Anda di halaman 1dari 51

KATA PENGANTAR

Menua, menjadi tua, merupakan proses alami yang


akan dialami oleh semua mahkluk hidup. Tiada satu
mahkluk pun yang terluput dari proses tersebut. Proses
tersebut terus berjalan, tetapi lama atau cepatnya proses
tersebut berbeda-beda pada setiap mahkluk.
Kecepatan proses menua dipengaruhi oleh
usia/waktu, dan laju kerusakan sel. Dengan
bertambahnya usia, kemampuan sel dalam
meregerasi/membaharui sel yang rusak semakin
berkurang. Kerusakan sel selalu terjadi dalam proses
metabolisme dan saat sel berhadapan dengan stress
fisik, psikis, atau lingkungan. Stress lingkungan dapat
menimbulkan stress fisik dan psikis. Oleh karena itu,
stress lingkungan sangat mempengaruhi laju proses
menua ini.
Semakin cepat proses menua, kemampuan
regenerasi/pembaharuan sel juga makin lambat;
sehingga laun tidak sebanding dengan banyaknya
kerusakan sel yang terjadi. Di sinilah proses penuaan
akan terlihat makin jelas dari perubahan yang dialami.
Perubahan yang terjadi dalam proses menua
tersebut sel mengecil, kandungan cairannya berkurang,
dan permukaan sel menjadi kurang elastis/kaku.
Perubahan ini dapat menimbulkan penyakit yang biasa

RSU SANTO YUSUP BORO - 1


dialami sejalan dengan bertambahnya usia, yaitu
hipertensi/darah tinggi, penyakit sendi, stroke, penyakit
paru obstruktif, jantung koroner, gagal jantung, gagal
ginjal, diabetes (kencing manis), dan demensia (pikun).
Perubahan tersebut semakin dapat membuat
kemampuan/fungsi tubuh menurun: kekebalan,
aktivitas, pendengaran, penglihatan, daya ingat,
keseimbangan. Produktivitas akhirnya dapat juga
menurun.
Proses menua yang berujung perubahan tersebut
dapat diperlambat dengan memodifikasi lingkungan,
psikis, spiritual dan fisik. Menciptakan lingkungan yang
sehat, jauh dari polusi dan radiasi; aktifitas fisik yang
aktif dalam suasana psikis bahagia yang akhirnya
mengarah pada kesatuan kesucian (happy, healty, holly
day),
Tindakan modifikasi tersebut cukup sederhana
disampaikan dalam tulisan pengalaman dan
pemahaman Sr. M. Leonarda, OSF saat
menghidupi masa tua beliau. Beliau memulainya
dengan penerimaan diri beserta perubahan yang
dialami. Penerimaan diri tersebut menjadi titik
tolak bertumbuhnya kebahagiaan.
Pengalaman kebahagiaan makin bertumbuh
dan berkembang jika dibagikan dan

RSU SANTO YUSUP BORO - 2


dikomunikasikan dengan yang lain. Pengalaman
kebahagiaan dapat memperlambat proses menua.
Pengalaman kebahagiaan perlu
dikomunikasikan baik kepada orang lain maupun
kepada Allah sebagai persembahan dalam doa
yang hidup. Melalui komunikasi tersebut,
kebahagiaan dapat dipupuk dan dapat mengurai
konfliks atau krisis yang dihadapi. Dalam tulisan
yang dimuat di sini, Sr. Leonarda, OSF hendak
membagikan usaha-usahanya memupuk
kebahagiaan dan mengurai krisis.
Selain itu, dalam ziarah sehat ini, sejarah misi
menjadi suatu inspirasi dalam memberi arti/nilai
suatu perjalan hidup menjadi lebih bermakna dan
menumbuhkan kebahagiaan yang lebih dan
berkembang. Pengalaman-pengalaman positif
dalam ziarah ini serta pengalaman positif dalam
kehidupan bagaikan pupuk yang menyuburkan
kehidupan hingga berbuah dalam kebijaksanaan
dan kebahagiaan. Semuanya tersebut, salah
satunya, dapat terjadi dengan memupuk
komunikasi pengalaman positif/kebahagiaan
melalui doa smiling prayer.

RSU SANTO YUSUP BORO - 3


Semoga buku ini memberi manfaat dalam
memberi arti yang lebih dalam perjalanan
perziarahan sehat kali ini. Semoga kebahagiaan
yang telah dialami makin terpupuk dan
menyuburkan hidup hingga membuahkan
kebijaksanaan dan kebahagiaan selalu.

Tua itu hanya miliknya usia, sedangkan semangat


tidak pernah mengenal kata tersebut.

