Anda di halaman 1dari 13

METODE DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN

METODE HANIFIDA DAN MENGHAFAL 40 HARI

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Metodologi Tahfiz Qur’an

Dosen Pengampu: Tarto L.c., M.Hum

Oleh:
Hani Amatul M. 1917501009
Tysa Nur Hamidah 1917501047
Lutfi fadhilah 1817501023

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2022
BAB I
PENDAHULUAN

Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi


Muhammad yang wajib diimani oleh setiap umat Islam karena mengimaninya
merupakan rukum Iman yang ketiga. Al-Qur’an perlu dipertahankan dan
dilestarikan keberadaannya. Meskipun Allah sendiri telah menjaga keotentikannya
secara langsung. Salah satu usaha nyata dalam proses pemeliharaan al-Qur’an
yang dilakukan umat Islam adalah dengan menghafalnya. Setiap orang
mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam dalam menghafal dan
mengingat al-Qur’an. Tetapi,masing-masing mereka dapat meningkatkan
kemampuan menghafalnya dengan cara memilih metode yang tepat serta
memperhatikan situasi dan kondisi sekitarnya yang baik.
Sepanjang sejarah turunnya al-Qur’an, setiap ayat yang turun akan
langsung dihafal oleh generasi awal umat al-Quran, termasuk Nabi Muhammad
SAW sendiri. Mereka dikenal sebagai bangsa yang mendapat anugerah dari Allah
SWT berupa kuatnya daya hafal dan daya ingat. Namun, mereka tidak berhenti
pada usaha menghafal lafadh saja, mereka menghayati dan mengamalkan setiap
ayat tersebut dalam kehidupan sehari-hari, sehingga hafalan mereka semakin
melekat. Allah telah mengajarkan kita agar tidak mengenal pesimis dan putus asa,
Allah telah menjanjikan akan selalu memberi kemudahan kepada siapapun yang
mau mengambil pelajaran dan petunjuknya.
Di zaman modern dan kemajuan teknologi yang sangat pesat ini semakin
banyak inovasi metode menghafal al-Qur’an salah satunya seperti metode
Hanifida. Metode Hanifida lahir sebagai temuan baru metode praktis menghafal
cepat abad 21 yang bersifat kontruktivis dan kontemporer dengan strategi Super
Brain (Brain Based Learning) serta menekankan pada penggunaan otak kanan
dengan sistem asosiasi, yaitu menghubungkan objek yang dihafal dengan
kalimat/kata yang mudah dihafal dan diasosiasikan. Pemilihan metode yang baik
dan tepat akan memberikan pengaruh keefektifan proses menghafal al-Qur’an.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sejarah Metode Hanifida


Metode Hanifida adalah salah satu suatu trobosan baru cara belajar cepat.
Sistem belajar metode ini yakni mengeksplorasi semua kemampuan otak
dengan tujuan agar lebih mudah, cepat, dan membuat menyenangkan dalam
membaca Al-Qur'an.1 Ada beberapa sistem dalam metode hanifida ini
diataranya yakni sistem cerita, sistem pengganti, sistem lokasi, sistem angka,
sistem kalimat.
Metode Hanifida ini berawal pada tahun 2007, metode ini dicetuskan oleh
Khoirotul Idawati Mahmud dan Hanifudin Mahadun asal Jombang.2 Mereka
berdua juga turun mensowankan metode ini kepada Gus Mus. Metode ini juga
telah lulus tashih di Lab Akselerasi Learning cara belajar cepat La Raiba
Hanifida Training Centre Diwek Jombang. Metode ini juga telah mendapatkan
sertifikasi Hak Cipta dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.

B. Cara-cara Metode Hanifida


a. Sistem cerita

Sistem cerita merupakan sistem yang sangat dasar undtuk diketahui dan
difahami untuk menerapkan sistem-sistem lainnya. Sistem cerita dilakukan
dengan teknik bayangan yang menggabungkan aktivitas otak kiri yang
membaca urutan huruf dengan aktivitas otak kanan yang membayangkan
benda-benda tersebut.3 Dari gambaran teknik cerita tersebut maka cerita
merupakan informasi yang cenderung lebih mudah diingat karena antara mata
dan otak dapat memvisualkan objek yang ada di dakan cerita tersebut.

