1 Januari-Juni 2018
Ihsan Rahmat*
&
Netta Agusti
Abstract
Manajemen sumber daya manusia (SDM) dalam perspektif Barat terus dipertanyakan di
Timur, terutama dari kalangan akademisi Islam. Ada harapan untuk menerapkan ajaran
agama dalam organisasi s
24
MSDM Islam yang meliputi dilematis budaya interpersonal dalam sebuah grup;
praktik, benturan budaya, dan kurikulum di 4) Decision Theory School yang fokus
perguruan tinggi. pada analisis, pengembangan alternatif,
dan pengambilan keputusan dalam
PEMBAHASAN Internalisasi Islam manajemen. Pendekatan ini banyak
dalam MSDM digunakan oleh pakar ekonomi untuk
Memulai pembahasan dengan cara melihat arah pengembangan organisasi;
melacak kapan agama atau spiritualitas dan 5) Mathematical School yang
diakui sebagai bagian terpenting dalam memandang manajemen sebagai sebuah
organisasi. Penelusuran ini mengambil alur sistem yang berhubungan erat dengan
dari manajemen ilmiah, yakni perhitungan. Pendekatan ini berkontribusi
menggunakan penjelasan Koontz tentang pada penelitian dalam pengambilan
“Management Theory Jungle”. Koontz keputusan, analisis, karena menggunakan
dalam Wren mencatat 5 kelompok utama simbol dan hubungan-hubungan dalam
dalam pemikiran manajemen yang matematika.iv
berkembang hingga akhir tahun 1950an,
Walaupun konsep
yakni: 1) Management Process School atau
manajemen dilabeli sebagai
dikenal dengan kelompok tradisionalis.
Theory Jungle, kenyataanya adalah
Mengakar pada Henri Fayol dengan
lima pendekatan ini dinilai tidak mampu
menganggap manajemen sebagai sebuah
menjawab tuntutan zaman pada waktu itu.
proses guna menyelesaikan sesuatu melalui
Adapun orang yang mengkritik keras
orang-orang lain dalam sebuah kelompok
keilmuan manajemen adalah Peter F.
yang terorganisir; 2) Human Behavior
Drucker. Drucker mengemukakan
School atau kelompok dengan pendekatan
kegelisahannya karena manajemen selalu
prilaku, human relations, beserta
berorientasi pada faktor ekonomi dan hal
kepemimpinan. Mengakar pada Lilian M.
tersebut dianggap gagal.
Gilbreth dengan menggunakan psikologi
Ia menyatakan:
dan psikologi sosial sebagai pendekatan
“management has failed if it fails
untuk melihat sisi kemanusiaan seorang to produce economic result. It
pekerja dalam manajemen dan organisasi. has failed if it does supply goods
and service desired by the
Selanjutnya 3) Social System School consumer at a price the
atau kelompok dengan pendekatan sosial. consumer is willing to pay. It has
failed if it does not improve or at
Mengakar pada Chester Barnard. least maintain the wealth
Memandang manajemen sebagai sebuah producing capacity of the
economic resources entrusted to
sistem sosial yang memuat unsur-unsur it…”v
25
Ihsan Rahmat
Manajeman Sumber Daya Manusia Islam
Herzberg menyerankan organisasi tidak
Untuk menjawab permasalahan ini, hanya memberikan gaji yang sesuai, tetapi
Drucker membagi manajemen menjadi tiga juga memberikan pengakuan, prestasi,
ruang lingkup, yakni: managing a kemajuan tangungjawab, dan sifat dari
business, managing managers, managing pekerjaan itu sendiri.
