Anda di halaman 1dari 4

Forensik

Visum et repertum : keterangan yang dibuat 2. Kaku mayat (rigor mortis)

oleh dokter atas permintaan penyidik yang  Mulai tampak 2 jam setelah kematian

berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik  Lengkap setelah 12 jam kematian

terhadap manusia, baik hidup atau mati  Kekakuan mayat : cadaveric spasm,

ataupun bagian atau diduga bagian dari tubuh heat stiffening, cold stiffening

manusia, berdasarkan keilmuannya dan 3. Penurunan suhu tubuh (algor motis)

dibawah sumpah untuk kepentingan peradilan.  Perkiraan saat kematian

 Kehilangan panas yang cepat

Tanatologi : bagian dari ilmu forensic yang menghambat pertumbuhan baktreri

mempelajari kematian dan perubahan yang ( pd anak dan ortu)

terjadi setelah kematian serta factor yang 4. Pembusukan (decomposition,

mempengaruhi. putrefaction)

1. Mati somatic  Proses degenerasi jaringan yang

2. Mati suri terjadi akibat autolysis dan kerja

3. Mati seluler (kematian organ/jaringan) bakteri.

4. Mati serebral  Tampak ± 24 jam setelah kematian

5. Mati otak  Awalnya berwarna kehijauan di perut

Tanda Pasti Kematian kanan bawah kemudian menyebar

1. Lebam mayat (livor mortis) secara bertahap ke seluruh perut dan

 Terjadi karena eritrosit menempati dada -> bau busuk tercium. Pb

bagian terbawah, mengisi vena dan berwarna hijau kehitaman

venula, membentuk bercak berwarna  Kulit ari terlepas atau membentuk

merah dan ungu (livade) gelembung

 Mulai tampak pada 20-30 menit pasca  Pembentukan gas di tubuh -> tegang

mati perut -> keluar cairan kemerahan dari

 Lengkap dan menetap 8-12 jam mulut dah hidung. Gas menyebabkan

 Memperkirakan sebab kematian pembengkakan tubuh

 Lebam merah terang : keracunan CO

atau CN
Forensik
 Pugilistic attitude terjadi akibat Luka lecet gores (stretch), luka lecet

terkumpulnya gas pembusukan di dalam serut (graze), luka lecet tekan

rongga sendi (impression), luka lecet geser (friction

5. Adiposera/lilin mayat abrasion)

 Terbentuknya bahan yang berwarna  Luka terbuka/robek (vulvunus

keputihan, lunak atau berminyak, laseratum

berbau tengik yang terjadi di dalam 2. Luka akibat kekerasan benda setengah

jaringan lunak tubuh pasca mati tajam

 Dapat bertahan bertahun  Ciri luka sama dengan luka akibat

6. Mumifikasi benda tumpul namun bentuknya

 Proses penguapan cairan atau beraturan

dehidrasi jaringan yang cukup cepat  Gigi, lempeng besi,ujung meja

sehingga terjadi pengeringan jaringan 3. Luka akibat kekerasan benda tajam

yang selanjutnya dapat menghentikan  Luka sayat, luka tusuk, luka bacok

pembusukan  Sudut luka lancip dan dalamnya tidak

 Jaringan menjadi keras, kering, melebihi lebar luka

berwarna gelap, tdk membusuk 4. Luka akibat tembakan senjata api

 Jarang pd cuaca normal  Kelim lecet, kelim kesat (jarak jauh),

kelim tatto (jarak dekat), kelim jelaga

Traumatologi : ilmu yang mempelajari luka dan (asap), klim api ( berupa luka tembak,

cedera serta hubungan nya dengan berbagai jarak sgt dekat)

kekerasan (mekanik, fisika, kimia).  LTM jarak jauh : anak peluru

1. Luka akibat kekerasan benda tumpul  LTM jarak dekat : anak pelurun dan

 Memar (kontusio,hematom) butir mesiu

Merah -> ungu atau kehitaman -> hijau  LTM jarak sangat dekat : anak peluru,

(4-5 hr) -> kuning (7-10 hr) -> hilang butir mesiu, jelaga dan panas/api

(14-15 hr)  LTM Kontak : seleruh komponen dan

 Luka lecet (ekskorasi,abrasi) jejas laras

5. Luka akibat suhu/temperature


Forensik
 Heat exhaustion primer dan sekunder (perpindahan partikel metal dari benda

(dehidrasi) yang dipakai ke dlm kulit), magnetisasi,

 Heat stroke : kegagalan kerja pusat pakaian terbakar dan robek karena

pengatur temperature suhu akibat panas.

terlalu tinggi temperature 8. Luka akibat perubahan tekanan udara

 Sun stroke : akibat panas mataharri  Barotrauma aural : rasa nyeri ringan

yang menyebabkan hipotermia dan berdebgung pada telinga yang

 Heat cramps : terjadi karena hilangnya sering dijumpai pd keadaan peswat

NACL darah dgn cepat akibat suhu lepas landas/mendarat atau waktu

tinggi menyelam. Gejala lbh berat dpt

 Derajat luka bakar menimbulkan pecahnya gendang telinga

1) Eritema  Barotrauma pulmoner -> pneumotoraks,

2) Vesikel dan bula Emfisema, emboli udara, kerusakan jar

3) Nekrosis koagulatif paru

4) karbonisasi  Penyakit dekompresi merupakan reaksi

6. Luka akibat trauma listrik fisiologik terhadap terhadap tek tinggi

 Tegangan mematikan : 65-1000 V  Pemebebasan gas berupa gelembung2

 Let go current setiap org beda-beda mikro dlm PB (emboli udara) dan jar

 Gambaran makroskopis : kerusakan 9. Luka akibat trauma bahan kimia

lapisan kulit tanduk dengan tepi yang  Efek korosi dari asam kuat (luka

menonjol, daerah pucat yg dikelilingin korosi kering dan keras) dan basa kuat

oleh kulit yg hiperemi (luka korosi basah, licin dan kerusakan

 Kematian terjadi karena fibrilasi terus berlanjut hingga ke dalam.

ventrikel, kelumpuhan otot pernafasan 10. Luka akibat radiasi dan trauma akustik

dan kelumpuhan pusat pernafasan.  Sgt jarang terjadi

7. Luka akibat petir

 Pada korban : abrosent mark Intravitalitas/reaksi vital terhadap luka :

(kemerahan pd kulit seperti menunjukkan bahwa saat terjadi trauma

percabangan pohon), metalisasi korban msh hidup


Forensik
 Reaksi vital umum : perdarahan (ekimosis),

petechiae dan emboli

 Emboli lemak, pd kasus patah tulang dan

trauma tumpul

 Emboli udara, bila ada vena superficial yg

terbuka

 Emboli jaringan, bila organ mengalami

keruskan

 Kadar laktat darah sbg cerminan reaksi

adrenergic

 Reaksi radang, sepsis, ulcus duodeni sbg

indicator intravitalitas

 Peningkatan kadar histamin bebas serta

serotonin pd jar yg mengalami trauma

 Jelaga pd saluran napas dan lambung, CO-

Hb dlm darah (10%) -> korban msh hidup

saat kebakaran

Anda mungkin juga menyukai