1
“PP Al-Ihya Adakan Pelatihan Teknik Menghafal Al-Qur’an Cepat Metode ‘HANIFIDA,’” Pondok
Pesantren Al-Ihya Subang (blog), 20 Desember 2019, https://www.ppalihya.com/pp-al-ihya-
adakan-pelatihan-teknik-menghafal-al-quran-cepat-metode-hanifida/.
2
Ibnu Sumari, “Mudah Belajar Al-Quran Dengan ‘Metode Hanifida,’” Hidayatullah.Com (blog), 30
November 1M, https://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2011/04/13/47363/mudah-
belajar-al-quran-dengan-metode-hanifida.html.
3
Ibid.
Sistem cerita merupakan teknik yang sederhana untuk dilakukan akan
tetapi memiliki dampak yang besar untuk memiliki pondasi dari 7 teknik yang
dapat mengoptimalkan fungsi dari otak manusia.4 Dari sistem cerita tersebut
merupakan metode dengan mengasosiasikan (menyusun hubungan atau
keterkaitan) antar objek atau kejadian menjadi sebuah rangkaian cerita, yang
kemudian membayangkan dan memvisualisasikannya pada mata dan otak
sehingga mengaktifkan kedua belah otak, dalam sistem cerita mempadukan apa
yang dibayangkan oleh oleh otak lalu memvisualisasikan lewat mata dengan
apa yang pernah kita lihat.

Sistem cerita didasarkan pada prinsip asosiasi (hubungan atau alur) dan
imajinasi (pembayangan). Yaitu dengan membuat hubungan atau alur cerita
sederhana dan unik sehingga mudah untuk diingat. Tujuan dari mempelajari
sistem cerita ini ialah melatih kreativitas dalam menggunakan bahasa dan
mengoptimalkan daya imajinasi otak kanan dalam proses mengingat
(mengatur, menyimpan dan memanggil) kembali suatu informasi.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat cerita untuk
menghafal, yaitu :

1. Merangkai objek yang dihafal menjadi cerita yang singkat dan


sederhana
2. Menggunakan predikat yang berubah
3. Memasukkan aksi dan tindakan dalam cerita
4. Mengandung unsur lucu, unik, tidak masuk akal atau aneh yang mudah
diingat
5. Hindari cerita yang panjang, ruwet dan tanpa aksi

Contoh: Seekor Gajah

o Bayangkan seekor gajah


o Bayangkan Gajah tersebut Besar dan gemuk

4
Abdulloh Badruzzaman, Buku Panduan 7 Teknik Melejitkan Fungsi Otak : Revolusi Belajar
Secara Terpadu dan Seimbang, (Yogyakarta : Aida Press,2011), Hal. 17-18
o Bayangkan Gajah tersebut Masuk kedalam kelas
o Bayangkan Gajah tersebut naik keatas meja

Apabila harus mengingat urutan beberapa benda, maka dapat membuat


cerita dengan merangkaikan benda pertama dengan benda kedua, kemudian
benda kedua dengan benda ketiga, dst.