workers and work. Ketiga lingkup ini Douglas McGregor (1960) juga
dapat terpenuhi apabila manajemen mengetengahkan teori X dan Y. McGregor
menggunakan prinsip MBO (Management membagi karyawan menjadi dua tipe yakni
by Objective). Prinsip ini mengharuskan karyawan tipe X yang cenderung
penetapan tujuan bersama dalam berperilaku negatif dan karyawan tipe Y
organisasi, sedangkan bawahan secara yang cenderung positif. Teori ini terlihat
fleksibel menentukan rencana strategis jelas dalam organisasi, seringkali manajer
untuk mencapai sasaran yang telah menghadapi karyawan yang secara inheren
ditetapkan. Prinsip ini berhasil tidak menyukai pekerjaan dan bila
diimplementasikan pada General Electric mungkin menghindarinya. Perilaku X ini
Company. Melalui tiga prinsip ini, Drucker menyebabkan karyawan dipaksa, diawasi,
menaruh harapan pada perangkat atau diancam dengan hukuman. Untuk
organisasi untuk tidak selalu melihat memotivasi karyawan tipe X, McGregor
manajemen sebagai faktor ekonomi, tetapi Syi’ar Vol. 18 No. 1 Januari-Juni 2018
juga memperhatikan masalah lain seperti
menyarankan organisasi menggunakan
kesejahteraan pegawai dan masalah
pressure, peraturan yang ketat dan kaku,
psikologi industri lainnya.
ketentuan dan petunjuk teknis dalam
Perkembangan manajemen modern
bekerja secara terperinci.
selanjutnya banyak dipengaruhi oleh
Kemudian di tahun 1970-an, Chris
kajian-kajian psikologi. Frederick
Argyris dan Donal Schon mempromosikan
Herzberg (1959) menemukan dual-factor
teori tindakan melalui pembelajaran
theory untuk menjelaskan sikap karyawan
professional dan pembelajaran dalam
dalam organisasi. Herzberg menjelaskan
organisasi. Teori ini sangat berkontribusi
bahwa karyawan tidak puas dengan gaji
dalam pengembangan apresiasi tindakan
yang rendah, level atau kondisi kerja yang
pekerja dalam organisasi. Argyris dan
tidak menyenangkan. Seperti halnya equity
Schon menyarankan organisasi harus
theory bahwa karyawan memperhitungkan
memiliki peta mental guna mengetahui
apa yang ia berikan untuk organisasi dan
situasi para pekerja, karena dengan cara ini
membandingkan dengan apa yang ia
pemimpin bisa merencanakan,
terima. Untuk mengatasi hal tersebut,
26
melaksanakan, dan meninjau tindakan. personal mastery, Sange mulai
Teori-teori psikologi telah memberikan membicarakan sistem nilai yang
pengetahuan dalam dunia manajemen dan berhubungan dengan emosional dan
organisasi bahwa faktor psikis manusia spiritualitas diri. Sange mengakui hal ini
harus dipertimbangkan. sangat abstrak, tetapi hasil kajiannya
Sejak masuknya kajian-kajian menyebutkan bahwa nilai abstrak inilah
psikologi dalam dunia organisasi, manusia yang mampu membawa karyawan pada
mendapatkan tempat tertinggi dan telah kepuasan kerja dan produktifitas.
dianggap sebagai aset. Bahkan dari hasil Spiritualitas semakin mendapat pengakuan
kajian Tom Peters dan Robert Waterman di dalam dunia manajemen dan organisasi
Jepang tahun 1982 menemukan bahwa saat Mitroff dan Denton mengumumkan
pekerja membawa kehidupan agama ke hasil penelitiannya bahwa telah terjadi
dalam pekerjaan.vi Doktrin agama menjadi pergeseran paradigma dalam organisasi,
strategi utama untuk membangkitkan yang awalnya values-based companies
semangat dan motivasi pekerja. Manajer menjadi religion-based companies. Mereka
Jepang menggunakan doktrin Konghucu juga memandang spiritual sebagai kunci
dan mengakumulasikannya dalam bentuk sukses organisasi post-modern.vii
nilai-nilai yang mudah dibawa ke tempat Instensitas kajian-kajian agama dalam
kerja. Temuan ini diperoleh saat Peters dan dunia organisasi dan manajemen mulai
Waterman melakukan kajian pada 45 terlihat sejak awal 1980an. Kajian tentang
perusahaan teratas Fortune 500 yang etika bisnis Islam oleh Ahmad (1984)
bermasalah. menunjukkan hal tersebut. Para ahli agama,
Pada saat yang sama, kajian tentang psikologi, manajemen, dan organisasi
spiritualitas dalam organisasi mulai mulai mempertimbangkan nilai dan prinsip
menunjukkan geliat. Spiritualitas oleh Islam sebagai alternatif yang mampu
banyak ahli dimaknai secara beragam, baik mendongkrak kinerja organisasi. Maka
yang berhubungan dengan agama maupun banyak bermunculan kajian seperti
non-agama. Kajian Peter Sange tentang perilaku organisasi dalam Islam (Wright,
Strategies and Tools for Building a 1981), marketing model Islam (Shook &
Learning Organization menjelaskan lima Hassan, 1988), dan pandangan Islam
hal yang dapat membawa organisasi ke tentang bank (Zangeneh, 1987).
