Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU

SKALA MIKRO DI PANTAI SELATAN JAWA


Afief Rahman Hakim
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas
Pendidikan Indonesia

1. Pendahuluan
Penggunaan batu bara di Pulau Jawa sebagai sumber energi pembangkit listrik di
indonesia banyak memberikan dampak negatif seperti pencemaran udara dan dampak
negatif lainnya (Budoyo, 2005). Untuk itu diperlukannya energi terbarukan yang bisa
dimanfaatkan untuk memenuhi pasokan listrik sebagai pengganti sumber energi batu bara
(Trianisa, dkk.,2020). Salah satu yang menjadi potensi di Pulau Jawa yaitu terdapat di
daerah Pantai Selatan, dengan memanfaatkan angin yang sangat besar hal ini menjadi
potensi untuk pengembangan energi terbarukan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
(PLTB) (Antonov dan Wahyudi,2018). Sumber energi yang tidak akan habis ini dapat
dimanfaatkan dan disebarkan secara luas dan melimpah (Maidi dan Pribadya,2015).
Berdasarkan data yang didapat dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN) di 120 titik di Indonesia memiliki kecepatan angin sebesar 5 m/s, daerah
tersebut diantaranya Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan
Pantai Selatan Jawa (Maidi,2016). Untuk menghasilkan daya listrik dengan menggunakan
kincir TSD 500 jenis billah inversedtaper minimum daerah tersebut harus memiliki
kecepatan angin diatas 2,5 m/s (Simamora, dkk.,2019) Pembangkit Listri Tenaga Bayu
(PLTB) menjadi sebuah energi terbarukan yang memiliki efisiensi tinggi serta ramah
lingkungan dibandingkan dengan energi konvensional seperti batu bara (Adhi, 2019).
Prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yaitu memutar turbin angin
dengan dorongan angin, sehingga alternator menghasilkan tegangan listrik (Mirza dkk.,
2019).

Anda mungkin juga menyukai