b. Sistem Pengganti
Ketika sedang menghafalkan sesuatu, seringkali menemukan kata yang
sulit untuk dihafalkan atau dibayangkan, sehingga dapat menghambat
proses menghafal. Untuk itu diperlukan sistem pengganti yang dapat
mengganti kata tersebut dengan kata lain yang mirip bunyinya. Dengan
sistem ini, maka dapat mempermudah dalam menghafalkan lebih banyak
informasi. Sistem pengganti disebut juga dengan istilah ―sistem pasak
bunyi‖ karena menukarkan kata asing dengan kata yang sudah dipahami
dan kata yang bunyinya hampir sama dengan tulisan asli tersebut. Hal ini
bertujuan untuk mengubah informasi yang tidak berwujud (tidak pernah
melihat atau mendengar sebelumnya) menjadi informasi berwujud dengan
menggunakan persamaan bunyi.
Ketika sedang belajar atau menghafalkan suatu informasi, seringkali
harus menghafalkan informasi atau istilah asing yang sebelumnya belum
pernah dilihat bahkan belum pernah mendengarnya. Misalnya kata-kata
dalam bahasa asing, istilahistilah ilmiah, nama-nama sejarah, rumus-rumus
sains, tokoh, ataupun objek-objek yang tak berwujud lainnya. Agar dapat
mengingat dan menghafalkan informasi atau istilah asing tersebut
dibututuhkan teknik khusus yaitu sistem pengganti. Sistem pengganti dapat
mempermudah dalam menghafal sebuah informasi yang dirasa sulit untuk
dipahami dan dihafalkan, selain itu sistem pengganti juga dapat melatih
kreativitas dan meningkatkan kreativitas dalam mengubah informasi atau
kata asing serta dalam membuat rangkaian cerita yang berurutan dan logis
dan membayangkan serta menghadirkan visualisasi dari cerita tersebut
dalam otak agar mudah disimpan dengan baik oleh otak.
Contohnya :
1. Misbah (bahasa Arab : lampu) = wajahnya Misbah bersinar seperti
lampu)
2. Phytagoras = pita kertas
3. Echinodermata (hewan berkulit duri) = E…Chino main mata terkena duri
c. Sistem Lokasi/Loci
Tujuan dari mempelajari sistem loci adalah mengorganisasikan dan
membagi ingatan secara rapi seperti layaknya perpustakaan atau data dalam
komputer, mengingat informasi berupa angka yang panjang dan kata secara
teratur, pencarian informasi secara acak dengan kecepatan tinggi dengan
tingkat keakuratan yang baik. Keteraturan yang merupakan cara kerja otak
kiri digunakan untuk menunjang kinerja otak kanan (pembayangan)
sehingga terjadi keseimbangan dan perpaduan kinerja dari kedua belah
otak.
Untuk lokasi yang digunakan bisa berupa lokasi badan atau lokasi
ruangan, lokasi tubuh hewan, pohon dan lain sebagainya.
Contohnya :
1. Rambut
2. Mata
3. Hidung
4. Mulut
5. Telinga
Tips untuk sistem lokasi :
1. Gunakan lokasi yang sudah dikenal
2. Susun lokasi menurut urutan
3. Kelompokkan tiap 5 atau 10 pasak untuk tiap lokasi
4. Lokasi boleh dicatat atau digambar
5. Untuk mengingat informasi baru, gunakan lokasi baru
d. Sistem Angka
Sistem angka merupakan cara mudah untuk menghafalkan urutan
nomor dengan merubah angka (informasi yang tidak berwujud) menjadi
sebuah kata atau bentuk lain atau objek (pasak nomor) yang dapat dikenali
atau dibayangkan oleh mata otak.5 Dengan menggunakan sistem angka ini,
maka susunan angka yang hanya dapat dikenali oleh otak kiri maka dapat
dikenali pula oleh otak kanan, karena angka tersebut telah dirubah menjadi
suatu rangkaian kata atau cerita yang menarik. Landasan dari sistem ini
berupa gabungan asosiasi visual bentuk nomor, bentuk huruf, dan bentuk
benda.
e. Sistem Kalimat
Sistem kalimat merupakan sistem cerita dan sistem lokasi lanjutan.
Sistem ini bertujuan untuk mengingat kalimat dengan cara membuat cerita
imajinasi dair inti-inti suatu kalimat.
Langkah-langkah untuk membuat sistem kalimat :
1. Cari kata kunci di kalimat
2. Buat cerita imajinasi dari kata-kata kunci tersebut
3. Bayangkan ceritanya
Contoh:
 Ada sumo berjalan-jalan saat matahari terbit.
 Ia bertemu dengan shinto gendheng yang sedang menyembah matahari.
 Tiba-tiba natahari terbelah dan keluarlah sumo kecil yang dianggap dewa
 Sumo kecil memberikan bunga sakura satu persatu kepada setiap orang.
 Akhirnya bunga itu banyak dan membentuk bukit atau pegunungan yang
penuh bunga. Rangkaian cerita diatas menjelaskan mengenai Negara
Jepang dengan menggunakan sistem cerita dan sistem lokasi.
C. Kekurangan dan Kelebihan Metode Hanifida
a. Kelebihan dari metode hanifida, sebagai berikut:
1. Menghafal lebih mudah dan lebih cepat Menghafal melalui metode
Hanifida terbukti efektif ketika diterapkan pada anak-anak usia di
bawah 10 tahun, karena pada usia tersebut otak mereka masih fresh
belum banyak terbebani dengan segala permasalahan hidup, sehingga
mereka dengan mudah menangkap dan memahami pengajaran.

