Oleh:
Proposal Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma Tiga
Program Studi Teknologi Laboratorium Medis
Oleh:
ii
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM DIPLOMA TIGA
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2022
ABSTRAK
COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh
jenis corona virus baru yaitu SARS-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di
Wuhan Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019. Plasma Konvalesen
merupakan plasma yang diambil dari seseorang mantan pasien (penyintas)
COVID-19 yang memenuhi persyaratan sebagai pendonor darah. Penelitian ini
bertujuan mengetahui gambaran titer S-RBD IgG pada penyintas COVID-19
sebagai pendonor plasma konvalesen di UTD PMI provinsi Lampung.Penelitian
bersifat deskriptif dengan menggunakan data sekunder. Data dikumpulkan dari
155 data rekam medik penyintas COVID-19 yang akan mendonorkan plasma
konvalesennya di UTD PMI Provinsi Lampung pada tahun 2021. Analisa data
menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa penyintas
COVID-19 yang memiliki nilai titer S-RBD IgG <80 U/ml sebanyak 35 orang
(22,5%) dan nilai titer >80 U/ml sebanyak 120 orang (77%). Jumlah dan
persentase penyintas COVID-19 yang memenuhi syarat donor plasma konvalesen
sebanyak 120 orang (77%) dan persentase penyintas COVID-19 yang tidak
memenuhi syarat donor plasma konvalesen sebanyak 35 orang (23%). Penyintas
COVID-19 yang memenuhi syarat donor plasma konvalesen lebih banyak
dibandingkan penyintas COVID-19 yang tidak memenuhi syarat donor plasma
konvalesen.
iii
BIODATA PENULIS
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD (2007-2013) : SD Negeri 1 Terbanggi Besar
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Penulis
Rini Tri Hartati/NIM 1913453068
Telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Pembimbing Karya Tulis Ilmiah
Program Studi Teknologi Laboratorium Medis Program Diploma Tiga
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Jurusan Analis Kesehatan
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
v
LEMBAR PENGESAHAN
Penulis
Tim Penguji
Mengetahui,
vi
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama : Rini Tri Hartati
NIM : 1913453068
Program Studi/Jurusan : Program Studi Teknologi Laboratorium Medis
Program Diploma Tiga/Jurusan Teknologi
Laboratorium Medis
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul :
vii
“Percayalah bahwa Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas
kemampuan hambanya”
(Al-Baqarah:286)
viii
PERSEMBAHAN
ix
KATA PENGANTAR
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ii
ABSTRAK iii
BIODATA PENULIS iv
LEMBAR PERSETUJUAN v
LEMBAR PENGESAHAN vi
MOTTO vii
PERSEMBAHAN viii
SURAT PERNYATAAN x
KATA PENGANTAR xi
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 3
E. Ruang Lingkup Penelitian 4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Data hasil pemeriksaan nilai titer S-RBD IgG pada penyintas 23
COVID-19 yang akan mendonorkan plasma konvalesenya
di UTD PMI Provinsi Lampung tahun 2021
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Grafik data hasil pemeriksaan nilai titer S-RBD IgG 23
pada penyintas COVID-19 yang akan mendonorkan
plasma konvalesenya di UTD PMI Provinsi Lampung
tahun 2021
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
Lampiran 2. Alat dan Bahan Pemeriksaan Titer S-RBD IgG di UTD PMI Provinsi
Lampung Metode Chemiluminescence Immunoassay (CLIA)
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Corona virus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-
2). Virus corona merupakan corona virus jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada setidaknya dua jenis corona virus
yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS) (Kemkes, 2020)
Masalah kesehatan global saat ini sedang menjadi sorotan dan bisa menjadi
sangat penting untuk diperhatikan para ilmuwan kesehatan dan masyarakat umum
adalah penyakit akibat virus corona. Corona Virus Disease–19 atau yang lebih
populer dengan istilah COVID-19 telah ditetapkan oleh World Health
Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia sebagai Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KMMD) pada tanggal 30 Januari
2020 dan akhirnya ditetapkan sebagai Pandemi pada tanggal 11 Maret 2020
(Keliat dkk, 2020)
Kasus COVID-19 di dunia per 6 Maret 2022 berjumlah 441 juta, sembuh 435
juta, meninggal 6 juta. Indonesia berada diurutan 16 total kasus di dunia dan
urutan 4 di Asia (WHO Int, 2020). Kasus di Indonesia hingga 6 maret 2022
berjumlah 5,7 juta, sembuh 5,1 juta, meninggal 600 ribu (PHEOC Kemkes RI,
2022)
Provinsi Lampung memiliki total kasus konfimasi COVID-19 61.454, total
kematian konfirmasi 3898, total selesai isolasi 48477. Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu kota yang memilik kasus positif COVID-19 paling tinggi di
provinsi Lampung, Total kasus COVID-19 per 24 Febuari 2022, total kasus
positif 11.384, sembuh 10.577, meninggal 798 (Dinkes Lampung, 2022)
Pengobatan yang bisa digunakan oleh pasien COVID-19 adalah terapi plasma
konvalesen, terutama di awal pandemi dimana belum ada obat yang terbukti untuk
mengobati COVID-19 pada saat itu. Studi awal terhadap sekelompok kecil pasien
1
1
6
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah Bagaimana gambaran Titer S-RBD yang pada
penyintas COVID-19 sebagai pendonor plasma konvalesen di UTD PMI provinsi
Lampung?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum penelitian
Mengetahui gambaran titer S-RBD IgG pada penyintas COVID-19 sebagai
pendonor plasma konvalesen di UTD PMI Provinsi Lampung.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberi pengetahuan dan wawasan ilmiah kepada pembaca mengenai
gambaran titer S-RBD igG pada penyintas COVID-19 sebagai pendonor
1
8
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. COVID-19
COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan
oleh jenis corona virus baru yaitu SARS-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di
Wuhan Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019. Virus ini menyerang sistem
pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona
bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru- paru
yang berat, hingga kematian. Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru
dari corona virus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja,
seperti lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk
ibu hamil dan ibu menyusui. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan
infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan
infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Selain virus
SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini
adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus
penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh
virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa
perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran
dan keparahan gejala (Alfarisi, A., et al, 2020).
