Anda di halaman 1dari 29

RESUME GELAR PERKARA

LP : LPB/984/XII/2012 Tetang Undang Undang


Perkebunan & LP : LPB/985/XII/2012 Tentang
Izin Lingkungan
LP : LPB/985/XII/2012 Tentang

Tanggal, 12 November 2022


Bertempat dikantor SHS Law Firm
Komplek PHDM Indah IV No 18 Kecamatan
Kalidoni Palembang

KRONOLOGIS KASUS
• Bahwa pada tahun 2012 PT. Sentosa Kirana Energi (PT. SKE) melakukan Land
Clearing lahan di wilayah perbatasan antara kabupaten Musi Banyuasin dan
Kabubaten Musirawas dengan dasar klaim sepihak dari PT SKE telah memiliki
dokumen Perizinan, adapun tiga (3) Dokumen Prizinan (Izin Pelepasan Lokasi
dan Izin Usaha Perkebunan) yakni ; Izin pertama, dengan jumlah lahan seluas
1250 Ha dan Izin Kedua seluas 1750 Ha. Selanjutnya izin yang ketiga ;
ada tambahan luas lahan 860 Ha Masuk dalam areal Kabupaten Musirawas.
Bahwa setelah dilakukan Pengumpula Data, Pengumpulan Bahan Keterangan,
penyelidikan dan penyidikan dapatlah diambl kesimpulan ada dugaan PT.
Sentosa Kirana Energi (PT. SKE) tidak mempunyai izin, dan telah melakukan
Land Clearing di tiga wilayah tersebut diatas terutama di Areal lahan 860 Ha
yang areal tersebut berada di Musi Rawas dan masuk ke wilayah Izin Usaha
Pertambangan PT. Gorby Putra Utama.
• Bahwa selanjutnya pada tahun 2012 tersebut dilakukan penelitian dan
diverifikasi ke Pada lembaga Pemerintahan dikarenakan adanya peristiwa
dugaan pencaplokan Land Clearing lahan sebagaimana yang dimaksud di atas.
Setelah dilakukan Konfirmasi didapatlah keterangan bahwa status Legal
Standing (Status Hukum) PT. Sentosa Kurnia Energi (PT. SKE) belum
terdaftar di Kementrian Hukum dan HAM sebagai Perusahaan dan/atau
Perseroan Terbatas (PT).]
KRONOLOGIS KASUS
Bahwa Pada Tahun yang sama yaitu tahun 2012 pihak PT. Gorby
Putra Utama (PT. GPU) melakukan Perlawanan dan Sanggahan
dengan menyampaikan surat-surat kepada BPN, yaitu :
a. Surat No. 62/PSP/VI/12 tanggal 25 Juni 2012
b. Surat No. 65/PSP/VII/12 tanggal 3 Juli 2012
c. Surat No. 130/PSP/VII/12 tanggal 18 Desember 2012
• Pada pokoknya surat-surat tersebut di atas berisi permohonan
pemblokiran penerbitan SHGU dan SHM kepada pihak-pihak
yang bernama PT Sentosa Kurnia Energi, atau PT Sentosa
Kurnia Bahagia, atau perusahaan-perusahaan dengan nama lain yang
sejenis, atau perseorangan, karena menimbulkan sengketa dan
bertumpang tindih dengan wilayah IUP-OP PT. Gorby Putra Utama
(PT. GPU).
KRONOLOGIS KASUS
Bahwa sehubungan dengan penyerobotan tanah yang diduga dilakukan oleh PT
Sentosa Kurnia Energi, atau PT Sentosa Kurnia Bahagia tersebut, atau
suruhannya, atau afiliasinya, PT. Gorby Putra Utama (PT. GPU) telah
membuat pengaduan-pengaduan Ke Kepolisin Republik Indonesia di Polres Musi
Rawas, Polda Sumsel dan di Bareskrim Polri, yaitu sebagai berikut :
❑ Tanggal 27 Juni 2012 Pemohon membuat pengaduan di Polda Sumatera
Selatan berdasarkan No.LP.B.418/VI/2012/Sumsel tanggal 27 Juni
2012 (terlampir, L-7); berdasarkan SP2HP status perkara Penyelidikan
❑ Tanggal 2 Agustus 2012 Pemohon membuat pengaduan di Polres Musi
Rawas berdasarkan LP No. STPL/B-179/VIII/2012/SUMSEL/RES MURA
tanggal 2 Agustus 2012;
❑ Tanggal 5 Oktober 2012 Pemohon membuat pengaduan di Polres Musi
Rawas berdasarkan LP No. STPL/B-226/X/2012/SUMSEL/RES MURA
tanggal 5 Oktober 2012;
❑ Tanggal 16 November 2012 Pemohon membuat pengaduan di Polda
Sumatera Selatan berdasarkan LP No. TBL/786/XI/2012/Sumsel tanggal
16 November 2012; berdasarkan SP2HP status perkara Sidik
❑ Tanggal 21 Desember 2012 Pemohon membuat pengaduan di Bareskrim
Polri berdasarkan No. LP/984/XII/2012/BARESKRIM tanggal 21
Desember 2012; Dilimpahkan ke polda Sumsel ditangani Direktorat Kriminal
Kusus, berdasarkan SP2HP status perkara Sidik
❑ Tanggal 21 Desember 2012 Pemohon membuat pengaduan di Bareskrim
Polri berdasarkan No. LP/985/XII/2012/BARESKRIM tanggal 21
Desember 2012. LP dilimpahkan ke polda sumsel ditangani Direktorat
Kriminal Khusus, berdasarkan SP2HP status perkara Sidik
KRONOLOGIS KASUS

