2. BAHAN BERACUN
a. Identifikasi bahaya
1) Pernafasan: beracun bila terhirup dan dapat menyebabkan pingsan, sakit kepala
dan pusing-pusing.
2) Kulit: dapat merusak kulit, jaringan dan selaput lendir.
3) Mata: menyebabkan iritasi pada mata.
4) Pencernaan: beracun atau fatal bila tertelan, menyebabkan pingsan dan muntah-
muntah.
b. Tindakan P3K
1) Pernafasan: pindahkan ke tempat berudara segar, bila belum sadar segera bawa ke
IGD.
2) Kulit: lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Cuci kulit dengan air bersih dan
mengalir. Bila iritasi terus-menerus, segera bawa ke IGD.
3) Mata: cuci mata dengan air bersih. Bila terjadi iritasi bawa ke IGD.
4) Pencernaan: jangan dimuntahkan apabila tertelan. Berikan susu atau air atau
karbon aktif melalui mulut jika pasien tersebut masih sadar. Segera bawa ke IGD.
c. Tindakan penanggulangan kebakaran
1) Gunakan spray air atau kabut CO 2 untuk mendinginkan permukaan dan
menghilangkan uapnya.
2) Evakuasi daerah yang terjadi kebakaran.
3) Usahakan berdiri berlawanan arah angin untuk mencegah kontak dengan asap dan
uap.
4) Jika kontak tidak dapat dihindari, pakailah baju pelindung penuh, kaca mata dan
masker.
d. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
1) Pakai sarung tangan dan pakaian lengkap dengan tutup kepala, sepatu boat
setinggi lutut. Alat pernafasann yang lengkap.
2) Ventilasikan seluruh area yang tercemar, tutup tempat yang terjadi kebocoran.
3) Untuk tumpahan kecil : gunakan pasir, tanah atau bahan peresap lain, kemudian
angkat dan masukkan ke dalam kontainer yang berlabel dan bersegel agar dapat
dibuang dengan aman.
Untuk tumpahan besar : netralkan dengan larutan amonia 5% natrium sulfat atau
natrium bisulfat dan pindahkan. Siramkan area dengan air banyak.
3. BAHAN KOROSIF
a. Identifikasi bahaya
Menyebabkan iritasi pada sistem pernafasan. Bahaya dekomposisi dibawah
pengaruh panas. Resiko dekomposisi bila berhubungan dengan logam, alkali, zat
pereduksi.
b. Tindakan P3K
1) Pernafasan : bawa korban ke tempat yang berudara segar. Bila susah bernafas,
berikan oksigen dan bawa ke IGD.
2) Kulit : lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Cuci kulit dengan air bersih,
konsultasikan dengan dokter.
3) Mata : cuci mata dengan air bersih. Bila terjadi iritasi bawa ke IGD
4) Pencernaan : jangan dimuntahkan apabila tertelan. Berikan susu atau air atau
karbon aktif melalui mulut jika pasien tersebut masih sadar bawa ke IGD.
c. Tindakan penanggulangan kebakaran
1) Padamkan dengan air, dry powder, CO2 atau foam(bukan dari bahan organik)
2) Pakai SCBA self-contained breathing apparatus) dan pakaian pelindung dari
bahan kimia.
3) Pindahkan kemasan ke tempat yang aman atau dinginkan kemasan yang beresiko
atau encerkan dengan air.
d. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
1) Tumpahan kecil : encerkan produk dengan banyak air dan bilas/bersihkan tempat
yang terkontaminasi atau serap dengan absorbent.
Tumpahan besar : tampung, bendung dengan pasir atau tanah. Tempatkan
kemasan yang rusak di wadah yang terbuat dari plastik. Jangan mengembalikan
produk ke kemasan aslinya.
4. BAHAN OKSIDATOR
a. Identifikasi bahaya
Membantu prose pembakaran atau memperbesar nyala api dan bisa menimbulkan
ledakan atau pecahnya tabung silinder jika terkena panas yang tinggi.
1) Pernafasan : menyebabkan iritasi, pusing jika terhirup dalam jumlah besar.
2) Kulit : kulit melepuh atau luka beku karena pengaruh dingin.
3) Mata : penglihatan kabur dan iritasi mata.
b. Tindakan P3K
1) Pernafasan : bawa korban ke tempat yang berudara segar. Bila susah bernafas,
berikan oksigen dan bawa ke IGD.
2) Kulit : siram dengan air hangat (30-40oC) pada bagian yang terbakar atau luka
beku, ika perlu bawa ke IGD.
3) Mata : bilas mata dengan air bersih ± 15 menit. Bila terjadi iritasi bawa ke IGD.
c. Tindakan penanggulangan kebakaran
Semprotkan APAR dry chemical, CO 2. Siram air pada silinder yang ada
disekitarnya supaya dingin.
d. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
1) Hentikan kebocoran jika bisa dilakukan tanpa resiko, perhatikan arah angin dan
jangan berlawanan dengan arah angin.
2) Jika tidak bisa, segera pindahkan ketempat terbuka, dijaga dan dijauhkan dari api
atau sumber panas atau bahan mudah terbakar.
3) Isolasi sekitar dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk.