Analisis Yuridis Hapusnya Hutang Gadai Tanah Berdasarkan PERPPU Nomor 56 Tahun
1960 Tentang Gadai Tanah Pertanian
(Studi Putusan Mahkamah Agung No. 255 K/Pdt/2018)
1
Muhammad Umar, 2Sutiarnoto, 3Jelly Leviza
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
1
mhd.umar10@gmail.com, 2sutiarnoto@usu.ac.id, 3jelly@usu.ac.id
Abstrak
Gadai tanah ini telah diatur oleh Perpu Nomor 56 tahun 1960 tentang Penetapan Luas Tanah
Pertanian namun masih ditemukan pelaksanaaan gadai tanah yang menyimpang dari Aturan Perppu
tersebut. Hal ini ditemukan dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 255 K/Pdt/2018. Rumusan
permasalahan penelitian adalah bagaimana tinjauan hak atas tanah sebagai objek jaminan utang
gadai yang tidak didaftar akta hak tanggungan dalam kaitannya dengan Perpu Nomor 56 tahun 1960
tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian, bagaimana perlindungan hukum terhadap penggadai
apabila pemegang gadai tidak melaksanakan ketentuan Perpu Nomor 56 tahun 1960 tentang
Penetapan Luas Tanah Pertanian, bagaimana analisis hukum terhadap sengketa gadai dalam
putusan Mahkamah Agung Nomor 255 K/Pdt/2018. Hasilnya disimpulkan bahwa tinjauan hak atas
tanah sebagai objek jaminan utang gadai yang tidak daftar Akta Hak Tanggungan dalam kaitannya
dengan Perppu Nomor 56 tahun 1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian adalah
kreditur/pemegang gadai tidak dapat menikmati keistimewaan dari ketentuan yang diberikan UUHT
Nomor 1996 yaitu Droit de Preverence, kemudahan dalam eksekusi objek jaminan dan
kreditur/pemegang gadai tidak mendapatkan kepastian hukum atas prestasi debitur/penggadai.
Perlindungan hukum terhadap penggadai apabila pemegang gadai yang tidak melaksanakan
Perppu Nomor 56 tahun 1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian adalah dihapuskannya
kewajiban untuk pembayaran pelunasan utang jika telah mencapai waktu 7 tahun. Pertimbangan
majelis hakim telah tepat mewajibkan Pemegang Gadai mengembalikan tanah tersebut kepada
Tergugat (Penggadai) dengan tidak ada hak untuk menuntut pembayaran tebusan sesuai ketentuan
Pasal 7 ayat (1) Perppu Nomor 56 tahun 1960. Disarankan sebaiknya tanah yang dijadikan sebagai
jaminan utang diikat dengan UUHT, sebaiknya BPN (Badan Pertanahan Nasional) meninjau ulang
efektivitas Perpu Nomor 56 tahun 1960, sebaiknya Putusan Mahkamah Agung Nomor
255K/PDT/2018 dapat menjadi yurisprudensi bagi perkara perkara lain yang serupa.
Kata kunci : Gadai tanah pertanian, hak atas tanah
Abstract
This land pawn has been regulated by Perpu Number 56 of 1960 concerning Determination of
Agricultural Land Areas, but there are still implementations of land pawning that deviate from the
Perppu Rules. This is found in the Supreme Court Decision Number 255 K/Pdt/2018. The formulation
of the research problem is how to review land rights as an object of collateral for pawning debt that
is not registered with a mortgage deed in relation to Perpu Number 56 of 1960 concerning
Determination of Agricultural Land Areas, how is legal protection against pawners if the pawn holder
does not implement the provisions of Perpu Number 56 of 1960 regarding Determination of
Agricultural Land Area, how is the legal analysis of pawn disputes in the Supreme Court's decision
Number 255 K/Pdt/2018. The results concluded that the review of land rights as objects of collateral
for mortgage loans that are not listed in the Mortgage Deed in relation to Perppu Number 56 of 1960
concerning Determination of Agricultural Land Areas is that creditors / pawn holders cannot enjoy
the privileges of the provisions provided by UUHT Number 1996, namely Droit de Preverence, ease
of execution of the object of collateral and creditors/ pawnbrokers do not get legal certainty over the
achievements of the debtor/ pawnbroker. Legal protection for pawnbrokers if the pawnbroker does
not implement Perppu Number 56 of 1960 concerning Determination of Agricultural Land Area is the
abolition of the obligation to pay off debt if it has reached 7 years. The consideration of the panel of
judges has rightly required the Pawn Holder to return the land to the Defendant (Pegadai) with no
right to demand a ransom payment in accordance with the provisions of Article 7 paragraph (1)
Perppu Number 56 of 1960. It is recommended that land used as collateral for debt be tied with
UUHT, BPN (National Land Agency) should review the effectiveness of Perpu Number 56 of 1960,
preferably Supreme Court Decision Number 255K/PDT/2018 can serve as jurisprudence for other
similar cases.
