Anda di halaman 1dari 8

Kisah Siti Masitoh

Pada zaman dahulu, Mesir dipimpin oleh seorang raja yang


sangat mengagungkan dirinya sebagai tuhan bagi rakyat
nya. Dialah Fir'aun.

Fir'aun memiliki seorang putri yang cantik jelita, sebagai


layaknya putri raja, sang putri selalu mendapatkan hal-hal
yang terbaik dan pelayanan yang istimewa dari para
dayang-dayang nya. Sang putri memiliki dayang yang dia
percaya untuk menata kecantikan nya. dayang itu bernama
Masitoh.

Suatu hari, Masitoh sedang menyisir rambut indah sang


putri.

Masitoh: Bismillahirrahmanirrahim

Putri: Apa yang kamu ucapkan?

Masitoh: Hamba berdoa tuan putri, agar bisa menata


rambut tuan putri yang indah ini menjadi lebih indah lagi.

Putri: Benarkah? Baiklah

Masitoh sedikit melamun, memikirkan anak bayinya yang


dia tinggal di rumah dalam keadaan sakit. Tiba-tiba tanpa
disengaja dia menjatuhkan sisir yang di genggam nya.

Masitoh: Astaghfirullah haladzim


Putri: Ada apa denganmu? kamu ngelamun ya?

Masitoh: Maaf tuan putri, hamba teringat anak hamba


yang lagi sakit.
Masyaallah kenapa aku begitu teledor...

Putri: Dari tadi, aku mendengar kau menyebut nama asing


itu, siapa yang kau sebut-sebut itu?

Masitoh: Hamba menyebut nama allah

Putri: Allah? Siapa Allah?

Masitoh: Tuhanku, tuhanmu, tuhan kita semua.

Putri: Tuhan? ayahku Fir'aun adalah Tuhanmu dan tuhan


kita semua. Berani sekali kau menyebut nama lain selain
ayahku.

Masitoh: Tidak tuan putri, raja Fir'aun bukan tuhan dia


adalah manusia. sama seperti mu juga seperti ku. Allah itu
adalah tuhan yang menciptakan kita semua.

Putri: Apa? kau samakan dia seorang raja yang agung


dengan budak sepertimu? sungguh kau tak tahu diri. kau
sadar dengan ucapan mu? Hei Masitoh akan ku laporkan
segala penghinaan mu pada ayahku.
Masitoh tersadar,kalau ucapannya akan membawa mala
petaka baginya bahkan mungkin bagi keluarganya. Tapi,
dia tidak mungkin menarik ucapannya.

Pulanglah ia ke rumah dengan perasaan cemas dan


khawatir. Diceritakanlah segala yang terjadi pada
suaminya. Mereka tertegun bingung terbayang kelak apa
hukuman yang akan diberikan padanya.

Di istana, sang putri melaporkan segala yang terjadi pada


Fir'aun. Fir'aun sungguh murka, dia ngerasa terhina
mendengar seorang pelayan di istana nya, tidak mengakui
bahwa dirinya sebagai tuhan.

Lalu, dia memerintahkan pengawal nya untuk membawa


Masitoh dan keluarganya menghadapnya.

Fir'aun: Sekarang kalian bawa Masitoh dan keluarganya


ke istana untuk menghadap saya.

Pengawal: Baik raja

Fir'aun: Masitoh, kau tahu siapa aku?

Masitoh: Hamba tahu, paduka adalah raja kami di negeri


ini.

Fir'aun: Kau tahu? selain aku rajamu aku ini adalah


tuhanmu. apa benar apa yang dikatakan putriku, kalau kau
menyebut nama lain selain aku sebagai tuhanmu?
Masitoh: Iya benar

Fir'aun: Hahahaha kau tidak serius dengan perkataan mu


kan? euh baiklah akan aku ampuni kau dan aku lupakan
segala kekurang ajaran mu, dengan syarat katakanlah
"Fir'aun adalah Tuhan, tidak ada Tuhan selain aku"

Masitoh: Tidak! Tuhanku adalah Allah bukan engkau,


engkau adalah rajaku tapi bukan tuhanku. kau berbeda
dengannya. aku,kau dan mereka semua hanyalah manusia
yang diciptakan Allah.

Fir'aun: Masitoh! kau sadar dengan ucapan mu? jangan


bermain-main denganku.
euh.. kalau semua ini karena kau tidak memiliki roti untuk
makanan mu dan susu untuk anakmu, aku akan
memberikannya. Tapi cabut kembali perkataan mu "akulah
tuhanmu"

Masitoh: Tidak! Tuhanku hanya satu, "Allah". Tuhanku


bukan makhluk sepertimu. Tak peduli kau ingin menukar
apapun yang berharga milikmu, dengan keimanan ku. Tapi
aku tak akan melepaskan iman itu dari dadaku.

