Anda di halaman 1dari 10

Seminar Nasional AVoER XI 2019

Palembang, 23-24 Oktober 2019


Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

PEMETAAN DAN KARAKTERISASI POTENSI ENERGI PANASBUMI SUMATERA


SELATAN DENGAN PENGINDERAAN JARAK JAUH (INDERAJA)

A.Suherman1*, U.A.Prabu1, H.Waristian1, Ryan P.1 dan Sahrul M.1

1
Teknik Pertambangan, Universitas Sriwijaya, Palembang
*
Corresponding author: adgsuherman@gmail.com

ABSTRAK: Indonesia memiliki cadangan panasbumi 29.000 MW yang merupakan 40% dari cadangan dunia. Sumatera
memiliki cadangan panasbumi 10% dari cadangan Indonesia. Pemanfaatan panasbumi Indonesia hingga kini baru 4%
dari cadangan yang tersedia, termasuk di Sumatera Selatan. Dalam pemanfaatan energi panasbumi masih terkendala
dengan masalah lingkungan karena umumnya potensi panasbumi terletak di kawasan hutan lindung Oleh karenanya
pengembangan teknik eksplorasi dan eksploitasi panasbumi diperlukan agar tidak mengganggu ekosistem lingkungan.
Teknik inderaja sangat potensial untuk digunakan dalam kegiatan eksplorasi panas bumi. Teknik ini selain ekonomis
karena dapat meliput area yang luas, juga dapat digunakan untuk akses area yang sulit, seperti hutan lebat, rawa dan lain-
lain, tanpa gangguan lingkungan yang signifikan. Teknik ini dapat mendeteksi langsung atau tidak langsung alterasi
mineral, anomali temperature dan kerapatan vegetasi akibat panasbumi. Bahkan teknik ini dianjurkan untuk monitoring
jangka panjang dari pemanfaatan panas bumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan teknik pemetaan potensi
dan karakterisasi panasbumi dengan metoda Inderaja. Empat indikator telah digunakan dalam penelitian ini yaitu densitas
dan orientasi kelurusan , alterasi hidrothermal, suhu permukaan tanah (LST) dan kerapatan vegetasi yang diperoleh dari
Landsat 8 OLI/TIRS dan ASTER. Hasil penelitian menunjukkan bahwa densitas dan orientasi kelurusan serta alterasi
sangat korelatif dengan sebaran potensi dan karakter panasbum, sedangkan suhu permukaan tanah dan kerapatan vegetasi
belum menunjukkan korelasi yang baik, kecuali menunjukkan anomali pada area manifest panasbumi.

Kata Kunci: panasbumi, kelurusan, alterasi, LST, vegetasi.

ABSTRACT: Indonesia has 29,000 MW of geothermal reserves which is 40% of the world's reserves. Sumatra has
geothermal reserves of 10% of Indonesia's reserves. Utilization of Indonesia's geothermal resources up to now is 4% of
available reserves, including in South Sumatra. In the utilization of geothermal energy is still constrained by
environmental problems because of the potential of geothermal in protected forest areas. Therefore, the development of
geothermal exploration and exploitation techniques is needed so that there is no environmental ecosystem. Remote
sensing techniques are very potential to be used in geothermal exploration activities. This technique is not only
economical because it can cover a large area, can also be used for access to difficult areas, such as dense forests, swamps
and others, without significant environmental disturbances. This technique can extract geological structure, detect
directly or indirectly mineral alterations, anomaly temperatures and vegetation density due to geothermal. More about
this technique is recommended for long-term monitoring of geothermal use. This research developed a mapping technique
of geothermal potential and characterization using the remote sensing method. Four indicators have been used in this
study, namely density and orientation of lineaments, hydrothermal alteration, soil surface temperature (LST) and
vegetation density obtained from Landsat 8 OLI / TIRS and ASTER. The results showed that the density and orientasion
of lineaments were very correlative with the distribution and character of geothermal potential, while the surface
temperature of the soil and the density of vegetation had not shown good correllation, except showing anomalies in the
area of geothermal manifestations.

Keywords: geothermal, lineament, alteration, LST, vegetation.

PENDAHULUAN 10% setiap tahunnya. Negara membutuhkan penambahan


kapasitas tenaga listrik sebanyak 6 (enam) Giga Watt setiap
Indonesia adalah salah satu dari negara berkembang tahun. Ratio kelistrikan Indonesia, yaitu presentasi rumah
yang menghadapi peningkatan permintaan energi listrik tangga Indonesia yang sudah terhubung dengan listrik