Keywords: Pawn agricultural land, land rights
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 2
Vol. 3, No. 1, Maret 2022
1 2
Dominicus Rato, Dasar- Dasar Ilmu Hukum: Urip Santoso, Hukum Agraia dan Hak-Hak
Memahami Hukum Sejak Dini , Prenada Media, Jakarta, Atas Tanah, Pranada Media, Jakarta, 2007, h.131
h. 146
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 3
Vol. 3, No. 1, Maret 2022
PERPPU Nomor 56 tahun 1960 tentang Salah satunya adalah masalah dalam
Penetapan Luas Tanah Pertanian jaminan kepastian hukum suatu perjanjian
didefenisikan sebagai suatu hubungan antara gadai tanah yang menggunakan bukti tertulis
seseorang dengan tanah kepunyaan orang tetapi jangka waktu dalam perjanjian telah
lain yang mempunyai utang uang kepadanya melanggar Pasal 7 Prp No 56/1960, karena
selama utang tersebut belum dibayar lunas tanah yang dikuasai penerima gadai telah
maka tanah itu tetap berada dalam lewat dari 7 tahun dan tanah tersebut tidak
penguasaan yang meminjamkan uang tadi dikembalikan kepada yang pemilik tanah.6
(pemegang gadai) selama itu pula hasil tanah Permasalahan mengenai gadai tanah
seluruhnya menjadi hak pemegang gadai tersebut ditemukan dalam sengketa gadai
yang dengan demikian merupakan bunga dari yang telah diputus oleh Pengadilan Negeri
3
utang uang tersebut. Lubuk Pakam Nomor 93/Pdt.G/2015/PN/Lbp
Hukum adat merupakan cerminan jiwa juncto Putusan Pengadilan TInggi Medan
4
masyarakat Indonesia. Hukum adat pada 97/Pdt/2016/PT.MDN juncto Putusan
hakikatnya merupakan hukum kebiasaan Mahkamah Agung Nomor 255 K/Pdt/2018.
artinya kebiasaan kebiasaan yang Para pihak dalam perkara ini adalah Ah
mempunyai akibat hukum. Kebiasaan yang Wang sebagai pemilik tanah
merupakan hukum adat adalah perbuatan (Penggadai/Tergugat) melawan Tan Kun Bun
yang di ulang –ulang dalam bentuk yang (Pemegang Gadai/Penggugat). Pada tanggal
sama.5 1 Januari 2006, Penggadai melakukan
Lembaga gadai dalam hukum adat ini perjanjian gadai tanah dengan Pemegang
cenderung dipilih masyarakat karena terdapat Gadai. Di dalam surat perjanjian gadai
kemudahan di dalam prosedurnya tersebut, Penggadai menggadaikan tanah
dibandingkan dengan lembaga jaminan miliknya seluas ± 2000𝑚2 (dua ribu meter
lainnya yang sudah ada dengan penggunaan persegi) yang terletak di Dusun XV Desa
prosedur yang rumit. Akan tetapi hal ini tidak Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang
juga lepas dari beberapa kelemahan, hal ini kepada Pemegang Gadai. Harga gadai yang
dikarenakan hukum yang mengatur telah di terima Penggadai adalah sebesar Rp
permasalahan gadai tanah ini tidak bersifat 60.000.000.00 (enam puluh juta rupiah).