Bahwa pada tahun 2013, Pihak PT. Sentosa Kurnia Energi (PT.
SKE) tidak menggubris keberatan dan penolakan PT. Gorby
Putra Utama (PT. GPU) dan bahkan tetap mengajukan
penggantian nama menjadi PT. Sentosa Kurnia Bahagia
(SKB), maka izin usaha perkebunan digabungkan menjadi luas
3000 Ha (mana data izin lokasi dan izin usaha perkebunan?) , dan
luas 860 Ha mengajukan izin tersendiri, Walaupun terdapat banyak
Penolakan dan memimbulkan konflik di lapangan dengan demikian
PT. Sentosa Kurnia Bahagia (PT. SKB) masih tetap melakukan budi
daya tanaman dan penanaman pohon sawit, sebagaimana fakta
dilapangan dikonfirmasi di lapangan bahwa pada bulan September
2022 pohon sawit tersebut sudah mulai berbuah.
KRONOLOGIS KASUS
❑Bahwa pada tahun 2014 sampai dengan 2021, antara pihak PT.
SKB dengan PT. GPU telah melakukan berbagai upaya perdamaian
yaitu melakukan mediasi, akan tetapi sampai saat ini antara kedua
belah pihak tidak ada kesepakatan perdamaian.
❑Bahwa pada tahun 2021, PT. Sentosa Kurnia Bahagia (PT. SKB)
mengajukan izin Hak Guna Usaha kepada Kantor Badan Pertanahan
Nasional Kab. Musi Banyuasin seluas ± 3000 Ha.
❑Bahwa pada tahun 2022 BPN Kab. Musi Banyuasin menerbitkan izin
HGU Nomor : 00146/Muba Desa Sako Suban Kec. Batang Hari
Leko seluas 3.859,70 Ha.
ANALISIS
• Bahwa izin HGU PT. Sentosa Kurnia Bahagia (PT. SKB) diduga
diterbitkan dengan salah satu dasar administrasi megacu adanya
surat dari PU-PR (Herman Mayor) yang merekomendasikan
agar dapat diterbitkan HGU PT. SKB dengan mengacu
kepada Permenndagri NO. 50 Tahun 2014 tentang batas
wilayah antara Musi Rawas Utara dengan Musi Banyuasin
sedangkan Fakta Hukumnya Permendagri No. 50 tahun
Tahun 2014 Telah dicabut dengan terbitnya Permendagri
No. 76 Tahun 2014 tentang Perubahan Permenndagri NO.
50 Tahun 2014 tentang batas wilayah antara Musi Rawas
Utara dengan Musi Banyuasin dan Terbitnya HGU PT. SKB juga
dijadikan alasan dengan adanya Surat Pencabutan Gugatan PT.
GPU terhadap PT. SKB pada Pengadilan Negeri Palembang.
ANALISIS
❑Bahwa proses penyidikan di Polda Sumsel sebagaimana Pasal 42
Jo. Pasal 107 UU No. 39 Tahun 2021 Tentang Perkebunan,
Dianggap Bisa memenuhi Unsur-Unsurnya hanya saja
terkendala oleh analis hukum pihak Jaksa Penuntut Umum
yang menyatakan pihak Telapor mempunyai Alas Hak
Tanah, maka Jaksa Penuntut Umum mendefinisikan bahwa
adanya sengketa keperdataan. Maka Jaksa Peneliti secara
lisan menyampaikan akan mengembalikan berkas tersebut
kepada Penyidik.
❑Bahwa proses penyidikan di Polda Sumsel sebagaimana terkait
Pasal 47 Jo Pasal 105 Undang Undang No. 39 Tahun 2021
Tentang Perkebunan terkendala dengan tafsir terhadap
pemberlakuan Undang Undang Cipta Kerja (Pendapat Ahli).
Artinya Pasal ini belum dapat diterapkan dikarenakan
adanya Pemberlakuan Undang Undang Cipta Kerja.
ANALISIS
Bahwa dalam proses penyidikan dalam dugaan tindak pidana
sebagaimana Pasal 42, Jo Pasal 107 Undang Undang No. 39
Tahun 2021 Tentang Perkebunan terkait dengan tafsir Pasal
dalam UU Perkebunan, Yaitu :
Jenis dan Perizinan Usaha Perkebunan
Pasal 41 :
1. Jenis Usaha Perkebunan terdiri atas usaha budi daya Tanaman
Perkebunan, usaha Pengolahan Hasil Perkebunan, dan usaha jasa
Perkebunan.
2. Usaha budi daya Tanaman Perkebunan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan serangkaian kegiatan pratanam, penanaman,
pemeliharaan tanaman, pemanenan, dan sortasi.
3. Usaha Pengolahan Hasil Perkebunan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan kegiatan pengolahan yang bahan baku
utamanya Hasil Perkebunan untuk memperoleh nilai tambah.
4. Usaha jasa Perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kegiatan untuk mendukung usaha budi daya tanaman
dan/atau usaha Pengolahan Hasil Perkebunan.
ANALISIS