1138
A. Suherman, et al.

adalah sekitar 80,38% di Tahun 2013 (www.Indonesia htps;//economy.okezone.com). Untuk itu pemerintah
Investment.com). Pemerintah Indonesia dalam Undang- bersama universitas menggalakkan penelitian dan
Undang Nomor 21 Tahun 2014 menjelaskan bahwa untuk pendataan energy baru dan terbarukan termasuk panas
memanfaatkan secara optimal energi panas bumi bagi bumi, untuk melakukan studi kelayakan teknis, regulasi dan
pembangkitan listrik, untuk mengurangi kebergantungan ekonomi. (https://economy.okezone).
kepada bahan bakar fosil yang cadangannya semakin Dalam pemanfaatan sumberdaya panas bumi perlu
menipis, mahal dan tidak ramah lingkungan dikembangan teknologi eksplorasi dan eksploitasi agar
(www.GerssNews.com). tidak mengganggu ekosistem. Pemanfaatan panas bumi,
Panas bumi merupakan sumberdaya energi baru dan terlebih kegiatan di lahan konservasi yang tidak diimbangi
terbarukan yang ramah lingkungan. Indonesia memiliki teknik yang benar akan berdampak buruk terhadap
cadangan sumberdaya panas bumi sebesar 28.617 MW, lingkungan sekitar, dan secara umum berdampak buruk
yang merupakan 40% dari total cadangan panas bumi dunia bagi bumi. Kegiatan pengeboran, konstruksi dan operasi
(https://finance detic.com/energy). Hingga kini pemanfaatan panas bumi selain akan bermanfaat juga akan
pemanfaatan sumberdaya energy ini baru mencapai 4% dari berdampak besar bagi kelangsungan hidup sumberdaya
cadangan yang tersedia. Pada triwulan 1 tahun 2018, yang lain. Kegiatan eksplorasi perlu direncanakan
kapasitas terpasang adalah 1.924,5 MW yang merupakan sedemikian rupa agar hasilnya maksimal dengan dampak
terbesar dunia kedua setelah Amerika, 3.093 MW, dan yang minimal. Oleh karena itu, kajian terhadap sistem
Philipina di tempat ketiga 1904 MW (Media Center, panas bumi, termasuk geologi, geofisika, geokimia,
ESDM). Pembangkit listrik yang sudah beroperasi di inderaja serta displin lain yang berkaitan adalah sangat
Indonesia adalah PLTP Sibayak (Sumatera Utara), PLTP penting untuk menentukan titik sumber energy yang terbaik
Salak (Jawa Barat), PLTP Dieng (Jawa Tengah), dan PLTP (https://geothermalindonesia).
Lahendong (Sulawesi Utara). Pemerintah terus melakukan Teknik inderaja selain ekonomis karena dapat meliputi
pengembangan pemanfaatan panas bumi di seluruh area yang luas, juga dapat dipergunakan untuk akses area
wialayah Indonesia, diantaranya di Hulullais (Bengkulu), yang sulit, termasuk di hutan lebat, rawa dan lain-lain tanpa
Lumut Balai (Sumatera Selatan), Sungai Penuh (Jambi), ganguan lingkungan yang signifikan. Inderaja banyak
Seulawah (Aceh) dan Lawu (Jawa Tengah) diaplikasikan di kehutanan (Yousf dan Bijker, 2000).
(https://republika.co.id). Teknik inderaja sangat potensial untuk digunakan sebagai
Sumatera Selatan memiliki 10% dari cadangan panas bagian integral dari eksplorasi panas bumi (Meer dkk.,
bumi tanah air atau sekitar 2.095 MW di dua lokasi, yaitu 2014). Teknik ini dapat mendeteksi secara langsung atau
Rantau Dedap dan Lumut Balai. Keduanya sudah masuk tidak langsung potensi panas bumi menggunakan alterasi
tahap eksplotasi dan sebentar lagi terhubung dengan mineral, anomali temperature, arus panas dan geobotanika.
jaringan PLN. Cadangan panas bumi tersebut tersebar di Inderaja dapat juga memetakan deformasi permukaan, sesar
beberapa wilayah kerja penambangan panas bumi (WKP), dan emisi gas. Selain itu inderaja dapat dipergunakan untuk
yaitu di WKP Danau Ranau (210 MW), Lumut Balai (350 monitoring jangka panjang pada sistem panas bumi
MW), Margabayur (194 MW), Rantau Dedap (193 MW), terhadap manifestasinya di pemukaan dan hubungannya
Tanjung Sakti (70 MW) dan Wai Selabung (70 MW) dengan bawah permukaan bumi (Meer dkk. 2014, Pickles
(www.panasbuminews.com). dkk. 2001).
Upaya untuk eksplorasi energi panas bumi menghadapi Dalam penelitian yang terdahulu sudah banyak
banyak kendala. Kendala tersebut antara lain biaya instalasi penggunaan teknik inderaja untuk memetakan dan
yang mahal. sulitnya akses ke lokasi karena berada di karakeritasi potensi panasbumi, namun belum ada
tengah hutan, kurangnya minat investor dan kurangnya penelitian yang secara eksplisit membuat korelasi antara
sumberdaya manusia yang ahli dalam eksplorasi panas hasil penelitian dengan teknik inderaja dengan hasil analisis
bumi. Sumberdaya panas bumi sering berada di kawasan ground survai termasuk analisis kimia sampel air dan
hutan suaka alam dan hutan konservasi, sehingga sulit batuan di sekitar potensi panas bumi. Dengan demikian
untuk akses ke lokasi. Investasi pembangkitan listrik panas kebaharuan dari penelitian ini adalah memetakan dan
bumi membutuhkan US$ 5 (lima) juta/MW, sedangkan karakterisasi potensi panas bumi dengan teknik inderaja dan
proyek pembangunan pembangkit listrik panas bumi hasil analisis ground survai yang berujung pada analisis
memerlukan waktu yang lama dan resiko yang besar korelasi antara hasil keduanya.
sehingga investor kurang tertarik (Agung, 2015). Secara Berdasarkan uraian sebelumnya, penelitian ini
umum, masalah yang dihadapi dalam bisnis panas bumi merumuskan masalah yang perlu dikaji dalam penelitian ini
adalah, regulasi dan perizinan, tariff dan dukungan finansial adalah sebagai berikut :
serta ketersediaan SDM dan teknologi
(www.protalindonesianews.com,