Fir'aun: Baiklah kalau itu maumu. Pengawal siapkan api


yang besar yang pantas dihukum atas perbuatannya padaku.

Putri: Ini akibat nya jika kalian tetap gak mau menganggap
bahwa ayahku adalah tuhan.
Anak Masitoh: Tidak, lebih baik kami mati di bakar api,
daripada harus menganggap ayahmu itu Tuhan.

Para pengawal segera menyiapkan api besar di lapangan.

Masitoh memeluk erat bayinya, suami dan anaknya


terlihat cemas. Masitoh dan suaminya tahu,ini adalah
konsekuensi dari apa yang terjadi.

Suami Masitoh: Kau takut?

Masitoh: Tidak, aku hanya tidak tahu apa anak-anak kita


bisa melawati ini semua. Kau percaya bahwa Allah selalu
ada untukmu nak. Jangan takut Allah pasti akan
menolongnya.

Suami Masitoh: Insyaallah, tapi itu tidak akan


menghancurkan iman kita.

Semua mata menatap pada Masitoh dan keluarganya yang


siap untuk diberikan hukuman. Tapi, Masitoh dan
keluarganya terlihat tenang. Mereka memasrahkan segala
apa yang akan terjadi kepada kekuasaan Allah.

Pengawal Fir'aun membawa anak Masitoh kepada


Fir'aun.

Fir'aun: Heh Masitoh! kau lihat sekarang anakmu


ditangan ku. Aku akan membuktikan padamu, aku adalah
tuhanmu yang bisa melakukan apapun. Ubahlah semua
keputusanmu sebelum ku bakar anak yang kau cintai ini.
Masitoh : Aku memang mencintai anakku, tapi aku lebih
mencintai Allah Tuhanku. Anakku, tenanglah sayang
sebentar lagi kau akan bertemu dengan allah. Tersenyumlah
nak jangan menangis.

Masitoh dan anaknya pun berpelukan untuk terakhir


kalinya.

Anak Masitoh: Aaahhhhh!!!!

Fir'aun: Apa kau juga tidak akan mengubah keputusan


mu? kalau ku bakar suami mu.

Suami Masitoh: Istriku, jangan khawatir apapun yang


Fir'aun lakukan tidak akan meruntuhkan imanku.

Masitoh: Suamiku, jangan khawatir apapun yang Fir'aun


lakukan tak akan meruntuhkan iman ku.

Pengawal pun membawa suami Masitoh dan dia pun di


cambuk oleh pengawal Fir'aun lalu di masukkan kedalam
api itu.

Fir'aun: Berikan anakmu, sini berikan anakmu padaku!

Masitoh: Tidak!

Fir'aun: Dia anak yang belum tahu apa-apa, biar didik, dia
supaya kalian kembangkan sepertimu.
Masitoh: Tidak akan! tidak akan pernah ku biarkan kau
menyentuh kesuciannya.
lebih baik dia mati bersamaku dalam iman.

Tiba-tiba si bayi yang tertidur di pelukannya, membuka


matanya dan berbicara. Dimana bayi itu berbicara:

Bayi: Wahai ibu, jangan bersedih. kuatkan hatimu ibuku.


Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah bersama
orang-orang yang beriman.

Setelah mendengar bayinya, bertambah keimanan di Siti


Masitoh. Masitoh berjalan dan ditarik pengawal dengan
tersenyum menuju api seraya berkata:

Masitoh: Akan ku buktikan kepadamu betapa besar rasa


cintaku kepada Tuhanku!!

Diakhir cerita, masuklah masitoh dan keluarganya ke


dalam kuali yang sangat panas. Tetapi Allah memberikan
sebuah keajaiban.

Air yang semulanya panas menjadi dingin. Di badan


Masitoh dan keluarganya seperti di dinginkan surga.

Dia dan keluarganya meninggal dengan tidak


melepaskan keimanan nya pada Allah swt. karena
keimanan nya tidak bisa di nilai dan ditukar dengan benda
yang mahal dan berharga di dunia.
Dan cintanya kepada suami, anak dan hal-hal uniawi
tidak melebihi kecintaannya. karena Allah swt.

Ingatlah, sesungguhnya beriman kepada Allah


menjadikan kita bahagia dunia dan akhirat. Dan
sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang beriman.
Masyaallah.....

Anda mungkin juga menyukai