Pasal 42 :
• Kegiatan usaha budi daya Tanaman Perkebunan dan/atau
usaha Pengolahan Hasil Perkebunan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) diatas hanya dapat
dilakukan oleh Perusahaan Perkebunan apabila
telah mendapatkan hak atas tanah dan/atau izin
Usaha Perkebunan.
ANALISIS
Pasal 107
Setiap Orang secara tidak sah yang:

a. mengerjakan, menggunakan, menduduki, dan/atau menguasai Lahan


Perkebunan;

b. mengerjakan, menggunakan, menduduki, dan/atau menguasai Tanah


masyarakat atau Tanah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat dengan
maksud untuk Usaha Perkebunan;
c. melakukan penebangan tanaman dalam kawasan Perkebunan; atau
d. memanen dan/atau memungut Hasil Perkebunan;
Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun atau denda paling banyak
Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
PENDAPAT AHLI
Bahwa menurut Keterangan AHLI PIDANA : DR. ALI DAHWIR, SH, MH (UNIVERSITAS
PALEMBANG)

Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1 ayat (2) KUHP bahwa: Bilamana ada
perubahan dalam perundang-undangan sesudah perbuatan dilakukan, maka
terhadap terdakwa diterapkan ketentuan yang paling menguntungkannya.”
Sesuai dengan kasus ini dimana telah diatur terlebih dahulu dalam UU No 18
Tahun 2004 dan kemudian UU tersebut diganti dengan UU No 39 Tahun 2014,
dan dalam aturan pidananya perbuatan tersebut baik dalam UU No 18 Tahun
2004 maupun dalam UU No 39 Tahun 2014 diancam dengan pidana penjara 5
(lima) tahun, sedangkan untuk ancaman pidana dendanya dalam UU No 18
Tahun 2004 diancam dengan denda Rp.2.000.000.000,- (dua miliar rupiah)
sementara dalam UU No 39 Tahun 2014 diancam dengan pidana denda
Rp.5.000.000.000,- (lima miliar rupiah). Maka saya berpendapat bahwa peraturan
perundangan yang diterapkan pada perkara ini adalah UU No. 18 Tahun 2004, karena
aturan pidana dalam UU ini lebih menguntungkan si tersangka salah satu asas hukum
yang sangat universal dalam hukum adalah asas legalitas, yang mana asas tersebut
mengisyaratkan bahwa Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk hanya akan
berlaku pada tindakan hukum yang dilakukan setelah peraturan itu dibentuk.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat saya katakan bahwa Permendagri No. 76
tahun 2014 tanggal 17 Oktober 2014 tidak dapat diberlakukan pada tindakan hukum
yang terjadi sebelumnya.
PENDAPAT AHLI
Bahwa menurut Keterangan AHLI PERKEBUNAN TOGU RUDIANTO, SH, MH
(KEMENTRIAN PERTANIAN RI)

a) Terhadap PT. SKB dapat dikenakan Pasal Undang-Undang Nomor 39 Tahun


2014 tentang Perkebunan sebagaimana telah diubah dalam Pasal 29 angka 12
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Pasal 107 jo pasal 42.
b) Berdasarkan Ketentuan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang
Perkebunan sebagaimana telah diubah dalam Pasal 29 angka 12 Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Pasal 42 disebutkan bahwa “Pasal 42