arah yang lebih baik, yakni: penetapan Disertasi Seyed Mehdi Alvani (1981)
tujuan bersama, sistem berfikir, personal banyak menampilkan pandangan Islam
mastery, modal mental yang kuat, dan tentang aspek-aspek penting dalam
belajar bersama dalam tim. Pada tahap organisasi, seperti: konsep Islam tentang
27
Ihsan Rahmat
Manajeman Sumber Daya Manusia Islam
otoritas (legitimasi, posisi, dan manajemen. Maka hingga tahap ini, kami
kompetensi), struktur organisasi, decision mengatakan bahwa “jungle of management
making, pendelegasian, komunikasi, theory” kembali mengalami perkembangan
negosiasi, motivasi, hingga proses yakni masuknya kelompok baru yang
evaluasi. Bahkan pada tahun 1982, Osman mendekati manajemen dari sisi spiritualitas
Albadri Abdalla masuk lebih dalam (spiritual school). Maka pada akhirnya,
dengan menawarkan nuansa Islam sebagai apa yang diprediksi oleh praktisi di masa
pendekatan manajemen baru yang pada manajemen klasik menjadi terbukti bahwa
waktu itu gersang dari nilai dan norma. manajemen itu juga parokial (sesuatu yang
Kajian Islam dalam dunia manajemen dan berkaitan dengan agama).
organisasi terus mendapatkan perhatian Nilai Islam dalam MSDM
serius. Jika sepanjang tahun 1980 terdapat Islam merupakan sumber nilai dalam
sekitar 331 jurnal internasional yang organisasi. Islam memandang MSDM
menerbitkan kajian tentang Islamic sebagai bagian inti organisasi yang
Management dari berbagai perspektif, berhubungan dengan perilaku pekerja,
maka sepanjang tahun 1990 telah seperti hubungan antara satu dengan yang
meningkat enam kali lipat yakni 1.842 Syi’ar Vol. 18 No. 1 Januari-Juni 2018 lain,
30
seseorang karyawan. Keadilan akan organisasi, yakni Arab Saudi, Iran,
menghindari seseorang Kazakhistan, dan Malaysia. Di antara
Syi’ar Vol. 18 No. 1 Januari-Juni 2018 keempat negara tersebut, Malaysia muncul
untuk curang dalam memberikan hak sebagai negara baru yang menerapkan
orang lain. Dalam surah Muthaffifin ayat Islamisasi di berbagai sektor. Sejak 2005,
32
ini terpaksa dilakukan karena sulitnya nepotisme dalam seleksi, tetap tumbuh
menemukan bahan ajaran manajemen subur. Fenomena ini disebut “unity of
Islam yang siap pakai. xxiii
Ada contradictions”, yakni pekerja
kemungkinan terjadi gap yang terlalu luas menggugurkan sistem manajemen Islam
antara praktik manajemen Islam dengan karena terdapat kontradiksi antara
Syi’ar Vol. 18 No. 1 Januari-Juni 2018 teori pengakuan dengan praktik.xxv
yang ada, sehingga berdampak pada Branine dan Pollard berpendapat lain,
penggunaan kurikulum. Artinya, ada bahwa sulitnya implementasi praktik Islam
ketidakseriusan sarjana-sarjana manajemen karena penggunaan teks manajemen Barat
Islam untuk menggarap bidang kajian yang yang berlebihan.xxvi Hal ini menyebabkan
luas ini. Untuk sementara Khan dan Seikh pekerja Islam kebingungan dalam
hanya mengusulkan pendidikan etika membedakan MSDM Islam dengan
bisnis Islam dan tradisi spiritual sebagai MSDM konvensional.xxvii Lebih dilematis
kurikulum wajib di sekolah-sekolah.xxiv lagi, pekerja Islam tidak sepenuhnya
menyadari praktik MSDM konvensional
Tantangan MSDM Islam lebih dominan dalam organisasi mereka.