1139
Pemetaan dan Karakterisasi Potensi Panasbumi Sumatera Selatan dengan Inderaja

1. Penyelidikan jenis dan teknik pengolahan citra satelit Menurut UU No. 21 Tahun 2014 Tentang Panas Bumi,
yang baik untuk memetakan manifestasi dan Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung
karakteristik potensi panas bumi. di dalam air panas, uap air, serta batuan bersama mineral
2. Penyelidikan teknik akusisi dan pengolahan citra ikutan dan gas lainnya yang secara genetik tidak dapat
drone dengan kamera visible dan infrared yang lebih dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi. Sistem panas
baik untuk memetakan manifestasi dan karakteristik bumi bertemperatur tinggi di daerah vulkanik bermedan
potensi panas bumi daripada hasil pengolahan citra terjal seperti yang umum terdapat di Indonesia (Gambar
satelit. 1). Tampak struktur panas, jenis-jenis fluida, serta
3. Penyelidikan korelasi hasil pengolahan citra satelit penyebaran aneka manifestasi panas bumi.
dan drone dengan hasil ground survai (meliputi (http://panasbumi.sulutprov.go.id, 2016).
pengukuran suhu, uji laboratorium pada sampel
permukaan dan bawah permukaan serta data
pendukung lainnya).
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas maka
tujuan penelitiann ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis jenis citra dan teknik pengolahan citra yang
baik untuk memetakan maifestasi dan karakteristik
potensi panas bumi.
2. Analisis teknik akusisi dan pengolahan citra drone
dengan kamera visible dan infrared yang lebih baik
untuk memetakan manifestasi dan karakteristik
potensi panas bumi daripada hasil pengolahan citra Gambar 1 Sistem energi panas bumi
satelit.
3. Analisis korelasi hasil pengolahan citra satelit dan Sistem panas bumi yang terbentuk di kulit bumi
drone dengan hasil ground survai (meliputi memiliki lima komponen utama seperti diuraikan berikut
pengukuran suhu, uji laboratorium pada sampel ini.
permukaan dan bawah permukaan serta data
pendukung lainnya). Sumber Panas
Adapun manfaat Penelitian
1. Mendapatkan ilmu pengetahuan teknik akusisi Pembentukan sumber panasbumi memerlukan panas
manifestasi dan karakterisasi potensi panas bumi asal yang akan membentuk perputaran (cycle) fluida
dengan metoda inderaja. hidrothermal dalam bentuk perbandingan uap dan
2. Mendapatkan teknik eksplorasi sumberdaya panas airpanas. Massa panas ini dapat berupa :
bumi yang murah dan akurat tanpa gangguan a. Massa panas padat, berupa berbagai macam batuan
lingkungan yang signifikan. yang bersifat pembawa atau penghantar panas
3. Memperkaya informasi mengenai prospek dan (matriks batuan) hasil kontak yang berasal dari
cadangan panas bumi Sumatera Selatan. aktivitas volkanik, seperti batuan ekstrusif maupun
batuan intrusif.
b. Massa panas cair, dapat sebagai fluida pembawa atau
SISTEM PANASBUMI penghantar panas (out flow dan down flow sumber
panasbumi yang berkaitan dengan proses kontaminasi
Panas Bumi atau Geothermal adalah energi panas air tanah) dari daur panasbumi dan pengaruh struktur
yang berasal dari dalam bumi. Energi panas bumi ini geologi (penekanan) sistem hidrologi yang terjebak
berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi, yang terjadi pada perlapisan batuan.
sejak bumi ini diciptakan. Energi panas bumi termasuk c. Massa panas mineral radioaktif, timbul dari decay
energi baru dan terbarukan, bersifat ekonomis dan ramah mineral-mineral radioaktif yang terdapat dibagian
lingkungan, namun terbatas hanya pada dekat area pluton.
perbatasan lapisan tektonik. Sumberdaya energi panas d. Reaksi kimia (eksotermik).
bumi dapat ditemukan pada air dan batuan panas di dekat
permukaan bumi sampai beberapa kilometer di bawah Fluida
permukaan. Bahkan jauh lebih dalam lagi sampai pada
sumber panas yang ekstrim berupa batuan yang mencair Fluida berfungsi sebagai media penyimpan panas dan
atau magma. mengalirkan panas dari sumber panas ke permukaan

1140
A. Suherman, et al.

bumi. Manifestasi adanya aliran panas tersebut di KARAKTERISASI POTENSI PANASBUMI


permukaan bumi dapat berupa mata air, fumarol, solfatara
maupun mud volcano.Interaksi antara fluida hidrotermal Temperatur
dengan batuan mengakibatkan perubahan komposisi
batuan. Hasil dari ubahan (alterasi) hidrotermal tersebut Besaran temperature merupakan karakteristik panas
tergantung pada beberapa faktor, yaitu suhu, tekanan, bumi yang sangat penting. Temperatur yang dimaksud
jenis batuan asal, komposisi fluida atau tingkat keasaman adalah temperatur bawah permukaan (pada reservoir).
fluida, dan lamanya interaksi antara fluida panasbumi Besaran tersebut menentukan dapat disetarakan dengan
denganbatuan asal (Browne, 1984). Fluida yang berasal besaran entalphi dari reservoir tersebut yang menentukan
langsung dari reservoir panasbumi berupa air klorida, katagori reservoir tersebut apakah entalphi rendah, sedang
yaitu air atau fluida panasbumi yang mempunyai atau tinggi. Pada akhirnya besaran temperatur dan
kandungan anion utama berupa klorida, bersifat netral entalphi tersebut dapat disetarakan dengan kapasitas MW
atau sedikit asam (dipengaruhi oleh jumlah CO2 terlarut). untuk pembangkit listrik dari reservoir tersebut.
Dalam kegiatan eksplorasi pendahuluan dan proses
Batuan Reservoir pengembangan lapangan panas bumi, kandungan fluida
panas bumi sangat berguna untuk memberikan perkiraan
Batuan reservoir yaitu sebagai batuan yang bertindak mengenai karakteristik reservoir panas bumi. Kandungan
sebagai tempat terakumulasinya fluida panasbumi (uap, fluida panas bumi dapat memberikan gambaran mengenai
airpanas). Zona ini tersusun oleh batuan yang bersifat temperatur dan jenis reservoir serta tipe fluida panas
permeabel. Reservoir panasbumi yang produktif harus bumi. Konsentrasi dari unsur-unsur fluida panas bumi
memiliki porositas dan permeabilitas yang tinggi, dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan temperatur
mempunyai geometri yang besar, suhu tinggi, dan resevoir panas bumi dengan menggunakan persamaan
kandungan fluida yang cukup. geotermometer.