RSU SANTO YUSUP BORO - 4


I. USIA SENJA
Pada dasarnya setiap orang itu umumnya
ingin hidup selama mungkin. Hidup yang
membawa manfaat dan berguna, tidak menjadi
beban bagi orang lain. Hidup sehat dan kuat,
seperti ketika kita masih muda tetap menarik.
Sesuai dengan kodrat, yang sangat alami, tiap
manusia pasti menjadi tua, yang disebut lansia.
Kita tidak bisa menghindarinya. Apabila kita
melawan kenyataan yang tak terelakkan ini, kita
terpaksa dengan sakit hati harus menerima
kenyataan menjadi lansia ini.
Peralihan dari tingkat tengah usia yang aktif
ke tingkat lansia sering juga tidak mulus, dan
harus melewati masa krisis. Mengapa? Karena
tanpa sadar banyak orang ingin tetap muda, tidak
mau mengakui baik kepada dirinya sendiri,
maupun orang lain, bahwa usianya tidak mungkin
muda terus, tetapi pasti akan menjadi lanjut usia,
adalah suatu - penipuan terhadap dirinya sendiri.
Siapapun pelan-pelan akan mengalami proses
menuju usia lanjut.

RSU SANTO YUSUP BORO - 5


Dengan makin tua ini, daya tarik, kekuatan,
dan kesehatan akan menurun bersama dengan
makin keriputnya kulit. Gejala yang tampak pada
usia lanjut amat beraneka.
Beberapa contoh dapat disebutkan.
1.Kesehatan fisik menurun
Kesehatan menurun ini menjadi semacam stigma
bagi lansia, banyak lansia dikuasai paradigma "old
people's, health are not good". Hal ini ditandai
dengan kemampuan otot mengendur
2.Kemampuan otak menurun
Lansia sering diidentitaskan dengan "kepikunan",
ada semacam stigma negatif kepikunan. Ada
paradigma pikir "old people lack braens".
3.Produktifitas rendah
Lansia mendapat label tidak lagi produktif dengan
paradigma pikir “It's too old to be productive"
meskipun ini tidak sepenuhnya benar. Sebab
banyak tokoh - dunia justru sangat produktif di
usia senja. Misalnya Ibu Teresa dari Kalkuta, John

RSU SANTO YUSUP BORO - 6


Milton penyair dari Inggris, Shakespeares, Ludwig
van Beethoven dari Jerman, dan lain-lain.

II. TIMBULNYA MASA KRISIS


Masa krisis ini timbul pada masa peralihan
dari tingkat tengah usia, yang aktif ke tingkat
lansia. Krisis di sini mempunyai arti yang Sangat
khas. Pada umumnya masyarakat menangkap arti
krisis itu sebagai “bahaya”, . Misalkan: krisis
sakitnya, krisis ekonomi, krisis panggilan, dan lain-
lain.
Dalam pembahasan ini, "krisis di usia Senja"
kita pahami sebagai berikut : Dalam Ilmu
Gerontologi (ilmu usia lanjut) " dikatakan bahwa
setiap orang itu mempunyai tiga macam umur
sekaligus :
1. Umur kronologis
Ditentukan oleh jumlah tahun yang telah
dilakuinya. Makin banyak jumlah tahun dikatakan
makin tua.
2. Umur biologis

RSU SANTO YUSUP BORO - 7


Ditentukan oleh kondisi badan seseorang. Makin
menurun kondisi badannya dikatakan makin tua.
Perlu kita perhatikan bahwa proses menua tidak
boleh diukur dengan norma kronologis, sebab
banyak orang yang umurnya sudah lebih dari 65
tahun masih kelihatan energik, seperti orang
berumur 45 tahun.
3.Umur Psikologis
Maka dalam pembahasan ini :
"Krisis dalam usia senja" kita pahami dalam arti
"krisis psikologis", kita lihat dari sisi psikologis.
Pada usia senja ini orang dihadapkan dengan
suatu tahap kehidupan yang baru, suatu
tantangan, bila kita bisa menerima dengan baik
sangat menguntungkan.
Jadi krisis dalam usia senja tidak merupakan
suatu bahaya atau menakutkan, apabila kita
hadapi dengan keberanian, justru akan
mengembangkan kepribadian.