Infeksi SARS-CoV-2 pada manusia menimbulkan gangguan pernapasan akut
seperti demam, batuk, dan sesak napas. Pada kasus yang berat, penyakit ini dapat
menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan
kematian. Gejala penyakit ini dapat muncul dalam 2-14 hari setelah terpapar virus
tersebut (Kemenkes RI, 2020)
a. Virus corona
Corona virus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi
saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East
5
6
Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Corona virus jenis baru yang ditemukan pada
manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019,
kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-
COV2), dan menyebabkan penyakit Corona Virus Disease-2019 (COVID-
19) (kemkes RI, 2020).
Corona virus berbentuk bulat atau elips, sering pleimorfik dengan diameter
sekitar 50-200m (Wang Z, 2020). Corona virus merupakan virus RNA strain
tunggal positif, berkapsul, tidak bersegmen dan memiliki genom RNA yang
sangat panjang. Corona virus tergolong ordo nidovirales,keluarga Coronaviridae.
Struktur corona virus membentuk struktur seperti kubus dengan protein S
berlokasi di permukaan virus. Protein S atau spike protein merupakan salah satu
protein antigen utama virus dan merupakan struktur utama untuk penulisan gen.
protein S ini berperan dalam penempelan dan masuknya virus kedalam host
(interaksi protein S dengan reseptornya di sel inang) (Yuliana, 2020)
Tingkat kematian akibat penyakit ini mencapai 4-5% dengan kematian terbanyak
terjadi pada kelompok usia diatas 65 tahun. Indonesia melaporkan kasus pertama
pada 2 Maret 2020, yang diduga tertular dari orang asing yang berkunjung ke
Indonesia. Kasus di Indonesia pun terus bertambah, hingga tanggal 29 Maret 2020
telah terdapat 1.115 kasus dengan kematian mencapai 102 jiwa. Tingkat kematian
Indonesia 9%, termasuk angka kematian tertinggi (Handayani, D., et al, 2020)
c. Penularan
COVID-19 ditularkan secara langsung maupun tidak langsung melalui
hidung, mulut dan mata melalui tetesan (droplets) yang dihasilkan dari batuk atau
bersin orang yang terinfeksi. Tetesan (droplets) dapat mencemari benda-benda
seperti alat rumah tangga, kantor, gagang pintu, air, alat pribadi maupun fasilitas
umum lainnya dan menjadi sumber penularan (Alfarisi, A., et al, 2020)
d. Patogenesis
Virus dapat melewati membran mukosa, terutama mukosa nasal dan laring,
kemudian memasuki paru-paru melalui traktus respiratorius. Selanjutnya,virus
akan menyerang organ target yang mengekspresikan Angiotensin Converting
Enzyme 2 (ACE2), seperti paru-paru, jantung, system renal dan tractus gastro
intestinal (Di Gennaro et al., 2020)
Protein S pada SARS-CoV-2 memfasilitasi masuknya virus corona ke dalam
sel target. Masuknya virus bergantung pada kemampuan virus untuk berikatan
dengan ACE2, yaitu reseptor membran ekstraselular yang diekspresikan pada sel
epitel, dan bergantung pada priming protein S ke protease selular, yaitu
TMPRSS2 (Handayanidkk., 2020; Kumar dkk., 2020; Lingeswaran dkk., 2020).
Protein S pada SARS-CoV-2 dan SARS-CoV memiliki struktur tiga dimensi
yang hampir identik pada domain receptor-binding. Protein S pada SARS-CoV
memiliki afinitas ikatan yang kuat dengan ACE2 pada manusia. Pada analisis
lebih lanjut, ditemukan bahwa SARS-CoV-2 memiliki pengenalan yang lebih baik
terhadap ACE2 pada manusia dibandingkan dengan SARS-CoV. (Zhang dkk.,
2020).
Periode inkubasi untuk COVID-19 antara 3-14 hari. Ditandai dengan kadar
leukosit dan limfosit yang masih normal atau sedikit menurun, serta pasien belum
merasakan gejala. Selanjutnya, virus mulai menyebar melalui aliran dara
8
g. Pengobatan
Namun seiring dengan munculnya beberapa studi yang lebih kuat dengan
desain Randomized Controlled Trial (RCT), penggunaan TPK secara luas dan
masif sebaiknya ditinjau ulang berdasarkan data-data ilmiah terbaru (Mujiono D
dkk, 2020)
12
1.) Plasma
Plasma merupakan bagian cair berwarna kekuningan dari darah (sekitar 55%
dari komposisi darah) setelah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(trombosit), platelet, dan komponen seluler lainnya dipisahkan. Fungsi plasma
darah adalah sebagai pembawa berbagai macam zat penting, seperti protein,
hormon, dan nutrisi ke sel-sel yang berbeda di dalam tubuh. Komposisi plasma
bervariasi dan mengandung berbagai macam komponen seperti campuran garam
anorganik, air, dan lebih dari 1000 protein. Dalam plasma juga terdapat albumin,
immunoglobulin, komplemen, faktor koagulasi serta antitrombotik.
