Anda di halaman 1dari 3

PENGAJUAN JUDUL KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh:
Nama : Fitri Martinalova
NIM : 20300014
Kelas : A.12.1

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

STIKES GUNA BANGSA YOGYAKARTA

2022
GAMBARAN KADAR KARBON MONOKSIDA DALAM DARAH PADA
PENGGUNA ROKOK ELEKTRIK DAN ROKOK KONVENSIONAL
PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR STIKES GUNA BANGSA
YOGYAKARTA

Latar Belakang

Kebiasaan merokok di Indonesia merupakan suatu pemandangan yang


sudah tidak asing lagi. Merokok salah satu kekhawatiran terbesar yang dihadapi
dunia kesehatan saat ini karena menyebabkan hampir 6 juta orang meninggal
dalam setahun. Lebih dari 5 juta orang meninggal karena menghisap langsung
rokok, sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal karena terpapar asap rokok.
Walaupun dampak yang ditimbulkan dapat menyebabkan kematian, namun
merokok tetap membuat seseorang ketagihan (Tobacco Control Support Center,
2014).
Rokok Electrik menjadi trend baru di masyarakat indonesia,
khususnya anak muda, tidak hanya laki laki tetapi perempuan juga ada yang
menjadi peminat rokok elektrik ini yang bisa disebut vape atau vapor, rokok
elektrik ini menggunakan cairan (liquid) sebagai pengganti tembakau.
Kemudian liquid inilah yang berubah menjadi asap yang tebal. Diketahui didalam
kandungan liquid vape terdapat diasetil yang merupakan bahan tambahan yang
biasanya digunakan dalam produksi makanan seperti popcorn, caramel dan
mentega yang dapat menimbulkan rasa ketagihan. Diasetil yang ditambahkan
kedalam liquid menjadi inflamasi serius, yang mengakibat paru-paru tidak
memiliki tempat sebagai pertukaran oksigen dengan karbon monoksida sehingga
menyebabkan sesak nafas dan kesulitan bernapas dalam sehingga membuat kadar
hemoglobin akan meningkat karena tubuh tidak dapat pasokan oksigen yang
cukup. Hal ini terjadi karena saat merokok hemoglobin bukannya mengambil
oksigen yang dibutuhkan tubuh tapi malah mengikat karbon monoksida.
(Baqiyatus, 2018). Didalam kandungan liquid vape terdapat diasetil yang
merupakan bahan tambahan yang biasanya digunakan dalam produksi makanan
seperti popcorn, caramel dan mentega sehingga dapat menimbulkan rasa
ketagihan. Diasetil yang ditambahkan kedalam liquid menjadi inflamasi serius,
yang mengakibat paru- paru tidak memiliki tempat sebagai pertukaran oksigen
dengan karbon monoksida sehingga menyebabkan sesak nafas dan kesulitan
bernapas (Baqiyatus, 2018).

Karbon Monoksida merupakan pembunuh tersembunyi (the silent killer)


yang tidak berwarna dan tidak berbau, namun bersifat racun. Gas karbon
monoksida biasa terbentuk ketika pembakaran. Gas tidak berbau, gas tidak
berwarna, hambar dan ringan di banding udara (Saleh, 2018). Karbon monoksida
yang terkandung dalam rokok memiliki kecenderungan yang besar terhadap
hemoglobin, sehingga memudahkan keduanya untuk saling berikatan membentuk
karboksi hemoglobin. Hal ini mengakibatkan hemoglobin tidak dapat mengikat
oksigen untuk dilepaskan ke berbagai jaringan sehingga menimbulkan terjadinya
hipoksia jaringan dan penurunan kadar oksigen dengan cara meningkatkan kadar
hemoglobin sebagai kompensasinya. Peningkatan ini dipengaruhi oleh lamanya
merokok dan jumlah rokok yang dihisap perhari. (E. S. et al 2019 Han, 2019).

Jurnal Pendukung:

1. Karya Tulis Ilmiah Christina Natalia (2021)


Gambaran Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Pria Dewasa Yang Menggunakan
Rokok Elektrik Systematic Riview
2. Jurnal Risa Apriani Hilyah, Fetri Lestari, Lanny Mulqie (2020)
Analisis Kadar Karbon Monoksida (CO) pada Perokok dan Non- Perokok
Melalui Breath Test Menggunakan Smokerlyzer
3. Jurnal Rezu Ardhiana Dan Tedy Febriyanto (2021)
Gambaran Kadar Hemoglobin Darah Pada Pengguna Vape Dikomunitas
Hexohm Kota Bengkulu Tahun 2021.
4. Skripsi Miggy Aprillia Hapsari (2021)
Hubungan Kebiasaan Merokok Terhadap Kadar Cohb Dalam Darah
Mahasiswa Tingkat Akhir Stikes Nasional

Anda mungkin juga menyukai