ayat (1) Kegiatan usaha budi daya Tanaman perkebunan dan/atau usaha
Pengolahan Hasil perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41.
ayat (1) hanya dapat dilakukan oleh Perusahaan perkebunan apabila
telah mendapatkan hak atas tanah dan memenuhi Perizinan Berusaha
terkait perkebunan dari Pemerintah Pusat.” Bahwa berdasarkan ketentuan
Pasal ini disebutkan selain wajib memiliki izin Usaha Perkebunan untuk
dapat melakukan usaha perkebunan perusahaan perkebunan wajib juga
memiliki hak atas tanah berupa Hak Guna Usaha.
PENDAPAT AHLI
Bahwa menurut Keterangan AHLI PERTANAHAN : NOOR
PUSPITA SARI, SH, M.Kn (KEMENTRIAN ATR/BPN RI)
berdasarkan Pasal 42 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014
tentang Perkebunan, diatur bahwa Kegiatan usaha budi daya
Tanaman Perkebunan dan/atau usaha Pengolahan Hasil Perkebunan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) hanya dapat
dilakukan oleh Perusahaan Perkebunan apabila telah mendapatkan
hak atas tanah dan/atau izin Usaha Perkebunan. Sejak terbitnya
Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia tanggal 27
Oktober 2016 Nomor 138/PUU-XIII/2015, maka frasa Pasal
42 tersebut di atas, diartikan sebagai ”usaha perkebunan
seharusnya baru bisa dilaksanakan setelah perusahaan
memiliki Izin Usaha Perkebunan dan Hak Guna Usaha, bukan
hanya salah satu dari keduanya”.
KESIMPULAN
Terkait LP : LPB/984/XII/2012 Tetang Undang Undang
Perkebunan terutama Pasal 41, Pasal 42 dan Pasal 107 Penyidik
Harus berkeyakinan Kuat bahwa terbukti Unsur pidananya.
Artinya dengan Peristiwa yang dilakukan oleh PT. Sentosa Kurnia
Energi (PT. SKE) Pada tahun 2012 Melaksanakan Land Clearing lahan di
Areal lahan 860 Ha yang areal tersebut berada di musirawas masuk
wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Gorby Putra Utama dimana PT. SKE
belum memiliki Izin Perkebunan. Dapat dilaksanakan Penegakan
Hukum dikarenakan Pasal 107 tidak dihapus dalam UU Cipta
Kerja. Sesuai dengan kasus ini diatur terlebih dahulu dalam UU
No 18 Tahun 2004 dan kemudian UU tersebut diganti dengan UU
No 39 Tahun 2014, Dalam aturan pidananya perbuatan menurut
UU No 18 Tahun 2004 diancam pidana penjara 5 (lima) tahun dan
dalam UU No 39 Tahun 2014 diancam pidana penjara 4 (empat)
tahun, sedangkan untuk ancaman dendanya dalam UU No 18
Tahun 2004 diancam denda Rp.2.000.000.000,- (dua miliar
rupiah). UU No 39 Tahun 2014 diancam denda Rp.4.000.000.000,-
(empat miliar rupiah).
KESIMPULAN
Bahwa selanjutnya yang diduga menjadi kendala adalah
Koordinasi dengan Pihak Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan
(tafsir kejaksaan) yang cenderung memiliki Persepsi yang
menyatakan pihak Telapor mempunyai Alas Hak Tanah,
maka Jaksa Penuntut Umum mendefinisikan bahwa
adanya sengketa keperdataan.