Implementasi Ajaran ke Praktik Temuan Hashim pada organisasi Islam di
Tantangan utama dalam MSDM Malaysia mengungkap 40 persen dari
Islam adalah mempraktikkan nilai-nilai pekerja muslim tidak mengerti dengan
Islam dalam pekerjaan. Kebanyakan MSDM Islam. Kesimpulan akhirnya tetap
manajer tahu dan paham ketika ditanya mengatakan karyawan Muslim tidak
tentang prinsip-prinsip Islam dalam memahami perbedaan mendasar antara
bekerja, tetapi pengetahuan tersebut tidak MSDM Islam dan non-Islam.xxviii
lebih dari ucapan. Umat Islam umumnya Adapun Azmi menyimpulkan empat
tidak mencoba dan mengembangkan fungsi MSDM Islam yang dilaksanakan
pemahaman agama secara mendalam. hingga batas tertentu, yakni seleksi,
AlQur'an hanya sebagai bacaan dan rekrutmen, pelatihan dan
hafalan tanpa memahami esensi dan pengembangan.xxix Di sisi lain, tiga praktik
makna. Orang-orang fasih dengan prinsip- sumber daya manusia Islam yang
prinsip dasar, tetapi kurang memahami dilaksanakan sampai batas moderat, yakni
untuk konteks muamalah. Budaya pengembangan karir, manajemen kinerja
keberpihakan tetap mendapat ruang, dan penghargaan praktek. Tetapi, temuan
sehingga praktikpraktik individualis, berikutnya mampu menjelaskan bahwa
meterialis, ketidakadilan dalam rekrutmen,
33
Ihsan Rahmat
Manajeman Sumber Daya Manusia Islam
fungsi-fungsi di atas ternyata mengalami rekrutmen oleh organisasi Islam yang
banyak kontradiksi dengan ajaran Islam. mendahulukan umur, jenis klamin,
1. Rekrutmen. Fenomena yang jelas bentuk fisik, status
terlihat dari penyebaran informasi
perkawinan, dan lain sebagainya. kebutuhan bawahan (seperti Praktik ini merupakan
bentuk jumlah keluarga tanggungan). diskriminasi yang menghapus Upah dan
kompensasi harus nilai keadilan dan kesempatan. cukup untuk menunjang
2. Seleksi. Dalam surah al-Qashash kehidupan pekerja beserta ayat 26 menegaskan dua
prinsip keluarga tanggungan. Ini utama yang harus terpenuhi, tergambar jelas dalam
dokumen yakni jujur dan professional. al-Asthar. Dokumen tersebut Lebih dari setengah
dari total menyatakan, “… beri mereka responden yang mewakili 58% upah yang layak,
yang akan sangat setuju bahwa posisi memberikan mereka kekuatan seorang karyawan di
tempat kerja untuk menahan godaan dan harus didasarkan pada kualifikasi membuat
mereka kurang rentan dan keterampilan. Terdapat lima terhadap penyalahgunaan apa
syarat, yakni kompetensi, yang dipercayakan terhadap pengalaman, tanggung jawab,
mereka”. xxx
Sedangkan Khalifah organisasi fit, dan reputasi dalam Utsman bin Affan
memberikan masyarakat. Pada praktiknya, besaran upah berdasarkan tingkat unsur
kekerabatan, jual-beli senioritas. Dua praktik Khalifah jabatan, dan “orang dalam” lebih
menyempurnakan satu dengan ditonjolkan dari syarat di atas. yang lainnya. Hanya saja,
3. Kompensasi. Dari sekian banyak fenomena yang belum terlihat – praktik MSDM,
kompensasi yang bahkan oleh organisasi Islam mendapatkan perhatian khusus yang
mapan- adalah dalam Islam. Sifat pekerjaan, pengakomodiran kebutuhan tugas dan
tanggungjawab, hingga keluarga dalam struktur gaji keluarga, mendapatkan perhatian
pekerja. Padahal, pemenuhan dalam bentuk upah. Kurdi Ali item ini dapat menghindari
melaporkan bahwa Khalifah pekerja dari perbuatan buruk Umar bin Khattab mengatur
upah seperti korupsi dan untuk bawahan dan deputi penyalahgunaan wewenang.