Batuan Penudung Jenis dan Tipe Fluida Reservoir

Batuan penudung (cap rock) merupakan zona yang Ada beberapa jenis reservoir panas bumi, yaitu
tidak lolos atau kedap air (impermeable) atau reservoir hidrothermal (hydrothermal reservoir),
permeabilitas rendah yang disusun oleh berbagai jenis reservoir bertekanan tinggi (geopressured reservoir),
batuan dan berada di atas batuan reservoir, berfungsi reservoir batuan panas kering (hot dry rock reservoir) dan
mencegah konveksi fluida reservoir yang panas ke luar reservoir magma (magma reservoir) (N.M. Saptadji,
permukaan. Dimana batuan ini bertindak sebagai 2009). Dari keempat reservoir tersebut, reservoir panas
perangkap sumber-sumber panasbumi uap dan air panas. bumi yang paling banyak dimanfaatkan hingga saat ini
Pada umumnya pengaruh ubahan hidrothermal cukup adalah reservoir dari sistim hidrothermal, yaitu sistim
intensif berlangsung pada zona ini, sehingga sangat panas bumi dimana reservoirnya mengandung uap, air
penting untuk menginterpretasikan sifat-sifat fisik atau campuran keduanya, tergantung tekanan dan
tertentu, seperti densitas dan daya hantar listrik atau temperatur reservoirnya. Apabila temperatur reservoir
kemagnetan. Zona ini tidak selalu terbentuk oleh tekstur lebih rendah dari temperatur saturasi atau temperatur titik
batuan kedap air tetapi dapat pula oleh pengaruh ubahan didih air pada tekanan reservoir tersebut, maka maka
hidrothermal atau disebut sebagai tertudung sendiri oleh fluida hanya terdiri dari satu fasa saja, yaitu air. Apabila
aktivitasnya, akibat dari pengersikan maupun pengisian temperatur lebih tinggi dari temperatur saturasi atau
mineral silika atau mineral lempungan. temperatur titik didih air pada tekanan reservoir tersebut,
maka fluida hanya terdiri satu fasa saja yaitu uap. Pada
Permeabilitas kondisi tersebut, uap disebut sebagai superheated steam.
Apabila tekanan dan temperatur reservoir sama dengan
Permeabilitas berkurang karena pengendapan atau tekanan dan temperatur saturasi air maka fluida terdiri
pembentukan mineral hidrotermal, akan tetapi aktivitas dari dua fasa, yaitu campuran uap dan air.
tektonik membantu untuk membuka kembali rekahan- White (1967) berpendapat, bahwa fluida panas
rekahan yang menjadi jalan bagi fluida panasbumi (zona bumi yang terkandung dalam reservoir hidrothermal
permeabel) (Utami dan Browne 1999). berasal dari air permukaan, antara lain air hujan (air
meteorik) yang meresap masuk ke bawah permukaan dan
terpanaskan oleh suatu sumber panas (Gambar 1). Air
tersebut akan masuk melalui rekahan-rekahan kedalam

1141
Pemetaan dan Karakterisasi Potensi Panasbumi Sumatera Selatan dengan Inderaja

batuan permeabel. Apabila disekitar batuan tersebut dikembangkan untuk eksplorasi geothermal di daerah
terdapat sumber panas, maka panas akan dirambatkan lainnya di Sumatera Selatan.
melalui batuan (secara konduksi) dan melalui fluida
(secara konveksi). Perpindahan panas secara konveksi
pada dasarnya terjadi karena gaya apung (bouyancy).
Air karena gaya gravitasi selalu mempunyai
kecenderungan untuk bergerak kebawah, akan tetapi
apabila air tersebut kontak dengan suatu sumber panas
maka akan terjadi perpindahan panas sehingga
temperatur air menjadi lebih tinggi dan air menjadi
lebih ringan. Keadaan ini menyebabkan air yang lebih
panas bergerak ke atas dan air yang lebih dingin bergerak
turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus Gambar 2 Peta lokasi daerah penelitian
konveksi.
Jenis reservoir/sistim panasbumi dapat diperkirakan Geologi Daerah Penelitian
dari landaian tekanan dan temperatur hasil pengukuran
di dalam sumur. Dari data tekanan dan dengan Geologi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar
menggunakan Tabel Uap, selanjutnya ditentukan 3. Prospek panas bumi Rantau Dedap terletak di antara
temperatur saturasi atau temperatur titik didih. zona Sesar Besar Sumatera Selatan (SBS) dan sesar
Temperatur saturasi kemudian diplot terhadap reregional lain yang parallel dengan SBS dan diduga
kedalaman. Kurva biasa disebut sebagai “Kurva BPD”, memiliki sejarah kejadian yang sama. Zona SBS adalah
dimana BPD adalah singkatan dari Boiling Point with salah satu bukti dari zona subduksi sepanjang pulau
Depth. Penentuan jenis reservoir selanjutnya ditentukan Sumtaera. Pulau Sumatera dibentuk oleh subduksi
dengan cara sebagai berikut: lempeng benua Sundaland dengan lempeng samudea
1. Apabila landaian temperatur dari pengukuran di India-Australia. Subduksi tersebut membentuk aktivitas
sumur terletak di sebelah kiri kurva BPD, maka fluida magmatic tertiary sekarang dan mengeontrol aktivitas
hanya terdiri dari satu fasa saja, yaitu air. vulakanisme / gunung berapi di Pulau Sumatera.
2. Apabila landaian temperatur dari pengukuran sumur
terletak disebelah kanan dari kurva BPD, maka fluida
hanya terdiri satu fasa saja, yaitu uap.
3. Apabila landaian temperatur berimpit dengan kurva
BPD maka fluida terdiri dari dua fasa, yaitu uap
dan air.

