pragmatik Fonologi mengkaji bunyi bahasa menurut fungsinya Morfologi mengkaji morfem dan kata Sintaksis mengkaji kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana Semantik mengkaji makna internal, baik makna leksikal maupun gramatikal Pragmatik mengkaji makna internal/lepas konteks dan makna eksternal/terikat konteks Kata bagus secara internal bermakna baik begitu pula kata presiden secara internal bermakna kepala negara.
1. Karena prestasi kerjanya yang bagus,
dia diangkat kembali menjadi dirut pada kali keduanya. 2. Presiden sedang berkunjung ke Palangkaraya, Kalteng. Kata bagus secara eksternal bukan bermakna baik.
“Bagaimana nilai Pragmatikmu, Ton?”
tanya Ayah. “Wah, nilaiku 4,5.” jawab Ton. “Oh, bagus, besok kamu jangan belajar, nonton terus saja, ya!” kata Ayah. Awas presiden datang!
Kata presiden secara eksternal bukan
bermakna kepala negara melainkan bermakna secara ironis bahwa seseorang pantas mendapat julukan sebagai presiden, karena memiliki kecenderungan suka mengatur orang lain, walaupun tidak mempunyai wewenang. Secara keilmuan, apakah manfaat mempelajari pragmatik?
Manfaat mempelajari pragmatik bukan
hanya terfokus terhadap kaidah dan standardisasi kebahasaan, melainkan agar pengembangan bahasa berdinamika progresif, bukan involutif. ✓ Sejarah Pragmatik ✓ Sebelum tahun 1950, Bloom Field mengkaji: fonemik, fonetik dan morfologi, karena makna sangat rumit untuk dikaji.Tahun 1950 kajian itu diteruskan Chomsky dalam bidang sintaksis. ✓ Pada tahun 1960, Katz mengkaji ilmu semantik. Pada tahun 1971 kajian itu diteruskan oleh Lakoff dan Ross. ✓ Pada tahun 1970, Austin dan Searle mulai mengkaji pragmatik berdasarkan pikiran atau petunjuk Charles Morris, filsuf di Amerika. Menurutnya, semiotika: sintaksis, semantik, dan pragmatik. Lalu, teori yang terkenal yaitu tindak tutur yang digagas oleh Austin sejak tahun 1962 dan juga searle 1969. Bahasa merupakan sistem tanda. Dengan demikian, maknanya dapat ditemukan dalam aktivitas sosial masyarakat. Terkait hal itu, Charles Morris berpendapat bahwa semiotika adalah ilmu tentang lambang dan tanda yang memiliki 3 cabang antara lain sintaksis, semantik, dan pragmatik. Secara khusus Austin (1962) dilanjutkan oleh Searle (1969) mengembangkan teori tindak tutur. Terima kasih
Albert Bandura dan faktor efikasi diri: Sebuah perjalanan ke dalam psikologi potensi manusia melalui pemahaman dan pengembangan efikasi diri dan harga diri