berdasarkan atas tingkat kesulitan pekerjaan, standar hidup di suatu
Benturan Budaya Lokal daerah, sifat tugas, dan
Syi’ar Vol. 18 No. 1 Januari-Juni 2018 Kecepatan perubahan empat bidang ini
seringkali direspon lambat oleh
Globalisasi telah membuka akses
sosialkultural. Sehingga seringkali terlihat
negara menuju dunia yang tanpa batas.
benturan dengan pemahaman lama yang
Akses paling jelas dirasakan dalam bidang
masih dipegang oleh masyarakat. Pada
ekonomi, teknologi, keamanan, dan politik.
ranah organisasi, benturan lebih terasa
34
kompleks karena adanya tuntutat sarana mendukung praktik bisnis lokal.xxxii
globalisasi, ketersediaan solusi yang Fenomena yang berkembang menunjukkan
kurang memadai, dan nilai yang dipegang adanya keenganan para praktisi untuk
oleh pekerja lokal. merumuskan dan menggali konsep Islam,
Ali menyebut fenomena di atas di sisi lain kurangnya gairah akademisi
dengan istilah crossvergence perspective, untuk mengkaji dan mengekstrak praktik
yakni negara –sadar atau tidak- mendukung yang sudah ada. Dampaknya kemudian
suatu bentuk budaya melalui proses adalah jauh lebih mudah bagi mereka untuk
perulangan dalam waktu yang relatif lama. mengimpor model siap pakai dari
xxxi
Ketika terjadi perubahan yang begitu manajemen Barat, ketimbang
cepat, nilai-nilai dasar yang telah tertanam mengembangkan dan menerapkan
kuat, tidak mudah untuk digeser oleh nilai pemikiran manajemen mereka sendiri.
baru. Nilai-nilai bisnis yang berubah lebih Hampir tidak ada penelitian empiris
cepat akan kontradiksi dengan nilai-nilai yang kredibel yang telah meneliti praktek
agama dan sosial. Keinginan karyawan HRM dari perspektif manajemen Islam.
untuk berbuat sesuai dengan keyakinan Literatur manajemen juga terbatas dalam
yang telah tertanam, menjadi luntur (kalah mengungkap kesenjangan yang ada antara
telak) karena nuansa budaya “terbiasa” teori manajemen dalam Islam dan praktek
dengan warisan-warisan praktik kerja lokal. manajemen di negara-negara Arab. Di
Karena itu, penjelasan terkait benturan negara Arab, pembicaraan tentang Islam
manajemen Barat dengan budaya lokal dalam konteks global terkonsentrasi pada
dapat dipahami. Sehingga cara yang paling bidang hukum atau yang dikenal dengan
bijak adalah mengembangkan system kerja
sendiri berlandaskan pada budaya lokal.
Kurikulum MSDM Islam
Tiga dekade silam, Rahwar dan
AlBuraey (1992) didukung oleh Bjerke dan
Al-Meer (1993) mengatakan “western
theories of work values may also be
inappropriate for Islamic countries.”
Menariknya adalah meskipun terbukti
terjadi ‘inappropriate’, tetap ada keinginan
yang kuat dari organisasi Islam untuk terus
mempelajari manajemen Barat sebagai
35
Ihsan Rahmat
Manajeman Sumber Daya Manusia Islam
hukum lebih percaya
syariah. dengan
Sementara kemampuan
bidang yang dimiliki
ekonomi dan oleh
manajemen akademisi
yang tersisa lulusan
diadopsi dari kampus non-
Barat. Islam.