Bahwa ada pernyataa lisan Jaksa Peneliti yang menyatakan


Pihak Terlapor dalam hal ini PT. Sentosa Kurnia Bahagia telah
melakukan pembebasan lahan dengan membeli lahan warga
dan mempunyai alas hak tanah dalam bentuk SPHak (Surat
Pengakuan Hak) di objek perkara, Bahwa Jaksa Peneliti
cenderung menilai adanya unsur sengketa keperdataan antara
PT. Gorby Putra Utama dengan PT. Sentosa Kurnia Bahagia.
KESIMPULAN
Untuk Memperkuat Pendapat Peyidik tentunya
diperlukan penguatan tambahan Legal Opini
(Pendapat Hukum) terhadap Pendapat Ahli terutama
Pendapat Ahli Pidana, Pendapat Ahli Hukum
Administrasi, Pendapat Ahli Hukum Pertambangan
(melalui Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia),
Pendapat Ahli Hukum Geologi Pertambang.
Untuk memperkuat Peyidik juga diperlukan
komunikasi yang intensif dengan pihak Kejaksaan
menggunakan semua akses jaringan sehingga Pihak
Kejaksaan memiliki Persepsi dan Pemahaman yang
sama dengan Penyidik
RELASI DENGAN UNDANG UNDANG CIPTA KERJA
Bahwa dalam proses penyidikan dalam dugaan tindak pidana sebagaimana Pasal 47
Jo Pasal 105 Undang Undang No. 39 Tahun 2021 Tentang Perkebunan terkait
dengan tafsir terhadap pemberlakuan Undang Undang Cipta Kerja.
Pasal 47

1. Perusahaan Perkebunan yang melakukan usaha budi daya Tanaman Perkebunan


dengan luasan skala tertentu dan/atau usaha Pengolahan Hasil Perkebunan dengan
kapasitas pabrik tertentu wajib memiliki izin Usaha Perkebunan.
2. Izin Usaha Perkebunan diberikan dengan mempertimbangkan:
a. jenis tanaman;
b. kesesuaian Tanah dan agroklimat;
c. teknologi;
d. tenaga kerja; dan
e. modal.
RELASI DENGAN UNDANG UNDANG CIPTA KERJA