RSU SANTO YUSUP BORO - 8


RSU SANTO YUSUP BORO - 9
III. BEBERAPA GEJALA KRISIS KAUM LANSIA
1.Banyak di antara kaum lansia mengalami rasa
letih, lesu, capai. Benar-benar capai secara
fisik, tetapi juga secara psikologis. Pekerjaan
yang masih ada kurang menarik, menjadi
beban. Itu dilakukan hanya karena kewajiban.
2.Dihinggapi perasaan tak berdaya, tanpa gairah
dan semangat, seakan-akan tak dapat berbuat
apa-apa merasa terjebak dalam situasi yang
tak dapat diubah.
3.Dikuasai perasaan telah mulai usang, merasa
iri pada yang muda-muda, lebih pandai,
sedangkan dirinya makin tua, segala
sesuatunya menurun.
4.Kadang-kadang mengalami depresi, merasa
sepi-sendirian, ditinggalkan, merasa tak lagi
didengarkan atau diperhatikan, dilupakan.
5.Sering merasa gelisah, resah, prihatin, tak
tenang, terkadang-kadang merasa takut yang
tak menentu, ketakutan menjadi tua.

RSU SANTO YUSUP BORO - 10


6.Mudah mengeluh dan sering marah akan
sesuatu yang tak beres, marah kepada
keluarga dan merasa tidak dimengerti dan
tidak didengarkan keinginannya.
7.Melarikan diri dari masa kini ke nostalgia
masa lampau dengan bangga menceritakan
kenang-kenangam masa lalu yang
menyenangkan.
8.Dikuasai oleh egoisme, suka menyimpan
barang-barang untuk dirinya sendiri,
mempertahankan keenakan tempat tinggal,
kursi, kamar, dan sebagainya.
9.Kesepian, mungkin ini gejala yang paling khas
untuk masa lansia. Perasaan kesepian,
kesendirian sering menjadi pengalaman yang
menekan. Ini dirasakan sebagai penderitaan
yang paling berat.
10. Krisis doa, tak lagi dapat berdoa. Doa
menjadi sulit sekali, meskipun orang itu setia
sekali pada doa.

RSU SANTO YUSUP BORO - 11


IV. BAGAIMANA MENGHADAPI KRISIS
LANSIA
1.Langkah pertama yang paling dasar ialah:
Bersedia menerima diri
Menerima kenyataan bahwa dirinya memang
sudah masuk golongan manula. Proses menjadi
tua tak dapat dielakkan, : maka tak perlu dengan
sedih menghadapinya.
Kita harus dengan rela dan senang hati
menyongsong datangnya tingkatan hidup yang
baru ini. Inilah tingkatan hidup terakhir, sebuah
tingkatan hidup terakhir, sebuah tingkatan
PENYEMPURNAAN dan PEMENUHAN DIRI
seseorang. Kalau kita menyongsong dengan
kerelaan, kita akan tampak tenang dan senang.
Sebaliknya, bila kita melawan kenyataan tahap
lansia ini, kita akan gelisah, mudah mengeluh,
sedih dan kalut hatinya. Bukankah Tuhan
bersabda, "Jangan takut, aku besertamu untuk
menjagamu”. (Jer 1:8)

RSU SANTO YUSUP BORO - 12


2.Langkah kedua
Berpikir Bebas Mardeka
Yang positif adalah dengan senang hati
mengambil sikap "lepas bebas”. Pada puncak
tingkat hidup seseorang biasanya disibukkan
dengan macam-macam tugas dan jabatan yang
menyerap segala waktu dan perhatian, sehingga
orang tidak dapat melihat dunia inj dengan sikap
lepas bebas/kerelaan.
Tetapi dalam proses memasuki tahap lansia,
orang dapat memperoleh sikap yang benar-benar
bebas untuk pertama kalinya. Kami dapat
mengambil jarak dari lingkungan dan: segala
miliknya. Pada waktu inilah, kedudukan,
kekuasaan, jabatan sudah harus ditanggalkan dan
diganti dengan tahta kebijaksanaan.

3. Langkah ketiga
Kita Menyambut realita lansia sebagai
kesempatan atau tantangan ? Menyurutnya
kekuatan jasmani di usia lansia, harus bisa
menjadi pendorong/tantangan untuk

RSU SANTO YUSUP BORO - 13


membangkitkan kekuatan dari kedalaman batin
dan jiwanya untuk membantu mengembangkan
dimensi baru hidupnya. Dengan demikian orang
dapat mengubah kelemahan fisik menjadi
kekuatan spiritual.

