Materi Ajar
1. Definisi, manfaat, dan tujuan bahasa Jawa
2. Kesantunan dalam berbahasa Jawa
3. Definisi Sastra Jawa
4. Pembelajaran peribahasa Jawa
5. Puisi Jawa: Parikan
6. Puisi Jawa: Wangsalan
7. Puisi Jawa: Tembang,
8. Puisi Jawa modern,
9. Prosa fiksi Jawa
10.
11.
Cerita wayang
Materi Pragmatik
A. Hakikat Pragmatik
Parker (1986:11) mengemukakan pragmatik sebagai salah satu
cabang ilmu bahasa yang mempelajari bahasa secara eksternal atau
berdasarkan makna konteks. Berikut penjelasan yang diutarakan oleh
Parker.
Pragmatics is distinct from grammer, which is the study of the
internal structure or language. Pragmatics is the study of how language is
used to communicate.
Dari kutipan yang dikemukakan Parker tersebut dapat dijelaskan
bahwa
kajian
pragmatik berbeda
mengkaji tentang
darikajian tata
struktur
bahasa
internal
bahasa
yang
yang
bahasa,
mengkaji tentang
terjadi.
Misalnya,
makna tangan
panjang dan
baik bila
data
(1)
kata tangan
panjang secara
internal
maknanya
menunjukkan tangan yang berbentuk panjang. Kata baik pada data (2)
secara internal bermakna sifat yang bagus atau santun. Akan tetapi,
secara
eksternal
bila
dilihat
dari
penggunannya,
kata tangan
Sepertinya
tetangga
kita
itu,
terkenal tangan
mmmmmmmmmmmMertuanya
saja
kemarin
diusir
dari
dialog
(3)
tersebut
secara
eksternal
kata panjang
bahasa yang tidak bisa terlepas dari unsur fonologi, morfologi, sintaksis,
dan semantik.
Dari beberapa pendapat ahli bahasa tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pragmatik merupakan salah satu cabang ilmu bahasa yang
mengkaji makna suatu bahasa ditinjau dari penggunaan bahasa dalam
berkomunikasi atau terkait dengan konteks (eksternal) ketika bahasa
digunakan dalam berkomunikasi.
B. Sejarah Lahirnya Pragmatik
Bahasa sebagai sesuatu yang bersifat abstrak dan manasuka sulit
untuk diterjemahkan. Begitupun kaum strukturalis mengalami hambatan
dalam memaknai bahasa ketika dihadapkan pada suatu konteks. Pada
tahun-tahun sebelumnya, khususnya tahun 1930-an, linguisitk menurut
kaum struktural dianggap hanya mencakup fonetik, morfologi, dan
fonemik. Kemudian, pada era Bloomfield, kajian sintaksis dengan segala
sesuatu
yang
berkaitan
dengan
makna
dikesampingkan
dalam
pragmatic,
Morris
mendasarkan
pemikirannya
berdasarkan
tentang
tanda-tanda
dengan
objeknya,
dan
pragmatika
sifat
akustiknya.
berdasarkan
fungsinya.
Sedangkan
Morfologi
fonologi
meneliti
dikatakan
bunyi
sebagai
bahasa
ilmu
yang
bahwa kehadiran
pragmatik
pragmatik
disebabkan
dapat
kerena
dari
simbol-simbol
bahasa.
Sementara
itu,
Para
penganut
pragmatik
berpandangan
bahwa
suatu
hubungan yang melibatkan dua segi (dyadic), seperti pada kalimat (1)
sedangkan pragmatik menganggap makna sebagai suatu hubungan yang
melibatkan tiga segi (triadic), sebagaimana tercermin pada kalimat (2) di
atas. Dengan demikian, dalam pragmatik makna diberi definisi dalam
kaitannya
dengan
penutur,
sedangkan
dalam
semantik
makna
dengan
menunjukkan
kegagalan-kegagalan
atau
kelemahan
Sedangkan
pragmatik
membicarakan
makna
dengan
ujaran
semisal:
Gadis
itu
cantik,
semantik
hanya
mengkaji
bahasa
dan
faktor-faktor
yang
berkaitan
dengan
dan
linguistik
terutama
analisa
wacana
(discourse
analisa
wacana
dibicarakan
lebih
dalam
pada
bagian-bagian
selanjutnya.