Pasal 105

Setiap Perusahaan Perkebunan yang melakukan usaha budi daya


Tanaman Perkebunan dengan luasan skala tertentu dan/atau usaha
Pengolahan Hasil Perkebunan dengan kapasitas pabrik tertentu yang
tidak memiliki izin Usaha Perkebunan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 47 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah).
RELASI DENGAN UNDANG UNDANG CIPTA KERJA
Bahwa KETERANGAN AHLI PIDANA PROF. DR. AGUS SURONO,
S.H.,M.H (UNIVERSITAS PANCASILA) terdapat perubahan pasal
terhadap perkara tersebut yaitu pasal 105 Jo pasal 47 UU RI Nomor 39
tahun 2014 tentang perkebunan. Bahwa Mahkamah Konstitusi
tersebut telah dianggap Inskonstitusional bersyarat
Bahwa terkait Pasal 47 Jo Pasal 105 sebagaimana disebutkan diatas
tidak dapat dilaksanakan dikarenakan Pasal tersebut masuk dalam Pasal
yang dihilangkan dan digabungkan ke Dalam Undang undang Cipta
Kerja. Walaupun Undang-Undang Cipta Kerja telah di Judicial Review Ke
Mahkamah Konstitusi dan telah dianggap Inskonstitusional
bersyarat dan pemberlakuannya tetap berlaku sembari diakukan
perbaikan dan pembenahan selama 2 (dua) tahun terhitung sejak
dibacakan Putusan Mahkamah Konstitusi bulan November 2021 s.d
November 2023. Artinya Pasal ini belum dapat diterapkan
dikarenakan adanya Undang Undang Cipta Kerja.
• Bahwa pihak Kejaksaan Tinggi telah melayangkan Surat Ke Polda
Sumsel dengan NOMOR : B – 6933 / L.6.4/Eku.1/11/2022
TANGGAL 02 NOVEMBER 2022 PERIHAL PENGEMBALIAN SPDP
LP 985.

• Bahwa pihak Kejaksaan Tinggi belum mengembalikan SPDP LP 984.