RSU SANTO YUSUP BORO - 14


V. CARA PENGEMBANGAN DIRI PADA
MASA LANSIA

1. Garis kehidupan rohani mengikuti


perkembangan kehidupan jasmani.
2. Segi psikis dan spiritual dari orang lansia, bisa
tetap berfungsi dengan baik, misalnya masih
dapat berpikir baik, ingatannya belum pikun,
masih dapat berdoa baik. Masih dapat memberi
nasihat, pendapat, dan pemikiran-pemikiran.
Sebab itu pengembangan minat dan rasa
dalam hal-hal intelektual, seperti seni, musik,
sastra dan agama merupakan persiapan yang
sangat berharga untuk menghadapi usia lanjut
yang sukses. Sebab orang lansia mempunyai
kebutuhan batin untuk merasa lebih berguna dan
dibutuhkan.
Maka dalam diri lansia perlu ada keyakinan
bahwa kebijaksanaannya, pengalaman dan
pikirannya masih bisa disumbangkan kepada
keluarga (komunitas), masyarakat (tarekat),
Gereja maunun negara.
RSU SANTO YUSUP BORO - 15
VI. BAGAIMANA MENGATASI KRISIS

Memasuki usia lanjut bagi banyak orang


berarti menghadapi kesepian, dengan
macammacam gejala krisisnya. Perasaan
kesepian, kesendirian, sering menjadi pengalaman
yang menekan, dan dirasakan sebagai
penderitaan yang paling berat.
Bisa dimengerti apabila :
1. Kalau orang yang sebelum pensiun aktif,
mempunyai banyak tanggung-jawab, banyak
pekerjaan, banyak relasi dalam tugasnya. Lalu
setelah pensiun harus melepas segala
kesibukannya.

2. Jika dalam tahap lansia ini, teman terdekatnya


satu persatu dipanggil Tuhan, padahal di tahap
lansia tersebut semakin sulit mendapat kenalan
baru. Akibatnya kaum lansia makin menarik diri

RSU SANTO YUSUP BORO - 16


dan mengalami hari-hari yang sepi. Tetapi kita,
para lansia tidak boleh menyerah pada kesepian.
Kita perlu berusaha, agar diri kita masih berguna
bagi sesama. Untuk menghadapi problem-
problem kesepian, orang diharapkan :
1. Membuat dirinya bermanfaat bagi orang lain,
antara. lain :
a. Membantu apa dan siapa saja yang dapat
dikerjakan bagi orang lain, bagi - keluarga, bagi
teman, tetangga, dan lainnya.
b. Memberi perhatian bagi anggota keluarga
sendiri, tetangga, dan siapa saja.
c. Menghibur bagi siapa saja yang dalam
kesusahan, sakit, kesripahan. Dengan menghibur
orang lain kita pasti akan mendapat hiburan dari
Tuhan.

2. Mencari kenalan/relasi baru


a. Menengok orang-orang sakit atau sesama
lansia.

RSU SANTO YUSUP BORO - 17


b. Surat-menyurat kepada sesama, kenalan
lama/baru.
c.Mengirim surat pada hari Raya Natal, Paska, Idul
Fitri, HUT, Tahun Baru, dan lain-lain kepada
keluarga dan kenalan.
3. Apabila jatuh sakit, sehingga tidak dapat lagi
berkomunikasi dengan teman-teman, kita masih
bisa berkomunikasi dengan Tuhan.
Kita persatukan kesepian dan kesendirian kita
dengan Yesus yang merasa sendiri di Taman
Getsemani atau dengan Yesus di kayu salib. Sebab
pada waktu itu Yesus sungguh kesepian dan
kesendirian yang paling puncak, karena orang
yang disayangi, sahabat-sahabat, para murid dan
para rasul meninggalkan dan membiarkan Yesus
sendiri. Sedangkan Ibu Maria terpaksa
mendampingi dari jauh karena situasi.

RSU SANTO YUSUP BORO - 18


VII. BAHAYA LANSIA

a. Orang tua tidak menerima ketuaannya dan


menolak usia lanjut, yang seharusnya menerima
sebagai anugerah Allah.
b. Merasa dendam dan iri hati terhadap yang
muda. Dan orang muda kadang tidak percaya lagi
akan pengalaman orang tua, karena dunia makin
modern.
c. Drop out penghormatan dan penghargaan
orang lain dari keluarganya makin berkurang:
Untuk mengimbangi perasaan itu, orang tua
senang membicarakan jayanya yang lalu, dan
mengharapkan tetap dihargai dan dikagumi. Dan
merasa senang kalau ide-idenya diterima oleh
para muda.
d. Egoisme di masa lanjut usia, tampak ingin
berkuasa dan mempunyai dorongan untuk
menguasai.

RSU SANTO YUSUP BORO - 19


e. Akhirnya senang menyimpan barang-barang
untuk dikuasai.
f. Orang tua yang pada sebelum masa lansia
sangat berhasil menduduki sebagai pimpinan,
setelah memasuki masa lansia merasa sangat
kehilangan, kadang-kadang keras kepala.