Ada Anggapan
beberapa Islam
masalah lain sebagai
yang pengatur
menyebabka nilai halal
n MSDM dan haram
Islam sulit terbangun,
dirumuskan. sehingga
Dari sisi cukup
dunia diselesaikan
organisasi dengan masa
Islam, training.
seringkali Praktik
ditemukan semacam ini
praktik turut
rekrutmen mempersulit
dan seleksi perkembanga
yang tidak n praktik
mendukung MSDM
karir Islam.
akademisi Asumsi
Islam. dasarnya
Tampaknya, kebijakan
manajer SDM Islam
36
yang keyakinan
dicetuskan agama.xxxiii
oleh manajer Dari
senior akan sisi
mudah akademisi,
diterima persoalan
ketika lebih banyak
bawahan terlihat pada
telah tataran
memiliki minimnya
pondasi dan kemampuan
dasar filosofi metodologi
yang telah dan analisa
dipelajari di untuk
kampus. mengangkat
Asumsi ini best practice
didukung organisasi
oleh Tayeb Islam. Hal
(1996) ini
bahwa disebabkan
karyawan di oleh
organisasi berbagai
membawa faktor seperti
warisan kurangnya
budaya akademisi
mereka ke yang pure
tempat kerja, memahami
termasuk manajemen
nilai-nilai Islam.
yang Umumnya
berhubungan kampus
dengan Islam
pekerjaan menarik
dan pengajar
37
manajemen tantangan
dari kampus selanjutnya
non-Islam. adalah
Keterbatasan bagaimana
ini memiliki merumuskan
efek domino kurikulum
pada yang tepat
keinginan untuk
pengajar MSDM
untuk tetap Islam.
menggunaka Penetapan
n referensi- ini harus
referensi berdasar
Barat. Saat pada praktik
menjelaskan dan kajian
kasus pada para
organisasi akademisi.
Islam, tidak Tanpa
jarang teori permulaan
dan konsep ini, sulit bagi
Barat yang akademisi
digunakan untuk
untuk menentukan
menjelaskan pelajaran
kasus. yang sesuai
Fenomena di bangku
ini yang perkuliahan.
dikatakan
sebagai KESIMPUL
‘inappropria AN
Islam
te’ atau
merupakan
pemaksaan
agama
konsep. Pada
rahmatan lil
akhirnya,
38
‘alamin aktifitas
(way of life). organisasi.
Argumen Diketahui
tersebut bahwa jauh
menjadi sebelum
dasar untuk konsep
mengatakan personalia
seluruh sendi lahir, Islam
kehidupan – telah
termasuk mempraktikk
berorganisasi an cara
- yang ada menyantuni
sekarang manusia
hingga masa dalam
mendatang, organisasi.
sudah diatur Praktik yang
dalam al- baik ini Syi’ar
Qur’an dan Vol. 18 No. 1
diperinci Januari-Juni
melalui 2018
sunnah terlambat
Rasulullah untuk
SAW dan diafirmasi,
Khalifah Ar- dikaji, dan
Rasyidin. Ini dimunculkan
akan dalam
menggeser bentuk
posisi Islam tulisan.
yang Bahkan
ditempatkan hingga saat
sebagai ini, MSDM
pengatur Islam masa
halal-haram lalu masih
dalam
39
jarang praktik
disorot. Islam,
Sekali menyelarask
lagi, kajian an kebutuhan
telah budaya lokal
dimulai, dengan nilai
walau masih yang
sangat dianjurkan
terbatas. Islam, dan
Negara Islam membuat
atau dengan sebuah
mayoritas kurikulum
penduduk MSDM
Islam terus Islam.
melakukan Tulisa
berbagai cara n ini
untuk hal ini. memberika
Melalui n implikasi
Islamisasi tentang
kehidupan pentingnya
bernegara, membangun
menerbitkan kebijakan
undang- SDM
undang dimulai dari
nasional, manajer
atau dengan senior yang
mendukung memiliki
kebijakan sifat ‘alim.
Islam di Bukan
organisasi. hanya
Tantangan sekedar
ke depan paham,
adalah tetapi juga
memperkuat menjiwai
40
agama. Ini MSDM di
diyakini organisasi
mampu Islam
menutup modern.
kesenjangan Melalui
antara sistem
aturan teks berpikir
dengan seperti ini
tataran diharapkan
praktik. mampu
Kemudian, melahirkan
perlu MSDM
menemukan model
pola kerja Islam, serta
MSDM mempermu
Islam di dah
masa silam perumusan
dari praktik kurikulumn
yang ya.
dijalankan
Rasulullah i
Bjorn
SAW, Bjerke dan
Abdulrahim
Sahabat, Al-Meer,
“Cultures
Tabi’in, Consequences:
hingga Management in
Saudi
Tabi’ut Arabia”,
Leadership
Tabi’in. and
Organization
Juga perlu
Development
menghadirk Journal, Vol.