5
Khoirutul Idawati Mahmud & Hanifuddin Mahadun, Al-Asma Al-Husna, hal. 16
Dengan metode Hanifida, anak dengan cepat mampu menghafal 100
deret angka dalam waktu 2 menit, anak dapat menghafal apapun
dalam waktu yang cepat serta mampu menjawab pertanyaan terkait
apa yang sudah mereka hafalkan diibaratkan file komputer, yang mana
saat dibutuhkan bisa tinggal klik lalu keluar.
2. Mampu menghafal ayat-ayat al-Qur’an beserta arti dan nomor
ayatnya. Tidak hanya itu, ketika menghafal menggunakan metode ini,
maka ada enam keuntungan yang akan kita dapatkan nantinya;
diantaranya bisa menghafal ayat, terjemah, nomor ayat, maju, mundur
dan acak (dari depan ke belakang atau sebaliknya).
3. Menggunakan visualisasi buku berwarna dan bergambar yang
dilengkapi dengan cerita dan kata kunci, sehingga dengan media yang
demikian dapat menjadikan anak lebih semangat untuk
mempelajarinya
4. Telah dilakukan uji coba selama dua tahun di Lab Akselerasi Learning
cara belajar cepat La Raiba Hanifida Training Centre Diwek Jombang.
Dan hingga saat ini sudah terbukti teruji di berbagai even berskala
Nasional maupun Internasional.
5. Mendapatkan sertifikasi Hak Cipta dari Departemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia.
b. Adapun kekurangan dari metode Hanifida, sebagai berikut:
1. Kurang cocok jika diterapkan pada orang dewasa terlebih orang yang
lanjut usia. Karena daya kerja otak yang sudah mulai menurun dan
cukup sulit untuk diajak berimajinasi.
2. Kurang khusyu’ dan kurang menghayati makna ayat-ayat yang dibaca
3. Tidak bisa menerapkan strateginya secara otodidak mandiri melalui
buku, buku-buku pembelajaran metode Hanifida juga tidak dipasarkan
secara bebas, dikhawatirkan akan membuat kebingungan, karena
untuk mempelajarinya harus melalui seorang trainer dengan kata lain
mengikuti pelatihan terlebih dahulu.
4. Penggunaan kata kunci terkadang kurang masuk akal, sehingga akan
mengalami kesulitan bagi orang yang belum terbiasa.6
D. Pengertian dan Sejarah Metode Menghaafal 40 Hari
Ada banyak metode menghafal Al-Qur’an 40 hari, akan tetapi dalam
makalah ini akan focus pada metode 40 hari menghafal Al-Qur’an di
Ma’had Tahfidz al-Qur’an 40 hari untuk khatam 30 Juz di Dawuhan
Purbalingga. Di Ma’had Tahfidz al-Qur’an 40 hari untuk khatam 30 Juz di
Dawuhan Purbalingga melakukan adanya dauroh atau karantina selama 40
hari tidak boleh pulang, agar bisa fokus dalam menghafal.
Griya Tahfidzul Qur’an Al Husainiy berada di desa Dawuhan,
Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga. Griya Tahfidzul Qur’an Al
Husainiy berada di bawah Yayasan Nurul Iman dengan akta notaries
Agung Diharto SH. Nomor :10 tanggal 21 Januari 2010. Yayasan ini
adalah sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan
keagamaan dan penerima sekaligus penyalur zakat, infaq dan shodaqoh.
Yayasan ini lahir dilatarbelakangi karena keperihatinannya terhadap
kondisi masyarakat muslim yang kian hari kian terpuruk kualitasnya, baik
dari segi akademik maupun sosial ekonomi. Harapannya, dengan lahirnya
yayasan ini mampu mengentaskan sedikit demi sedikit problem ummat
dengan bimbingan keislaman yang merujuk pada al-Qur’an dan as-Sunah
serta upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengelolaan zakat
infaq dan sodaqoh.
E. Cara-cara Metode 40 Hari
a. Pembekalan
Dalam Metode menghafal al-qur’an 40 hari perlu adanya persiapan
baik lahir maupun batin, dengan adanya keharmonisan tersebut dapat
membentuk aktivitas dalam lingkup dunia yang dilingkup oleh dimensi
ruang dan waktu. Pembekalan pembersihan jiwa perlu dilakukan
mengingat metode yang dilakukan selama 40 hari kedepan nantinya
6
Himmatul Ulya, “Implementasi Metode Hanifida Dalam Menghafal Al-Qur’an Di Pondok
Pesantren La Raiba Hanifida Jombang” (undergraduate, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2020),
http://digilib.uinsby.ac.id/41589/.
membutuhkan evort yang sangat tinggi, mengingat menghafal al-qur’an
tidaklah mudah.
b. Motivasi
Faktor motivasi dan pengalaman emosional sangat penting dalam
peristiwa belajar, sebab tanpa motivasi dan keinginan dari pihak yang akan
belajar, maka tidak akan terjadi asimilasi pengetahuan baru kedalam
struktutur kognitif yang telah dimilikinya. Motivasi adalah kondisi khusus
yang dapat mempengaruhi individu untuk belajar. Motivasi merupakan