RSU SANTO YUSUP BORO - 20


VIII. APA YANG SEHARUSNYA BAGI LANSIA

Untuk menjadi lebih baik bila :


1. Menerima diri sebagai lansia dan penuaan
dengan pasrah dan senang hati. :
a. Menerima diri sebagai lansia, tetapi jangan
menyerah dalam kesepian, tetapi mencari
keaktifan yang bermanfaat untuk orang lain
maupun untuk dirinya sendiri.
b. Berani menjadi lansia karena inilah waktu
yang baik untuk
meningkatkan penyempurnaan dan
pemenuhan diri dan pencucian.
2. Berlatih melepaskan diri dan bijaksana
a. Mengambil sikap lepas bebas dari
keterikatan pada dirinya sendiri atau
mengosongkan diri. Lepas dari dunia dan
mengambil jarak dari lingkungan dan segala
Miliknya, kekuasaan, dan kekayaan.

RSU SANTO YUSUP BORO - 21


b. Bijaksana, baik hati, sabar, suka melayani
dan memberi senyuman dan dapat
memikirkan orang lain.

3. Mencari relasi, kenalan, misalnya :


a. Homevisit (menengok sesama lansia).
b. Melayani dan membantu orang lain, sejauh
lansia itu kuat/dapat.
c.Surat-menyurat kepada sesama lansia/
keluarga kita.
d.Mempersatukan kesepiannya dengan
kesepian Yesus di Kebun Zaitun (Getsemani)
atau Yesus yang menghadapi kematian di
kayu salib.
e. Membaca buku Kitab Suci atau buku-buku
yang lain.
f.Kontemplasi ringan, mencari kebijaksanaan
lahir batin di hadapan Tuhan.

RSU SANTO YUSUP BORO - 22


g. Banyak berdoa, berdoa pendek, dan
didoakan berulang-ulang terusmenerus.
Misalkan : Gusti nyuwun kawelasan (Tuhan
kasihanilah kami), Gusti nyuwun kekiyatan
(Tuhan mohon kekuatan), dan lain-lain.

4. Nengembangkan bakat/hobi
a. Menulis: untuk mengisi majalah- majalah,
mengarang, membuat puisi.
b. Melukis bebas, melukis kartu Natal,
Paskahan, Ulang Tahun, dan lain-lain.
c. Pekerjaan tangan, keterampilan. Misalkan
membuat souvenir, dan lain- lain.

5. Apabila masa lalunya merasa banyak berbuat


kesalahan atau sikap-sikap yang tidak baik,
janganlah merasa bersalah terus-menerus, tetapi
menyesalah dan selanjutnya dengan gembira
memperbaiki diri.

RSU SANTO YUSUP BORO - 23


IX . MENCAPAI KEUTUHAN

1.Manula kehilangan kekuatan jasmani. Misalkan


cepat capai, mudah pusingpusing,
mata/penglihatan menurun, pendengaran makin
kurang, sendi-sendi nyeri, mudah masuk angin,
mudah lupa, tak berdaya menghadapi tantangan.
Dikatakan bahwa manula kehilangan kekuatan
jasmani.
2.Kekurangan dalam hal jasmani dapat diimbangi
dengan kekuatan batin dan jiwa: Misalkan lansia
dapat lebih sabar, dapat rajin berdoa, matiraga,
dan puasa, iman lebih kuat, tabah dalam
menghadapi tantangan, pasrah kepada Tuhan.
3. Dianjurkan supaya lansia banyak berdoa,
meditasi, doa-dalam keheningan. Menghadiri
misa kudus tiap hari.
4. Menerima dirinya sebagai lansia suatu
anugerah.

RSU SANTO YUSUP BORO - 24


X. RASA TAKUT DAN KHAWATIR

Pengalaman ketakutan dan khawatir itu suatu


proses yang positif dan luhur dan mutlak perlu
bagi seseorang untuk mengatasi kelemahan
dalam hidup sehari-hari dan meraih sesuatu di
luar kelemahan.
Belajar mengenal ketakutan itu adalah
perjalanan hidup yang harus ditempuh oleh
manula dengan iman yang dalam. Pasrah, sebab
Allah yang Mahabaik dan Cinta. Kita tahu bahwa
hidup kita di tangan Tuhan (hidup atau mati di
tangan Tuhan). Tuhan menyelenggarakan. Dalam
menghadapi duka dan derita bacalah Injil Yoh
12:24: 21:18: Kitab Kejadian 12:1-5.
Dorongan utama dan sumber kekuatan lansia
adalah kepercayaan bahwa derita yang diderita
dengan sukarela dalam kesatuan dengan
kesengsaraan Kristus, mempunyai daya
penebusan bagi keselamatan orang lain.

