tanda antara Allah dan umat Israel selamanya. Dan karena kehendak-Nya inilah, kita telah dikuduskan sekali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus. Allah adalah Allah yang suci, yang membenci dosa, menginginkan lebih dari apa pun bagi umatNya menjadi lebih dari sekedar gambaranNya sehingga mampu menarik orang lain untuk menyembah Allah. Tuhan Mekadeshkem menggambarkan Allah yang kudus, Allah yang membuat umatNya kudus karena Dia menginginkan umatNya untuk menjadi kudus.

Anda mungkin juga menyukai