Donor yang telah memenuhi kriteria pada pre-skrining (memiliki antibodi dan
hasil negatip terhadap beberapa pemeriksaan kemanan darah, serta memenuhi
standar pemeriksaan laboratorium sesuai dengan persyaratan) yang sudah
dilakukan sehari sebelumnya, Kemudian dihari berikutnya akan dilakukan
Pengambilan PK dilakukan dengan :
a.) Metode apheresis (400 – 800 ml yang kemudian dipisahkan secara tertutup
menjadi 200 ml, atau sebanyak 2-4 kantong)
b.) Metode konvensional (total sekali transfusi 450 ml untuk mendapatkan 200
ml plasma atau sebanyak 1 kantong plasma konvalesen )
Pengukuran titer antibodi, IgM, IgG, dan antibodi netralisasi juga harus
dilakukan sebelum donor, apalagi jika masih dalam tahap uji klinis. Hal ini
dilakukan guna mengetahui seberapa aktifitas netralisasi antibodi melawan
antigen virus sehingga mampu menekan laju pertumbuhan virus menjadi negatif
2. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan titer S-RBD IgG
Receptor binding domain (RBD) protein Spike (S) SARS-CoV-2 digunakan
oleh virus untuk masuk ke dalam sel manusia melalui ikatan dengan reseptor ACE-
2. Dengan terbentuknya antibodi terhadap protein S-RBD pada seseorang maka
apabila ada virus SARS-CoV-2 masuk antibodi ini akan melakukan ”blocking”
terhadap masuknya virus sehingga virus tidak dapat menginfeksi sel dan
bereplikasi.
b. Tujuan Pemeriksaan
Mengevaluasi atau mengukur antibodi terhadap protein S-RBD yang
mempunyai daya netralisasi virus SARS-CoV-2 pada :
1. Penyintas COVID-19 ( orang yang pernah terinfeksi COVID-19)
2.Pasien pasca vaksinasi COVID-19
3.Donor plasma konvalesen
Pemeriksaan ini diharuskan bagi penyintas COVID-19 atau orang yang
pernah terinfeksi COVID-19 jika ingin mendonorkan plasma konvalesen (skrining
pendonor dan pemantauan resipien).
c. Metode
Metode yang digunakan adalah Chemiluminescence Immunoassay (CLIA)
yang menggunakan protein rekombinan mewakili RBD antigen S, mengukur
antibodi spesifik IgG dengan afinitas tinggi.
18
B. Kerangka konsep
METODE PENELITIAN
C. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah 155 data rekam medik penyintas
COVID-19 yang akan mendonorkan plasma konvalesennya di UTD PMI
Provinsi Lampung tahun 2021.
2. Sampel
Sampel yang digunakan adalah diambil dari semua populasi penyintas
COVID-19 yang akan mendonorkan plasma konvalesennya di UTD PMI
Provinsi Lampung tahun 2021 yang sesuai dengan kriteria inklusi:
a. Pernah terkonfirmasi COVID-19 dengan RT PCR Positif atau Rapid
Antigen
b. Melakukan pemeriksaan laboratorium imunoserologi meliputi pemeriksaan
titer S-RBD IgG kuantitatif.
c. Catatan rekam medik dilengkapi identitas yang jelas (nama, umur, dan jenis
kelamin), golongan darah, tanggal terkonfirmasi COVID-19, tanggal
sembuh dan tanggal pemerikssaan titer
19
20
D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data sekunder yang diambil dari hasil pemeriksaan
laboratorium meliputi gambaran titer S-RBD IgG pada penyintas COVID-19
sebagai pendonor plasma konvalesen yang didapat dari rekam medik UTD PMI
Provinsi Lampung tahun 2021 dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Peneliti melakukan penelusuran pustaka.
2. Peneliti melakukan prasurvei di UTD PMI Provinsi Lampung tahun 2021
3. Peneliti meminta surat izin penelitian dari Poltekkes Tanjungkarang jurusan
Teknologi Laboratorium Medik untuk diajukan ke UTD PMI Provinsi
Lampung 2021
4. Peneliti mengajukan surat perizinan ke bagian administrasi di UTD PMI
21
Provinsi Lampung
5. UTD PMI Provinsi Lampung menyetujui peneliti untuk melakukan
penelitian.
6. Peneliti melakukan penelusuran data ke instalasi rekam medik register dan
rekam medik UTD PMI Provinsi Lampung tahun 2021
7. Peneliti melakukan pencatatan data rekam medik register penyintas
COVID-19 yang akan mendonorkan plasma konvalesennya berupa nama,
umur, dan jenis kelamin.
8. Peneliti melakukan pencatatan data rekam medik laboratorium
9. Penyintas COVID-19 yang akan mendonorkan plasma konvalesennya
berupa hasil pemeriksaan laboratorium yaitu gambaran titer S-RBD IgG
10. Peneliti melakukan pengolahan data yang dicatat dari data rekam medik
UTD PMI Provinsi Bandar Lampung tahun 2021dan hasilnya disajikan
dalam bentuk tabel dan grafik.
A. Hasil
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran titer S-
RBD IgG pada 155 penyintas COVID-19 yang akan mendonorkan plasma
konvalesennya di UTD PMI Provinsi Lampung tahun 2021 diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Data hasil pemeriksaan nilai titer S-RBD IgG pada penyintas COVID-19 yang akan
mendonorkan plasma konvalesenya di UTD PMI Provinsi Lampung tahun 2021
Berdasarkan tabel 4.1 hasil pemeriksaan nilai titer S-RBD IgG pada 155
penyintas COVID-19 yang akan mendonorkan plasma konvalesenya di UTD PMI
Provinsi Lampung tahun 2021 didapatkan bahwa penyintas COVID-19 dengan
titer S-RBD IgG <80 U/ml memiliki jumlah sebanyak 35 orang (23%) dan dengan
titer >80 U/ml memiliki jumlah sebanyak 120 orang (77%).