METODOLOGI

Lokasi Penelitian
Gambar 3 Peta geologi daerah penelitian
Untuk penelitian tahap pertama, studi kasus pertama
dipilih lokasi penelitian di daerah Rantau Dedap Provinsi Struktur geologi di daerah penelitian terutama
Sumatera Selatan. Secara administratif lapangan panas dikontrol oleh rekahan-rekahan yang terbentuk akibat
bumi ini sebagian besar termasuk dalam Kabupaten sesar Sumatera. Struktur geologi regional yang
Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Daerah mengontrol Pulau Sumatera adalah Sesar Semangko
penelitian merupakan daerah yang memiliki potensi panas (Sumatera Fault System). Keberadaan sesar Semangko
bumi yang berhubungan dengan system vulkanik dan ini memicu aktivitas vulkanik dan keluarnya mata air
terletak pada Provinsi Sumatera Selatan (Gambar 2). panas disekitar zona sesarnya.
Lapangan panas bumi Rantau Dedap adalah lapangan
panas bumi milik PT. Supreme Energy yang memasuki Metodologi Penelitian
tahap eksplorasi. Penelitian dalam tahap eksplorasi ini
dilakukan untuk mengetahui karakteristik sistem panas Kerangkan kegiatan penelitian dapat dilihat pada
bumi daerah penelitian sehingga dapat dimanfaatkan dan Gambar 4. Pengolahan citra satelite dilakukan pada fase
pemetaan regional untuk memperoleh sebaran prospek

1142
A. Suherman, et al.

secara menyeluruh. Selanjutnya dilakukan pemilihan Tabel 1Data citra yang dikumpulkan
prospek panas bumi berdasarkan anomali temperature,
alterasi dan vegetasi. Setelah itu dilakukan pengambilan CITRA Path/ Tanggal
citra drone dan sample air dan batuan pada prospek yang Row
dipilih, diikuti dengan pengujian sample tersebut. Landsat 8 125/63 15-10-2019
Kemudian dilakukan karakterisasi dari prospek panas 125/63 24-05-2018
bumi yang dipilih sehingga diperoleh peta temperature
125/63 06-06-2017
dan karakeristik jenis dan tipe fluida reservoir dari propek
125/63 06-08-2016
panas bumi yang dipilih.
125/63 15-10-2017
Aster - 31-10-2015

Pengolahan Data

Pengolahan data meliputi pengolahan citra satellite


untuk deteksi indikasi permukaan seperti rembesan gas
metana, alterasi mineral dan perubahan vegetas serta
gejala geologi termasuk analisis fraktur yang berkenaan
dengan keberadaan panasbumi. Didalam pengolahan data
memerlukan software seperti ERDAS, ENVI, SNIFT,
GIS, Agisoft Photoscan, Global Mapper untuk preparasi
dan pengolahan data citra dan drone. Preparasi dari
meliputi koreksi atmospherik dan koreksi geometric,
sedangkan pengolahan data adalah image enhancement
hingga diperoleh deteksi yang diharapkan. Dalam hal ini
perlu diperhatikan bahwa obyek rembesan gas dan tanah
serta tumbuhan yang terperuh mungkin hanya sebuah
luasan kecil. Selain itu perbedaan spektra mungkin sangat
halus. Untuk itu teknik enchancement untuk deteksi
obyek yang dicari dengan menggunakan software tersebut
akan sangat penting. Selain itu mengadakan kerjasama
Gambar 4 Kerangka kegiatan penelitian dengan universitas lain yang memiliki lisensi software
tersebut.
Pengumpulan Data
Penentuan Temperatur Panas Bumi
Data primer yang perlu dikumpulkan adalah citra
satelit pada pemetaan global, pengambilan citra drone, Citra Landsat 8 saluran band termal diolah untuk
sample dan hasil uji sampel pada pemetaan dan menghasilkan peta wilayah potensi panas bumi
karakterisasi detil reservoir. Selain itu diperlukan data menggunakan perangkat lunak ArcGIS 10.3. Tahap
pendukung atau data sekunder antara lain data geofisika pengolahan pertama dimulai dengan koreksi citra berupa
dan geokimia permukaan dan bawah permukaan (log koreksi radiometrik dan atmosferik untuk menghilangkan
sumur, geokimia inti bor dan lain-lain) kesalahan dan mengembalikan nilai pixel yang
Data yang sudah terkumpul sampai kemajuan laporan sebenarnya. Persamaan yang digunakan dalam
ini meliputi data primer berupada data citra Landsat 8 dan pengolahan koreksi citra ini adalah sebagai berikut.
citra Aster, seperti terlihat pada Tabel 1. Adapun data 𝐿𝜆 = 𝑀𝐿 × 𝑄𝑐𝑎𝑙 + 𝐴𝐿 (1)
sekunder yang terkumpul adalah laporan Amdal PLTP dimana:
Rantau Dedap PT. Supreme Energi. Lλ : Spektral Radiance (W/m2sr.μm)
ML : Faktor skala perkalian radiansi.
AL : Faktor skala penjumlahan radiansi
Qcal : Level 1 pixel value dalam DN