14, No. 2, 1993.
an berbagai hlm. 31.
Lihat juga
best Mawdudur
practice Rahman dan
Muhammad Al-
penyelengg Buraey, “An
Islamic
araan Perspective of
41
Organizational John Wiley and
Controls and Sons, 1987).
Evaluation”, hlm. 355-356.
American v
Peter
Journal of
Islamic Social Drucker,
Sciences, Vol. “The
9, 1992. hlm.
491. Practice
ii
Wenze of
l Matiaske dan Management”,
Gerd (New York:
Gro¨zinger, Harper & Row,
“Religion 1954), hlm. 8.
and vi
Ihsan
The
Rahmat,
“Melacak
Organisation
Sejarah
Man”,
Pemikiran dan
Management
Perkembangan
Revue, Vol. 21,
Manajemen
No. 21, 2010.
Dakwah”.
hlm. 5.
Proceeding
iii
Emma
Discussion
Bell,”Towards
Series on
a Critical
Da’wah
Spirituality of
Management,
Organization”,
2017.
Culture and
Yogyakarta:
Organization UIN
Vol. 14, No. 3,
Sunan Kalijaga.
2008. hlm. 293.
hlm. 20. vii Ian
Juga Sonja
Mitroff dan
Gallhofer dan
Elizabeth A.
Jim Haslam,
“Accounting Denton, “A
and Liberation Study of
Theology: Spirituality in
Some Insights The
for The Project Workplace”,
of Sloan
Emancipatory Management
Accounting”, Review, Vol.
Accounting, 40, 1999. hlm.
Auditing and 90. viii Ihsan
Accountability Rahmat,
Journal, Vol. “Melacak
17, No. 3, 2004. Sejarah
hlm. 383. Pemikiran
iv
Daniel dan
Wren, Perkembangan
“The Manajemen
Dakwah”.
Evolution Proceeding
of Discussion
Management Series on
Thought”, Da’wah
(New York: Management,
42
2017. Revival in
Yogyakarta: Human
UIN Resource
Sunan Kalijaga. Management
hlm. 22. ix Practices
Shagufta Among
Sarwar dan Selected
James Baba Islamic
Abugre, “An Organisations
Assessment of in Malaysia”,
Islamic Work International
Ethics of Journal of
Employees in Islamic and
Organizations: Middle Eastern
Insights from Finance and
The Management
United Arab Vol. 2, No. 3,
Emirates”, 2009. hlm. 254.
Problems of
Management in xiii
The 21 Hamid
Century, Vol. 6, Yeganeh dan
2013. hlm. 62. x Zhan Su, “An
Bilal Khan, Examination of
Ayesha Farooq Human
dan Zareen Resource
Hussain, Management
“Human Practices in
Resource Iranian Public
Management: Sector”,
An Islamic Personnel
Perspective”, Review, Vol.
Asia-Pacific 37, No. 2, 2008.
Journal of hlm. 216.
Business xiv
Administration, Abderra
Vol. 2, No. 1, hman Hassi,
2010. hlm. 29. “Islamic
xi
Mohamed Perspectives on
Branine dan Training and
David Pollard, Professional
“Human Development”,
Resource Journal of
Management Management
with Islamic Development
Management Vol. 31,
Principles: A No. 10,
Dialectic for a 2012.
Reverse hlm.
Diffusion in 1030. xv
Management”, Mohame
Personnel d
Review, Vol. Branine
39, No. 6, 2010. dan
hlm. 717. xii David
Junaidah Pollard,
Hashim, “Human
“Islamic Resource
43
Management Hashim,
with Islamic “Human
Management Resource
Principles: A Management
Dialectic for a Practices on
Reverse Organisational
Diffusion in Commitment
Management”, The Islamic
Personnel Perspective”,
Review, Vol. Personnel
39, No. 6, 2010. Review, Vol.
hlm. 720. 39, No. 6, 2010.
xvi
Bilal Khan, hlm. 786.