variabel penting, khususnya selama proses pembelajaran yang dapat
membantu mendorong kemauan belajar siswa.
c. Murojaah
Murajaah adalah membaca al-Qur’an yang dilakukan secara
berulang-ulang atas ayat dan surat yang telah dihafal ataupun akan dihafal.
Pembacaan secara beruang-ulang ini dilakukan agar tidak cepat lupa.
Dikarenakan keterbatasan waktu yang ditekankan dengan metode 40 hari,
maka setiap santri yang menghafal dengan metode 40 hari harus ekstra
dalam hal murojaahnya.
d. Hafalan dan Setoran
Hafalan boleh dikatakan sebagai prestasi belajar yang dicapai
seorang peserta dauroh secara kongkrit dalam bentuk setoran yang
tercermin daya hafal mereka. Dengan kata lain, menghafal adalah proses
membuat orang menjadi hafal. Ustadz bertugas membantu peserta dauroh
belajar dengan cara mengondisikan lingkungan sehingga mereka dapat
menghafal dengan mudah.
e. Evaluasi
Dalam pembelajaran proses menghafal harusl dilakukan secara
bertujuan dan terkontrol. Bertujuan terkait dengan capaian yang ingin
dilakukan, sementara terkontrol dapat dilihat melalui hasilnya sudah sesuai
atau belum. Oleh karena itulah, dalam pembelajaran senantiasa ada
evaluasi untuk menilai tingkat keberhasilan sebuah proses pembelajaran
yang dilakukan. Dalam evaluasi dilakukan dengan interaksi tatap muka.
Interaksi tatap muka menuntut para peserta dauroh dalam dapat saling
bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya
dengan ustadz, tetapi juga dengan sesama peserta. Interaksi semacam itu
memungkinkan para peserta dauroh dapat saling menjadi sumber inspirasi
sehingga lebih termotivasi. Interaksi semacam itu sangat penting karena
ada peserta yang merasa lebih mudah belajar dari motivasi.
F. Kelemahan dan Kelebihan Metode Menghafal 40 Hari.
Metode ini dinilai cukup efektif, para santri dapat terpantau dan
dapat menghafal Al-Qur’an dengan baik dan cepat. Dengan didasari oleh
konsep (filosofi) sistem pembelajaran yang dianut dan dikembangkan
karena keprihatian di zaman sekarang ini makin sedikit orang yang hafal
al-Qur’an. Sistem perekrutan santri dilakukan dengan ketat melalui tes
baca al-Qur’an dan hafalan singkat. Sistem belajar santri (proses
menghafal dan muraja’ah) dalam pencapaian target program dilakukan
dengan murajaah dan setoran. Sistem pemberian motivasi kepada santri
yang sedang mengalami masalah di tengah program dilakukan dalam
pendampingan secara khusus sampai menelusuri akar sebab-sebabnya.
selain itu ada juga system evalusi. Adapun kekurangan metode ini yakni
tidak dapat menjamin semua santri mampu menyelesaikan 30 juz.
KESIMPULAN
Metode Hanifida adalah salah satu suatu cara belajar cepat
trobosan baru. Metode Hanafida sistem cerita, sistem pengganti, sistem
lokasi, sistem angka, sistem kalimat. Kelebihan metode hanifida yaitu
menghafal lebih mudah dan lebih cepat, mampu menghafal ayat-ayat al-
Qur’an beserta arti dan nomor ayatnya, menggunakan visualisasi buku
berwarna dan bergambar yang dilengkapi dengan cerita dan kata kunci,
telah dilakukan uji coba selama dua tahun di Lab Akselerasi Learning cara
belajar cepat La Raiba Hanifida Training Centre Diwek Jombang,
Mendapatkan sertifikasi Hak Cipta dari Departemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia. Adapun kelemahannya yaitu kurang cocok jika diterapkan
pada orang dewasa terlebih orang yang lanjut usia, kurang khusyu’ dan
kurang menghayati makna ayat-ayat yang dibaca, tidak bisa menerapkan
strateginya secara otodidak mandiri melalui buku, penggunaan kata kunci
terkadang kurang masuk akal.
Kemudian metode menghafal 40 hari di didasari oleh konsep
(filosofi) sistem pembelajaran yang dianut dan dikembangkan karena
keprihatian di zaman sekarang ini makin sedikit orang yang hafal al-
Qur’an. Sistem perekrutan santri dilakukan dengan ketat melalui tes baca
al-Qur’an dan hafalan singkat. Sistem belajar santri (proses menghafal dan
muraja’ah) dalam pencapaian target program dilakukan dengan murajaah
dan setoran. Sistem pemberian motivasi kepada santri yang sedang
mengalami masalah di tengah program dilakukan dalam pendampingan
secara khusus sampai menelusuri akar sebab-sebabnya. selain itu ada juga
system evalusi. Maka dari itu dapat dilihat bahwa kelebihan metode
menghafal 40 hari ini sangan tersistem dan efektif akan tetapi dalam
metode ini tidak semua dapat menghatamkan 30 juz.
DAFTAR PUSTAKA