Langkah selanjutnya ialah dengan mengkoreksi


tingkat emisivitas objek pengamatan dengan

1143
Pemetaan dan Karakterisasi Potensi Panasbumi Sumatera Selatan dengan Inderaja

menggunakan metode fraksi tutupan vegetasi. Emisivitas berpotensi panas bumi lebih akurat. Wilayah potensi
objek merupakan sebuah kemampuan benda panas bumi akan berada jauh dari lahan terbangun dan
memancarkan energi atau radiasi. Penggunaan emisivitas tingkat kerapatan vegetasi yang rendah.
sangat penting untuk mengurangi kesalahan dalan
perhitungan suhu tanah. Perhitungan fraksi tutupan Pemetaan Alterasi Mineral
vegetasi menggunakan nilai NDVI atau tingkat kehijauan
dengan persamaan sebagai berikut. Pada citra hyperspectral, alterasi mineral umumnya
𝑁𝐷𝑉𝐼 − 𝑁𝐷𝑉𝐼𝑠 2
𝑣=( ) dideteksi dengan algorithma spectral angel mapper
𝑁𝐷𝑉𝐼𝑣 − 𝑁𝐷𝑉𝐼𝑠
(SAM) dan minimum noises fraction (MNF). Pada citra
multispectral, algoritma yang paling umum digunakan
untuk deteksi alterasi mineral adalah kombinasi principal
component analysis (PCA), band rationing dan false color
dimana: composit (FCC). Biasanya rationing diawali dengan
Pv : Fraksi Vegetasi teknik PCA dan diakhiri dengan FCC. Untuk citra
NDVI : Nilai IndeksVegetasi Landsat 8 Oli dipergunakan ratio band 4/2 dan band 6/7.
NDVIs : Nilai NDVI untuk tanah kosong (bare soil) Sedangkan untuk citra Sentinel-2A digunakan ratio band
NDVIv : Nilai NDVI untuk vegetasi 100% 11/8a untuk menunjukkan mineral besi, band 11/12 untuk
menunjukkan mineral lempung. Kemudian kedua
Nilai emisivitas objek kemudian dihitung dengan rationing tersebut digabung dengan teknik FCC.
persamaan berikut.
Pemetaan Indeks Vegetasi
𝜀 = 𝜀𝑣𝑃 𝑣 + 𝜀𝑠(1 − 𝑃𝑣) + 4𝑑𝜀𝑃𝑣(1− 𝑃𝑣)
Banyak sekali algorithma untuk analisis vegetasi,
dimana: pada citra hyperspectral analisis vegetasi umumnya
ε : emisivitas objek dilakukan dengan analisis perubahan red edge, atau
εv: emisivitas dari vegetasi (0,986) dengan algorithma SAM. Analisis vegetasi dengan citra
εs: emisivitas dari tanah kosong (0,960) multispectral umumnya menggunakan normalized
dε: nilai rata-rata difference vegetation index (NDVI). Nilai NDVI dapat
ditentukan dengan algoritma sebagai berikut :
Perhitungan suhu tanah tahap terakhir digunakan
𝑁𝐼𝑅−𝐼𝑅
untuk mengidentifikasi anomali panas pada wilayah 𝑁𝐷𝑉𝐼 = (1)
𝑁𝐼𝑅+𝐼𝑅
diduga berpotensi panas bumi dengan menggunakan
emisivitas permukaan berdasarkan persamaan berikut: Keterangan :
NDVI: Normalized Difference Vegetation Index
𝑇 = 𝑇𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟 1+(𝜆 𝑇𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟 ℎ 𝑐 𝑗)ln𝜀 − 272.15 NIR : Band Near Infra Red
IR : Band Infra Red
dimana:
T : Temperatur (oC) NDVI memiliki rentang nilai tertentu yang
Tsensor : Temperatur Kecerahan (Kelvin) menunjukkan klasifikasi kerapatan vegetasi yang ada
Λ: panjang gelombang emisi radiansi efektif pada sensor disuatu area. Adapun rentang nilai tersebut ditunjukkan
TIRS (11,5 μm) pada Tabel 2 dibawah ini:
h : Tetapan Plank (6,626 x 108 m.s-1)
j : Tetapan Boltzmann (1,38 x10-23JK-1) Tabel 2. Rentang nilai NDVI dan klasifikasi vegetasi
ε : Emisivitas Klasifikasi
Rentang Nilai Vegetasi
Kerapatan
Perhitungan jarak dari manifestasi bumi dilakukan -1 – 0 Badan Air -
karena manifestasi adalah tanda adanya potensi panas Vegetasi Pemukiman,Lahan
bumi sehingga wilayah potensi panas bumi dianalisis 0 – 0,25
Jarang Kosong
dengan teknik buffering sejauh 3 km dari titik manifestasi 0,25 – 0,55 Cukup Rapat Sawah, Tegalan
panas bumi. Peta sebaran suhu dan manifestasi panas Sawah, Semak
bumi kemudian dianalisis lebih lanjut dengan tingkat 0,55 – 0,78 Rapat
Belukar
kerapatan vegetasi serta lahan terbangun. Hal ini 0,78 – 1 Sangat Rapat Hutan
dilakukan agar dapat mengetahui bahwa wilayah terduga

