Anda di halaman 1dari 2

GEOGRAFI PEMBANGUNAN WILAYAH

Dosen Pengampu : Ahyuni, ST, M.Si

Oleh :
SYAHDIA NURIZAH (20136125)

GEOGRAFI NK
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
Isu Pembangunan :

Berdasarkan Aspek Ekonomi

“Hutang Negara Indonesia”

Utang Indonesia hingga akhir Mei 2022 membengkak. Posisi utang hingga 31 Mei
2022 mencapai Rp 7.002,24 triliun. Besarannya setara 38,88 persen dari Produk
Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Dikutip dari laporan APBN Kita Edisi Juni 2022,
Rabu (29/6/2022), porsi utang didominasi oleh Surat Berharga Negara (SBN) dengan
besaran mencapai 88,20 persen dari total utang. Lalu sisanya, yakni sebesar 11,80
persen berasal dari pinjaman. Secara lebih rinci, utang Indonesia dari SBN
denominasi rupiah dan valuta asing (valas) mencapai Rp 6.175,83 triliun. SBN
berdenominasi rupiah sendiri mencapai Rp 4.934,56 triliun, terdiri dari Surat Utang
Negara (SUN) Rp 4.055,03 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Rp
879,53 triliun.

Sudah jelas, pada angka - angka dengan jumlah yang tidak sedikit diatas
menunjukkan hutang negara yang masih saja tidak menyusut. Lantas, Mengapa
Indonesia masih berhutang ? Penggunaan utang sebagai salah satu sumber
pembiayaan untuk memperlancar pembangunan digunakan karena sumber
pembiayaan dari keuangan dalam negeri jumlahnya sangat terbatas, sehingga sebagai
sumber pendanaan, utang khususnya dibutuhkan untuk memecahkan masalah
pembiayaan dalam pembangunan. Dikarenakan untuk infrastrtuktur negara, seperti
membangun tol atau lainnya. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza
Adityaswara mengatakan, Indonesia tidak bisa hidup tanpa utang. Karena menurutnya
dana yang dimiliki dari dalam negeri tidak cukup untuk membiayai seluruh program
pemerintah.

"Bisa enggak RI hidup dari Utang Luar Negeri? Jawabannya enggak bisa karena dana
dari dalam enggak cukup,"

Menurut saya pasti ada cara agar hutang negara menyusut dikarenakan SDM kita
seharusnya sangat berperan aktif untuk mengurangi hutang negara.

Anda mungkin juga menyukai