baku dan tertulis. Dalam prakteknya gadai Dalam kesepakatan gadai tersebut, Para
yang dilangsungkan hanyalah berdasarkan pihak sepakat bahwa Penggadai akan
pada kebiasaan-kebiasaan yang terjadi di melunasi pinjaman selambat-lambatnya 2
masyarakat. Sehingga sebagai akibatnya (dua) tahun yaitu sampai tanggal 01 Januari
dapat timbul berbagai permasalahan dalam 2008. Selama perjanjian gadai berlangsung,
pelaksanaan dalam gadai tanah ini. surat bukti kepemilikan tanah Penggadai
3 5
Dalam Pasal 9a UU No. 56 Prp tahun 1960 Tolib Setiady, Intisari Hukum Adat Indonesia,
tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian Alfabeta, Bandung, h. 8
4 6
Surojo Wigjodipuro, Surojo W., Pengantar Proklamasi Singarimbun, Efektifitas Putusan
dan Azas-Azas Hukum Adat, Alumni, Bandung, 1978, h Mahkamah agung Nomor 626/K/Pdt/2010 Terhadap
7. Masalah Gadai Tanah Pertanian, Studi di Kabupaten
Tanah Karo, Magister Kenotariatan USU, 2015.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 4
Vol. 3, No. 1, Maret 2022
dipegang oleh Pemegang Gadai. Selain itu PERPPU Nomor 56 tahun 1960 tentang
Penggadai juga menggarap tanah objek gadai Penetapan Luas Tanah Pertanian?
meskipun Penggadai masih bertempat tinggal 3. Bagaimana analisis hukum atas sengketa
di objek gadai tersebut. gadai dalam putusan Mahkamah Agung
Hingga tempo yang ditentukan, Nomor 255 K/Pdt/2018?
Penggadai tidak mampu menebus tanah
gadai sesuai waktu yang diperjanjikan. C. Metode Penelitian
Sehingga perjanjian gadai tanah terus Setiap penelitian pada hakekatnya
berlangsung hingga lebih dari tujuh tahun. mempunyai metode penelitian masing-
Meskipun ketentuan Pasal 7 ayat 1 PERPPU masing dan metode penelitian tersebut
Nomor 56 Prp Tahun 1960 menyatakan hak ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.7
gadai yang sudah berlangsung 7 tahun atau Metode penelitian hukum merupakan suatu
lebih wajib mengembalikan tanah itu kepada cara yang teratur (sistematis) dalam
8
pemiliknya dalam waktu sebulan setelah melakukan sebuah penelitian. Metode
tanaman yang ada selesai di panen, dengan penelitian yang digunakan dalam penelitian
tersebut diatas, dapat dirumuskan beberapa adalah metode atau cara yang dipergunakan
pokok permasalahan yang akan dibahas di dalam penelitian hukum yang dilakukan
dalam penelitian ini, yaitu : dengan cara meneliti bahan pustaka yang
sebagai objek jaminan utang gadai yang normatif adalah penelitian yang ditujukan
tidak didaftar akta hak tanggungan dalam untuk mendapatkan hukum obyektif (norma
tahun 1960 tentang Penetapan Luas terhadap masalah hukum. Tahapan kedua
7 9
Jujun Suria Sumantri, Filsafat Hukum Suatu Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,
Pengantar Populer, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
1995, h. 328. Cetakan ke – 11, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009,
8
Abdul kadir Muhammad, Hukum dan h. 13 – 14.
Penelitian Hukum, Cetakan ke-1, Citra Aditya Bakti, 10
Hardijan Rusli, “Metode Penelitian Hukum
Bandung, 2004, h. 57. Normatif : Bagaimana?”, Law Review Fakultas Hukum
Universitas Pelita Harapan, Vol. V, No. 3, 2006, h. 50.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 5
Vol. 3, No. 1, Maret 2022
11 13
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Ibid., h. 55.
14
Sinar Grafika, Jakarta, 2009, h. 105. Riduan, Metode & Teknik Menyusun Tesis,
12
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Bina Cipta, Bandung, 2004, h. 97.
Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, h. 38.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 6
Vol. 3, No. 1, Maret 2022
15 17
Lexi J Moleong, Metodologi Penelitian Salim, HS, 2004, Perkembangan Hukum
Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung 1983, h 103. Jaminan di Indonesia, Raja Grafindo Persada,
16
Mukti Fajar Nur Dewata dan Yulianto Jakarta, h. 6
Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan
Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010, h. 109.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 7
Vol. 3, No. 1, Maret 2022
arti bank atau lembaga keuangan non Hak atas tanah sering dijadikan sebagai
bank percaya bahwa debitur sanggup jaminan dalam peminjaman sejumlah uang
untuk mengembalikan pokok pinjaman yang biasanya uang tersebut digunakan untuk
dan bunganya. Begitu juga debitur keperluan ekonominya. Dalam hal ini yang
percaya bahwa bank atau lembaga dimaksud adalah hak atas tanah yang
keuangan non bank dapat memberikan melekat pada tanah tersebut bukan tanah
kredit kepadanya. dalam pengertian umum. Dalam UUPA
4. Adanya jaminan, pada dasarnya jaminan dijelaskan hak atas tanah yang dikuasai oleh
yang diserahkan kepada kreditur adalah perseorangan maupun badan hukum
jaminan materiil dan imateriil. Jaminan haruslah memiliki sertipikat hak milik,
materiil merupakan jaminan yang berupa sertipikat itu merupakan bukti otentik yang
hak-hak kebendaan, seperti jaminan atas menyatakan suatu bukti kepemilikan atas
benda bergerak dan benda tidak sebidang tanah, sesuai dengan keterangan
bergerak. Jaminan imateriil merupakan yang tercantum dalam sertipikat.
18
jaminan non kebendaan. Dalam Pasal 20 UUPA dijelaskan bahwa
Dalam kegiatan pinjam-meminjam uang hak milik adalah hak turun temurun, terkuat
pada umumnya dipersyaratkan adanya dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas
penyerahan jaminan oleh pihak peminjam tanah, dengan mengingat ketentuan Pasal 6
kepada pihak pemberi jaminan. Jaminan ini UUPA. Hak milik dapat beralih dan dialihkan
dapat berupa barang (benda), dapat berupa kepada pihak lain. Sedangkan jenis jenis hak
jaminan perorangan. Dalam jaminan milik dalam pasal 16 UUPA adalah:
kebendaan memberikan hak kebendaan a) Hak milik.
kepada pemegang jaminan, b) Hak guna usaha.
sedangkan jaminan perorangan berupa janji c) Hak guna bangunan.
19
penanggungan hutang. Jaminan kebendaan d) Hak pakai
adalah jaminan berupa harta benda dengan e) Hak sewa
cara pemisahan bagian dari harta kekayaan, f) Hak membuka tanah.
baik dari debitur maupun pihak ketiga, guna g) Hak memungut hasil hutan
menjamin pemenuhan kewajiban debitur yang Dalam angka 5 (lima) Penjelasan
bersangkutan dari cidera janji. Sedangkan Undang Undang No. 4 tahun 1996 tentang
yang dimaksud jaminan perorangan Hak Tangggungan dan Benda Benda Yang
(Borgtoch/Personal guarantiee) adalah Berkaitan Dengan Tanah (UUHT) dijelaskan
jaminan berupa pernyataan kesanggupan bahwa Hak Tanggungan merupakan satu-
yang diberikan oleh seorang pihak ketiga satunya lembaga hak jaminan atas tanah. Hak
untuk menjamin pemenuhan kewajiban atas tanah yang dapat dijadikan jaminan
debitur kepada kreditur,apabila debitur yang utang dengan dibebani Hak Tanggungan
bersangkutan wanprestasi. adalah Hak Milik, Hak Guna Usaha, dan Hak
18 19
Ibid, h. 7-8 M. Bahsan, 2007, Hukum Jaminan dan
Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, Raja Grafindo,
Jakarta, h. 2
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 8
Vol. 3, No. 1, Maret 2022
Guna Bangunan, sebagai hak-hak atas tanah Hak Tanggungan dalam kaitannya dengan
yang wajib didaftar dan menurut sifatnya PERPPU No. 56 tahun 1960 tentang