1144
A. Suherman, et al.

Analisis Rekahan (Fracture Analysis) citra satelit dengan bantuan aplikasi arccgis 10.3. input
map dengan band 4 dan 5 untuk pengukuran
Dalam hal ini analisis rekahan dilakukan pada citra NDVI,kemudian gunakan raster calculator dan input
Landsat 8 OLI/TIRS Hasil ekstraksi linement dari rumus untuk menghtung NDVI. Hasil analisis vegetasi
pengolahan citra Landsat 8 dapat menunjukan sebaran, diperoleh peta NDVI seperti Gambar 6.
kerapatan dan panjang rekahan pada area penelitian.
Pertama dilakukan adalah koreksi radiometric dengan
menggunakan software Erdas Imagine 2014, meliputi
haze dan noise reduction untuk menurunkan tingkat
kesalahan dalam pengolahan citra tersebut. Berikutnya
adalah pemotongan citra tersebut dengan menggunkan
clip tool software ArcGis 10.3. Hasil prosedur ini adalah
potongan citra hanya di area studi, kemudian disimpan
dalam format .tiff. Kemudian dilakukan perhitungan
statistic dan rotasi dengan software Envi 5.2, dilajutkan
dengan extract linement proses dengan software PCI
Geomatika, dan terakhir hasil ektraksi linement dibuat
Ros Diagram dengan software RockWork.

Gambar 6 Peta kerapatan vegetasi


HASIL PENELITIAN
Analisis Kelurusan (Lineament)
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah peta
prospek panasbumi Sumatera Selatan yang memuat Untuk analisa kelurusan geologi regional, biasanya
informasi sebaran prospek dan karakteristik reservoir dari para geologist membutuhkan citra satelit dengan resolusi
prospek panasbumi. menengah seperti citra LANDSAT (resolusi 30m), citra
ASTER (resolusi 15m,30m) ataupun citra ketinggian
Analisis Land Surface Temperatur (LST) seperti ASTER DEM dan SRTM (resolusi 15m, dan 90m
masing – masing), ataupun citra ketinggian yang
Berdasarkan data citra Landsat 8 OLI/TIRS yang menggunakan wahana airborne seperti citra IFSAR
diambil pada tanggal 19 April 2017, maka diperoleh suhu (resolusi 9-10m). Kelurusan geologi berupa file vektor
permukaan tanah atau land surface temperatur (LST) (garis) yang diinterpretasi dari citra satelit baik secara
seperti Gambar 5 visual (knowledge based) ataupun otomatis (automatic
lineament analysis dengan bantuan algoritma tertentu).
Hasil analisis kelurusan diperoleh peta kelurusan dan
orientasinya, seperti pada Gambar 7 dan Gambar 8.

Gambar 5 Land surface temperature (LST)

Analisis Vegetasi Gambar 7 Peta densitas kelurusan.

Analisis vegetasi pada daearah lokasi penelitian


dengan menggunakan citra drone dan kerapatan vegetasi
dari nilai NDVI (Normal Difference Vegetasi Index).
Untuk citra drone akan dilakukan pengambilan langsung
di lapangan. Sedangkan analisis NDVI menggunakan

1145
Pemetaan dan Karakterisasi Potensi Panasbumi Sumatera Selatan dengan Inderaja

a. Struktur kelurusan merupakan bidang lemah


yang menjadi jalur pergerakan fluida termal
sehingga dapat menjadi petunjuk lokasi daerah
permeabel atau reservoir. Kerapatan struktur
yang tinggi menunjukkan pusat pergerakan
fluida berada pada lokasi tersebut, dan
menunjukkan bahwa keberadaan manifestasi
sumberdaya panas bumi.
b. Zona alterasi di prospek ini sangat dikontrol oleh
struktur. Distribusi zona alterasi juga berkorelasi
dengan distribusi daerah manifestasi. Kondisi ini
menunjukkan permeabilitas yang menjanjikan
terdapatnya di prospek panasbumi.
c. Semakin rapat vegetasi dan tingginya suatu
Gambar 8. Peta orientasi kelurusan daerah akan menyebabkan rendahnya suhu
permukaan begitupun sebaliknya. Di sekitar
Analisis Alterasi manifestasi panas bumi menunjukkan anomali
suhu oleh adanya fumarole, mata air panas,
Untuk analisa kelurusan geologi regional, biasanya kolam air/lumpur panas yang dapat menjadi
para geologist membutuhkan citra satelit dengan resolusi acuan untuk menunjukkan keberadaan prospek
menengah seperti citra LANDSAT (resolusi 30m), citra panasbumi.
ASTER (resolusi 15m,30m). Alterasi berupa interpretasi 2. Karakteristik sistem panas bumi Rantau Dedap telah
dari citra satelit baik secara visual (knowledge based) dapat diekspresikan berdasarkan data Andal PLTP
ataupun otomatis (dengan bantuan algoritma tertentu).Di Rantau Dedap. Densitas dan orientasi kelurusan
bawah ini akan dibahas mengenai tahapan analisa struktur sangat korelatif dengan karakteristik sistem
geologi berupa Alterasi secara visual menggunakan data panasbumi, sedangkan temperatur dan vegetasi tidak
citra inderaja (berupa citra ketinggian). Hasil analisis menunjukkan korelasi yang baik, namun
alterasi berdasarkan citra Aster 31-10-2015, diperoleh menunjukkan anomali pada sekitar manifestasi
peta alterasi seperti Gambar 9. panasbumi