23%
<80
<80
77% >80
>80
Gambar 4.1 Grafik data hasil pemeriksaan nilai titer S-RBD IgG pada penyintas COVID-19
yang akan mendonorkan plasma konvalesenya di UTD PMI Provinsi Lampung tahun
2021
23
24
Tabel 4.2 Persentase penyintas COVID-19 yang memenuhi syarat donor plasma konvalesen
berdasarkan titer S-RBD IgG di UTD PMI Provinsi Lampung tahun 2021
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan pada tahun 2021 di UTD PMI Provinsi
Lampung terdapat penyintas COVID-19 yang memenuhi syarat donor plasma
konvalesen 120 orang (77%) dan penyintas COVID-19 yang tidak memenuhi
syarat donor plasma konvalesen 35 orang (23%). Persentase penyintas COVID-19
yang memenuhi syarat donor plasma konvalesen lebih tinggi dibandingkan
persentase penyintas COVID-19 yang tidak memenuhi syarat donor plasma
konvalesen.
Gambar 4.2 Grafik persentase penyintas COVID-19 yang memenuhi syarat donor plasma konvalesen
berdasarkan titer S-RBD IgG di UTD PMI Provinsi Lampung tahun 2021
B. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di UTD PMI Provinsi Lampung. UTD PMI
merupakan salah satu yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia untuk melaksankan kegiatan donor plasma konvalesen dan melayani
kebutuhan rumah sakit terhadap plasma konvalesen. Plasma konvalesen
merupakan plasma yang diambil dari seseorang mantan pasien (penyintas)
COVID-19 yang memenuhi persyaratan sebagai pendonor darah (Maulana, 2020)
Kandungan antibodi spesifik pada plasma terhadap SARS-CoV-2 adalah
mekanisme utama yang dicari dari TPK, sehingga sebaiknya plasma donor harus
25
mengandung kadar atau konsentrasi antibodi yang tinggi, sesuai dengan yang
dipersyaratkan. Target atau cara kerja utama terapi plasma konvalesen ini adalah
dengan menetralisasi patogen yang masuk ke dalam tubuh, melalui mekanisme
passive immunotherapy. Mekanisme ini dicapai dengan mentransfer antibodi
terhadap SARS CoV-2 yang terdapat dalam plasma melalui proses transfusi
kepada penerima (resipien). Antibodi yang masuk melalui plasma dalam
konsentrasi tertentu mempunyai kemampuan untuk menetralisasi SARS CoV-2,
sehingga dapat menghambat replikasi virus (Mujiono D dkk, 2021)
Plasma yang digunakan untuk TPK dapat diperoleh dengan memisahkan
plasma dari darah whole blood dengan salah satu metode yang digunakan yaitu
apheresis atau plasmaferesis. Apheresis merupakan proses pengumpulan dan
pemisahan komponen darah secara otomatis dengan mesin yang menggunakan
satu set jarum, selang, dan kantong dispossible. Tujuannnya adalah untuk
menjamin keamanan donor sukarela (kiswari, 2014)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dari 155 penyintas
COVID-19 yang akan mendonorkan plasma konvalesennya di UTD PMI Provinsi
Lampung tahun 2021 menunjukkan bahwa penyintas COVID-19 dengan titer
S- RBD IgG U/ml memiliki jumlah terbanyak 77% dan penyintas COVID-19
dengan titer <80 U/ml memiliki jumlah paling sedikit 23%. Hasil menunjukkan
mayoritas pemilik titer >80 U/ml melakukan pemeriksaan titer S-RBD IgG setelah
> 14 hari pasca terkonfirmasi positif PCR. Hal ini sejalan dengan beberapa
penelitian Deeks et al dan Zhao et al (2020) melaporkan adanya perbedaan respon
antibodi SARS-CoV antar individu dan penelitian Higgins et al (2020) yang
pertama melaporkan nilai antibodi SARS-CoV-2 secara kuantitatif lebih tinggi
pada > 14 hari pasca terkonfirmasi positif.
Farida et al (2022) dalam penelitiannya pada 10 literatur, diperoleh teori yang
sama mengenai waktu antara sampling sampel darah dari pasien yang akan diuji
antibodi SARS-CoV-2 dengan jumlah hari munculnya gejala COVID-19, dapat
mempengaruhi nilai sensitivitas alat uji. Hari muncul gejala diperkirakan antara
1-14 hari setelah terinfeksi dan dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembangan
kasus. Waktu sampling yang dinilai tepat
26
untuk dapat memperoleh sensitivitas yang tinggi adalah mulai hari ke-7 POS
(Post Onset Symptom). Hal ini disebabkan adanya window period, yaitu waktu
jendela bagi perkembangan respon imun selama masa akut COVID-19 dan tidak
terdeteksinya antibodi spesifik SARS-CoV-2. Diketahui bahwa respon imun
berupa antibodi spesifik IgM terhadap SARS-CoV-2 dimulai dan meningkat pada
hari ke-7 setelah munculnya gejala COVID-19. Kemudian pada hari berikutnya
dilanjutkan oleh perkembangan antibodi spesifik IgG, mulai hari ke-10 sampai ke-
18 (Nuccetelli et al., 2020; Montesinos et al., 2020; Pickering et al., 2020; Van
Elslande, et al., 2020). Sehingga diperkirakan jika waktu sampling pada pasien
COVID-19 dilakukan sebelum hari ke-7, maka kemungkinan antibodi IgM, IgG
SARS- CoV-2 masih belum terbentuk atau sudah terbentuk namun konsentrasinya
rendah dalam tubuh. Hal ini sejalan dengan penelitian Liu et al dan Lippi et al
tahun 2020.