E. Obyek Kajian Pragmatik
Pada uraian sebelumnya telah dikemukakan bahwa pragmatik
mengacu pada kajian penggunaan bahasa yang berdasarkan pada
konteks. Bidang kajian yang berkenaan dengan hal itu yang kemudian
lazim
disebut
bidang
kajian
pragmatic
adalah
deiksis
(dexis),
1. Deiksis (Dexis)
Deiksis adalah gejala semantik yang terdapat pada kata atau
konstruksi
yang
hanya
dapat
ditafsirkan
acuannya
dengan
diketahui
tempat
kapan
berkenaan
kalimat
dengan
itu
penggunaan
diucapkan.
keterangan
dimana
kalimat
itu
diujarkan.
tersebut
ditentukan
batas-batasannya
berdasarkan
selain
dari
makna
yang
dinyatakan
dengan
hakim
tersebut
menandai
dihukumnya
terdakwa.
lokusioner
(locutionary
meaning)
dan
makna
dari
pernyataan
tersebut
terhadap
untuk
dan
melakukan
perintah.
sesuatu
Contoh:
seperti
Silahkan
saran,
duduk!.
tidak
gramatikalnya,
dapat
tetapi
ditentukan
juga
dari
hanya
konteks
dari
bentuk
digunakannya
Bandingkan
diucapkan
seorang
kedua
tamu
ujaran
kepada
berikut
tuan
ini,
yang
rumahnya:
untuk
implikatur
percakapan
tidak
(3)
Maksim
Hubungan:
Berbicaralah
yang
Berbicaralah
dengan
teratur.
Pengingkaran
terhadap
maksim-maksim
di
atas
Arti
tambahan
itu
merupakan
implikatur
hubungan
(berbicaralah
yang
relevan).
menafsirkan
bahwa
kata-kata
tidak
hanya
merupakan
salah
unsur-unsur
di
satu
luar
bidang
bahasa
kajian
bahasa
(konteks)
di
yang
dalam
pengkajiannya.
Dalam pragmatik, pengkajian bahasa didasarkan pada penggunaan
bahasa
bukan
pada
struktural
semata.
Konteks-konteks
yang
Dari
pendapat
tersebut
terlihat
jelas
bahwa
orientasi
mengemukakan
beberapa
faktor
penentu
dalam
konteks,
jalur,
media,
dan
peristiwa.
Senada
dengan
Suyono
mengemukakan
tiga
konsep
dasar
dalam
akan
sangat
membantu
dalam
pengajaran
bahasa
mencapai
kualitas
diorientasikan
pragmatis,
sehingga
pada
pencapaian
pengguna
(dalam
kualitas
yang
hal
siswa)
ini
bersifat
dapat
berbahasa,
pembuat
kurikulum,
atau
program
dan
konteks.
Dari
program,
materi
(bahan),
ragam
bahasa,
dan
menciptakan suatu situasi dan konteks yang sesuai jelas tidak dapat
dihindarkan ketika target akhir dari pembelajaran bahasa adalah
siswa mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai
dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis (BSNP,
2006).
Ada juga pendapat lain yang lebih jauh merambah aspek lain di luar
berdasarkan
pada
dimensi
kultural
karena
dalam
Pengajaran
itu
difokuskan
pada
kemahiran
sangat
bahasa
membantu
yang
dalam
dilakukan,
mengarahkan
terutama
pada
proses
tataran
kompetensi
berbahasa
baik
secara
lisan
maupun
tulis.
Pembelajaran
bahasa
Indonesia
diarahkan
untuk
meningkatkan
baik
dan
benar,
baik
secara
lisan
maupun
tulis,
serta
mencapai
suatu
kemampuan
berkomunikasi
secara
baik,
berorientasi
Dalam
kurikulum
pada
yang
tindak
terbaru
komunikasi
ini,
dalam
secara
pembentukan
praktis.
arahan-
tindak
komunikasi
(pragmatik).
Standar
kompetensi
dan
komunikasi
praktis.
Dalam
pembelajaran
pada
empat aspek
kemampuan untuk
standar
kompetensinya
yaitu
mengungkapkan
pikiran,
hal
ini
memprektekan
guru
memberi
kompetensi
arahan
tersebut.
materi
Dalam
sebelum
siswa
arahannya
guru
orang lain haruslah kita memahami situasi yang ada dalam forum itu.
Dari materi ini jelaslah bahwa unsur-unsur di luar bahasa mulai
diperhatikan,
dengan
kata
lain
kemampuan
pragmatik
mulai
(mengacu
pada
kajian
pragmatik).
diharapkan
untuk
belajar
menghadapi
situasi
tertentu.
tepat
pada
suatu
situasi
yang
diciptakan
tersebut.
bagaimana
berkomunikasinya
pilihan
tercapai
kata
atau
yang
tidak,
digunakan,
dan
tujuan
sebagainya.
mendapatkan
pengalaman
belajar.
Lebih
jauh
lagi
siswa