Ayesha Farooq
xx
Moha
dan Zareen med Branine
Hussain, dan David
“Human Pollard,
Resource “Human
Management: Resource
An Islamic Management
Perspective”, with Islamic
Asia-Pacific Management
Journal of Principles: A
Business Dialectic for a
Administration, Reverse
Vol. 2, No. 1, Diffusion in
2010. hlm. 29. Management”,
xvii
Rodrigue Personnel
Fontaine, Review, Vol.
“Problem 39, No. 6, 2010.
Solving: An hlm. 713.
Islamic xxi
Management Weir
Approach”, dalam
Cross Cultural Mohamed
Management: Branine dan
An David Pollard,
International “Human
Journal, Vol. Resource
15, No.3, 2008. Management
hlm. 264-274. with Islamic
xviii
Siti Arni Management
Basir dan Principles: A
Ilhaamie Abd. Dialectic for a
Ghani Azmi, Reverse
“Malaysian
Diffusion in
Islamic Quality
Management”,
Management
Personnel
System MS
Review, Vol.
1900 from an
39, No. 6, 2010.
Islamic
Perspective: An hlm. 715. xxii
Implementation Hamid
Model”, Jurnal Yeganeh dan
Syariah, Vol. Zhan Su, “An
19, No. 2, 2011. Examination of
hlm. 85-106. xix Human
Junaidah Resource
Management
44
Practices in Corporation
Iranian Public s”, (New
Sector”, York:
Personnel Routledge,
Review, Vol. 2008). hlm.
37, No. 2, 2008. 700.
hlm. 208-209.
xxiii xxvi
Dalam Moha
Muhammad med Branine
Habib Rana dan dan David
Muhammad Pollard,
Shaukat Malik. “Human
“Human Resource
Resource Management
Management with Islamic
from an Islamic Management
Perspective: A Principles: A
Contemporary Dialectic for a
Literature Reverse
Review”, Diffusion in
International Management”,
Journal of Personnel
Islamic and Review, Vol.
Middle Eastern 39, No. 6, 2010.
Finance and hlm. 713. xxvii
Management, Ilhaamie Abdul
Vol. 9, No. 1, Ghani Azmi,
2015. hlm. 110. “Islamic
xxiv
Muhammad Human
Burdbar Khan Resource
dan Naeem Practices and
Nisar Sheikh, Organizational
“Human Performance: A
Resource Preliminary
Development, Finding of
Motivation and Islamic
Islam”, Journal Organizations
of Management in Malaysia”,
Development, Journal of
Vol. 31, No. 10, Global
2012. hlm. Business and
1030. Economics,
xxv
Vol. 1, No. 1,
Abba 2010. hlm. 41.
s J. Ali, xxviii
Junaidah
“Business Hashim,
and “Islamic
Managemen Revival in
t Human
Environmen Resource
t in Saudi Management
Arabia: Practices
Challenges Among
and Selected
Opportuniti Islamic
es for Organisations
Multination in Malaysia”,
al
45
International xxxiii
Journal of Mohame
Islamic and d
Middle Eastern Branine
Finance and dan
Management David
Vol. 2, No. 3, Pollard,
2009. hlm. 262. “Human
xxix
Ilhaamie Resource
Abdul Ghani Management
Azmi, “Islamic with Islamic
Human Management
Resource Principles: A
Practices and Dialectic for a
Organizational Reverse
Performance: A Diffusion in
Preliminary Management”,
Finding of Personnel
Islamic Review, Vol.
Organizations in 39, No. 6, 2010.
Malaysia”, hlm. 714.
Journal of
Global Business
and Economics,
Vol. 1, No. 1,
2010. hlm.
27. xxx Abbas J.
Ali, “Islamic
Challenges to
HR in Modern
Organizations”,
Personnel
Review, Vol.
39, No. 6, 2010.
hlm. 699. xxxi
Abbas J. Ali,
“Islamic
Challenges to
HR
in Modern
Organizations”,
Personnel
Review, Vol.
39, No. 6, 2010.
hlm. 695. xxxii
dalam Ihsan
Rahmat, “The
Celestial
Management:
Ikhtiar
Mewujudkan
Budaya
Organisasi
Islam”, Jurnal
Manajemen
Dakwah, Vol.
2, No. 1, 2016.
hlm. 20.
46