Pada penyintas COVID-19 yang memiliki titer <80 U/ml pada pemeriksaan
titer S-RBD IgG setelah > 14 hari terkonfirmasi positif kemungkinan dikarenakan
tubuhnya tidak dapat mengembangkan antibodi. Beberapa pasien yang
terkonfirmasi positif SARS-CoV-2 tidak dapat mengembangkan antibodi dan titer
antibodi dapat saja berangsur-angsur menghilang pada individu-individu yang
sudah terinfeksi sebelumnya (Ibarrondo et al,. 2020; Liu et al., 2020). Pelepasan
sitokin yang terjadi pada pasien COVID-19 dapat mendorong terjadinya penipisan
dan kelelahan sel T. Melemahnya sel T dipengaruhi oleh sel dendritik (DC)
matang yang berimigrasi ke organ limfoid, sehingga menyebabkan limfositopenia
dan melemahnya aktifitas sel T. Hal itu membuat sel T tidak dapat merangsang sel
B untuk memproduksi antibodi (Shi et al., 2020; Shurin et al., 2020). Selain itu
derajat keparahan COVID-19 berhubungan dengan titer antibodi SARS-CoV-2,
hal ini menandakan bahwa semakin tinggi tingkat keparahan COVID-19 maka
titer antibodi SARS-CoV-2 juga akan semakin meningkat (Bond et al.,2020;
Borgonovo et al., 2021; Postet et al., 2020; Röltgen et al., 2021). Riset ilmuwan di
China yang dipublikasikan dalam jurnal Ilmiah Nature Medicine mengenai
perbedaan efektivitas imunitas pada pasien COVID-19 yang tidak menunjukkan
gejala sakit memiliki titer antibodi lebih rendah dibanding pasien dengan gejala
yang berat (kemkes, 2020)
27
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran titer S-RBD IgG pada
penyintas COVID-19 yang ingin mendonorkan plasma konvalesennya di UTD
PMI Provinsi Lampung tahun 2021, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Dari 155 penyintas COVID-19 yang akan mendonorkan plasma konvalesennya
di UTD PMI Provinsi Lampung tahun 2021 didapatkan bahwa penyintas
COVID-19 yang memiliki nilai titer S-RBD IgG <80 U/ml sebanyak 35 orang
(23%) dan dengan titer >80 U/ml sebanyak 120 orang (77%).
2. Jumlah dan persentase penyintas COVID-19 yang memenuhi syarat donor
plasma konvalesen sebanyak 120 orang (77%) dan persentase penyintas
COVID-19 yang tidak memenuhi syarat donor plasma konvalesen sebanyak
35 orang (23%).
B. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti menyarankan:
1. Penelitian dapat dilanjutkan mengenai hubungan derajat keparahan COVID-
19 dengan titer S-RBD IgG.
2. Pihak PMI perlu melakukan dokumentasi data yang tertera pada formulir
donor sehingga jika ada peneliti lain yang akan mengambil data tersebut
dapat dengan mudah tanpa membuka satu persatu lembar formulir donor.
28
DAFTAR PUSTAKA
Alfarisi, A., Pratiwi, S. M., Prakoso, A. S., Putra, A. R. H., & Musik, P.
S.(2020).Mengenal Seputar Corona Virus Diseases (COVID-19).
JurnalKesehatan, 6-8.
Burhan E. Susanto AD. Nasution SA. et al. Pedoman Tata Laksana COVID-
19.Edisi 3. Desember 2020. PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN. IDAI.
Di Gennaro, F., Pizzol, D., Marotta, C., Antunes, M., Racalbuto, V., Veronese, N.,
& Smith, L. (2020). Coronavirus diseases (COVID-19) current status and
future perspectives: A narrative review. International Journal of
Environmental Research and Public Health, 17(8).
Joyner, et al. (2021). Convalescent plasma antibody levels and the risk of death
from covid-19. The new England journal of medicine, 384, pp. 1015-1027.
Mujiono D, dkk (2020). Uji klinis pemberian Plasma Konvalesen Sebagai Terapi
Tambahan Corona Virus Disease 19 (COVID-19)-PlaSenTer.
Shodiq, B. (2021). Studi deskriptif kualitatif: peran tim siaga bencana berbasis
masyarakat (SIBAT) menjaring penyintas covid-19 untuk donor plasma
