Anda di halaman 1dari 9

PENYULUHAN KESEHATAN

TANDA-TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR

Dosen pengampu: Nurul Hidayah, SKM., M.Kes


Mata Kuliah: Promosi Kesehatan

Disusun oleh:
Windy Astuti 11194862011104

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

A. Topik : Penyuluhan Kesehatan Tanda-Tanda Bahaya Pada Bayi Baru


Lahir (BBL).

B. Sasaran : Ibu Nifas (Ibu NifasYang Memiliki Bayi Baru Lahir)

C. Pembicara : Windy Astuti

D. Tujuan
Tujuan Intruksional Umum
1. Setelah mendapatkan penyuluhan selama 60 menit diharapkan peserta dapat
mengetahui Tanda-Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir.
2. Tujuan Intuksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mengerti cara
mengantisipasi bahaya pada bayi baru lahir agar tidak terjadi komplikasi.

E. Metode
Ceramah dan tanya jawab

F. Media
Power Point

G. Tempat
Tempat : Webinar Online via ZOOM

H. Waktu:
Hari/tanggal : Selasa, 12 Januari 2021
Pukul : 10.00-12.00 WITA tanggal 12 Januari 2021 (Webinar)
I. Kegiatan Penyuluhan
Penyuluhan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Penanguang Media

Jawab

1 10 Pembukaan : Moderator acara Online


menit Zoom
a. Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam.
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang akan
diberikan

2 5 menit Perkenalan Narasumber : Moderator acara Online


Zoom
Perkenalan Biodata diri
narasumber

3 60 Pelaksanaan : Pemateri acara Online


menit a. Menjelaskan pengertian BBL Zoom
(Bayi Baru Lair)
b. Menjelaskan pengertian tanda-
tanda bahaya pada BBL (Bayi
Baru Lair)
c. Menjelaskan tanda-tanda bahaya
pada BBL (Bayi Baru Lair).

4 20 Evaluasi: Diskusi & Tanya Online


menit jawab Zoom
Memberi kesempatan peserta untuk
bertanya

5 5 Notulensi: Notulen acara Online


Zoom
menit Memberikan kesimpulan acara
webinar kesehatan masyarakat

6 10 Pengumuman doorprize: Moderator acara Online


menit Zoom
Memberikan doorprize kepada
peserta yang aktif dalam mengikuti
webinar kesehatan (menjawab
pertanyaan/bertanya)

7 10 Penutup: M Moderator acara Online


menit Zoom
a. Mengucapkan terima kasih atas
peran serta masyarakat
j. Evaluasi
1. Evaluasi struktur:
a) Masyarakat hadir ditempat penyuluhan
b) Penyelenggaraan dilaksanakan mengunakan media online ZOOM
c) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi proses
a) Masyarakat antusias terhadap materi webinar
b) Masyarakat tidak meninggalkan acara webinar yang sedang berlangsung
c) Masyarakat mengajukan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi hasil
a) Masyarakat hadir saat webinar kesehatan
b) Masyarakat mampu mengerti dan memahami tentang Tanda-Tanda Bahaya Pada
Bayi Baru Lahir

Materi Webinar

A. Materi penyuluhan: Tanda- tanda Bahaya Bayi Baru Lahir (BBL)


1. Pengertian Bayi baru lahir (BBL)
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37- 42
mingguatau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram,
bayi baru lahir (newborn atau neonatus) adalah bayi yang baru di lahirkan sampai
dengan usia empat minggu (Wahyuni, 2012).

2. Pengertian Tanda- tanda Bahaya Bayi Baru Lahir (BBL)


Tanda- tanda Bahaya Bayi Baru Lahir (BBL) adalah suatu kkeadaan atau masalah
pada Bayi Baru Lahir (BBL) yang dapat menyebabkan komplikasi penyakit bahkan
kematian pada bayi.

3. Berikut beberapa tanda yang perlu anda perhatikan dalam mengenali kegawatan
pada bayi baru lahir (Neonatus)
a. Bayi tidak mau menyusu
Anda harus merasa curiga jika bayi anda tidak mau menyusu. Seperti yang kita
ketahui bersama, ASI adalah makanan pokok bagi bayi, jika bayi tidak mau
menyusu maka asupan nutrisinya akan berkurang dan ini akan berefek pada
kondisi tubuhnya. Biasanya bayi tidak mau menyusu ketika sudah dalam kondisi
lemah, dan mungkin justru dalam kondisi dehidrasi berat.
b. Bayi kejang
Kejang pada bayi memang terkadang terjadi. Yang perlu anda perhatikan adalah
bagaimana kondisi pemicu kejang. Apakah kejang terjadi saat bayi demam. Jika
YA kemungkinan kejang dipicu dari demamnya, selalu sediakan obat penurun
panas sesuai dengan dosis anjuran dokter. Jika bayi anda kejang namun tidak
dalam kondisi demam, maka curigai ada masalah lain. Perhatikan frekuensi dan
lamanya kejang, konsultasikan pada dokter.