dapat dipindahtangankan. Hak Tanggungan Penetapan Luas Tanah Pertanian adalah:
itu baru lahir pada saat dibukukannya dalam 1. Kreditur tidak dapat menikmati
buku-tanah di Kantor Pertanahan. keistimewaan dari ketentuan yang
Fungsi suatu pendaftaran hak diberikan UUHT No. 4 tahun 1996 yaitu:
tanggungan terhadap hak milik atas tanah a. Droit de Preverence (Dalam Pasal 1
adalah untuk menimbulkan suatu akibat angka 1 UUHT)
hukum yang secara sah mengikat terhadap Kreditur pemegang Hak Tanggungan
para pihak-pihak yang memperjanjikannya, di memiliki hak untuk mengambil
dalam hal ini yaitu pihak debitur sebagai terlebih dahulu atas pelunasan
pemberi hak tanggungan dan pihak kreditur piutangnya dari hasil penjualan objek
sebagai penerima hak tanggungan. Dengan jaminan dari pada kreditur yang lain.21
adanya pendaftaran tersebut tidak saja Berbeda apabila kreditur tersebut
berakibat terhadap para pihak-pihak yang hanyalah pemegang jaminan
memperjanjikannya, akan tetapi pendaftaran perorangan seperti dalam gadai
ini dimaksudkan untuk sebagai publikasi yang tanah, maka kreditur hanya sebagai
bersifat pengumuman kepada masyarakat kreditur konkuren, artinya di antara
luas secara umum. Sehingga dengan kreditur-kreditur tersebut tidak ada
demikian pihak ketiga atau pihak lainnya yang didahulukan pelunasan
dapat mengetahui adanya pembebanan hak piutangnya sebagaimana ditentukan
tanggungan tersebut. dalam Pasal 1132 BW. Pasal 1132
Dalam hukum adat tidak dikenal lembaga BW menentukan hasil penjualan
hak jaminan atas tanah dalam pengertian benda-benda debitur akan dibagi
sebagaimana diuraikan diatas, yaitu bahwa menurut perbandingan piutang
jika debitur tidak memenuhi kewajibannya masing-masing kreditur.
tanah yang ditunjuk sebagai agunan akan b. Mudah dan pasti dalam melakukan
dilelang oleh kreditor untuk pelunasan eksekusi.(Dalam Pasal 6 dan Pasal
piutangnya.20 Dalam hukum adat yang terjadi 20 UUHT)
adalah diperjanjikan bahwa selama utangnya Kreditur/Pemegang Gadai dapat
belum lunas dibayar, debitur tidak akan segera melakukan eksekusi melalui
melakukan hukum apapun dengan pihak lain pelelangan umum dengan cara
mengenai tanah yang dijadikan jaminan. mengajukan permohonan kepada
Selama itu tanah yang digadaikan tetap kepala kantor lelang apabila debitur
dikuasai kreditur. wanprestasi. Terdapat title
Implikasi hukum hak atas tanah sebagai eksekutorial di dalam sertipikat Hak
objek jaminan gadai yang tidak daftar Akta Tanggungan dengan irah-irah “DEMI
20
Umar Ma’ruf, Op.Cit., h. 60 21
Harsono, Boedi. .Hukum Agraria Indonesia
(Jilid 1 Hukum Tanah Nasional), Djambatan. Jakarta,
1999, .
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 9
Vol. 3, No. 1, Maret 2022
22 25
Dalam Pasal 7 Perpu No. 56 tahun 1960 Sajipto Rahardjo, Sisi-sisi Lain dari Hukum di
23
Dalam Pasal 18 UUHT Indonesia, Kompas, Jakarta, 2003,
24
C.S.T Kansil, Op.Cit h. 40 h. 121.
26
C.S.T Kansil, Op.Cit. h.40
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 10
Vol. 3, No. 1, Maret 2022
27 29
Eli Wuria Dewi, Hukum Perlindungan Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum
Konsumen, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2015, h.20 Bagi Rakyat di Indonesia, Bina Ilmu, Surabaya. h.20
28
Dalam Pasal 71 Undang Undang Nomor 39
tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 11
Vol. 3, No. 1, Maret 2022
30
Ibid
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 12
Vol. 3, No. 1, Maret 2022
31
P.N.H. Simanjuntak, Pokok-pokok Hukum
Perdata Indonesia, Djambatan, Jakarta, 2007, h.347.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 15
Vol. 3, No. 1, Maret 2022
C. Analisis Hukum Atas Sengketa Gadai tersebut untuk dipindahkan kepada pihak
Dalam Putusan Mahkamah Agung
II (Kedua).