konvalesen di kota Surakarta. Intan Husada Jurnal illmu Keperawatan, 9(1),
42-50.
Ye, Fu, Ren, Wang, et.al., 2020 yang diterbitkan pada J Med Virol.2020;1–12
dengan judul Treatment with convalescent plasma for Covid‐ 19 patients in
Wuhan, China
Mindray 2000i
Sampel serum
Lampiran 3
Data penyintas COVID-19 yang memenuhi syarat sebagai pendonor plasma
konvalesennya berdasarkan titer S-RBD IgG nya
No. Nama Umur Jenis Gol. Tgl Tgl Tgl Titer S-RBD
(inisial) (Thn) kelamin Darah konfirmasi sembuh Px. Titer IgG
(P/L) COVID-19 (U/ml)
1 AS 36 L O+ 28/12/20 27/01/21 02/03/21 91.58
(RT-PCR)
2 IM 34 P A+ 09/01/20 10/01/21 18/03/21 116.40
(RT-PCR)
3 SRT 41 L O+ 17/12/20 06/01/21 19/03/21 161.30
(RT-PCR)
4 JG 21 P O+ 14/01/21 08/02/21 20/03/21 212.98
(RT-PCR)
5 AAR 39 L A+ 20/12/20 10/01/21 22/03/21 179.24
(RT-PCR)
6 WP 42 L B+ 12/07/21 28/07/21 16/08/21 >1000
(RT-PCR)
7 FDS 36 L B+ 24/02/01 13/03/21 16/08/21 >1000
(RT-PCR)
8 NEPK 28 L B+ 07/07/21 17/07/21 16/08/21 >1000
(RT-PCR)
9 AM 25 P B+ 02/07/21 13/07/21 18/08/21 803.05
(Rapid Ag)
10. NH 41 L O+ 01/07/21 16/07/21 18/08/21 >4000
(Rapid Ag)
11 BJA 22 L A+ 11/07/21 24/07/21 18/08/21 158.10
( Rapid Ag)
12 JS 32 L A+ 27/07/21 17/07/21 18/08/21 >1000
(RT-PCR)
13 MS 28 L A+ 06/07/21 13/08/21 18/08/21 >1000
(RT PCR)
14 TG 38 L B+ 08/07/21 26/07/21 18/08/21 198.13
(Rapid Ag)
15 AAN 46 L A+ 10/08/21 08/10/21 18/08/21 107.1
(Rapid Ag)
16 MAP 28 L B+ 12/07/21 03/08/21 18/08/21 >1000
(Rapid Ag)
17 JS 36 L B+ 10/07/21 21/07/21 18/08/21 >1000
(RT-PCR)
18 KER 23 L B+ 02/07/21 17/07/21 19/08/21 >1000
(RT PCR)
19 VFI 23 P A+ 20/07/21 28/07/21 19/08/21 >1000
(Rapid Ag)
20 ATR 25 P B+ 10/07/21 24/07/21 19/08/21 >1000
(RT-PCR)
21 AAR 26 P B+ 11/07/21 25/07/21 19/08/21 >1000
(RT-PCR)
22 MSF 20 L B+ 11/07/21 24/07/21 19/08/21 >1000
(RT PCR)
23 FDS 45 L A+ 25/06/21 30/07/21 20/08/21 >1000
(RT-PCR)
24 SN 49 L A+ 10/07/21 28/07/21 20/08/21 100.96
(RT-PCR)
No. Nama Umur Jenis Gol Tgl konfirmasi Tgl Tgl Titer S-RBD
(inisial) (Thn) kelamin Darah COVID-19 sembuh Px. Titer IgG
(P/L) (U/ml)
25 FDA 26 L O+ 30/07/21 30/07/21 20/08/21 173.0
(Rapid Ag)
26 YL 47 L O+ 17/07/21 07/08/21 20/08/21 719.51
(RT-PCR)
27 MA 31 L B+ 23/07/21 04/08/21 20/08/21 >1000
(RT-PCR)
28 AK 33 L AB+ 07/07/21 16/07/21 20/08/21 154.33
(RT-PCR)
29 SDB 47 L O+ 01/08/21 09/08/21 01/09/21 >1000
(Rapid Ag)
30 AS 45 L AB+ 21/07/21 02/08/21 07/08/21 >1000
(RT-PCR)
31 PW 44 L O+ 10/07/21 19/07/21 01/09/21 >1000
(RT-PCR)
32 RR 25 L O+ 29/07/21 08/08/21 20/08/21 790.24
(RT-PCR)
33 DB 39 L B+ 13/08/21 21/08/21 03/09/21 >1000
(Rapid Ag)
34 AYH 25 P B+ 18/07/21 01/08/21 03/09/21 >1000
(RT-PCR)
35 CN 61 L A+ 17/07/21 05/08/21 05/09/21 302.20
(RT-PCR)
36 YMS 26 L AB+ 10/07/21 29/07/21 01/09/21 161.62
(Rapid Ag)
37 NHA 24 L A+ 04/04/21 12/05/21 07/09/21 >1000
(RT-PCR)
38 IWN 46 L B+ 06/07/21 20/07/21 09/09/21 >1000
(RT-PCR)
39 NKA 25 P O+ 26/06/21 07/07/21 06/09/21 420.58
(RT-PCR)
40 HK 25 P B+ 12/08/21 21/08/21 10/09/21 146.66
(RT-PCR)
41 EF 32 P A+ 04/08/21 14/08/21 10/09/21 >1000
(Rapid Ag)
42 AM 45 L A+ 12/05/21 26/05/21 16/08/21 >1000
(RT-PCR)
43 WI 36 L B+ 01/08/21 12/08/21 10/09/21 >1000
(RT-PCR)
44 AF 40 L O+ 15/07/21 29/07/21 13/10/21 >1000
(RT-PCR)
45 AR 51 L A+ 10/07/21 23/07/21 16/08/21 >1000
(RT-PCR)
46 RN 49 L O+ 01/06/21 18/06/21 16/08/21 >1000
(RT-PCR)
47 FFA 26 L O+ 05/07/21 21/07/21 27/08/21 174.32
(Rapid Ag)
48 LH 41 L A+ 10/07/21 27/07/21 26/08/21 >1000
(RT-PCR)
49 RDS 20 L B+ 27/07/21 06/08/21 27/08/21 297.68
(RT-PCR)
50 CDP 24 P B+ 17/07/21 29/07/21 31/08/21 >1000
(Rapid Ag)
51 SB 28 P A+ 24/06/21 05/07/21 23/08/21 160.51
(Rapid Ag)