FAKTA LAINNYA
Bahwa telah dilakukan pemeriksaan objek perkara berdasarkan
Berita Acara Tempat Kejadian Perkara pada hari Kamis, tanggal
29 September 2022, dalam Laporan Polisi Nomor :
LPB/984/XII/2012 tanggal 21 Desember 2012, dan surat
Perintah Penyidikan Nomor :
SP.Sidik/52.b/VI/2022/Ditreskrimsus, tanggal 24 Juni
2022, telah mendatangi Tempat Kejadian Perakra di Lokasi Izin
Usaha Perkebunan dan Hak Guna Usaha PT. Sentosa Kurnia
Bahagia di Kec. Batang Hari leko Kab. Musi Banyuasin dan Izin
Usaha Pertembangan PT. Gorby Putra Utama di Kec. Rawas Ilir
Kab. Musi Rawas Utara serta Garis Batas Permendari No. 76
Tahun 2014 tantang Perubahan atas Pemendagri No. 50 Tahun
2014 tantang Batas Daerah Kab. Musi Banyuasin dengan Kab.
Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan.
FAKTA LAINNYA
Bahwa hasil survey tersebut ditemukan fakta bahwa Lokasi
Hak Guna Usaha PT. Sentosa Kurnia Bahagia (PT. SKB) seluas
3.859,70 Ha, berdasarkan Pemendagri No. 76 Tahun 2014
tentang Perubahan Atas Permendagri No. 50 Than 2014
tentang Batas Daerah Kab. Musi Banyuasin dengan Kab. Musi
Rawas Utara, berada dalam wilayah Administrasi Kec. Rawas
Ilir Kab. Musi Rawas Utara.
Bahwa diliat dari Peta Lampiran Berita Acara Hasil Survey
tempat kejadian perkara tanggal 29 September 2022, yang
menggambarkan bahwa wilayah izin HGU PT. Sentosa Kurnia
Bahagia (PT. SKB) berada diwilayah adminitrasi Kec. Rawas
Ilir Kab. Musi Rawas Utara dan masuk ke wilayah Izin Usaha
Pertambanggan PT. Gorby Putra Utama.
FAKTA LAINNYA
Bahwa berdasarkan Sertifikat Hak Guna Usaha PT. Sentosa
Kurnia Bahagia (PT. SKB) Nomor : 00146/Muba terletak di
Desa Sako Suban Kec. Batang Hari Leko seluas 3.859,70 Ha.
Untuk itu apakah luas wilayah Desa Sako Suban seluas
3.859,70 Ha, atau Izin Hak Guna Tersebut berada sebagian
diluar wilayah Desa Sako Suban.
Bahwa terdapat temuan di Sertifikat Hak Guna Usaha PT.
Sentosa Kurnia Bahagia (PT. SKB) pada lampiran Peta Bidang
HGU PT. SKB, yang menggambarkan bahwa Peta Bidang HGU
PT. SKB terletak dan/atau masuk ke wilayah administrasi
Kec. Rawas Ilir Kab. Musi Rawas Utara, sama persis dengan
Peta Lampiran Berita Acara Hasil Survey tanggal 29
September 2022.
FAKTA LAINNYA
Bahwa sebagaimana Peta Bidang HGU PT. Sentosa Kurnia
Bahagia (PT. SKB), sangatlah jelas menggambarkan
bahwa titik koordinat dan batas menunjukan bahwa
wilayah HGU PT. SKB diluar wilayah Kab. Musi Banyuasin,
dan masuk ke wilayah Adminitrasi Kec. Rawas ilir Kab.
Musi Rawas Utara atau masuk kewilayah Izin Usaha
Pertambangan PT. Gorby Putra Utama.
Bahwa Peta Bidang HGU PT. Sentosa Kurnia Bahagia (PT.
SKB) juga menggambarkan adanya dugaan tumpang
tindih dengan wilayah perkebunan PT. LONSUM TBK.
PASAL PASAL TAMBAHAN
Bahwa sebagai tambahan Pasal atas pengembangan penyidikan ini
dapatlah dikenakan Pasal-Pasal Tambahan dalam UU Perkebunan,
Yakni :

Pasal 55
• Setiap Orang secara tidak sah dilarang:
a. mengerjakan, menggunakan, menduduki, dan/atau menguasai Lahan
Perkebunan;
b. mengerjakan, menggunakan, menduduki, dan/atau menguasai Tanah
masyarakat atau Tanah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat dengan
maksud untuk Usaha Perkebunan;
c. melakukan penebangan tanaman dalam kawasan Perkebunan; atau
d. memanen dan/atau memungut Hasil Perkebunan.
PASAL PASAL TAMBAHAN
Pasal 106
Menteri, gubernur dan bupati/wali kota yang berwenang
menerbitkan izin usaha perkebunan yang:
a.menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan peruntukan;
dan/atau
b.menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan syarat dan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling
banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
PASAL PASAL TAMBAHAN

Bahwa selanjutnya juga dapat ditambahkan Pasal


Pasal KUHPidana dengan analisa diduga adanya
perbuatan tindak pidana dalam penerbitan alas hak
tanah sebagai dasar penerbitan Hak Guna Usaha (HGU)
PT. Sentosa Kurnia Bahagia (SKB), sebagaimana Pasal
263 KUHP, Pasal 266 KUH Jo. Pasal 55 KUHPidana
Demikianlah hasil gelar internal ini dibuat dan disampaikan
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya

Palembang, November 2022

Hormat Kami,

SOFHUAN YUSFIANSYAH, SH.


Pimpinan SHS LAW FIRM

Anda mungkin juga menyukai