RSU SANTO YUSUP BORO - 25


XI. CARA MENEMUKAN KEBAHAGIAAN

1. Mengembangkan hobi dan bakat pemberian


Tuhan.

2.Orang manula hendaknya benar-benar berusaha


untuk mengembangkan rasa senang dalam
membuat dirinya rendah hati bagi orang lain.

Kegembiraan yang diperolehnya dari usaha yang


sederhana untuk mencintai dan menyediakan diri
bagi orang lain, juga yang memerlukan perhatian,
akan menemukan terang yang baru.
3.Menerima diri apa adanya( Be Yourself)
4.Bersyukur atas apa yang telah diterima
selama hidup ini.

RSU SANTO YUSUP BORO - 26


XII. CARA MENIMBULKAN WIBAWA

1.Dapat menerima masa lansia apa adanya


dengan gembira.

2.Tidak membicarakan kesuksesan, kejayaan,


kebaikan, keberhasilan yang terjadi pada yang
lalu.

3.Tidak iri kalau yang muda muncul dan


berhasil. Banyak tampil dan lebih dikenal,
lebih dipuji oleh orang lain.

4.Usaha melepaskan diri dari yang telah lalu.


Dan mengambil sikap lepas bebas dari dunia,
artinya mengambil jarak dari bekas
kejayaannya.

RSU SANTO YUSUP BORO - 27


XIII. KEKUATAN BATIN

Kekuatan batin dapat diperoleh dengan :


1.Berusaha untuk dapat tidak menyimpan dan
mengumpulkan barang-barang.
2.Hidup dalam semangat kesederhanaan.
3.Menumbuhkan semangat kerendahan hati.
4.Menghadiri misa kudus/ekaristi setiap hari
dengan kesungguhan hati.
5.Banyak berdoa, meditasi, dan kontemplasi.
6. Menerima :
a. Kalau disingkirKAN orang.
b. Menerima dengan sabar kalau dilupakan,
C. Kalau tidak diperhatikan.
d. Menerima kalau pekerjaannya tidak menjadi
harapannya/ tidak dihargai.

RSU SANTO YUSUP BORO - 28


6.Mengampuni dan mendoakan orang-orang
yang menyakiti hati.
7.kalau dapat mendahulukan orang lain
8.Berusaha selalu gembira.
9.Bertobat terus-menerus.
10. Menyerahkan diri kepada Tuhan.

Boleh diingat !
1 Juli adalah hari Lansia
Nasional
9 Mei adalah hari Lansia
Internasional

RSU SANTO YUSUP BORO - 29


XIV. PERGI MENGHADAP BAPA DI SURGA

Salah satu tugas terakhir yang harus


dilaksanakan kaum lansia ialah secara rela
menghadapi akhir hidup, menerima panggilan dari
Tuhan. Banyak orang beriman punya pandangan
sempit tentang hidup setelah mati. Surga hanya
dipandang sebagai "istirahat abadi" dan "malaikat
Tuhan". Dalam arti tertentu konsep tentang surga
itu memang benar, namun sangat mengurangi
arti sebenarnya dari hidup abadi, karena yang
disebut hanya faktor yang negatif dan
pasif belaka.

Istirahat = tak ada kelelahan, vakansi. Akan


tetapi titik berat tidaklah terletak pada segi
negatif dan pasif, melainkan perjamuan abadi
yang menggembirakan bersama Bapa, Putera, dan
Roh Kudus dalam kesatuan cinta kasih dengan
seluruh umat manusia.

RSU SANTO YUSUP BORO - 30


Bila kita menyadari kesemuanya itu, maka
mengarahkan perhatian kita akan kepergian kita
kepada Bapa, merupakan ” sesuatu yang menarik
dan sama sekali tidak menakutkan. Menghadap
Bapa merupakan sebuah harapan indah yang
patut kita miliki.

Beberapa kutipan Kitab Suci dapat kita lihat:


1. “Di rumah Bapa banyak tempat tinggal” (Yoh
14:1-3).
2. “Allah akan menghapus segala air mata
mereka" (Why 7:16-17).
3. “Semua disediakan Allah untuk mereka yang
mengasihi Dia” (1Kor 2:9) .
4. “Berbahagialah orang-orang yang mati —dalam
Tuhan" (Why 14:13)
5.“Demikianlah kita akan selama-lamanya
bersama-sama dengan Tuhan" (1 Yes 4:17-118).