52 SC 25 L O+ 27/06/01 20/07/21 23/08/21 400.38
(RT-PCR)
53 RU 47 L AB+ 27/06/01 20/07/21 01/09/21 >1000
No. Nama Umur Jenis Gol Tgl konfirmasi Tgl sembuh Tgl Titer S-RBD
(inisial) (Thn) kelamin Darah COVID-19 Px. Titer IgG
(P/L) (U/ml)
(RT-PCR)
54 MI 47 L O+ 29/06/21 12/07/21 23/08/21 >1000
(RT-PCR)
55 IW 32 L B+ 19/07/21 29/07/21 23/08/21 >1000
(Rapid Ag)
56 HER 25 P AB+ 20/07/21 09/08/21 23/08/21 >1000
(RT-PCR)
57 TM 60 L O+ 23/04/21 19/05/21 23/08/21 598.51
(RT-PCR)
58 MAK 29 L O+ 24/07/21 06/08/21 23/08/21 385.51
(Rapid Ag)
59 AAC 23 L B+ 23/07/21 06/08/21 25/08/21 447.01
(Rapid Ag)
60 HDN 39 L AB+ 04/07/21 17/07/21 06/09/01 710.84
(RT-PCR)
61 SUG 39 L B+ 16/07/21 28/07/21 25/08/21 >1000
(RT-PCR)
62 AKB 40 L O+ 24/07/21 10/08/21 25/08/21 >1000
(RT-PCR)
63 HEN 43 L A+ 29/07/21 21/07/21 25/08/21 >1000
(RT-PCR)
64 AS 55 L O+ 07/07/21 17/07/21 01/09/21 >1000
(Rapid Ag)
65 HAR 45 L A+ 08/07/21 23/07/21 30/08/21 394.84
(RT-PCR)
66 PYS 38 L B+ 04/08/21 16/07/21 31/08/21 >1000
(Rapid Ag)
67 ZPA 51 L A+ 27/07/21 20/07/21 31/08/21 >1000
(Rapid Ag)
68 MF 24 P B+ 10/06/21 04/08/21 30/08/21 >1000
(RT-PCR)
69 BAH 55 L AB+ 20/06/21 04/07/21 06/09/21 148.40
(RT-PCR)
70 AW 36 L A+ 10/07/21 05/07/21 07/09/21 >1000
(Rapid Ag)
71 DSMS 26 P O+ 17/07/2 23/07/21 24/08/21 >1000
(Rapid Ag)
72 YOH 37 L A+ 19/07/21 30/07/21 24/08/21 >1000
(RT-PCR)
73 MYD 36 L B+ 20/07/21 07/08/21 24/08/21 315.82
(RT-PCR)
74 AYD 26 L A+ 06/06/21 01/08/21 24/08/21 270.25
(RT-PCR)
75 TR 50 L A+ 21/01/21 26/07/21 24/08/21 >1000
(RT-PCR)
76 SUD 52 L B+ 15/06/21 17/02/21 24/08/21 292.59
(RT-PCR)
77 YP 33 L A+ 06/06/21 27/06/21 24/08/21 708.30
(RT-PCR)
78 AS 46 L B+ 06/06/21 22/06/21 21/08/21 >1000
(RT-PCR)
79 ELS 35 L B+ 30/03/21 20/06/21 21/08/21 >1000
(RT-PCR)
80 AA 21 P O+ 28/07/21 20/08/21 21/08/21 475.12
(RT-PCR)
81 SA 30 L O+ 27/07/21 05/08/21 21/08/21 >1000
(RT-PCR)
No. Nama Umur Jenis Gol Tgl konfirmasi Tgl Tgl Titer S-RBD
(inisial) (Thn) kelamin Darah COVID-19 sembuh Px. Titer IgG
(P/L) (U/ml)
82 ES 48 L A+ 06/07/21 06/08/21 21/08/21 >1000
(RT-PCR)
83 AN 36 L A+ 28/07/21 20/08/21 28/08/21 153.70
(RT-PCR)
84 SM 31 L B+ 11/07/21 21/07/21 28/08/21 >1000
(RT-PCR)
85 HA 52 L B+ 25/07/21 14/08/21 28/08/21 >1000
(RT-PCR)
86 BMM 43 L B+ 02/07/21 26/07/21 28/08/21 >1000
(RT-PCR)
87 DT 52 L B+ 24/07/21 01/08/21 28/08/21 >1000
(RT-PCR)
88 SUP 43 L B+ 20/7/21 03/08/21 06/09/21 >1000
(RT-PCR)
89 FYHS 28 P B+ 15/07/21 29/07/21 26/08/21 >1000
(Rapid Ag)
90 EM 26 L AB+ 17/07/21 29/07/21 25/08/21 >1000
(Rapid Ag)
91 HKY 36 L B+ 17/07/21 29/07/21 26/08/21 >1000
(Rapid Ag)
92 FAR 27 P AB+ 15/07/21 29/07/21 11/08/21 >1000
(RT-PCR)
93 CW 60 L B+ 03/03/21 17/04/21 27/08/21 737.95
(RT-PCR)
94 FYG 44 L B+ 14/06/21 30/06/31 31/08/21 >1000
(RT-PCR)
95 AYH 25 P B+ 09/06/21 02/08/21 31/08/21 678.97
(RT-PCR)
96 SH 42 L B+ 08/06/21 05/07/21 31/08/21 >1000
(RT-PCR)
97 IDM 47 L A+ 10/02/21 03/07/21 31/08/21 343.62
(Rapid Ag)
98 DON 21 L A+ 09/05/21 15/05/21 31/08/21 100.57
(RT-PCR)
99 PAT 44 L A+ 13/06/21 02/07/21 31/08/21 115.46
(Rapid Ag)
100 OKY 30 L A+ 09/08/21 23/08/21 31/08/21 682.67
(RT-PCR)
101 DZ 49 L O+ 06/08/21 13/08/21 14/09/21 698.60
(RT-PCR)
102 ERY 57 L O+ 21/07/21 07/08/21 31/08/21 553.35
(Rapd Ag)
103 KAI 43 L O+ 25/06/21 12/07/21 14/08/21 >1000
(RT-PCR)
104 MR 30 L B+ 10/07/21 26/07/21 14/08/21 >1000
(RT-PCR)
105 MNA 23 L O+ 08/07/21 14/07/21 07/08/21 >1000
(RT-PCR)
106 MB 24 L O+ 04/04/21 18/04/21 07/06/21 >1000
(RT-PCR)
107 GIB 39 L O+ 09/07/21 19/07/21 07/06/21 >1000
(RT-PCR)
108 TNK 37 L O+ 08/07/21 20/07/21 07/08/21 >1000
(RT-PCR)
109 YKP 27 P O+ 22/12/20 05/01/21 20/03/21 168.28