DAFTAR PUSTAKA

Amalisana B., Pin T.G., Sarasvati R. (2017). Penentuan


Potensi Panas Bumi Menggunakan Landsat 8 dan
Hubungannya dengan Kondisi Geologi Gunung
Lawu. Bandung. Industril Research Workshop and
National Seminar 1(1): 300-305.
Bram F.S., Yudo P., Bandi S. (2015). Identifikasi
Manifestasi Panas Bumi Dengan Memanfaatkan
Kanal Thermal Pada Citra Landsat. Jurnal Geodesi
Undip.
Gambar 9 Peta alterasi pada Region of Interest (ROI). Bujung C.A.N., Alamta S., Dicky M., Febri H.m Adjat S.
(2010). Delineasi reservoir panas bumi berdasarkan
litologi, alterasi hidrotermal dan profil temperatur,
KESIMPULAN Bulletin of Scientific Contribution, 3(3): 158-165.
Cahaya N. (2018). Estimasi Cadangan Reservoir Sistem
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Panasbumi Hidrotermal Non-vulkanik Berdasarkan
hasil penelitian sebagai berikut Data 3G (Geologi, Geokimia, Geofisika) dan
1. Telah diperoleh peta-peta temperatur, kerapatan Landaian Suhu Pada Lapangan Panasbumi Silver
vegetasi, peta densitas dan orientasi kelurusan di Peak, Esmeralda County, Nevada, U.S.A.
wilayah panasbumi Rantau Dedap. Analisis Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
terhadap peta-peta tersebut menunjukkan bahwa : Universita Lampung.

1146
A. Suherman, et al.

Fitriany A.W. (2014). Alterasi hydrothermal pada Potensi Geothermal Non-vulkanik dengan
lapangan panas bumi daerah Gunung Ringgit, Perpaduan Data Remote Sensing (GIS) dan
Provinsi Sumatera Selatan, Prosiding Pemaparan Pemetaan Geologi di Parang Wedang, Kecamatan
Hasil Penelitian Pusat Penelitian Geothermal LIPI Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Tahun 2014. Jogjakarta. Proceeding, Seminar Nasional
Hamdani, A.H., Sudrajat, A., Sukiyah, E. (2014). The Kebumian ke-11.
Identification of CBM Sweet Spot Area of Sajau Zhang L., Hancheng Ji, Liang Chen, Jinxia Liu and
Coal in Berau Basin based on Remote Sensing Haiquan Li. (2019). Characteristics of geothermal
Imagery. Bandung. International journal of Science reservoirs in the Wumishan Formation and
and research (IJSR) 3(2): 338–341. groundwater of the Middle-Upper Proterozoic and
Nenny Miryani Saptadji. (2009). Karakterisasi Reservoir the geothermal status in the Beijing–Tianjin–Hebei
Panas Bumi. Training Advanced Geothermal region: Implications for geothermal resources
Reservoir Engineering. Web: exploration. Energy Exploration and Exploitation,
https://studylibid.com/doc/105105/karakterisasi- Sage Journals, 37(2) 811–833. DOI:
reservoir-panas-bumi. Diakses pada hari Selasa, 26 10.1177/0144598718798100
Maret 2019, Pukul 16:27 WIB. Preissmann, A. (1961). Propagation des Intumescences
Randa P., Ardian P. (2017). Estimasi karakteristik dans les Canaux Etrivieres (Propagation of the
reservoir panas bumi dari sumber mata air panas di Swellings in the Etrivieres Channels). First
Kecamatan Pauh Duo, Kabupaten Solok Selatan, Congress of French Assoc. for Computation.
Journal Fisika Unand, 6(1), 2017. Grenoble.
Ricky F.H., Novranza. (2016). Pemetaan Kelurusan
Menggunakan Remote Sensing dan Korelasina
Terhadap Distribusi Manifestasi Permukaan di
Daerah Potensi Geothermal Kepahiang, Bengkulu.
Prosiding Seminar Nasional Fisika.
Riko Mersando Permana. (2011). Karasteristik geologi
dab alterasi hydrothermal bawah permukaan Block
Gemuruh Besar, daerah prospek panas bumi Lumut
Balai, Provinsi Sumatera Selatan, Tesis, Universitas
Gadjah Mada, Yogjakarta.
Suherman A. (1997). Studi sistem geothermal Gunung
Dempo Sumatera Selatan, Laporan Penelitian, LP
Unsri.
Suherman A. (1998), studi sistem geothermal Mendingin
OKU Sumatera Selatan, Laporan Penelitian, LP
Unsri.
Suherman A. (1999), Studi sistem geothermal Danau
Ranau Sumatera Selatan, Laporan Penelitian, JICA.
Suherman A. (2013), Expectation for the presence of
hydrocarbon seepage in onshore tropical region,
case study in Miri Sarawak Malaysia, ACRS 2013.
4(2013): 3443-3452.
Suherman A. (2014). Albedo and land surface
temperature shift in hydrocarbon seepage potential
area, case study in Miri Sarawak Malaysia,
IOPScience, Earyth and Environmental Sciece : 18
(2014) 012148.
Teguh H., Farrel N.R. (2016). Identifikasi Potensi Panas
Bumi Menggunakan Landsat 8 Serta Penentuan
Lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Yasinthus D.T., Filadelfiana F., Rici A.P., Muhammad
A.P., Serafim E.S., Desi K. (2018). Identifikasi

1147

Anda mungkin juga menyukai