RSU SANTO YUSUP BORO - 31


XV. MENIMBA KEKUATAN DENGAN NAMA
YESUS

Dengan tersenyum, kita dapat menyebut


NAMA YESUS berulang-ulang dengan hormat dan
orang menyebut doa itu "DOA YESUS".
Doa ini dapat didoakan kapan saja, di mana
saja, biasanya didoakan dalam batin.
1. Menimbulkan tenaga dalam dengan DOA
YESUS
Caranya :
a.Duduk bersila atau duduk di kursi:
b. Duduk dengan badan tegak, tangan di atas
lutut dan terbuka ke atas atau memegang
lutut.
c. Pejamkan mata, rasakan pernafasan dengan
tenang dan rileks sampai batin sungguh-
sungguh tenang.

RSU SANTO YUSUP BORO - 32


d. Tarik nafas dengan membatin
YE... tarik nafas dalam-dalam (ditahan
sebisanya, tidak dipaksa)
SUS... Hembuskan nafas dengan pelan – pelan
(Ulangi seperti itu beberapa kali. Jika merasa
sudah cukup, hentikan doa itu.)
e. Bernafaslah biasa lagi sampai tenang.
f. Bukalah mata kembali - Selesai.
2. Apabila salah satu badannya merasa sakit (yang
tidak perlu ke dokter, tidak serius)
Misalkan sakit kepala
a. Dengan sikap seperti a dan b (No. 1).
b. Bayangkan Yesus yang bermahkota duri
berdiri di hadapanmu.
c.Persatukan penderitaan kita dengan
penderitaan Yesus yang dimahkotai duri.
d.Rasakan sakit kepala itu dari dahi lalu ke
kepala bagian atas lalu ke bagian kepala
belakang.

RSU SANTO YUSUP BORO - 33


e. Rasakan sakit itu selama mungkin sampai
sakitnya berkurang atau sembuh.

3. Bila sakit perut (dapat dicoba)


a. Tidur terlentang
Tempelkan kedua telapak tangan di atas
perut.
b. Pusatkan perhatian seluruhnya ke yang
sakit dengan doa Yesus sampai perut enak
kembali atau paling tidak mengurangi sakit.

4.Untuk dapat bertahan dalam kesakitan


berdoalah "doa pendek" dengan
berulangulang/ berkali-kali.Misalnya dengan
doa Tuhan Yesus,kasihanlah kami 10 x

5. Keheningan lahir batin mutlak perlu.


Cara mencari keheningan dapat bermacam
macam cara. Dengan kontemplasi yang sederhana
kita dapat melatih diri :

RSU SANTO YUSUP BORO - 34


Contoh :
A.Mulailah dengan sikap seperti a, b, dan c dalam
no.1 (lihat di muka), kemudian :
1. Rasakan pernafasan anda dengan — perhatian
seluruhnya kepada pernafasan tadi. Lakukan ini
selama mungkin sampai ketenangan tercapai.
2 Lakukanlah contoh A
Lalu : Rasakan detak jantung. Pusatkan perhatian
terus ke detak jantung selama mungkin sampai.
ketenangan tercapai.
3. Begitu caranya selalu, dengan merasakan :
-Sentuhan angin di seluruh badan.
- Ada juga dengan mendengarkan suara dari yang
keras sampai yang lemah sekali.
- Dapat juga dengan merasakan -keadaan dari
kepala sampai di telapak kaki (seluruh badan).
B. Dengan menatap salib tanpa berdoa apapun,
dan mencoba mendengarkandalam hati mungkin
Tuhan berbicara sesuatu.
RSU SANTO YUSUP BORO - 35
RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat Keluarga
Adakah Ibu, Ayah, Saudara kandung laki/perempuan
menderita sakit seperti di bawah ini

Penyakit Ya Tid Catatan Detail


ak

Diabetes

Penyakit
Jantung

Tuberculosis

Asma

Epilepsy

Tekanan
Darah Tinggi

Eczema

Stroke

Hepatitis/sa
kit kuning

Tumor/Kank
er

RSU SANTO YUSUP BORO - 36


Penyakit
lainnya

Kondisi Kesehatan Umum sekarang

Apakah
Anda
sedang sakit
sekarang?

Apakah
tangan atau
jari-jari
Anda sering
terasa
kesemutan?

Apakah
Anda
mempunyai
masalah
kesehatan
yang
berulang?

Adakah
kondisi
kesehatan
Anda yang
melarang
melakukan

RSU SANTO YUSUP BORO - 37


aktivitas
tertentu?

Apakah
Anda takut
ketinggian,
tempat
tertutup/gel
ap, atau
pobia
lainnya?

Apakah
Anda biasa
tidur
dengan
nyenyak?