(RT-PCR)
110 AS 33 L O+ 16/12/20 25/12/20 17/03/21 303.40
No. Nama Umur Jenis Gol Tgl konfirmasi Tgl Tgl Titer S-RBD
(inisial) (Thn) kelamin Darah COVID-19 sembuh Px. Titer IgG
(P/L) (U/ml)
(RT-PCR)
111 AM 34 L A+ 08/01/21 22/01/21 05/03/21 200.93
(RT-PCR)
112 LNS 33 L A+ 11/01/12 25/11/21 03/03/21 337.63
(RT-PCR)
113 MRL 35 P A+ 11/12/21 30/01/21 02/03/21 136.65
(RT-PCR)
114 TS 31 L O+ 16/12/01 27/01/21 02/03/21 183.13
(RT-PCR)
115 MAR 40 L O+ 17/07/21 31/07/21 16/08/21 >1000
(Rapid Ag)
116 MRT 63 P O+ 21/03/21 20/04/21 17/08/21 326.20
(RT-PCR)
117 ATH 41 L A+ 16/07/21 1/08/2021 16/08/21 789.55
(Rapd Ag)
118 IWN 46 L B+ 06/07/21 20/07/21 09/09/21 >1000
(RT-PCR)
119 HK 25 P B+ 12/08/21 21/08/21 10/09/21 146.66
(RT-PCR)
120 EF 32 P A+ 04/08/21 14/08/21 10/09/21 >1000
(Rapid Ag)
Lampiran 4
Data penyintas COVID-19 yang tidak memenuhi syarat sebagai pendonor
plasma konvalesennya berdasarkan titer S-RBD IgG nya
No. Nama Umur Jenis Gol. Tgl Tgl Tgl. Px Titer S-
(inisial) (Thn) kelamin Darah terkonfirmasi sembuh titer RBD IgG
(L/P) COVID-19 (U/mL
1 IAW 45 L O+ 24/06/21 09/07/21 27/8/21 40.59
(RT-PCR)
2 FBH 31 L B+ 18/05/21 31/05/21 28/8/21 12.39
(RT-PCR)
3 AS 20 P AB+ 13/04/21 27/05/21 17/08/21 60.21
(RT-PCR)
4 MA 24 L B+ 15/06/21 16/07/21 17/08/21 58.76
(RT-PCR)
5 EKO 39 L B+ 09/06/21 29/07/21 28/08/21 43.30
(RT-PCR)
6 YNT 45 P O+ 09/06/21 29/07/21 08/09/21 70.00
(RT-PCR)
7 DRC 28 L A+ 07/06/21 23/07/21 08/09/21 65.89
(RT-PCR)
8 MNA 23 L O+ 15/06/21 14/07/21 08/09/21 64.34
(RT-PCR)
9 EKJ 32 L B+ 24/04/21 10/05/21 28/08/21 41.37
(RT-PCR)
10 RRS 36 L O+ 23/06/21 15/07/21 26/08/21 14.93
(RT-PCR)
11 GI 34 L O+ 24/07/21 04/08/21 12/08/21 38.90
(RT-PCR)
12 NB 28 L AB+ 17/06/21 01/06/21 12/07/21 40.57
(RT-PCR)
13 MRF 21 L O+ 05/06/21 16/06/21 12/07/21 14.50
(RT-PCR)
14 SC 45 P O+ 10/01/21 01/02/21 20/03/21 13.05
(RT-PCR)
15 SDH 43 L A+ 01/03/21 16/03/21 18/03/21 37.68
(RT-PCR)
16 HAC 27 P O+ 13/01/21 09/02/21 09/03/21 67.06
(RT-PCR)
17 BS 34 L AB+ 26/06/21 06/07/21 13/08/21 58.64
(RT-PCR)
18 YIM 36 L A+ 22/06/21 18/07/21 14/08/21 40.60
(RT-PCR)
19 SUR 31 L B+ 03/05/21 17/05/21 15/08/21 20.76
(RT-PCR)
20 ZAH 32 L B+ 03/04/21 26/05/21 15/08/21 10.22
(RT-PCR)
No. Nama Umur Jenis Gol. Tgl Tgl Tgl. Px Titer S-
(inisial) (Thn) kelamin Darah terkonfirmasi sembuh titer RBD IgG
(L/P) COVID-19 (U/mL
21 NAS 33 L B+ 26/06/21 12/06/21 15/08/21 39.27
(RT-PCR)
22 TT 27 P B+ 29/06/21 18/07/21 16/08/21 56.25
(RT-PCR)
24 FYD 36 L B+ 16/07/21 23/07/21 06/08/21 28.24
(RT-PCR)
25 MKS 33 L A+ 02/07/21 16/07/21 06/08/21 13.93
(RT-PCR)
26 AND 22 L O+ 02/6/21 02/07/21 10/08/21 60.88
(RT-PCR)
27 YBP 28 L B+ 12/07/21 27/07/21 09/08/21 27.83
(RT-PCR)
28 ANG 21 L B+ 16/07/21 25/07/21 09/08/21 52.52
(RT-PCR)
29 HYD 31 L A+ 04/06/21 09/07/21 09/08/21 60.36
(RT-PCR)
30 CLS 25 P A+ 27/06/21 12/07/21 17/08/21 36.64
(RT-PCR)
31 DMN 25 P A+ 17/06/21 01/07/21 17/08/21 79.11
(RT-PCR)
32 POA 31 L A+ 01/07/21 01/06/21 17/08/21 51.44
(RT-PCR)
33 ANS 38 L O+ 20/07/21 01/08/21 17/08/21 44.42
(RT-PCR)
34 IQB 51 L O+ 23/07/21 03/08/21 18/08/21 17.32
(RT-PCR)
35 AGR 50 L O+ 05/07/21 10/07/21 26/08/21 63.98
(RT-PCR)
Mengetahui,
Kepala bidang administrasi & keuangan
UTD PMI Provinsi Lampung
Rahmi Wahyuningsih
Lampiran 5
Dokumentasi Kegiatan Pengumpulan Data
Gambar 1. Peneliti melakukan penelusuran dan pecatatan data didampingi oleh penanggung jawab
kegiatan donor plasma konvalesen di UTD PMI Provinsi Lampung
Gambar 2. Peneliti melakukan pecatatan data didampingi oleh penanggung jawab kegiatan donor
plasma konvalesen di UTD PMI Provinsi Lampung
Lampiran 6