Badruzzaman, Abdullah. Buku Panduan 7 Teknik Melejitkan Fungsi Otak :


Revolusi Belajar Secara Terpadu dan Seimbang. Yogyakarta: Aida
Press, 2011.
Mahadun, Idawati Mahmud & Hanifudin. Al-Asma Al-Husna "Menghafal
Nama, Arti dan Nomor Urut" : Cara Belajar Cepat Abad 21 Metode
Hanifida (Brain Based Learning Model Kontruktivisme). Jombang:
CV. Percetakan Fajar, 2009.

Pondok Pesantren Al-Ihya Subang. “PP Al-Ihya Adakan Pelatihan Teknik

Menghafal Al-Qur’an Cepat Metode ‘HANIFIDA,’” 20 Desember 2019.

https://www.ppalihya.com/pp-al-ihya-adakan-pelatihan-teknik-menghafal-

al-quran-cepat-metode-hanifida/.

Sumari, Ibnu. “Mudah Belajar Al-Quran Dengan ‘Metode Hanifida.’”

Hidayatullah.Com (blog), 30 November 1M.

https://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2011/04/13/47363/

mudah-belajar-al-quran-dengan-metode-hanifida.html.

Ulya, Himmatul. “Implementasi Metode Hanifida Dalam Menghafal Al-Qur’an

Di Pondok Pesantren La Raiba Hanifida Jombang.” Undergraduate, UIN

Sunan Ampel Surabaya, 2020. http://digilib.uinsby.ac.id/41589/.

Anda mungkin juga menyukai