c. Lemah
Jika bayi anda tidak terlihat seaktif biasanya, maka waspadalah. Jangan biarkan
kondisi itu berlanjut. Kondisi lemah bisa dipicu dari diare, muntah yang berlebihan
ataupun infeksi berat.
d. Frekuensi nafas bayi
Pada umumnya lebih cepat dari manusia dewasa yaitu sekitar 30-60 kali
permenit. Jika bayi bernafas kurang dari 30 kali permenit atau lebih dari 60 kali
permenit maka anda wajib waspada. Lihat dinding dadanya, ada tarikan atau
tidak.
e. Merintih
Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang dirasakan. Ketika bayi kita merintih
terus menerus kendati sudah diberi ASI atau sudah dihapuk-hapuk, maka
konsultasikanal ini pada dokter. Bisa jadi ada ketidaknyamanan lain yang bayi
rasakan.
f. Pusar Kemerahan
Tali pusat yang berwarna kemerahan menunjukan adanya infeksi. Yang harus
anda perhatikan saat merawat tali pusat adalah jaga tali pusat bayi agar tetap
kering dan bersih. Bersihkan dengan air hangat dan biarkan kering. Betadine dan
alcoholbpleh diberikan tpi tidak untuk dikompreskan. Artinya hanya dioleskan saja
saat sudah kering baru anda tutup dengan kassa steril yang bisa anda beli
diapotik.
g. Demam atau tubuh merasa dingin
Suhu normal bayi berkisar antara 36,5̊c-37,5̊c. Jika kurang atau lebih perhatikan
kondisi sekitar bayi. Apakah kondisi disekitar membuat bayi anda kehilangan
panas tubuh seperti ruangan yang dingin atau pakaian yang basah.
h. Mata bernanah banyak
Nanah yang berlebihan pada mata bayi menunjukan adanya infeksi yang berasal
dari proses persalinan. Bersihkan mata bayi dengan kapas dan air hangat lalu
konsultasikan pada dokter atau bidan.
i. Kulit terlihat kuning
Kuning padabayi biasanya trjadi karena bayi kurang ASI. Namun jika kuning pada
bayi terjadi pada waktu ≤ 24 jam setelah lahir atau ≥ 14 hari setelah lahir, kuning
menjalar hingga telapak tangan dankaki bahkan tinja bayi berwarna kuning maka
ibu harus mengkonsultasikan hal tersebut kepada dokter.
Tindakan yang harus dilakukan bila ada salah satu bahaya: merujuk segera ke
Rumah sakit atau Puskesmas. Masalah atau kondisi akut perlu tindakan segera
dalam satu jam kelahiran (oleh tenaga dikamar bersalin):
1) Tidak bernafas
2) Sesak nafas
3) Sianosis sentral (kulit biru)
4) Bayi berat lahir rendah (BBLR) < 2500 gram
5) Letargis
6) Hipotermi/stress dingin(suhu aksila <36,5̊c)
7) Kejang
Kondisi perlu tindakan awal yaitu:
a) Potensi infeksi bakteri (pada ketuban pecah dini atau pecah lama)
b) Potensi sifilis (ibu dengan gejala atau serologis positif)
c) Kondisi malformasi atau masalah lain yang tidak perlu tindakan segera
(oleh tenaga dikamar bersalin)
d) Lakukan asuhan segera bayi baru lahir dalam jam pertama setelah
kelahiran bayi.
e) Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang sesuai

8) Komplikasi pada bayi baru lahir dan neonatus, antara lain:


a) Asfiksia
b) Infeksi Bakteri
c) Kejang
d) Ikterus
e) Diare
f) Hipotermi
g) Tetanus neonatarum
h) Trauma lahir
i) Sindroma gangguan pernafasan
j) Kelainan kongenital.

B. Kesimpulan:
Tanda bahaya bayi baru lahir adalah suatu keadaan atau masalah pada bayi baru
lahir yang dapat mengakibatkan kematian pada bayi. Tindakan yang harus dilakukan bila
ada salah satu saja tanda bahaya, segera merujuk ke Rumah Sakit atau Puskesmas.
Masalah atau kondisi akut perlu tindakan segera dalam satu jam kelahiran oleh tenaga di
kamar bersalin, misalkan bahaya bayi baru lahir tersebut seperti tidak bernafas, sesak
nafas, sianosisi sentral(kulit bayi), bayi berat lahir rendah (BBLR) < 2500 gram, letargis,
hipotermi atau stress dingin ( suhu aksila < 36,5̊c), dan kejang.
REFRENSI:

Dewi, VNL. 2013. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika.

Istiqamah D, 2019. Pendidikan Kesehatan Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir Sebagai Upaya
Pencegahan Morbiditas Dan Mortalitas Pada Bayi Baru Lahir. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Teknik(JPMT).2(1)23-26. [Internet]. Tersedia
pada:https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JPMT/article/view/5882/3961. [Diakses 11
Januari 2021].

Saifuddin, Abdul. Bari (ed). 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta: YBPSP.

Wahyuni, S. (2012). Asuhan Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta: EGC.

WHO, 2014. Maternal Mortality. World Health Organization; WHO. World Health
Statistics 2015

Anda mungkin juga menyukai