Nomor 255 K/Pdt/2018
c. Bahwa surat tanah pihak I telah dipegang
Semua putusan pengadilan harus
oleh pihak II sesuai dengan surat yang
memuat alasan alasan putusan yang
tertera pada poin 1 (satu) diatas,
dijadikan dasar untuk mengadili. Betapa
bukanlah gadai sebagaimana
pentingnya alasan alasan sebagai dasar
sebagaimana dimaksud dalam pasal 7
putusan dapat kita lihat dari beberapa putusan
Undang Undang Nomor 56 tahun 1960
MA yang menetapkan, bahwa putusan yang
melainkan dalam hal ini substansinya
tidak lengkap atau kurang cukup
adalah bersifat jual beli bersyarat.
dipertimbangkan (onvoldoende gem otiveerd)
Bahwa terhadap putusan Majelis
merupakan alasan untuk kasasi atau harus
hakim yang menetapkan hubungan hukum
dibatalkan.32
antara Tergugat (Penggadai) dengan
1. Analisis Hukum Terhadap Putusan
Penggugat (Pemegang Gadai) sebagai jual
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Lubuk
Pakam Nomor 93/Pdt.G/2015/PN LBP beli bersyarat, terdapat beberapa hal yang
dapat dianalisis, yaitu:
Bahwa Majelis Hakim berpendapat
1. Bahwa berdasarkan fakta fakta yang
hubungan hukum antara pemilik
terungkap didalam persidangan, Majelis
tanah/Penggadai dengan Pemegang Gadai
Hakim tidak mempertimbangkan
merupakan jual beli bersyarat sebagaimana
kesesuaian keterangan saksi saksi baik
yang tertuang didalam pertimbangannya pada
dari Penggugat (Pemegang Gadai)
halaman 34 dan 35 Putusan Nomor
maupun dari Tergugat (pemilik
93/Pdt.G/2015/PN LBP. Pendapat ini timbul
tanah/Penggadai) yang tidak ada satupun
dari penalaran hukum Majelis Hakim dengan
saksi menyatakan bahwa antara
alasan alasan yaitu:
Penggugat (Pemegang Gadai) dengan
a. Pihak I (Pertama) akan mengembalikan
Tergugat (pemilik tanah/Penggadai)
uang pinjaman tersebut kepada pihak II
memiliki hubungan hukum jual beli
(Kedua) selambat-lambatnya 2 (dua)
ataupun jual beli bersyarat. Bahwa
tahun sejak dari tanggal 01 Januari 2006
menurut keterangan semua saksi
s/d 01 Januari 2008.
Penggugat (Pemegang Gadai) yang
b. Apabila pinjaman tersebut tidak dapat
diambil keterangannya yaitu saksi atas
dilunasi seperti yang telah disepakati
nama Buyung, Suwarno, Ali, dan Tjeng
bersama, maka gugurlah hak pihak I
guan mereka menyatakan adanya
(Pertama) atas tanah tersebut dan akan
peristiwa pinjam meminjam uang antara
menjadi hak milik pihak II II (Kedua) tanpa
Penggugat (Pemegang Gadai) dengan
ada dakwa dakwi di kemudian hari. Dan
Tergugat (Penggadai). Selain itu, saksi-
pihak I (Pertama) akan bersedia
saksi dari Tergugat yaitu faisal dan yusuf
menandatangani surat-surat tanah
juga menyatakan hal yang sama yaitu
32
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara
Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1993 h.15
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 16
Vol. 3, No. 1, Maret 2022
33
Dalam Keterangan saksi dalam perkara
No.83/Pdt.G/2015/Lbp
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 17
Vol. 3, No. 1, Maret 2022
34 35
Keterangan saksi tjeng guan, faisal, hendrik, Keterangan saksi faisal dalam perkara
yusuf, dalam perkara No.83/Pdt.G/2015/Lbp No.83/Pdt.G/2015/Lbp
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 18
Vol. 3, No. 1, Maret 2022
36 38
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Acara Elisabeth Nurhaini Butarbutar, Konsep
Perdata, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992, h. 22 Keadilan Dalam Sistem Peradilan Perdata, Jurnal Mimbar
37
Ibid hukum Volume 21, Nomor 2, Juni 2009, h. 367
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 19
Vol. 3, No. 1, Maret 2022
39 41
Yahya M Harahap, Ruang Lingkup Masalah Wildan Suyuthi, Sita Eksekusi Praktek
Eksekusi Bidang Perdata, Jakarta, Gramedia, 1998, h. 72 Kejurusitaan Pengadilan, Tatanusa, Jakarta, 2004, h.60.
40 42
Lilik Mulyadi, Hukum Acara Perdata Menurut Dalam Pasal 207 ayat 2 RBg
Teori Dan Praktik Peradilan Indonesia, Djambatan,
Jakarta, 2002, h. 276.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 20
Vol. 3, No. 1, Maret 2022
waktu yang diberikan tersebut pihak yang dalam keputusan dapat memohonkan kepada
dikalahkan tidak memenuhi/menjalankan pengadilan negeri dengan perantaraan ketua,
putusan pengadilan secara sukarela, baik dengan surat, maupun dengan lisan,
meskipun pihak yang dikalahkan tersebut supaya kepentingan yang akan didapatnya,
telah dipanggil secara patut namun tidak juga jika putusan itu dipenuhi, dinilai dengan uang
menghadap tanpa alasan yang dapat tunai, jumlah mana harus diberitahukan
dipertanggungjawabkan, maka Ketua dengan tentu jika permintaan itu dilakukan
Pengadilan Negeri karena jabatannya dengan lisan, harus dicatat. Eksekusi ini
menerbitkan surat penetapan (beschiking) merupakan jalan alternatif yang dapat
supaya disita barang-barang bergerak milik ditempuh oleh pihak yang menang guna
pihak yang dikalahkan, dan apabila tidak ada memperoleh pemenuhan putusan yang
barang bergerak untuk disita, maka barang menghukum pihak yang kalah yang disebut
tetap pun dapat disita sebanyak nilai uang dalam amar putusan dengan jalan meminta
yang tersebut dalam putusan hakim untuk kepada ketua PN untuk mengganti hukuman
menjalankan eksekusi tersebut (Artinya yang tersebut dengan sejumlah uang. Pelaksanaan
diutamakan untuk disita adalah barang- eksekusi jenis putusan ini, diawali dengan
barang bergerak, dan apabila jumlah barang permohonan agar putusan tersebut dinilai
bergerak tidak memadai maka sita dapat dengan sejumlah uang kemudian tereksekusi
dilakukan terhadap benda tidak bergerak.) dipanggil (aanmaning) kemudian ketua
Dalam Pasal 197 HIR/ Pasal 208 RBg pengadilan menetapkan jumlah uang sebagai
eksekusi membayar sejumlah uang dilakukan pengganti putusan yang bersangkutan.
melalui lelang terhadap barang-barang milik Putusan Mahkamah Agung Nomor:
pihak yang kalah sampai mencukupi jumlah 255/K/Pdt/2018 menghukum pihak yang
uang yang harus dibayarkan sesuai dengan kalah (Pemegang Gadai) untuk
isi putusan hakim ditambah dengan biaya mengembalikan surat bukti kepemilikan tanah
pengeluaran untuk pelaksanaan eksekusi. kepada Penggadai. Maka jenis eksekusi
Pelaksanaan jenis eksekusi ini mirip (similar) dalam perkara ini adalah jenis eksekusi riil
dengan tata cara eksekusi riil, yaitu: yaitu dapat dilakukan langsung dengan
peringatan (aanmaning), penetapan sita perbuatan nyata sesuai dengan amar putusan
eksekusi (jika sebelumnya belum ada tanpa memerlukan lelang. Eksekusi terhadap
conservatoir beslag), perintah penjualan putusan Mahkamah Agung tersebut apabila
lelang, penjualan lelang (setelah dilakukan dimohonkan oleh Penggadai dapat dilakukan
pengumuman sesuai dengan ketentuan yang dengan memenuhi persyaratan administratif
berlaku) dan terakhir penyerahan uang hasil sebagai berikut:
lelang. a. Surat Permohonan
Dalam Pasal 225 HIR/ Pasal 259 RBg b. Foto Copy KTP Principal.
dijelaskan bahwa jika seorang yang dihukum c. Surat Kuasa Khusus Bagi Yang
untuk melakukan suatu perbuatan, tidak Menggunakan Kuasa.