Apakah
Anda biasa
terbangun
di malam
hari?

Apakah
Anda tidur
mendengku
r?

Apakah
Anda biasa

RSU SANTO YUSUP BORO - 38


merasa
mengantuk
dan tertidur
sepanjang
hari?

Apakah
Anda
mudah tidur
seperti saat
nonton TV,
atau ketika
di dalam
kendaraan/
mobil?

Apakah
Anda
minum
alkohol?

Jika Ya, rata- < sekali


rata berapa dalam
sering? seming
gu

1-2
hari
seming

RSU SANTO YUSUP BORO - 39


gu

3-4
hari
seming
gu

5-6
hari
seming
gu

Setiap
hari

Sehari rata- 1-2


rata Anda gelas
minum standa
alkohon rd
berapa
banyak?

3-4
gelas
standa
rd

5-8
gelas
standa
rd

RSU SANTO YUSUP BORO - 40


9-12
gelas
standa
rd

13-20
gelas
standa
rd

>20
gelas
standa
rd

Riwayat Penyakit
Apakah Anda ssekarang atau pernah mengalami kondisi sakit
berikut: (jika ya, tolong berikan penjelasan singkat kapan dan
berobat/dirawat di mana)

YA TIDAK CATATAN/DETAIL

Masalah Jantung
(kelainan katup
jantung, serangan
jantung,
gangguan irama

RSU SANTO YUSUP BORO - 41


jantung)

Sakit kepala atau


migrain

Epilepsy

Pingsan, dizzy
spells, vertigo,
atau pandangan
gelap

Perasaan takut,
cemas yang
berlebihan,
depresi

Nyeri ulu hati,


dada rasa panas,
sering kembung

Diare atau
konstipasi
berulang

Muntah darah

Masalah ginjal,
kandung kemih
atau saluran
kencing

RSU SANTO YUSUP BORO - 42


Diabetes miletus
(DM)

Masalah kulit,
sakit kulit

Hernia

Hepatitis atau
masalah hati/liver

Tumor, Kanker
atau keganasan

Kesulitan
mendengar

Kelemahan
anggota gerak

Masalah/ganggua
n pada tulang
belakang dan
leher

Gangguan tulang
atau sendi

Patah tulang yang


penyembuhan
tidak sempurna

Trauma dada

RSU SANTO YUSUP BORO - 43


Pernah Dirawat di
RS

Masalah mata

Menggunakan
kacamata

Jika ya, tipe dan


kegunaannya

Apakah ada alergi

Jika Ya, bisa


dijelaskan
gambarannya

TB

Tekanan Darah
Tinggi

Asma

Bronkitis alergi

Empysema

Penyakit Paru
menahun

Pneumonia

Penyakit atau

RSU SANTO YUSUP BORO - 44


trauma sehingga
operasi

Apakah sering
menggunakan
inhaler

Jika Ya, apa


tipenya dan
alasan dan kapan
terakhir
menggunakan

Apakah sering
mengkonsumsi
obat flu

Jika ya, jenisnya apa dan kapan terakhir minum?

Apakah sering flu


berulang atau
tidak nyaman di
daerah dada?

Apakah Anda
perokok saat ini

Jika Ya, berapa banyak per hari

Apakah dahulu

RSU SANTO YUSUP BORO - 45


Anda perokok

Jika Ya, kapan Anda berhenti merokok............berapa tahun Anda


merokok

Obat
Apakah Anda sedang mengkonsumsi obat

YA TIDAK Jika Ya, tolong tuliskan nama


obatnya dan alasan minum
serta dosis terakhir

Obat dengan resep


dokter

RSU SANTO YUSUP BORO - 46


Obat yang dibeli
bebas (vitamin, obat
nyeri, obat herbal dll)

Obat inhaler

Riwayat Vaksinasi
Apakah Anda pernah vaksinasi untuk mencegah penyakit
tertentu dan kapan dilakukan vaksinasi tersebut

Influeza Polio

tetanus Typhoid

Hepatitis A Meningoc
occal

Hepatitis B Pneumoni

RSU SANTO YUSUP BORO - 47


a

MMR Cholera
(Measles,
Mumps,
Rubella)

BCG (TB) Covid-19

Diphteria

DATA OBSERVASI HARIAN

No. Waktu TD Nadi SpO2 Suhu RR

RSU SANTO YUSUP BORO - 48


5

RSU SANTO YUSUP BORO - 49


HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

No. Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan

RSU SANTO YUSUP BORO - 50


Tua itu pasti, sehat dan bahagia itu pilihan.

RSU SANTO YUSUP BORO - 51

Anda mungkin juga menyukai