melakukannya di dalam waktu yang d. Foto Copy Salinan Putusan Pengadilan
ditentukan hakim, maka pihak yang menang Negeri.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 21
Vol. 3, No. 1, Maret 2022
43 44
https://pn- Ibid
45
klaten.go.id/main/index.php/layanan-hukum/standar- (dalam Pasal 210 RBg)
operasional-presedur-sop/sop-syarat-permohonan-
eksekusi
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 22
Vol. 3, No. 1, Maret 2022
Santoso, Urip. 2007. Hukum Agraia dan Hak- Yamin, Muhammad. 2004. Gadai Tanah
Hak Atas Tanah. Jakarta. Pranada Sebagai Lembaga Pembiayaan Rakyat
Media. Kecil. Pustaka Bangsa Press. Medan:
Sardjito, Th, dan D.A Sumantri, 1990, Gadai Yahya Harahap, M. 1998. Ruang Lingkup
Menurut Hukum Adat, Jakarta. Majalah Masalah Eksekusi Bidang Perdata,
Hukum dan Pembangunan Jakarta. Gramedia.
Setiady, Tolib. 2009. Intisari Hukum Adat Yulia. 2016. Buku Ajar Hukum Adat.
Indonesia. Bandung. Alfabeta Lhokseumawe. Unimal Press.
Simanjuntak, P.N.H. 2007. Pokok-pokok W. Surojo. 1978. Pengantar dan Azas-Azas
Hukum Perdata Indonesia, Jakarta. Hukum Adat. Bandung. Alumni.
Djambatan. Wuisman, J.J.J. M. 1996. Penelitian Ilmu-Ilmu
Siregar, Tampil Anshari. 2005. Pendalaman Sosial. Jakarta. FE UI.
Lanjutan Undang Undang Pokok
Agraria, Medan: Pustaka Bangsa Press B. Jurnal, Makalah dan Artikel
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. 2009. Ahinea, Tri Kurniawan. 2016. Kajian Yuridis
Penelitian Hukum Normatif Suatu Terhadap Parate Eksekusi Objek
Tinjauan Singkat, Cetakan ke – 11. Jaminan Dalam Perjanjian Hak
Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Tanggungan, Jurnal Ilmu Hukum Legal
________________, Meninjau Hukum Adat Opinion, Vol 4 Edisi 2.
Indonesia, Suatu Pengantar Untuk Butarbutar, Elisabeth Nurhaini. 2009. Konsep
Mempelajari Hukum Adat, Rajawali, Keadilan Dalam Sistem Peradilan
Jakarta. Perdata, Jurnal Mimbar hukum,
Subekti, R. 1989. Jaminan - Jaminan Untuk Volume 21, Nomor 2.
Pemberian Kredit Menurut Hukum Hardijan, Rusli. 2006. “Metode Penelitian
Indonesia. Bandung. Citra Aditya Bakti. Hukum Normatif: Bagaimana?” Law
Sudiyat, Imam. 1981. Hukum Adat Sketsa Review Fakultas Hukum Universitas
Asas. Yogyakarta. Liberty Pelita Harapan, Vol. V, No. 3.
Sumantri, Jujun Suria. 1995. Filsafat Hukum Januar, Inri. 2016. Kewajiban Dan Tanggung
Suatu Pengantar Populer. Jakarta. Jawab Memenuhi Prestasi dalam
Pustaka Sinar Harapan. Hukum Jaminan, Jurnal Hukum to-ra,
Sunggono, Bambang. 2001. Metodologi Vol. 2 No. 1, April 2016.
Penelitian Hukum. Jakarta. Raja Kasim, Ilham S. 2016. Tinjauan Hukum
Grafindo Persada. Jaminan Fidusia Pada Perusahaan
Supramono, Gatot. 1996. Perbankan dan Pembiayaan, Jurnal Lex Crimen, Vol.
Masalah Kredit. Jakarta. Djambatan. V/No. 4/Apr-Jun/2016.
Suyuthi, Wildan. 2004. Sita Eksekusi Praktek Kaban. Maria. 2016 Penyelesaian Sengketa
Kejurusitaan Pengadilan, Jakarta. Waris Tanah Adat Pada Masyarakat
Tatanusa. Adat Karo, Departemen Hukum
Perdata, Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara, Jurnal Mimbar
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 26
Vol. 3, No. 1, Maret 2022